Moris berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, kamu belajar dengan baik di sana. Setelah kamu paham dengan cara kerja mengelola perusahaan, Ayah akan biarkan kamu ambil alih Grup Linggara.”Yunita juga tersenyum. Pandangannya tertuju pada luar jendela. “Ayah, terima kasih sudah memperkenalkanku dengan Tuan Jerry. Aku sangat puas terhadapnya.”Kalimat terakhir diucapkan dengan nada tersipu malu.Moris merasa kaget. “Kamu puas terhadapnya?” Sepertinya Moris mengerti maksud ucapan putrinya. Dia langsung tertawa. “Yunita memang sudah dewasa. Sudah saatnya untuk membahas soal pernikahan. Nanti, Ayah akan cari waktu untuk bahas masalah ini dengan Tuan Javier.”Wajah Yunita tampak merona. “Terima kasih, Ayah.”…Di lokasi syuting.Shinta terus menempel di sisi Jessie. Dia ingin meminta bimbingan dalam masalah syuting. Padahal waktu itu, Shinta terus melawan Jessie. Sekarang dia malah menempel di sisi Jessie. Shinta yang sekarang sungguh tidak mirip dengan Shinta yang dulu.“Jessie, semua ini
Tatapan Claire tertuju pada diri Dacia. “Bukannya kamu sudah janji akan memperkenalkan temanmu kepada Ibu? Ibu rasa kamu sudah melupakannya?”Tiba-tiba Jessie kepikiran. Dia segera membawa Dacia ke hadapan Claire. “Ibu, ini yang namanya Dacia.”Dacia merasa gugup. “Nyonya Claire.”Claire tersenyum. “Kamu nggak usah gugup. Aku juga nggak makan orang, kok. Dulu sewaktu Jessie di Negara Hyugana, dia selalu mengungkit namamu. Katanya, kamu sering membantunya. Jadi, aku ingin sekali bertemu denganmu.”Dacia menunduk. “Semua itu hanya masalah sepele saja. Nggak pantas untuk diungkit.”“Tapi nggak sepele bagiku.”Dacia merasa syok. Tatapannya berpapasan dengan tatapan Claire.Claire menatapnya. “Dulu Jessie masih nggak paham dengan realita dunia luar karena kami terlalu memanjakannya. Waktu itu, saat ingin menyekolahkan Jessie dan kakaknya ke luar negeri, aku selalu merasa nggak tenang. Aku takut sekali dia akan dimanfaatkan orang lain, seperti kejadian si Lisa.”“Tapi, kamu sudah banyak memb
Mulut Jerremy lebih parah daripada ayahnya. Setiap ucapan yang keluar dari mulut Jerremy membuat orang-orang ingin memukulnya. Hanya saja, dengan karakter Jerremy, Claire yakin dia tidak mungkin menyindir seorang gadis tanpa sebab.Waktu itu, Jerremy sangat membenci Lisa. Dia pun malas untuk menyindir, langsung mengabaikan Lisa. Kenyataan membuktikan Jerremy akan mengabaikan orang yang dibencinya. Sementara, beda cerita jika orang itu disindir oleh Jerremy.Dacia menyadari dirinya terus ditatap Claire. Seluruh bulu kuduknya berdiri. Dia merasa semakin tidak leluasa lagi.Awalnya hubungan Dacia dengan Jerremy boleh dikatakan tidak jelas. Mengenai masalah itu, Dacia juga tidak berharap ada yang mengetahuinya, terutama anggota Keluarga Fernando.Jessie memang berbaik hati ingin membantunya. Namun, bisa jadi nantinya Dacia dikira telah menyuruh Jessie untuk mengadu? Setidaknya Jerremy pasti akan beranggapan seperti itu.Setelah dipikir-pikir, sepertinya bagus juga seperti itu. Setidaknya D
Jerremy menyadari sesuatu, lalu terkekeh. “Sekarang Jessie sedang dalam puncak kariernya. Kalau dia tiba-tiba mengumumkan masalah pernikahannya, sepertinya akan berdampak terhadap kariernya?”Tiba-tiba Jessie merasa tidak senang. Dia mengesampingkan sendok garpunya. “Kata siapa nggak boleh mengumumkan pernikahan setelah masuk ke dunia hiburan? Paling-paling aku akan kehilangan penggemar saja! Aku juga nggak takut. Meski aku benar-benar menikah, semua itu juga bukan hambatan bagiku.”“Oh, jadi kenapa Jules tidak melamarmu? Jangan-jangan dia sudah menyesal?”Jessie menggertakkan giginya. Jerremy pasti sedang balas dendam karena Jessie telah mengadu. Sekarang dia mulai menyindir Jessie.Jessie menarik napas dalam-dalam, lalu memaksakan diri untuk tersenyum. “Kak Jerry-ku, daripada kamu habisin waktu untuk urusin aku, lebih baik kamu urus diri kamu sendiri saja. Dasar cowok lajang!”Jerremy sungguh gusar. “Kata siapa aku itu lajang?”Jessie membalas, “Memangnya bukan?” Usai berbicara, Jess
Jerremy mengangkat kepalanya. “Apa yang terjadi?”Edwin menurunkan ponselnya. Raut wajahnya kelihatan muram. “Tuan Jerry, kata agen properti, vila itu sudah terjual pada dua hari lalu.”Jerremy dan Edwin pergi ke kantor penjualan Kompleks Amara. Manajer departemen penjualan bergegas datang untuk menyambut. Setelah mengetahui kondisi, dia pun tersenyum.“Tuan Jerry, maaf sekali, karyawan kami lalai dalam bekerja. Itulah sebabnya bisa terjadi kekeliruan seperti itu.”Dua hari lalu, vila sudah terjual. Setelah melakukan serah terima, agen lupa mencabut iklan. Itulah sebabnya bisa terjadi kesalahpahaman.Jika orang itu adalah orang lain, manajer juga hanya cukup meminta maaf saja. Namun, orang itu adalah Jerremy yang susah diajak bicara.Jerremy duduk di sofa. Karyawan segera menuangkan teh untuknya. “Siapa yang beli?”Edwin menatap Jerremy dengan syok. Jangan-jangan dia ingin membeli vila yang sudah terjual itu?Manajer merasa canggung. “Emm, coba aku telepon untuk tanyakan masalah ini?”
Derrick menyerahkan ponsel kepada Jules. Jules mengangkatnya, “Tuan Jerry berhasil menebak, ya?”Jerremy menggertakkan giginya. “Jules, apa kamu sangat miskin? Sampai ingin memeras uangku?”Jules pun tertawa. “Aku penasaran seberapa sukanya Tuan Jerry terhadap vila ini. Kalau kamu tidak rela untuk mengeluarkan uang itu, kamu pun tidak bisa memiliki vila ini.”Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kelak kita akan sering bertemu. Aku rasa lebih baik kamu jaga sikapmu, biar hubungan kita bisa lebih harmonis.”Jules dapat memahami maksud dari ucapan Jerremy. Dia pun tertawa. “Semua ini tidak ada urusannya sama kamu. Semuanya tergantung dengan Jessie.”“Kamu jangan gunakan Jessie untuk menekanku.”“Apa Tuan Jerry ingin menghadiahkan vila ini kepada seseorang?”Jerremy tertegun sejenak. Raut wajahnya kelihatan tegang. “Tidak ada hubungannya sama kamu.”“Kalau begitu, tidak ada yang perlu dibicarakan lagi.” Jules langsung mengakhiri panggilan. Sepertinya dia bisa membayangkan betapa murungnya w
“Aku kira kamu kenapa, soalnya raut wajahmu kelihatan sangat nggak bagus.”“Ahh … begitu, ya?” Dacia spontan mengusap wajahnya. Tiba-tiba dia tertegun. Raut wajahnya tidak bagus? Jangan-jangan Dacia keberatan dengan berita yang beredar ini? Apa Dacia sedang bercanda?Jessie mengulurkan tangan untuk mengusap kening Dacia. “Apa kamu nggak enak badan?”Dacia merasa tidak berdaya. Dia mengesampingkan tangan Jessie. “Bukan, mungkin tidurku nggak lelap semalam. “Oh, ya, Kak Jerry-mu lagi mau beli vila, ya? Sepertinya dia sedang mempersiapkan pernikahannya?”“Aku sudah telepon dia tadi.” Jessie melipat kedua lengan di depan dada. “Mengagetkanku saja! Aku juga kirain dia bakal menikah.” Usai berbicara, Jessie bergumam, “Betul juga, sepertinya pria yang bermulut silet seperti kakakku memang ditakdirkan nggak bakal punya istri.”Ujung bibir Dacia berkedut. Kemudian, dia berkata, “Bukannya hubungan kakakmu dengan Nona Yunita cukup bagus? Bisa jadi dia akan jadi calon kakak iparmu?”“Yunita?” Jess
Dacia melewati sisi Jerremy. Jerremy malah mencengkeram lengan Dacia, lalu merengkuh Dacia ke dalam dekapannya. Saat ini, Dacia tak berhenti meronta. “Kamu mau ngapain lagi?”Jerremy menutup mulut Dacia, lalu memalingkan kepalanya. “Kamu pergi gosok gigi dulu, sebelum bicara sama aku.”Dacia terdiam membisu. Dia menepis tangan Jerremy, lalu berjalan ke dalam kamar mandi.Jerremy menekan-nekan keningnya. Jangan-jangan wanita ini mengira Jerremy merasa Jessie bisa mengadu karena disuruhnya? Entah apa yang ada di benak wanita ini?Dacia pergi menggosok gigi, lalu berjalan keluar kamar mandi. Saat ini, Jerremy sedang berdiri di depan jendela sembari menelepon. Jerremy dapat melihat pantulan bayangan Dacia dari dalam kaca. Dia mengakhiri panggilan, lalu membalikkan tubuhnya untuk melihat Dacia. “Sekarang sudah bisa bicara, ‘kan?”Dacia merasa syok. “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Jerremy berjalan ke sisinya. Dacia spontan melangkah mundur hingga punggungnya menempel ke sisi dinding. “Bica