Di dalam asrama.Jessie sedang berbaring di atas ranjang. Dia sedang mengirim pesan singkat kepada Jules.Setelah menunggu beberapa saat, Jessie masih tidak mendapat balasan dari Jules. Dia bolak-balik di atas ranjang sembari menatap ke atas langit-langit. Padahal mereka baru saja tidak bertemu beberapa hari, Jessie malah sudah merindukannya.Dacia baru saja kembali dari membeli camilan. Ketika menyadari pintu kamar Jessie terbuka, dia pun berjalan ke sisi pintu. “Lho, ternyata kamu di sini.”Jessie duduk di tempat. Dia melihat ada banyak kantongan plastik di tangan Dacia.“Aku beli kacang rebus. Kamu mau?”Mereka berdua duduk di sofa sembari menyantap kacang rebus. Tetiba Jessie kepikiran sesuatu, lalu memalingkan kepalanya untuk bertanya, “Apa belakangan ini Jules sibuk sekali?”Dacia pun tersenyum. “Kenapa kamu nggak tanya dia?”“Dia nggak balas pesanku.”“Ck, kamu memang wanita yang lagi terjerumus dalam kasmaran.” Dacia mengunyah kacang dengan menunduk. “Dia nggak ada kelas sore.
Sekretaris menggaruk pipinya. “Dia nggak mengatakannya. Tapi dia sudah menunggu cukup lama.”Jules langsung berdiri, lalu meninggalkan ruangan dengan buru-buru. Sekretaris dan Derrick juga lekas mengikuti langkahnya.Di lobi, Jessie yang sudah menunggu lama itu mulai mengantuk. Dia sudah tidak bisa menunggu lagi. Jadi, dia pun berdiri hendak meninggalkan tempat tanpa ragu sama sekali.Jessie berjalan keluar gedung, lalu melambaikan tangannya untuk menghentikan taksi. Tetiba ada seseorang mendekatinya dari belakang, lalu menariknya.Jessie yang ditarik itu langsung menabrak pelukan Jules. Dia sungguh merasa syok, spontan mendongakkan kepalanya. Sepertinya Jules berlari tadi. Buktinya napasnya terengah-engah. “Kenapa kamu tidak telepon aku?”“Kamu saja nggak balas pesanku. Bukannya kamu lagi rapat?” Jessie menunduk. “Aku takut akan mengganggu ….”Belum sempat Jessie menyelesaikan omongannya, Jules menekan Jessie di dalam pelukannya hingga tampak urat hijau menonjol di punggung tangannya.
“Oh ya?” Jules menunduk melihat daun telinga Jessie yang sudah memerah. “Sepertinya kamu lain di hati, lain di mulut?”Jessie membalikkan tubuhnya, lalu mendorong dada Jules. Dia tidak tahu ke mana matanya hendak menatap. “Bukannya kamu lagi sibuk?”Jules menempelkan kening di atas kepala Jessie. Napas hangat mengembus ke wajahnya. Rasanya hangat dan juga geli.Bulu mata Jessie bergetar. Detak jantungnya juga tidak karuan. Jessie kembali mendesak. “Kamu pergi sibuk sana.”Jules menatap reaksi polos Jessie. “Jessie ….” Suara Jules terdengar sangat menggoda.Jessie mengiakan. Belum sempat Jessie menunggu kalimat selanjutnya, tetiba bibirnya terasa hangat.Napas Jessie berhenti beberapa detik. Tangan yang diletakkan di depan dada Jules dikepal erat. Sepertinya Jessie semakin menyukai ciuman yang diberikan Jules. Ciuman itu terasa sangat memabukkan. Ketika menyadari Jessie kehabisan napas, Jules pun melepaskannya. Dia mengusap bibir Jessie. “Dasar bodoh, kenapa kamu tidak mengambil napas?
Jules kelihatan sangat memanjakannya. “Oke.”Jules menyuruh Derrick untuk membeli tiket. Kemudian, dia menggandeng Jessie untuk masuk ke dalam.Lampu warna-warni di luar jendela memantulkan cahaya ke sisi kaca. Kedua tangan Jessie menopang di sisi jendela. Seiring dengan berjalannya bianglala, hatinya semakin bergejolak dan kedua matanya tampak berkilauan.Pandangan Jules tertuju pada wajah indah Jessie. Dia seolah-olah tidak ingin menghancurkan keindahan di depan mata. Dia bahkan sudah merasa puas dengan melihat seperti ini.“Dengar-dengar, pasangan kekasih yang naik bianglala bersama bakal putus. Tapi kalau mereka berciuman di saat bianglala berada di titik paling atas, mereka pun akan bersama untuk selamanya. Apa benar seperti itu?” Jessie memalingkan kepala untuk melihatnya. Jules tidak percaya dengan legenda bianglala. Meskipun tidak ada legenda itu, dia juga akan bersama Jessie untuk selamanya. Namun, ketika melihat wajah yang sangat lugu itu, tenggorokan Jules mulai terasa keri
”Kamu bilang Charles sedang menargetkan adikku?”Jules membalas tatapan Jerremy. “Sekarang Keluarga Zirma sudah hancur. Dia hanya bisa mencari sandaran lain. Benn tidak bisa masuk ke dalam perangkapnya. Tapi jika dia bisa menjalin hubungan baik dengan Jessie, dia pun akan memiliki dukungan Keluarga Fernando yang tergolong sangat kokoh itu.”Benn tahu apa yang dipikirkan Charles. Dia pun tidak berani menargetkan Benn lagi. Sementara itu, Charles juga tidak pasti bisa membujuk Javier. Jika Charles menginginkan kedudukan tinggi, apalagi terlepas dari stigma anak haram keluarga kerajaan, satu-satunya cara adalah menyuruh Dacia untuk memanfaatkan Jessie.Jules mendekati Jerremy. “Dia tidak sanggup mendekati kalian dan Tuan Javier. Jadi, dia terpaksa turun tangan dari diri Jessie.”Jerremy menyipitkan matanya. “Maksudmu, Yale?” Tetiba Jerremy tertawa. “Jules, apa kamu tidak percaya dengan dirimu sendiri?”“Masalah ini bukan soal percaya atau tidak saja. Kamu juga mesti bersedia untuk merestu
Jessie mengangguk. “Aku mengerti.”“Pergi tidur sana.”Jessie memasuki vila. Dia menoleh sejenak untuk melirik Jerremy yang masih berdiri di tempat.…Keesokan harinya, Jessie sedang duduk di dalam aula sembari menyaksikan gladi resik mahasiswa lainnya.Saat Yale datang, dia membawakan minuman untuk teman-teman lainnya. Dia bersikap sangat ramah dan juga sungkan terhadap mahasiswa lainnya.Yale memegang sebotol minuman, lalu berjalan ke sisi Jessie. Yale duduk di sampingnya, lalu menyerahkan minuman kepadanya. “Baru kubeli.”Jessie menerimanya. “Terima kasih.” Hanya saja, Jessie tidak meminumnya. Dia meletakkan di sebelah kanannya, lalu lanjut menyaksikan latihan.Yale menatapnya. “Sepertinya kamu datang kepagian.”“Iya, biar aku bisa istirahat lebih awal.” Jessie memalingkan kepalanya dengan tersenyum. “Apa kamu sudah menemukan partnermu?”Yale mengangkat-angkat pundaknya. “Belum.”“Aku bisa rekomendasi partner buat kamu.” Senyuman di wajah Jessie sangat cerah. “Ada beberapa mahasiswi
Raut wajah wanita berambut merah seketika berubah. “Kamu ingin serahkan aku ke monster itu ….”“Siapa suruh kamu mirip dengan Sarah?” Charles mencekik leher si wanita dengan raut tak berekspresi. “Tuan Tom suka dengan wanita seksi, liar, dan menawan seperti kalian.”Wanita berambut merah duduk lemas di lantai. Charles melewati sisinya. “Beberapa hari ini aku akan aturkan jadwal operasi untukmu. Aku akan suruh dokter untuk melakukan operasi plastik agar wajahmu mirip dengan Sarah. Dalam waktu tiga bulan, aku percaya Tom pasti akan tertarik padamu.”Charles kembali ke vila di pinggiran kota. Saat memasuki ruang tamu, tampak Sarah sedang duduk di depan meja. Padahal ada banyak jenis sarapan disajikan di atas meja, sepertinya dia tidak memiliki selera makan, hanya meminum susu saja.Pelayan berjalan ke sisi Charles, lalu menunduk. “Tuan, Nona Sarah makan sarapan dengan patuh. Dia tidak melawan sama sekali.”Charles mengiakan. “Kalian pergi dulu.”Pelayan meninggalkan tempat. Charles berjal
Derrick melihat ke sisi Jules. Dia merasa sangat terkejut saat ini.Bukannya wanita berambut merah ini adalah Marry, model yang pernah diterpa gosip dengan Charles?Seingat Derrick, pada tahun lalu, Charles yang sedang berpacaran dengan Sarah tertangkap basah sedang berkencan dengan Marry di lapangan pacuan kuda luar negeri. Stanley juga merasa gusar setelah mendengar berita itu. Kemudian, Charles melakukan klarifikasi dan masalah pun tidak disorot media lagi.Jules meletakkan majalah di tangannya. “Apa dia ingin mengantarmu ke sisi Tuan Tom?”Marry mengangguk dengan panik. “Dia ingin aku melakukan operasi plastik supaya wajahku mirip dengan Sarah. Tapi aku tahu aku pasti akan mati kalau jatuh ke tangan Tom.”Jules menyipitkan matanya. Dia berpikir beberapa detik, lalu berdiri. “Kapan dia akan menjalankan rencananya?”Marry menggigit bibir bawahnya. “Dia sudah mengaturkan dokter untukku. Katanya,, aku hanya perlu menunggu tiga bulan lagi.”“Kamu ikuti dulu apa katanya.”“Apa?” Raut waj
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di