Raut wajah wanita berambut merah seketika berubah. “Kamu ingin serahkan aku ke monster itu ….”“Siapa suruh kamu mirip dengan Sarah?” Charles mencekik leher si wanita dengan raut tak berekspresi. “Tuan Tom suka dengan wanita seksi, liar, dan menawan seperti kalian.”Wanita berambut merah duduk lemas di lantai. Charles melewati sisinya. “Beberapa hari ini aku akan aturkan jadwal operasi untukmu. Aku akan suruh dokter untuk melakukan operasi plastik agar wajahmu mirip dengan Sarah. Dalam waktu tiga bulan, aku percaya Tom pasti akan tertarik padamu.”Charles kembali ke vila di pinggiran kota. Saat memasuki ruang tamu, tampak Sarah sedang duduk di depan meja. Padahal ada banyak jenis sarapan disajikan di atas meja, sepertinya dia tidak memiliki selera makan, hanya meminum susu saja.Pelayan berjalan ke sisi Charles, lalu menunduk. “Tuan, Nona Sarah makan sarapan dengan patuh. Dia tidak melawan sama sekali.”Charles mengiakan. “Kalian pergi dulu.”Pelayan meninggalkan tempat. Charles berjal
Derrick melihat ke sisi Jules. Dia merasa sangat terkejut saat ini.Bukannya wanita berambut merah ini adalah Marry, model yang pernah diterpa gosip dengan Charles?Seingat Derrick, pada tahun lalu, Charles yang sedang berpacaran dengan Sarah tertangkap basah sedang berkencan dengan Marry di lapangan pacuan kuda luar negeri. Stanley juga merasa gusar setelah mendengar berita itu. Kemudian, Charles melakukan klarifikasi dan masalah pun tidak disorot media lagi.Jules meletakkan majalah di tangannya. “Apa dia ingin mengantarmu ke sisi Tuan Tom?”Marry mengangguk dengan panik. “Dia ingin aku melakukan operasi plastik supaya wajahku mirip dengan Sarah. Tapi aku tahu aku pasti akan mati kalau jatuh ke tangan Tom.”Jules menyipitkan matanya. Dia berpikir beberapa detik, lalu berdiri. “Kapan dia akan menjalankan rencananya?”Marry menggigit bibir bawahnya. “Dia sudah mengaturkan dokter untukku. Katanya,, aku hanya perlu menunggu tiga bulan lagi.”“Kamu ikuti dulu apa katanya.”“Apa?” Raut waj
Yale langsung memapahnya. “Jessie ….”Jessie menepis tangan Yale, tetapi dia menyadari dirinya tidak memiliki tenaga sama sekali. Yale pun merangkul pundak Jessie. “Sepertinya kamu kecapekan. Aku akan bawa kamu pergi istirahat.”Ada teman yang merasa aneh dengan Jessie. Dia maju untuk bertanya, tetapi Yale malah menjawab, “Mungkin dia lagi tidak enak badan. Aku akan bawa dia ke klinik.”Teman-teman lainnya juga tidak merasa curiga sama sekali.Tetiba Jessie menggunakan sisa tenaganya untuk mendorong Yale. Lututnya tanpa sengaja menabrak ujung kursi. Jessie pun merintih kesakitan. Rasa sakit itu membuat Jessie berusaha untuk menyadarkan dirinya. Tanpa memedulikan buku skenario di lantai, Jessie langsung berlari keluar.Yale memungut buku skenario. “Aku pergi lihat dia dulu.”Para teman pun saling bertukar pandang.Jessie bersandar di dinding. Dia merasa sangat kliyengan saat ini. Demi mempertahankan kesadarannya, dia memukul-mukul kepalanya. Aliran darah bergerak dengan cepat. Bahkan, j
Pada saat ini, tiba-tiba pintu ruangan didobrak. Yale spontan menoleh. Belum sempat dia merespons, tetiba wajahnya ditinju hingga dia jatuh ke samping.Jerremy tidak memberi Yale kesempatan untuk bernapas sama sekali. Dia langsung mencengkeram kerah pakaian Yale, lalu tak berhenti meninjunya. “Apa kamu cari mati? Kamu malah berani menyentuhnya!”Saat Dacia berlari ke dalam ruangan, tampak Jerremy sedang duduk di atas tubuh Yale sembari menggebukinya. Dia tidak menghiraukan mereka, langsung melihat ke sisi Jessie.Dacia menyadari ada yang aneh dengan Jessie. Dia segera memapah Jessie, lalu menepuk-nepuk wajah Jessie. “Jessie!”“Jangan pukul lagi! Coba lihat Jessie dulu!” jerit Dacia.Tinjuan Jerremy berhenti di udara. Dia melepaskan orang di lantai. Saat berdiri, tak lupa Jerremy menendang Yale, lalu menunjuknya. “Kalau terjadi apa-apa sama dia, bukan hanya kamu saja, aku juga akan beri pelajaran terhadap Charles.”Yale berdeham. Dia mengusap darah yang mengalir dari hidungnya. Hampir s
Jessie menunduk. “Sudah baikan.”“Untung saja kakakmu datang tepat pada waktunya. Gimana kamu bisa minum obat itu? Apa kamu masih ingat?” tanya Dacia.Jessie merasa kaget. “Obat?” Dia sungguh tidak tahu apa yang telah terjadi pada dirinya. Sepertinya dia tidak makan apa-apa, hanya minum sebotol Coca Cola saja ….Tetiba Jessie terbengong. Jangan-jangan Coca Cola itu bermasalah?Dacia menatapnya. “Apa kamu mengingatnya?”“Aku … aku hanya minum sebotol Coca Cola. Tapi minuman itu bukan pemberian Yale. Setiap orang di aula juga dibagikan Coca Cola.” Padahal Jessie sudah sangat mewaspadai Yale. Dia pun tidak minum botol air pemberian Yale waktu itu. Namun, mengenai masalah Coca Cola, teman-teman lainnya juga dibagikan minuman yang sama. Itulah sebabnya Jessie bisa meminumnya.Sepertinya Dacia sudah mengerti. Ada masalah dengan botol Coca Cola itu.“Oh ya, Yale, dia ….” Jessie ingin menanyakan sesuatu, tetapi dia tidak bisa melontarkannya.Jujur saja, Jessie sungguh kecewa dengan Yale. Yale
Si lelaki berpakaian hitam mengerahkan tenaganya untuk mencabut kuku. Saking kuatnya tenaga si lelaki berpakaian hitam itu, bahkan daging di jari-jari Yale juga ikut tercabut. Darah memuncrat ke wajah si lelaki.Yale menjerit dengan histeris. Kedua matanya kelihatan sangat merah. Urat hijau di ujung keningnya juga kelihatan sangat menonjol. Keringat dan darah bercampur aduk di sekujur tubuh Yale.Saat kuku kelima dicabut, Yale yang kesakitan itu kehilangan kesadarannya. “Siram dan bangunkan dia. Lanjut!” Jules lalu berdiri. “Bungkus kelima kuku itu dan hadiahkan kepada Charles. Bilang saja, itu hadiah dariku.”Setelah itu, Jules pun meninggalkan tempat.Keesokan harinya, saat Charles menerima “hadiah”, dia spontan kelihatan muram.Pelayan mengangkat kepala dengan perlahan. “Tuan Muda, katanya kuku-kuku ini milik Yale. Yale lagi ada di tangan Jules sekarang. Sepertinya nyawanya tidak akan panjang lagi.”Charles sungguh merasa marah. “Sepertinya dia masih belum membocorkan rencanaku. Se
”Jadi?” Jerremy kembali menunjukkan sikap dinginnya. “Selain kamu, masih ada siapa lagi di sini?”Dacia pun tertawa. “Kamu sungkan juga, ya. Seandainya terjadi apa-apa dengan Jessie, aku pun nggak ada cara untuk jelasin sama Jules.”Usai berbicara, Dacia mengamati Jerremy sekilas. “Kamu itu kakaknya Jessie, tapi kamu malah lalai.”Raut wajah Jerremy sangat muram. Belum sempat Jerremy berbicara, Dacia langsung meninggalkan tempat.Jessie berjalan menuruni tangga. Saat menyadari Jerremy sedang membuka sepatunya, Jessie langsung mendekatinya. “Kak.”Jerremy bertanya, “Di mana pelayan?”Jessie membalas dengan tersenyum, “Hari ini anaknya lagi sakit. Jadi, aku suruh dia pulang untuk jaga anaknya.”“Kamu sudah makan siang?”Jessie melihat Jerremy sedang melipat lengan pakaiannya. Dia pun bertanya, “Kakak mau masak?”Jerremy mencuci tangannya. “Kalau bukan aku, apa kamu yang masak?”Dulu ketika ada Jodhiva, dia akan memasak untuk adik-adiknya. Jodhiva sama seperti ayah mereka yang jago memasa
Marry sedang berbaring di atas ranjang dengan wajah masih dibaluti perban. Dia berlagak marah. “Sakit sekali! Sekarang wajahku pasti masih bengkak.”“Semuanya akan membaik dalam beberapa bulan ini.” Charles memegang punggung tangan Marry. “Kamu tenang saja. Tuan Tom tidak akan cepat bosan dengan wajahmu ini.”Bola mata Marry berputar. “Gimana kalau dia bosan?”Charles pun tersenyum. “Kalau dia bosan, aku akan suruh anggotaku untuk menjemputmu.”“Serius?”“Emm, kamu istirahat dulu.” Charles berjalan ke sisi pintu. Pada saat ini, bawahannya berhenti di sisinya.“Tuan Muda.” Entah apa yang dibisikan bawahan di telinga Charles. Raut wajahnya seketika menjadi serius. Dia tidak menghiraukan wanita di dalam kamar pasien, lalu membawa anggotanya meninggalkan tempat.Setelah mereka pergi, Marry mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan kepada Jules. Kemudian, dia segera menghapus pesan tersebut.Di sisi lain, Jules menerima pesan masuk dari Marry. Dia melirik sekilas, lalu memasukkan ponsel k
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun
“Aku mengerti perasaan kamu ingin membantunya.” Diago mengenakan kacamatanya, lalu membereskan dokumen di atas meja. “Hanya saja, kalau kamu terlibat dalam masalah ini, nantinya malah akan mendatangkan kerepotan untukmu.”Dacia mengangguk. “Aku mengerti. Seorang tahanan diracuni di dalam tahanan. Pasti ada orang kuat di belakangnya. Tapi kekuatan orang itu akan mendatangkan ancaman bagi keluarga kerajaan.”Pengawasan di penjara sangat ketat. Jika ingin berbuat hingga tahap seperti ini, meski ada mata-mata di dalam, orang biasa juga tidak sanggup untuk melakukannya.Lagi pula, jika masalah pembunuhan di dalam penjara diselidiki, pasti akan mendatangkan kerepotan yang sangat besar. Hanya saja, berhubung orang itu berani melakukannya, dia pasti punya cara untuk menyingkirkan kerepotan.Sepasang tangan Diago saling bertautan. Dia pun bertanya, “Apa kamu sudah memutuskannya?”Dacia membalas dengan serius, “Sudah. Meskipun aku nggak bisa menduga siapa orang di belakang masalah ini, setidakn
“Aku juga berharap seperti itu.” Jules meletakkan cangkir teh, lalu berdiri. Dia mengancingi lengan pakaiannya dengan perlahan, lalu meninggalkan tempat.Reyhan menatap bayangan punggung Jules yang semakin menjauh dengan mengepal erat tangannya.Pengurus rumah menghela napas lega, hanya saja dia masih saja merasa trauma. “Tuan, apa yang harus kita lakukan kali ini ….”Reyhan berhenti di samping tubuh pengurus rumah, lalu memperingatinya, “Ini masalahmu. Pikirkan cara untuk selesaikan masalah ini. Kalau kamu tidak berhasil menyelesaikannya, aku akan habisi kamu.”Raut wajah pengurus rumah kelihatan panik. Dia tidak berani bersuara.Derrick yang sedang berdiri di depan pintu melihat Jules berjalan keluar Kediaman Keluarga Taylor. Dia membukakan pintu mobil belakang mempersilakan Jules ke dalam. Setelah mereka berdua memasuki mobil, Derrick langsung mengendarai mobil meninggalkan tempat.Di tengah jalan, Derrick melihat ke kaca spion luar jendela. “Tuan Muda, kunjunganmu kali ini pasti ak
Di Kediaman Keluarga Taylor.Sissae membuang makanan yang diantar pelayan. “Keluar! Keluar kalian semua!”Reyhan dan Risella sedang berdiri di depan pintu kamar. Ketika melihat makanan berantakan di atas lantai, Reyhan mengerutkan keningnya. Dia menyuruh pelayan untuk meninggalkan ruangan.Risella berjalan ke dalam kamar, lalu duduk di samping ranjang. Dia menatap wajah putrinya yang masih membengkak itu. “Sissae, kamu tenangkan dirimu dulu.”“Bagaimana aku bisa tenang? Wanita murahan itu suruh anggotanya untuk pukul aku. Dia bahkan berani suruh pengawal murahannya untuk turun tangan sama aku!”Sissae tidak pernah merasa dihina seperti ini. Wajar jika dia merasa sangat murka.Reyhan berjalan ke dalam kamar. Raut wajahnya kelihatan muram. “Aku rasa kamu masih belum belajar dari pengalaman sebelumnya. Sissae, kalau kamu berani bersikap semena-mena lagi, aku akan usir kamu dari rumah!”Mata Sissae langsung memerah. Padahal dia telah dipukul, Reyhan bukannya menghiburnya, melainkan malah m
Tatapan Jules menjadi serius. “Sepertinya pelajaran yang kuberikan terlalu ringan. Dia masih saja berani berulah.”Seandainya bukan karena Jules mengutus pengawal untuk mengikuti Jessie, sepertinya Sissae pasti akan turun tangan terhadap Jessie.“Nona Sissae bisa bersikap arogan juga karena mengandalkan ayahnya. Semua itu juga karena Keluarga Taylor.” Filbert paham bagaimanapun ada banyak anak yang bersikap semena-mena karena mengandalkan kekuatan keluarganya.Jules memutar pena di tangannya. Pada saat ini, Jules menerima pesan singkat dari Derrick.Di sisi lain, Derrick melakukan pengejaran ke sisi dua pengawal berpakaian hitam. Hanya saja, mereka menghilang di dalam kerumunan.Derrick berdecak sembari menggertakkan giginya. Dia segera kembali ke lokasi untuk memeriksa Brayden yang tertembak. Peluru menembus di bagian dadanya. Dia melebarkan matanya yang kosong itu. Brayden juga sudah kehabisan napasnya.Derrick segera lapor polisi.Derrick mengikuti polisi untuk memberi pernyataan di