Semua busana dibuat oleh desainer ternama dan merupakan edisi terbatas. Sebelum kondisi keluarga Sarah melarat, Sarah tidak suka ada yang menyentuh pakaiannya. Saat menghadiri acara, dia pun akan merasa kesal apabila ada selebritas yang tidak sengaja menginjak kaki gaunnya.Sarah tidak membalas sama sekali, melainkan terus mengoyak pakaiannya.Charles berdiri, lalu mengibaskan tangannya untuk memanggil pelayan. “Bawa dia untuk mandi.”Pelayan berjalan maju untuk menarik Sarah. Namun, reaksi Sarah sangatlah besar. Dia meronta dengan gilanya. “Awas! Jangan sentuh aku!”Alhasil, pelayan juga kehabisan akal.Charles melipat lengan kemejanya, lalu maju untuk menjambak rambut Sarah. Dia menyeret Sarah ke depan kolam renang, kemudian menekannya kepalanya ke dalam kolam. Sarah kesulitan untuk bernapas dan tidak berhenti meronta.Orang di samping juga tidak berani untuk menghalanginya.Ketika menyadari Sarah tidak meronta lagi, Charles pun menariknya untuk berdiri. Sarah terbatuk-batuk sembari
Di dalam asrama.Jessie sedang berbaring di atas ranjang. Dia sedang mengirim pesan singkat kepada Jules.Setelah menunggu beberapa saat, Jessie masih tidak mendapat balasan dari Jules. Dia bolak-balik di atas ranjang sembari menatap ke atas langit-langit. Padahal mereka baru saja tidak bertemu beberapa hari, Jessie malah sudah merindukannya.Dacia baru saja kembali dari membeli camilan. Ketika menyadari pintu kamar Jessie terbuka, dia pun berjalan ke sisi pintu. “Lho, ternyata kamu di sini.”Jessie duduk di tempat. Dia melihat ada banyak kantongan plastik di tangan Dacia.“Aku beli kacang rebus. Kamu mau?”Mereka berdua duduk di sofa sembari menyantap kacang rebus. Tetiba Jessie kepikiran sesuatu, lalu memalingkan kepalanya untuk bertanya, “Apa belakangan ini Jules sibuk sekali?”Dacia pun tersenyum. “Kenapa kamu nggak tanya dia?”“Dia nggak balas pesanku.”“Ck, kamu memang wanita yang lagi terjerumus dalam kasmaran.” Dacia mengunyah kacang dengan menunduk. “Dia nggak ada kelas sore.
Sekretaris menggaruk pipinya. “Dia nggak mengatakannya. Tapi dia sudah menunggu cukup lama.”Jules langsung berdiri, lalu meninggalkan ruangan dengan buru-buru. Sekretaris dan Derrick juga lekas mengikuti langkahnya.Di lobi, Jessie yang sudah menunggu lama itu mulai mengantuk. Dia sudah tidak bisa menunggu lagi. Jadi, dia pun berdiri hendak meninggalkan tempat tanpa ragu sama sekali.Jessie berjalan keluar gedung, lalu melambaikan tangannya untuk menghentikan taksi. Tetiba ada seseorang mendekatinya dari belakang, lalu menariknya.Jessie yang ditarik itu langsung menabrak pelukan Jules. Dia sungguh merasa syok, spontan mendongakkan kepalanya. Sepertinya Jules berlari tadi. Buktinya napasnya terengah-engah. “Kenapa kamu tidak telepon aku?”“Kamu saja nggak balas pesanku. Bukannya kamu lagi rapat?” Jessie menunduk. “Aku takut akan mengganggu ….”Belum sempat Jessie menyelesaikan omongannya, Jules menekan Jessie di dalam pelukannya hingga tampak urat hijau menonjol di punggung tangannya.
“Oh ya?” Jules menunduk melihat daun telinga Jessie yang sudah memerah. “Sepertinya kamu lain di hati, lain di mulut?”Jessie membalikkan tubuhnya, lalu mendorong dada Jules. Dia tidak tahu ke mana matanya hendak menatap. “Bukannya kamu lagi sibuk?”Jules menempelkan kening di atas kepala Jessie. Napas hangat mengembus ke wajahnya. Rasanya hangat dan juga geli.Bulu mata Jessie bergetar. Detak jantungnya juga tidak karuan. Jessie kembali mendesak. “Kamu pergi sibuk sana.”Jules menatap reaksi polos Jessie. “Jessie ….” Suara Jules terdengar sangat menggoda.Jessie mengiakan. Belum sempat Jessie menunggu kalimat selanjutnya, tetiba bibirnya terasa hangat.Napas Jessie berhenti beberapa detik. Tangan yang diletakkan di depan dada Jules dikepal erat. Sepertinya Jessie semakin menyukai ciuman yang diberikan Jules. Ciuman itu terasa sangat memabukkan. Ketika menyadari Jessie kehabisan napas, Jules pun melepaskannya. Dia mengusap bibir Jessie. “Dasar bodoh, kenapa kamu tidak mengambil napas?
Jules kelihatan sangat memanjakannya. “Oke.”Jules menyuruh Derrick untuk membeli tiket. Kemudian, dia menggandeng Jessie untuk masuk ke dalam.Lampu warna-warni di luar jendela memantulkan cahaya ke sisi kaca. Kedua tangan Jessie menopang di sisi jendela. Seiring dengan berjalannya bianglala, hatinya semakin bergejolak dan kedua matanya tampak berkilauan.Pandangan Jules tertuju pada wajah indah Jessie. Dia seolah-olah tidak ingin menghancurkan keindahan di depan mata. Dia bahkan sudah merasa puas dengan melihat seperti ini.“Dengar-dengar, pasangan kekasih yang naik bianglala bersama bakal putus. Tapi kalau mereka berciuman di saat bianglala berada di titik paling atas, mereka pun akan bersama untuk selamanya. Apa benar seperti itu?” Jessie memalingkan kepala untuk melihatnya. Jules tidak percaya dengan legenda bianglala. Meskipun tidak ada legenda itu, dia juga akan bersama Jessie untuk selamanya. Namun, ketika melihat wajah yang sangat lugu itu, tenggorokan Jules mulai terasa keri
”Kamu bilang Charles sedang menargetkan adikku?”Jules membalas tatapan Jerremy. “Sekarang Keluarga Zirma sudah hancur. Dia hanya bisa mencari sandaran lain. Benn tidak bisa masuk ke dalam perangkapnya. Tapi jika dia bisa menjalin hubungan baik dengan Jessie, dia pun akan memiliki dukungan Keluarga Fernando yang tergolong sangat kokoh itu.”Benn tahu apa yang dipikirkan Charles. Dia pun tidak berani menargetkan Benn lagi. Sementara itu, Charles juga tidak pasti bisa membujuk Javier. Jika Charles menginginkan kedudukan tinggi, apalagi terlepas dari stigma anak haram keluarga kerajaan, satu-satunya cara adalah menyuruh Dacia untuk memanfaatkan Jessie.Jules mendekati Jerremy. “Dia tidak sanggup mendekati kalian dan Tuan Javier. Jadi, dia terpaksa turun tangan dari diri Jessie.”Jerremy menyipitkan matanya. “Maksudmu, Yale?” Tetiba Jerremy tertawa. “Jules, apa kamu tidak percaya dengan dirimu sendiri?”“Masalah ini bukan soal percaya atau tidak saja. Kamu juga mesti bersedia untuk merestu
Jessie mengangguk. “Aku mengerti.”“Pergi tidur sana.”Jessie memasuki vila. Dia menoleh sejenak untuk melirik Jerremy yang masih berdiri di tempat.…Keesokan harinya, Jessie sedang duduk di dalam aula sembari menyaksikan gladi resik mahasiswa lainnya.Saat Yale datang, dia membawakan minuman untuk teman-teman lainnya. Dia bersikap sangat ramah dan juga sungkan terhadap mahasiswa lainnya.Yale memegang sebotol minuman, lalu berjalan ke sisi Jessie. Yale duduk di sampingnya, lalu menyerahkan minuman kepadanya. “Baru kubeli.”Jessie menerimanya. “Terima kasih.” Hanya saja, Jessie tidak meminumnya. Dia meletakkan di sebelah kanannya, lalu lanjut menyaksikan latihan.Yale menatapnya. “Sepertinya kamu datang kepagian.”“Iya, biar aku bisa istirahat lebih awal.” Jessie memalingkan kepalanya dengan tersenyum. “Apa kamu sudah menemukan partnermu?”Yale mengangkat-angkat pundaknya. “Belum.”“Aku bisa rekomendasi partner buat kamu.” Senyuman di wajah Jessie sangat cerah. “Ada beberapa mahasiswi
Raut wajah wanita berambut merah seketika berubah. “Kamu ingin serahkan aku ke monster itu ….”“Siapa suruh kamu mirip dengan Sarah?” Charles mencekik leher si wanita dengan raut tak berekspresi. “Tuan Tom suka dengan wanita seksi, liar, dan menawan seperti kalian.”Wanita berambut merah duduk lemas di lantai. Charles melewati sisinya. “Beberapa hari ini aku akan aturkan jadwal operasi untukmu. Aku akan suruh dokter untuk melakukan operasi plastik agar wajahmu mirip dengan Sarah. Dalam waktu tiga bulan, aku percaya Tom pasti akan tertarik padamu.”Charles kembali ke vila di pinggiran kota. Saat memasuki ruang tamu, tampak Sarah sedang duduk di depan meja. Padahal ada banyak jenis sarapan disajikan di atas meja, sepertinya dia tidak memiliki selera makan, hanya meminum susu saja.Pelayan berjalan ke sisi Charles, lalu menunduk. “Tuan, Nona Sarah makan sarapan dengan patuh. Dia tidak melawan sama sekali.”Charles mengiakan. “Kalian pergi dulu.”Pelayan meninggalkan tempat. Charles berjal