Jules kelihatan sangat memanjakannya. “Oke.”Jules menyuruh Derrick untuk membeli tiket. Kemudian, dia menggandeng Jessie untuk masuk ke dalam.Lampu warna-warni di luar jendela memantulkan cahaya ke sisi kaca. Kedua tangan Jessie menopang di sisi jendela. Seiring dengan berjalannya bianglala, hatinya semakin bergejolak dan kedua matanya tampak berkilauan.Pandangan Jules tertuju pada wajah indah Jessie. Dia seolah-olah tidak ingin menghancurkan keindahan di depan mata. Dia bahkan sudah merasa puas dengan melihat seperti ini.“Dengar-dengar, pasangan kekasih yang naik bianglala bersama bakal putus. Tapi kalau mereka berciuman di saat bianglala berada di titik paling atas, mereka pun akan bersama untuk selamanya. Apa benar seperti itu?” Jessie memalingkan kepala untuk melihatnya. Jules tidak percaya dengan legenda bianglala. Meskipun tidak ada legenda itu, dia juga akan bersama Jessie untuk selamanya. Namun, ketika melihat wajah yang sangat lugu itu, tenggorokan Jules mulai terasa keri
”Kamu bilang Charles sedang menargetkan adikku?”Jules membalas tatapan Jerremy. “Sekarang Keluarga Zirma sudah hancur. Dia hanya bisa mencari sandaran lain. Benn tidak bisa masuk ke dalam perangkapnya. Tapi jika dia bisa menjalin hubungan baik dengan Jessie, dia pun akan memiliki dukungan Keluarga Fernando yang tergolong sangat kokoh itu.”Benn tahu apa yang dipikirkan Charles. Dia pun tidak berani menargetkan Benn lagi. Sementara itu, Charles juga tidak pasti bisa membujuk Javier. Jika Charles menginginkan kedudukan tinggi, apalagi terlepas dari stigma anak haram keluarga kerajaan, satu-satunya cara adalah menyuruh Dacia untuk memanfaatkan Jessie.Jules mendekati Jerremy. “Dia tidak sanggup mendekati kalian dan Tuan Javier. Jadi, dia terpaksa turun tangan dari diri Jessie.”Jerremy menyipitkan matanya. “Maksudmu, Yale?” Tetiba Jerremy tertawa. “Jules, apa kamu tidak percaya dengan dirimu sendiri?”“Masalah ini bukan soal percaya atau tidak saja. Kamu juga mesti bersedia untuk merestu
Jessie mengangguk. “Aku mengerti.”“Pergi tidur sana.”Jessie memasuki vila. Dia menoleh sejenak untuk melirik Jerremy yang masih berdiri di tempat.…Keesokan harinya, Jessie sedang duduk di dalam aula sembari menyaksikan gladi resik mahasiswa lainnya.Saat Yale datang, dia membawakan minuman untuk teman-teman lainnya. Dia bersikap sangat ramah dan juga sungkan terhadap mahasiswa lainnya.Yale memegang sebotol minuman, lalu berjalan ke sisi Jessie. Yale duduk di sampingnya, lalu menyerahkan minuman kepadanya. “Baru kubeli.”Jessie menerimanya. “Terima kasih.” Hanya saja, Jessie tidak meminumnya. Dia meletakkan di sebelah kanannya, lalu lanjut menyaksikan latihan.Yale menatapnya. “Sepertinya kamu datang kepagian.”“Iya, biar aku bisa istirahat lebih awal.” Jessie memalingkan kepalanya dengan tersenyum. “Apa kamu sudah menemukan partnermu?”Yale mengangkat-angkat pundaknya. “Belum.”“Aku bisa rekomendasi partner buat kamu.” Senyuman di wajah Jessie sangat cerah. “Ada beberapa mahasiswi
Raut wajah wanita berambut merah seketika berubah. “Kamu ingin serahkan aku ke monster itu ….”“Siapa suruh kamu mirip dengan Sarah?” Charles mencekik leher si wanita dengan raut tak berekspresi. “Tuan Tom suka dengan wanita seksi, liar, dan menawan seperti kalian.”Wanita berambut merah duduk lemas di lantai. Charles melewati sisinya. “Beberapa hari ini aku akan aturkan jadwal operasi untukmu. Aku akan suruh dokter untuk melakukan operasi plastik agar wajahmu mirip dengan Sarah. Dalam waktu tiga bulan, aku percaya Tom pasti akan tertarik padamu.”Charles kembali ke vila di pinggiran kota. Saat memasuki ruang tamu, tampak Sarah sedang duduk di depan meja. Padahal ada banyak jenis sarapan disajikan di atas meja, sepertinya dia tidak memiliki selera makan, hanya meminum susu saja.Pelayan berjalan ke sisi Charles, lalu menunduk. “Tuan, Nona Sarah makan sarapan dengan patuh. Dia tidak melawan sama sekali.”Charles mengiakan. “Kalian pergi dulu.”Pelayan meninggalkan tempat. Charles berjal
Derrick melihat ke sisi Jules. Dia merasa sangat terkejut saat ini.Bukannya wanita berambut merah ini adalah Marry, model yang pernah diterpa gosip dengan Charles?Seingat Derrick, pada tahun lalu, Charles yang sedang berpacaran dengan Sarah tertangkap basah sedang berkencan dengan Marry di lapangan pacuan kuda luar negeri. Stanley juga merasa gusar setelah mendengar berita itu. Kemudian, Charles melakukan klarifikasi dan masalah pun tidak disorot media lagi.Jules meletakkan majalah di tangannya. “Apa dia ingin mengantarmu ke sisi Tuan Tom?”Marry mengangguk dengan panik. “Dia ingin aku melakukan operasi plastik supaya wajahku mirip dengan Sarah. Tapi aku tahu aku pasti akan mati kalau jatuh ke tangan Tom.”Jules menyipitkan matanya. Dia berpikir beberapa detik, lalu berdiri. “Kapan dia akan menjalankan rencananya?”Marry menggigit bibir bawahnya. “Dia sudah mengaturkan dokter untukku. Katanya,, aku hanya perlu menunggu tiga bulan lagi.”“Kamu ikuti dulu apa katanya.”“Apa?” Raut waj
Yale langsung memapahnya. “Jessie ….”Jessie menepis tangan Yale, tetapi dia menyadari dirinya tidak memiliki tenaga sama sekali. Yale pun merangkul pundak Jessie. “Sepertinya kamu kecapekan. Aku akan bawa kamu pergi istirahat.”Ada teman yang merasa aneh dengan Jessie. Dia maju untuk bertanya, tetapi Yale malah menjawab, “Mungkin dia lagi tidak enak badan. Aku akan bawa dia ke klinik.”Teman-teman lainnya juga tidak merasa curiga sama sekali.Tetiba Jessie menggunakan sisa tenaganya untuk mendorong Yale. Lututnya tanpa sengaja menabrak ujung kursi. Jessie pun merintih kesakitan. Rasa sakit itu membuat Jessie berusaha untuk menyadarkan dirinya. Tanpa memedulikan buku skenario di lantai, Jessie langsung berlari keluar.Yale memungut buku skenario. “Aku pergi lihat dia dulu.”Para teman pun saling bertukar pandang.Jessie bersandar di dinding. Dia merasa sangat kliyengan saat ini. Demi mempertahankan kesadarannya, dia memukul-mukul kepalanya. Aliran darah bergerak dengan cepat. Bahkan, j
Pada saat ini, tiba-tiba pintu ruangan didobrak. Yale spontan menoleh. Belum sempat dia merespons, tetiba wajahnya ditinju hingga dia jatuh ke samping.Jerremy tidak memberi Yale kesempatan untuk bernapas sama sekali. Dia langsung mencengkeram kerah pakaian Yale, lalu tak berhenti meninjunya. “Apa kamu cari mati? Kamu malah berani menyentuhnya!”Saat Dacia berlari ke dalam ruangan, tampak Jerremy sedang duduk di atas tubuh Yale sembari menggebukinya. Dia tidak menghiraukan mereka, langsung melihat ke sisi Jessie.Dacia menyadari ada yang aneh dengan Jessie. Dia segera memapah Jessie, lalu menepuk-nepuk wajah Jessie. “Jessie!”“Jangan pukul lagi! Coba lihat Jessie dulu!” jerit Dacia.Tinjuan Jerremy berhenti di udara. Dia melepaskan orang di lantai. Saat berdiri, tak lupa Jerremy menendang Yale, lalu menunjuknya. “Kalau terjadi apa-apa sama dia, bukan hanya kamu saja, aku juga akan beri pelajaran terhadap Charles.”Yale berdeham. Dia mengusap darah yang mengalir dari hidungnya. Hampir s
Jessie menunduk. “Sudah baikan.”“Untung saja kakakmu datang tepat pada waktunya. Gimana kamu bisa minum obat itu? Apa kamu masih ingat?” tanya Dacia.Jessie merasa kaget. “Obat?” Dia sungguh tidak tahu apa yang telah terjadi pada dirinya. Sepertinya dia tidak makan apa-apa, hanya minum sebotol Coca Cola saja ….Tetiba Jessie terbengong. Jangan-jangan Coca Cola itu bermasalah?Dacia menatapnya. “Apa kamu mengingatnya?”“Aku … aku hanya minum sebotol Coca Cola. Tapi minuman itu bukan pemberian Yale. Setiap orang di aula juga dibagikan Coca Cola.” Padahal Jessie sudah sangat mewaspadai Yale. Dia pun tidak minum botol air pemberian Yale waktu itu. Namun, mengenai masalah Coca Cola, teman-teman lainnya juga dibagikan minuman yang sama. Itulah sebabnya Jessie bisa meminumnya.Sepertinya Dacia sudah mengerti. Ada masalah dengan botol Coca Cola itu.“Oh ya, Yale, dia ….” Jessie ingin menanyakan sesuatu, tetapi dia tidak bisa melontarkannya.Jujur saja, Jessie sungguh kecewa dengan Yale. Yale