Share

Bab 143

Penulis: Daun Jahe
Jerry berkata, “Oh.” Kemudian, dia berlari keluar ruangan.

Louis mengambil dokumen di atas meja, lalu membacanya. Jerry Adhitama …. Bocah ini bermarga Adhitama?

Javier telah mendengar kabar Rendy mencari Claire. Hanya saja, dia tidak tahu apa yang telah diperbincangkan mereka alhasil suasana hati Claire begitu buruk. Dia bahkan mengurung dirinya di dalam ruangan kerja.

Jangan-jangan Rendy mempersulitnya lagi? Kepikiran hal ini, Javier langsung naik ke lantai 16.

Javier berjalan ke depan ruangan Claire, membuka pintu, lalu tampak Claire sedang memeluk kakinya meringkuk di atas sofa. Dia terlihat sangat sedih.

Bahkan ketika melihat kedatangan Javier, Claire juga tidak menunjukkan ekspresi seperti biasanya. Claire yang biasanya sangat galak itu malah terlihat sangat tidak bersemangat. Dia bagai seekor kucing yang ditelantarkan saja. Javier juga kehabisan akal saat ini.

Beberapa saat kemudian, Javier berjalan ke hadapan Claire, lalu menunduk untuk menatapnya dan mengusap kepalanya.

Clair
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 144

    Dasar pengacau!Roger juga tidak menanggapi tatapan Javier lagi. Dia langsung berkata, “Tuan, ada panggilan video dari Pak Steven. Katanya ada urusan penting!”Javier kembali ke ruangannya. Steven yang muncul di layar laptop terlihat sedang menunggunya. Menyadari Javier telah kembali duduk di bangkunya, dia pun berkata, “Apa benar ibunya Claire adalah anggota Keluarga Gufree?”Tatapan Javier berubah muram. “Apa kamu diberi tahu Hudson?”Sebelumnya Javier memerintah Hudson untuk menyelidiki masalah ini. Dia bahkan tidak memberi tahu Roger.Raut wajah Steven berubah muram. “Kakekmu akan pulang pada pertengahan bulan enam.”“Kakek mau pulang?”“Hmm, dia mengetahui masalah anakmu. Jadi, dia ingin pulang untuk melihat mereka. Kamu kira kamu bisa merahasiakan masalah ini darinya?”Javier tidak berbicara. Setahu Javier, sebelumnya kakek buyutnya pernah memiliki konflik dengan keluarga bangsawan di Negara Shawana. Jadi mereka tidak tergolong akur dengan Keluarga Gufree.Baik ayahnya maupun kak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 145

    Sebelumnya Perusahaan Vienna terus menjadi topik pembicaraan banyak orang. Konon katanya, wanita yang bernama Kayla ini telah mencelakai putri dari Keluarga Zahra. Jika bukan karena Kayla memiliki gelang adiknya ….“Apa benar kamu telah mencelakai Nona Noni?”“Semua itu bukan ulahku.” Kayla berlagak sedih. “Aku dicelakai. Aku nggak kenal sama Nona Noni. Aku juga nggak tahu kenapa dia malah memfitnahku.”Liliana meletakkan gelasnya. “Kenapa karaktermu dengan ibumu berbeda jauh?”Ucapan itu langsung membuat hati Kayla berdegup kencang. Jangan-jangan dirinya telah dicurigai?Keringat dingin mulai membasahi keningnya. Dia menunjukkan ekspresi serbasalah. “Aku … Ibu, dia telah meninggal sejak aku masih kecil. Aku dibesarkan oleh pelayan rumah.”“Oh ya?”Liliana mengamati wanita di hadapannya. Sikapnya sangatlah penakut dan waswas, sungguh berbeda jauh dengan Vina.Sudah puluhan tahun Vina kabur dari rumah. Selama ini, Keluarga Gufree juga tidak mendapatkan kabar apa-apa tentang adiknya. Sea

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 146

    “Nek, sekarang kondisi Perusahaan Vienna telah membaik. Kamu sudah bisa tenang, ‘kan?”“Mana mungkin Nenek tidak tenang? Sekarang Perusahaan Vienna hanya mengandalkanmu saja.” Gabriana menggenggam tangan Kayla dan berbicara dengan puas.Imelda menyela, “Tentu saja, Kayla adalah bintang keberuntungan Keluarga Adhitama. Kelak Kayla akan semakin sukses saja. Ibu, kamu bisa menikmati masa tuamu.”Tentu saja Gabriana merasa gembira. Nenek mana tidak berharap cucunya sukses?Bisnis di kampung halaman tidaklah lancar. Gabriana pun menaruh harapan terhadap cucu lelakinya itu. Sayangnya, cucunya itu tidak bisa diandalkan. Jadi, dia sengaja datang ke ibu kota demi untuk merebut Perusahaan Vienna.Namun tak disangka Gabriana malah mendapatkan kabar gembira di ibu kota. Meskipun kabar gembira itu bukan berasal dari cucu laki-lakinya, Gabriana juga merasa cukup puas.“Alangkah bagusnya jika Lucy bisa sehebat kamu.” Tiba-tiba Gabriana mengalihkan topik pembicaraan ke diri Lucy yang sedang duduk di s

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 147

    Tiga hari kemudian.Acara Lelang Makronesia diselenggarakan pada pukul tujuh malam.Para hadirin mengambil topeng dari nampan para pelayan. Kemudian, masuk ke dalam aula.Selain melelang perhiasan dengan nilai koleksi tinggi, Acara Lelang Makronesia juga melelang barang antik. Setiap transaksi yang dilakukan sesuai dengan prosedur resmi.Gedung pelelangan ini merupakan bangunan bundar yang dirancang dengan arsitektur kayu tradisional, membuat ruangan terlihat kuno dan elegan. Di dalamnya terdapat tempat duduk di aula dan juga ruangan VIP di lantai dua.Terdapat delapan ruangan VIP di lantai dua, dengan jendela dari lantai ke langit-langit. Dengan begitu, para tamu VIP bisa melihat ke aula dan panggung pelelangan dengan jelas.Tentu saja ada persyaratan untuk bisa duduk di ruangan VIP. Selain memiliki status yang agung, tamu tersebut setidaknya memiliki aset sekitar triliunan. Bagaimanapun, orang-orang yang menghadiri Acara Lelang Makronesia adalah orang-orang kalangan atas.Claire dan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 148

    Claire dan Fendra mengikuti langkah si pelayan wanita untuk meninggalkan tempat. Ketika Kayla melihat mereka berdua juga naik ke lantai dua, raut wajahnya spontan menjadi muram.Dengar-dengar tamu dengan status terpandang baru diperkenankan untuk naik ke lantai dua. Jangan-jangan … Javier?Kepikiran hal ini, Kayla pun menggertakkan giginya. Malam ini, dia ingin menghancurkan wanita murahan itu di hadapan Javier!Ketika pintu Ruang Flamingo terbuka, tampak ada empat orang pengawal sedang berjaga di dalam ruangan.Claire mengira Javier mengetahui kabar kedatangannya ke acara lelang. Jadi, dia pun ikut ke sini. Namun siapa sangka bayangan tubuh lelaki itu tidak mirip dengan Javier. Setelah lelaki itu membalikkan tubuhnya, Claire pun merasa kaget.Si lelaki tidak memakai topeng. Dia sedang tersenyum lembut terhadap Claire. “Sepertinya penglihatanku bagus juga. Setidaknya aku masih bisa mengenalimu.”Claire pun tersenyum paksa. Kenapa malah si Cahya?Claire melihat ke luar jendela, lalu ber

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 149

    Terdengar suara tepuk tangan meriah dari bawah panggung.Selanjutnya juga adalah pelelangan perhiasan dari Perusahaan Jeewan. Setelah beberapa saat, pelelangan perhiasan ditutup dengan harga 33,6 miliar, lebih tinggi daripada nilai lelang sebelumnya.Saat ini, tampak seuntai kalung dengan liontin bulu merak berwarna biru di dalam layar. Setelah melihatnya, Fendra spontan melirik ke sisi Claire. Seolah-olah menyadari sesuatu, Cahya juga melirik ke sisi Claire.Penjual: Kayla Adhitama.Seketika terdengar suara ricuh di bawah panggung. Para hadirin mulai membahas masalah ini. Bagaimanapun, perhiasan yang dilelang seharusnya adalah perhiasan dari perusahaan besar atau hasil karya desainer ternama. Namun, banyak orang yang tidak mengenal Kayla.Hanya ada sebagian kecil orang yang pernah ikut “meramaikan” masalah di Facebook waktu itu. Mereka tahu konflik di antara Kayla dengan Keluarga Zahra.Namun, di luar dari konflik itu, sebenarnya hasil karya yang dipertunjukan itu sungguh istimewa.Ka

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 150

    Itu berarti ada dua Bulu Merak yang dilelang pada malam hari ini. Hal seperti ini baru pertama kali terjadi di Acara Lelang Makronesia.“Jangan-jangan desainer Zora melakukan penjiplakan?”“Dia itu desainer perhiasan yang terkenal di luar negeri, apa perlu dia melakukan penjiplakan? Kalau benar ada penjiplakan, bukankah desainer baru itu lebih mencurigakan?”Suara ricuh di bawah panggung semakin keras lagi.Liliana melambaikan tangannya memanggil pengawal ke sisinya. Entah apa yang sudah dikatakannya, pengawal itu pun meninggalkan ruangan.Pengawal turun ke lantai bawah berbicara kepada pembawa acara, si pembawa acara pun mengumumkan, “Maaf, ada sedikit kesalahan dalam lelang malam hari ini. Sepertinya acara harus dihentikan untuk sementara waktu. Kami mencurigai ada yang melakukan penjiplakan. Jadi, kami akan menyelidikinya sampai tuntas.”“Apa benar ada yang melakukan penjiplakan?”“Jarang-jarang ada kasus penjiplakan di acara lelang.”Dua hasil karya dipajang di atas panggung. Kru y

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 151

    Mungkin karena kejadian di restoran waktu itu?Ucapan Louis membuat ekspresi wajah Kayla berubah. Untung saja, Liliana tidak mengatakan apa-apa. Jadi, Kayla masih aman untuk sementara ini.Harga di atas layar berhenti di nilai 3,4 triliun! Pelelangan itu pun dimenangkan oleh Gina yang berada di Ruang Persica.Claire merasa sangat terkejut. Dia menatap Ruang Persica yang ditempati Gina dengan penuh penasaran.Harga yang awalnya telah berhenti malah tiba-tiba melonjak ke angka 3,6 triliun!Para hadirin di tempat juga merasa terkejut, begitu pula dengan kru di atas panggung. Beberapa saat kemudian, pembawa acara baru berkata, “Selamat kepada tamu VIP di Ruang Flamingo ….”Claire memalingkan kepalanya untuk melihat Cahya. “Tuan, kamu ….”Cahya pun tersenyum. “Hasil karya sebagus ini pantas dihargai dengan nilai tinggi.”Gina melirik ke Ruang Flamingo dengan mengerutkan keningnya. Ternyata orang itu adalah Tuan Cahya?“Harganya naik lagi!”Claire kedengaran suara dari bawah sana. Dia sponta

Bab terbaru

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2763

    Larut malam, kota kuno ini terasa sunyi dan hening, hanya suara serangga yang bergema di antara rerumputan.Sebuah lampu menerangi rerumputan di luar tenda, menambah suasana menjadi semakin hening dan tenang.Jessie membalikkan tubuhnya masih belum tertidur. Saat sebuah tangan panjang merangkul pinggangnya, lalu memasukkan Jessie ke dalam pelukannya. “Tidak bisa tidur?”“Emm.” Jessie bersandar di dalam pelukannya. “Kak Jules, aku ingin ke toilet, tapi aku nggak berani.”Jules mencium kening Jessie. “Biar aku temani.”Mereka berdua berjalan keluar tenda. Jules mengeluarkan senter, lalu berjalan bersama Jessie. Saat mereka tiba di depan pepohonan, Jessie membalikkan tubuhnya untuk menatap Jules. “Tunggu aku di sini.”Jules mengangguk. “Panggil aku kalau ada apa-apa.”Jessie berjalan ke dalam pepohonan, tetapi dia juga tidak berani berjalan terlalu jauh.Setelah buang air, Jessie segera keluar dan memeluk lengannya. “Selesai.”Jules mengulurkan tangan untuk merangkul Jessie.Setelah kemba

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2762

    Jodhiva juga tersenyum. “Cepat juga, tapi masih tergolong pagi.”Jessie menyandarkan kepalanya di atas paha Jules sembari memandang langit. Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Kenapa rasanya bakal turun hujan?”Orang-orang langsung melihat ke sisi Jessie.Jerremy menarik napas dalam-dalam. “Kamu jangan sembarangan bicara.”Dacia memandang ke atas langit. Langit memang kelihatan cerah, tetapi malah kelihatan mendung di bagian atas gunung. “Mungkin cuma mendung saja?”Sudah jam segini, tapi matahari masih belum menampakkan diri. Seharusnya hanya mendung, tidak sampai tahap turun hujan.Ariel berkata, “Ramalan cuaca hari ini tidak mengatakan akan turun hujan hari ini. Aku merasa seharusnya tidak akan turun hujan.”Kecuali, ramalan cuaca tidak akurat!Beberapa orang tinggal sejenak. Jules merasa ada tetesan air di wajahnya. Dia mengusap sejenak. “Eh, turun hujan, deh.”Ariel duduk di tempat. “Apa?”Jessie menunjukkan senyuman canggung di wajahnya. “Firasatku mengatakan bakal turun hujan

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2761

    Yang lain juga sudah setuju.Setelah masakan disajikan, Jessie melihat makanan berwarna putih dengan berbentuk seperti kipas. Dia bertanya pada bos, “Apa ini?”Bos memperkenalkan dengan tersenyum, “Ini namanya ‘milk fan’, terbuat dari susu. Karena warnanya putih dan agak transparan, ditambah bentuknya seperti kipas, makanan ini pun diberi nama ‘milk fan’.”Ariel mencicipinya. “Emm, rasanya enak juga.”Dacia dan Jerremy juga telah mencicipinya. Rasanya memang cukup enak.Setelah masakan selesai dimasak, Bos pun menyajikan ke atas meja. “Ini adalah mie beras dengan ditaburi ayam dingin dan berbagai bahan tambahan. Ayam dimasak dengan bumbu khas, lalu disiram dengan saus buatan sendiri, minyak cabai, minyak lada hitam, dan ditambahkan kenari panggang. Ini adalah salah satu makanan khas daerah kami. Biasanya para wisatawan juga sangat menyukainya.”Jessie mencicipi sesuap. Ariel pun bertanya, “Gimana rasanya?”Jessie mengangguk, lalu menyantapnya dengan suapan besar.Yang lain juga ikut me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status