Javier tersenyum. “Kamu tahu sendiri aku tidak kenal banyak wanita.”Claire terdiam sejenak. Sebenarnya sejak kenal dengan Javier, Claire memang tidak pernah melihat teman lawan jenis di dekat Javier. Dia lebih banyak bergaul dengan sesama jenis.Claire menopang tangan di atas meja, lalu mencondongkan tubuh untuk mendekatinya. “Javier, seharusnya kamu sangat disambut hangat ketika kuliah dulu? Apa nggak ada cewek yang mengejarmu?”Javier membelai wajah Claire. “Tidak ada.”Sewaktu kuliah, Javier hanya fokus dalam masalah belajar dan mengelola perusahaan. Dia tidak ada waktu dalam hal pacaran.Claire menggenggam punggung tangan Javier dengan tersenyum. “Apa kamu nggak punya nomor telepon teman cewek?”Kening Javier tampak berkerut. Tangan yang menahan belakang leher Claire semakin erat lagi. “Kenapa? Apa kamu berharap aku berhubungan dengan teman-teman cewek?”“Bukan, aku hanya penasaran saja.” Claire menyipitkan matanya. Kemudian, dia membuka bekal bawaannya. “Aku masakin nasi goreng u
Roger berjalan ke dalam ruangan, lalu bergegas ke depan meja. “Tuan Javier, direktur utama Perusahaan Teknologi Sendana datang mencarimu.”Kening Javier berkerut. “Sepertinya perusahaan kita tidak bekerja sama dengan Perusahaan Teknologi Sendana. Untuk apa mereka mencariku?”Roger menggeleng. “Aku juga tidak jelas. Kata resepsionis, mereka sudah menunggu sekitar satu jam. Dengar-dengar Perusahaan Teknologi Sendana akan segera diakuisisi. Mereka sedang menghadapi masa sulit. Bisa jadi mereka datang untuk mengajukan kerja sama?”Javier mengesampingkan dokumen di hadapannya, lalu menyandarkan tubuhnya. “Sebuah perusahaan teknologi yang akan diakuisisi malah ingin bekerja sama dengan kita. Apa mereka kira kita membuka perusahaan amal? Beri tahu resepsionis untuk usir mereka.”Roger menelepon resepsionis menyampaikan apa yang dikatakan Javier. Entah apa yang dikatakan resepsionis, dia spontan melihat ke sisi Javier. “Tuan, putri dari direktur Perusahaan Teknologi Sendana itu teman kuliahmu?
Emir dan putrinya, Melia, semakin canggung lagi.Sepertinya Javier tidak berminat untuk mendengar masalah perkuliahan mereka dulu. Dia langsung berterus terang. “Apa yang ingin Pak Emir katakan? Kamu bisa terus terang saja. Aku tidak berminat untuk mengenang masa lalu juga. Aku juga tidak dekat dan familier dengan dia.”Javier berkata dengan blak-blakan. Maksud ucapan Javier adalah dia mengerti maksud Emir yang berharap bisa memberi sedikit kelonggaran lantaran putrinya adalah teman kuliahnya dulu. Namun sayangnya, Javier tidak peduli dengan hubungan itu. Tentu saja Emir mengerti maksud ucapan Javier. Dia juga tidak berani bersikap lancang lagi. “Begini, sekarang Perusahaan Teknologi Sendana sedang mengalami krisis keuangan. Sebelumnya aku dengar Tuan Javier juga adalah anak IT. Kamu seharusnya sangat paham dalam masalah IT. Jadi, aku ingin minta bantuanmu.”Javier duduk dengan menyilangkan kedua kakinya dan melipat kedua tangannya. “Aku tidak melakukan bisnis yang rugi. Sepertinya ti
Ujung bibir Claire melengkung ke atas. “Meski kita hanya ada tiga anak, pengeluaran mereka juga sangat banyak. Suamiku sudah bekerja dengan susah payah. Sudah seharusnya aku memikirkan suamiku.”Tatapan Javier tertuju pada diri Emir dan Melia. “Istriku menyuruhku untuk mempertimbangkan masalah ini. Kalau begitu, aku akan pertimbangkan dulu.”Emir juga merasa sangat syok. Dia langsung tersenyum. “Terima kasih, Pak Javier. Terima kasih sudah bersedia memberi kami kesempatan.”Setelah Roger mengantar mereka berdua keluar ruangan, Claire pun berdiri. “Kalau begitu, sudah saatnya aku kem ….”Belum sempat Claire menyelesaikan omongannya, Javier langsung menarik Claire ke dalam pelukannya, lalu membenamkan kepalanya di bagian leher Claire. “Kembali ke mana?”Tubuh Claire seketika merinding. “Ke perusahaanku!”Javier tidak sanggup menahan kobaran di dalam dirinya. “Jangan harap kamu bisa pulang hari ini.”….Di Negara Mardani.Hans membawa Ethan ke kebun binatang. Ethan memeluk lehernya, lalu
Hans membuka mulutnya dengan perlahan. “Ethan membutuhkanku. Dia butuh keluarga yang utuh.”Noni terbengong sejenak. Detak jantungnya berdegup kencang. Dia melepaskan tangannya dari genggaman Hans. “Aku nggak punya keberanian untuk bertaruh hubungan kita setelah menikah lagi.”Tatapan Hans menjadi muram. Hanya saja, dia mengerti. Dia tahu Noni masih tidak bisa memaafkannya. Hans pun berkata, “Kalau kamu tidak ingin menikah, kita tidak usah menikah. Nanti setelah kamu ingin menikah, kita bisa menikah kapan saja. Noni, pilihan ada di tanganmu. Aku tidak akan memaksamu.” Hans mengangkat tangannya mengusap pipi Noni. Sepertinya Hans ingin memberinya kehangatan.Kening Noni tampak berkerut. Dia menarik napas dalam-dalam. “Aku nggak pantas.”“Aku merasa kamu pantas.” Hans mendekatinya, lalu mengusap wajahnya. “Noni, tidak ada artinya aku hidup tanpa kamu dan anak.”Noni terbengong sejenak, lalu bertatapan dengan matanya. “Hans, kalau kita menikah, kamu akan istri yang memiliki banyak skandal
Sebenarnya Javier tidak berencana untuk bekerja sama dengan Perusahaan Teknologi Sendana. Apalagi saat Perusahaan Teknologi Sendana ingin menggunakan hubungan relasi, Javier pun sudah tidak mempertimbangkannya lagi. Dia tidak berharap kejadian Keluarga Jetmadi akan terulang lagi.Guffin juga pernah memperkenalkan Charine kepada Javier demi melancarkan kerja sama. Dia memanfaatkan kesempatan di saat Javier sedang amnesia untuk mencapai tujuannya. Untung saja Emir tahu batasan. Ditambah lagi dengan adanya bujukan Claire, pada akhirnya Javier baru setuju untuk melakukan kerja sama.Claire pun tersenyum. “Kalau begitu, aku ikut apa kata suamiku saja. Kalau suamiku mau pergi, aku akan pergi.”Javier pun tersenyum. Dia menyetujuinya.Setelah perbincangan diakhiri, Widya membalikkan tubuhnya dengan perlahan. “Bu Claire, Pak Emir yang kamu maksud itu Pak Emir yang mana?”Claire membalas dengan tersenyum, “Pak Emir dari Perusahaan Teknologi Sendana.”Raut wajah Widya langsung berubah.Claire m
Awalnya Giselle merasa kaget. Kemudian, dia melirik Claire sekilas, lalu tersenyum padanya.Semua hidangan sudah disajikan di atas meja. Saat menyantap makanan, suasana terasa sangat hangat. Melia juga ikut mengobrol. Akan tetapi, Javier tidak banyak bicara, hanya Claire saja yang menjawab. Sesekali dia mengamati Giselle. Sepertinya Giselle tidak sekali pun berinteraksi dengan putrinya.Selesai makan malam, Emir mengantar mereka berdua keluar ruangan.Claire berpamitan dengan mereka, lalu bersama Javier kembali ke mobil.Mobil melaju dengan perlahan. Dia melihat dari kaca spion tengah. “Aku merasa hari ini Bu Giselle seperti orang luar saja.”Javier melepaskan kancing kerahnya, lalu memalingkan kepala tersenyum padanya. “Ternyata kamu menyadarinya?”“Aku hanya merasa ada yang aneh saja.” Claire bersandar di pundak Javier. “Saat Bu Giselle hendak berbicara, dia akan melihat wajah suaminya dulu. Selain itu, dia juga nggak punya interaksi dengan putrinya. Dia sungguh mirip dengan orang lu
Melia berjalan ke sisi mobil itu. Mobil berhenti di area parkiran. Widya menghentikan mobil, lalu membuka pintu. Siapa sangka baru saja Widya menuruni mobil, tampak Melia sedang berjalan ke sisinya. “Lama nggak berjumpa! Sepertinya kamu melewati hari-harimu dengan sangat bagus. Sekarang kamu malah sudah ganti mobil.”Widya sungguh tidak menyangka akan bertemu Melia. Senyuman di wajahnya seketika menghilang. “Memangnya kenapa? Aku juga nggak habisin uang keluarga kalian.”Saat Widya hendak pergi, Melia mengadang langkahnya. “Sudah tiga tahun. Kamu juga nggak perhatian apakah ibumu melewati harinya dengan baik di keluarga kami?”Ketika mengungkit masalah ibu, Widya mengalihkan pandangannya dan tidak berbicara.Saat Widya berumur 15 tahun, ibunya menikah lagi dengan seorang pebisnis. Sejak saat itu, dia bersama ibunya tinggal di Kediaman Gozali, lalu mengganti marganya. Hanya saja, Widya tahu dirinya dan ibunya hanyalah orang luar saja.Giselle sangat menuruti apa kata si lelaki. Dia beru