Ujung bibir Claire melengkung ke atas. “Meski kita hanya ada tiga anak, pengeluaran mereka juga sangat banyak. Suamiku sudah bekerja dengan susah payah. Sudah seharusnya aku memikirkan suamiku.”Tatapan Javier tertuju pada diri Emir dan Melia. “Istriku menyuruhku untuk mempertimbangkan masalah ini. Kalau begitu, aku akan pertimbangkan dulu.”Emir juga merasa sangat syok. Dia langsung tersenyum. “Terima kasih, Pak Javier. Terima kasih sudah bersedia memberi kami kesempatan.”Setelah Roger mengantar mereka berdua keluar ruangan, Claire pun berdiri. “Kalau begitu, sudah saatnya aku kem ….”Belum sempat Claire menyelesaikan omongannya, Javier langsung menarik Claire ke dalam pelukannya, lalu membenamkan kepalanya di bagian leher Claire. “Kembali ke mana?”Tubuh Claire seketika merinding. “Ke perusahaanku!”Javier tidak sanggup menahan kobaran di dalam dirinya. “Jangan harap kamu bisa pulang hari ini.”….Di Negara Mardani.Hans membawa Ethan ke kebun binatang. Ethan memeluk lehernya, lalu
Hans membuka mulutnya dengan perlahan. “Ethan membutuhkanku. Dia butuh keluarga yang utuh.”Noni terbengong sejenak. Detak jantungnya berdegup kencang. Dia melepaskan tangannya dari genggaman Hans. “Aku nggak punya keberanian untuk bertaruh hubungan kita setelah menikah lagi.”Tatapan Hans menjadi muram. Hanya saja, dia mengerti. Dia tahu Noni masih tidak bisa memaafkannya. Hans pun berkata, “Kalau kamu tidak ingin menikah, kita tidak usah menikah. Nanti setelah kamu ingin menikah, kita bisa menikah kapan saja. Noni, pilihan ada di tanganmu. Aku tidak akan memaksamu.” Hans mengangkat tangannya mengusap pipi Noni. Sepertinya Hans ingin memberinya kehangatan.Kening Noni tampak berkerut. Dia menarik napas dalam-dalam. “Aku nggak pantas.”“Aku merasa kamu pantas.” Hans mendekatinya, lalu mengusap wajahnya. “Noni, tidak ada artinya aku hidup tanpa kamu dan anak.”Noni terbengong sejenak, lalu bertatapan dengan matanya. “Hans, kalau kita menikah, kamu akan istri yang memiliki banyak skandal
Sebenarnya Javier tidak berencana untuk bekerja sama dengan Perusahaan Teknologi Sendana. Apalagi saat Perusahaan Teknologi Sendana ingin menggunakan hubungan relasi, Javier pun sudah tidak mempertimbangkannya lagi. Dia tidak berharap kejadian Keluarga Jetmadi akan terulang lagi.Guffin juga pernah memperkenalkan Charine kepada Javier demi melancarkan kerja sama. Dia memanfaatkan kesempatan di saat Javier sedang amnesia untuk mencapai tujuannya. Untung saja Emir tahu batasan. Ditambah lagi dengan adanya bujukan Claire, pada akhirnya Javier baru setuju untuk melakukan kerja sama.Claire pun tersenyum. “Kalau begitu, aku ikut apa kata suamiku saja. Kalau suamiku mau pergi, aku akan pergi.”Javier pun tersenyum. Dia menyetujuinya.Setelah perbincangan diakhiri, Widya membalikkan tubuhnya dengan perlahan. “Bu Claire, Pak Emir yang kamu maksud itu Pak Emir yang mana?”Claire membalas dengan tersenyum, “Pak Emir dari Perusahaan Teknologi Sendana.”Raut wajah Widya langsung berubah.Claire m
Awalnya Giselle merasa kaget. Kemudian, dia melirik Claire sekilas, lalu tersenyum padanya.Semua hidangan sudah disajikan di atas meja. Saat menyantap makanan, suasana terasa sangat hangat. Melia juga ikut mengobrol. Akan tetapi, Javier tidak banyak bicara, hanya Claire saja yang menjawab. Sesekali dia mengamati Giselle. Sepertinya Giselle tidak sekali pun berinteraksi dengan putrinya.Selesai makan malam, Emir mengantar mereka berdua keluar ruangan.Claire berpamitan dengan mereka, lalu bersama Javier kembali ke mobil.Mobil melaju dengan perlahan. Dia melihat dari kaca spion tengah. “Aku merasa hari ini Bu Giselle seperti orang luar saja.”Javier melepaskan kancing kerahnya, lalu memalingkan kepala tersenyum padanya. “Ternyata kamu menyadarinya?”“Aku hanya merasa ada yang aneh saja.” Claire bersandar di pundak Javier. “Saat Bu Giselle hendak berbicara, dia akan melihat wajah suaminya dulu. Selain itu, dia juga nggak punya interaksi dengan putrinya. Dia sungguh mirip dengan orang lu
Melia berjalan ke sisi mobil itu. Mobil berhenti di area parkiran. Widya menghentikan mobil, lalu membuka pintu. Siapa sangka baru saja Widya menuruni mobil, tampak Melia sedang berjalan ke sisinya. “Lama nggak berjumpa! Sepertinya kamu melewati hari-harimu dengan sangat bagus. Sekarang kamu malah sudah ganti mobil.”Widya sungguh tidak menyangka akan bertemu Melia. Senyuman di wajahnya seketika menghilang. “Memangnya kenapa? Aku juga nggak habisin uang keluarga kalian.”Saat Widya hendak pergi, Melia mengadang langkahnya. “Sudah tiga tahun. Kamu juga nggak perhatian apakah ibumu melewati harinya dengan baik di keluarga kami?”Ketika mengungkit masalah ibu, Widya mengalihkan pandangannya dan tidak berbicara.Saat Widya berumur 15 tahun, ibunya menikah lagi dengan seorang pebisnis. Sejak saat itu, dia bersama ibunya tinggal di Kediaman Gozali, lalu mengganti marganya. Hanya saja, Widya tahu dirinya dan ibunya hanyalah orang luar saja.Giselle sangat menuruti apa kata si lelaki. Dia beru
Melia menyesap teh dan tidak berbicara.Saat bersama ayahnya mengunjungi Grup Angkasa, sebenarnya Melia tidak ingin ikut. Dia memang adalah teman kuliah Javier, hanya saja hubungan kedua orang tidaklah akrab.Emir bisa menyuruhnya untuk ikut juga berharap Javier bisa lebih toleransi lantaran melihat hubungan mereka. Hanya saja, Emir telah lalai dalam menyusun rencananya.Melia juga mengerti ayahnya berharap dirinya bisa menancapkan kakinya di dalam dunia bisnis dengan stabil. Ada banyak orang yang ingin bekerja sama dengan Grup Angkasa, tetapi tidak semua orang akan diberikan kesempatan. Ada betapa banyak orang yang ingin menjilat Keluarga Fernando. Hanya saja, mereka semua hanya fokus dengan Javier, malah melupakan sosok Claire.Sepertinya Emir tahu betapa Javier memanjakan istrinya. Itulah sebabnya dia menyuruh Melia untuk menjalin hubungan baik dengan Claire.Semua orang merasa Claire bisa menikahi Javier karena sedang beruntung saja. Bahkan, ada yang merasa Claire hanyalah seorang
Apalagi di saat makan malam, Melia tidak berinisiatif untuk mengobrol dengan Javier. Jelas sekali dia tidak bermaksud untuk menggaet Javier.Melia meletakkan hadiah yang dibawanya ke atas meja, lalu berkata dengan tersenyum, “Demi mengutarakan rasa terima kasihku, aku harap Nyonya Claire bisa menerima hadiah ini.”Dari kotaknya saja dapat diketahui betapa mahalnya hadiah pemberian Melia.Claire menyipitkan matanya. Dia masih tidak mengerti. “Nona Melia terlalu sungkan. Bukankah kalian sudah mentraktir kami waktu itu? Sepertinya nggak seharusnya aku menerima hadiah dari Nona Melia lagi.”Ada dua makna dari memberi hadiah. Satunya adalah untuk mengutarakan rasa terima kasih, sedangkan satunya lagi adalah untuk menjalin hubungan baik. Sepertinya Melia bukan datang untuk mengutarakan rasa terima kasihnya, lebih ingin menjalin hubungan baik. Hanya saja, Melia tidak menunjukkan maksudnya dengan jelas.Ketika menyadari Claire tidak berencana untuk menerima hadiah, semuanya juga berada di dala
Javier merangkul pinggang Claire, lalu mendekatinya. “Memangnya bukan?”Claire tertegun sejenak, lalu tersenyum lebar. “Oh ya?”Javier menunduk, lalu mengecup pipinya, kemudian beralih ke ujung bibirnya. “Memang iya.”Claire mendorong Javier dengan perlahan. Dia mengangkat kepalanya, lalu menatap wajah tampan yang berada di dekatnya. “Semua itu juga karena kamu tahu aku nggak bakal mengajukan permintaan yang nggak masuk akal.”Jika ingin seorang lelaki menuruti ucapan wanitanya, tidak ada gunanya untuk membuat onar. Tidak dipungkiri, terkadang membuat onar bisa mendekatkan hubungan kedua insan. Namun jika terlalu sering menggunakan trik itu, malah akan membuat lelaki merasa jengkel kepada pasangannya. Dalam masalah penting, Javier memilih untuk menuruti apa kata Claire. Dia memberi rasa hormat dan percaya yang sangat cukup terhadap Claire. Jika wanita menghargai si lelaki di luar sana, si lelaki juga akan bersikap lembut terhadap wanitanya sewaktu di rumah. Teori itu memang benar.Har