Begitu mendengar kata-kata Javier, para pendengar sontak gempar.Hakim memukul palu sambil berkata, "Harap tenang." Kemudian, dia melihat pihak penggugat dan bertanya karena bingung, "Meniru perilaku kepribadian kedua?"Saat ini, Javier melihat ke arah pengacara. Orang itu mengangguk, lalu membuka dokumen yang baru saja didapatkannya dan menjelaskan, "Dilihat dari kasus ini, karena pelaku melakukan aksi pembunuhan berencana di bawah kendali dari kepribadian keduanya, dia sebenarnya bisa dibebaskan dari tanggung jawab pidana.""Tapi, pada dasarnya, itu cuma berlaku ketika kondisi terdakwa sepenuhnya tidak sadar dan digantikan oleh kepribadian keduanya. Itu karena dirinya digantikan oleh kepribadian kedua sehingga kesadarannya tidak bisa dikontrol. Hanya dalam situasi ketidakmampuan untuk mengenali atau membedakan, terdakwa baru bisa dibebaskan dari tanggung jawab pidana," lanjut si pengacara.Pengacara penggugat melihat Sylvie, lalu menambahkan, "Tapi, terdakwa jelas menyadari keberadaa
Ketika hakim bertanya kepada pengacara terdakwa, pengacara tersebut langsung menyerah dalam pembelaannya. Saat Sylvie mendengar putusan di ruang sidang, dia merasa dunianya seolah-olah runtuh. Bahkan, ketika dibawa pergi, langkahnya juga tidak stabil.Claire dan Javier keluar dari pengadilan. Wanita itu bertanya, "Gimana kamu bisa menemukan begitu banyak bukti?" Bahkan, dia sendiri pun terkejut.Javier mengangkat tangan untuk menyentuh hidung istrinya, lalu menjawab, "Ini semua berkat putramu."Jody menemukan buktinya di rumah Sylvie, yaitu sebuah jam saku. Dalam jam tersebut, terdapat foto Ronan dengan seorang wanita, yang tidak lain adalah ibu kandung Sofie dan Sylvie. Hal ini juga memastikan alasan Ronan meninggalkan Keluarga Sinaga beberapa tahun yang lalu.Selama perjalanan pulang, Claire mampu menebak alasan di baliknya. Itu karena Ronan bertemu dengan ibu dari kedua wanita itu dan jatuh cinta padanya. Mereka saling mencintai, tetapi tak bisa bersama karena Ronan sudah menikah. M
Beberapa hari setelahnya, persidangan Sylvie telah berakhir. Dia dijatuhkan hukuman mati sebagai hasilnya.Claire datang ke lapas demi melihatnya untuk kali terakhir. Polisi membawa Sylvie ke ruang besuk tahanan. Wajah wanita itu tetap tenang dan tak berekspresi, seolah-olah tidak menganggap dirinya sebagai narapidana yang akan dihukum mati. Dia duduk, lalu mengangkat telepon di depannya.Sylvie berbicara sambil tersenyum samar. "Ini benar-benar lucu. Nggak disangka, orang yang datang melihatku untuk kali terakhir adalah kamu."Claire menatapnya, lalu bertanya, "Kamu benar-benar nggak menyesal?"Sylvie tertawa mendengarnya. Namun, dia menjawab dengan tatapan dingin, "Menyesal? Apa yang perlu kusesali? Memangnya aku salah? Ini semua terjadi gara-gara dunia ini nggak adil."Claire memicingkan mata sambil berkata, "Kamu memang kasihan, tapi itu nggak bisa dijadikan alasan untuk membunuh dan membalas dendam.""Kamu tahu apa? Memangnya kamu pernah mengalami itu semua?" tanya Sylvie.Wanita
Claire naik ke mobil, lalu berkata, "Aku sudah selesai mengobrol dengannya."Tangan Javier bersandar di belakang kursinya. Dia mencondongkan tubuh ke arah istrinya sambil bertanya, "Claire, kamu kenapa?"Claire menjawab sambil mengernyit, "Nggak disangka, dia akan segila ini."Javier pun memeluknya. Pria itu berkata, "Dia sudah mendapat akibat dari perbuatannya sendiri."Claire tampak menunduk. Dia mengurungkan niatnya untuk melontarkan sesuatu. Javier menyadari hal tersebut. Itu sebabnya, dia mengangkat wajah Claire sambil bertanya, "Kamu mau bilang apa?""Sekarang, aku masih bingung dengan satu hal. Gimana Sylvie bisa menemukan informasi tentang kita?" tanya Claire sambil melihatnya. Sylvie tidak mengenal mereka, jadi kenapa dia begitu mengenal tentang dirinya. Bahkan, dia tahu jelas tentang konfliknya dengan Noni.Javier menempatkan dagunya di atas rambut Claire yang tebal, lalu berkata, "Dia itu terlalu mendalami perannya sehingga sulit untuk melepaskan diri. Jadi, wajar saja kalau
"Ya, Tante. Namaku Jessie," balas Jessie dengan sopan.Stella berjalan ke sisi ranjang, lalu berkata pada Lisa, "Kenapa kamu nggak pernah membawa temanmu pulang untuk dikenalkan kepada Ayah dan Ibu? Ibu bahkan mengira kamu nggak punya teman di sekolah."Lisa tetap diam. Sementara itu, Jessie berkata sambil tersenyum, "Kalau gitu, lain kali aku akan berkunjung ke rumah Lisa."Mendengar ini, Stella tampak tersenyum lebar. Dia berkata, "Boleh. Tante akan sangat menyambutmu. Aduh, prestasi Lisa di sekolah nggak begitu bagus. Ke depannya, tolong bantu dia, ya.""Baik, pasti kubantu," janji Jessie sambil mengangguk.Lisa tampak menggigit bibirnya. Dia berbalik untuk berbaring, lalu berkata, "Aku sudah lelah, mau tidur dulu."Melihat sikap putrinya, Stella sangat kesal. Dia segera memarahi, "Dasar kamu ini! Kami sengaja datang ke rumah sakit untuk menjengukmu, tapi kamu malah marah-marah. Karena ada temanmu di sini, kamu takut Ayah dan Ibu bikin kamu malu, ya?""Stella, putrimu sudah begini.
Tubuh Noni tertegun di tempat.Hans memeluk Noni dengan erat. Dia menunduk mendekatkan bibirnya di atas kepala Noni, lalu berkata, “Kamu sudah kurusan.”Sebelum mencari Noni, Hans pernah kepikiran gambaran pertemuan mereka. Hans berpikir dirinya akan mengungkapkan betapa rindunya Hans kepadanya, lalu mengikat Noni untuk tidak bisa pergi lagi. Namun ketika bertemu dengan Noni, Hans malah takut. Dia takut ditolak dan dibenci oleh Noni.Noni tertegun di dalam pelukan Hans. Beberapa saat kemudian, Noni menggigit erat bibirnya, lalu mendorong Hans.“Hans.” Noni tidak menatapnya. “Kenapa kamu cari aku lagi? Hubungan kita sudah nggak memungkinkan.”Hati Hans seketika terasa sakit. Dia tertegun di tempat. “Kamu masih membenciku.”“Bukan benci.” Noni memalingkan kepala untuk melihatnya. Dia berlagak tenang. “Aku sudah melepaskan masa lalu.”Hans mendekatinya. “Aku tidak bisa melepaskannya.”Noni terkaku di tempat. Dia berusaha untuk menenangkan emosinya. “Mana mungkin kamu nggak bisa melepaskan
“Hans ….”…Di sekolah swasta ibu kota.Saat Jessie yang sedang memikul ransel hendak memasuki ruang kelas, Yura dan beberapa kakak tingkatan lainnya berjalan kemari. “Jessie,” panggil Yura.Jessie memalingkan kepala untuk melihat sekilas. Keningnya spontan berkerut. “Kenapa kamu lagi?”Berhubung Yura sering menindas Lisa, Jessie sangat tidak menyukainya. Dia juga tidak tahu kenapa Yura bisa menjadi wakil ketua OSIS. Yura melipat kedua tangannya berdiri di hadapan Jessie. “Tentu saja karena ada urusan.”Jessie menatapnya. “Urusan apa?“Tentu saja karena urusan Lisa.”“Kamu nggak usah ngomong masalah Lisa sama aku.” Jessie membalikkan tubuhnya hendak memasuki kelas. Tetiba terdengar suara Yura. “Gimana kalau kamu dibohongi Lisa?”Langkah kaki Jessie langsung berhenti. Dia menoleh untuk melihat Yura. “Apa yang lagi kamu katakan?”Lisa membohongi Jessie? Mana mungkin?Yura tahu Jessie tidak percaya dengan omongannya. Dia mengeluarkan ponsel, lalu masuk ke dalam akun TikTok. “Kalau kamu
Jessie berdiri di tempat sembari menunduk. Dia tidak percaya dengan omongan itu dan sulit mencerna ucapan Yura tadi. Namun, apa benar Lisa adalah wanita yang sombong?Namun, Jessie sudah bertahun-tahun kenal dengan Lisa. Dia sangat paham dengan sosok Lisa. Barang-barang itu diberikan Jessie atas kemauannya sendiri. Lisa tidak pernah meminta sama sekali.Iya! Lisa pasti bukanlah orang yang suka pamer.…Sore hari, di vila Javier.Jessie kelihatan tidak fokus dengan makannya. Claire pun menyadari ada yang menjanggal. Dia menaruh sayuran ke atas piring Jessie. “Jessie, ada apa denganmu?”Javier dan Jerry serempak melihat ke sisi Jessie.Jessie tersadar dari bengongnya, lalu menggeleng. Dia mencari alasan. “Setengah bulan lagi Lisa bisa keluar dari rumah sakit.”Claire tersenyum. “Bukankah kamu seharusnya gembira kalau Lisa bisa keluar dari rumah sakit? Dengan begitu, kamu bisa main bareng sahabatmu lagi.”Saat ini, Jessie tidak berbicara. Dia hanya fokus dalam menyantap makanannya saja.
“Hujan terlalu lebat. Kami tidak bisa melihat wajah orang itu. Tapi, dari gerak-gerik mereka, sepertinya mereka itu preman.”Jules melihat ke sisi kamar pasien. Beberapa saat kemudian, dia berkata, “Kalian jaga dia dengan baik.”“Yang Mulia, tenang saja.”Jules meninggalkan rumah sakit, lalu memasuki mobil. Dia sungguh merasa geram. Saking geramnya, dia memukul setir mobil. Urat hijau kelihatan menonjol di punggung tangannya. Hanya saja, saat ini Jules semakin yakin lagi bahwa masalah ini berhubungan dengan pengurus rumah Keluarga Taylor.Namun sekarang Derrick belum siuman. Mereka tidak memiliki bukti untuk melaporkan masalah ini kepada pihak berwajib. …Beberapa hari kemudian, sebuah rekaman suara dipublikasikan oleh peretas. “Transaksi” Reyhan dan anggota menteri yang tidak diketahui orang-orang viral di internet dan menggemparkan semua orang.Mereka memang sudah menghabiskan banyak uang untuk menekan berita itu. Hanya saja, berita itu sudah dicetak di majalah dan juga sudah terjua
Usai berbicara, Benn mengangkat kepalanya untuk melihat orang-orang itu. “Jadi, anak dan istri Pangeran baik-baik saja. Untuk apa Pangeran balas dendam?”Semua menteri di dalam ruangan terdiam membisu. Jika benar seperti itu, Jules memang tidak memiliki kemungkinan untuk meracuni narapidana. Silvia memecahkan suasana tegang. “Kalian semua juga sudah mendengarnya. Aku sangat memahami putraku. Seandainya aku memilih untuk melindunginya, untuk apa aku membiarkannya diselidiki oleh pihak kepolisian? Kalau putraku dan menantuku dipersulit, apa tidak seharusnya aku maju?”“Urusan negara memang adalah urusanku. Tapi, urusan keluargaku juga urusanku. Kalau aku tidak sanggup untuk mengurus keluargaku, apa aku sanggup untuk mengurus urusan negara? Aku menerima banyak tekanan sejak aku duduk di posisi ini. Apa ini yang dinamakan rasa setia kalian? Atau aku mesti menyerahkan posisiku kepada kalian?”“Yang Mulia, kami tidak bermaksud seperti itu ….”“Tidak bermaksud seperti ini? Sudah berapa banya
Pria tua itu mempersilakan Derrick memasuki rumah. Istri dari pria tua itu menyuguhkan segelas teh hangat untuk Derrick. Si pria menyuruh istrinya untuk istirahat dulu, lalu bertanya, “Kira-kira apa yang ingin Tuan tanyakan?”“Begini, beberapa waktu lalu Brayden dibunuh. Aku menerima perintah atasanku untuk menyelidiki alasan kematian Tuan Brayden.”Ketika pria tua itu mendengar masalah kematian Brayden, dia pun terbengong. “Apa? Brayden sudah mati?”Derrick mengangguk. “Aku dengar-dengar sebelumnya kamu pernah menjadi tetangga Brayden. Apa kamu tahu masalah Tuan Brayden, termasuk masalah keluarganya?”Hujan di luar sana semakin deras saja.Setelah beberapa saat kemudian, Derrick berpamitan dengan pria tua itu. Saat dia berjalan ke depan mobilnya, dia menyadari ada yang aneh dengan sekitar, dia segera menghentikan langkahnya.Di tengah hujan, beberapa pria berpakaian hitam mendekati Derrick.Lampu di dalam ruang baca Keluarga Taylor kelihatan menyala. Reyhan berdiri di belakang jendel
Raut wajah Reyhan berubah muram. Dia berusaha untuk menahan amarahnya. “Masalah ini tidak ada hubungannya dengan Sissae. Wanita itu yang memanfaatkan Sissae. Sissae tidak mungkin melakukan hal yang akan mencelakai keturunan keluarga kerajaan.”“Oh, ya?” Silvia mengangkat cangkir teh. Tatapannya tertuju pada teh yang bening itu. “Kalau begitu, kenapa putraku dianggap sebagai tersangka ketika memeriksa penyebab kematian pengurus rumah itu?”“Yang Mulia, semua yang Pangeran adalah demi balas dendam terhadap istrinya. Pangeran mengutus anggotanya untuk mencari pelaku pembunuhan. Hanya saja, orang itu malah ditemukan dalam kondisi mati mengenaskan. Dalam masalah ini, Pangeran memang patut dicurigai.”“Kalau Jules patut dicurigai, memangnya Nona Sissae tidak patut untuk dicurigai?”Raut wajah Reyhan berubah tegang.Silvia mengangkat kepalanya untuk menatap Reyhan. Setiap ucapan yang dilontarkan sangat jelas. “Tahanan wanita itu memperalat Nona Sissae? Apa mungkin? Apa keuntungan baginya deng
Jules tidak berharap Jessie akan marah lagi. Nantinya Jules akan kesulitan untuk membujuknya.Kali ini, Derrick baru berkata, “Aku menemukan beberapa petunjuk. Pengurus Keluarga Taylor satu kampung dengan Brayden, sama-sama dari area utara.”Jules mengusap dagunya sembari berpikir. “Dari area utara. Petunjuk ini sangat berguna. Kamu utus anggota untuk memastikan di area utara. Oh, ya, kamu sebarkan saja berita ini. Alangkah bagusnya kalau berita ini terdengar sampai ke telinga orang itu.”Derrick mengangguk. “Aku mengerti.”Setelah Derrick meninggalkan tempat, Jessie pun menarik Jules. “Kak Jules, kematian Wika ada hubungannya dengan Keluarga Taylor, ‘kan?”Jules memiringkan kepalanya sembari menggenggam tangan Jessie. “Kemungkinannya seperti itu. Hanya saja, masih butuh bukti.” Usai berbicara, Jules memeluk Jessie, lalu mencium keningnya. “Tenang saja, aku sanggup menyelesaikannya.”…Setelah Sissae pulang dari kantor polisi, dia semakin murka saja. Dia membanting barang-barang dan me
Jules mengangkat-angkat pundaknya dengan acuh tak acuh. “Aku memang arogan karena orang yang seharusnya duduk di dalam tahanan bukan aku. Sebenarnya tidak sulit bagiku untuk bisa terlepas dari rasa curiga ini. Hanya saja, semuanya tergantung aku bersedia atau tidak saja.”Sissae tersenyum dingin, lalu menggertakkan giginya. “Jangan membohongi diri sendiri. Jules, sekarang hanyalah seorang pangeran yang nggak bisa melindungi diri sendiri. Selain aku, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkanmu!”Pada saat ini, tiba-tiba polisi membuka pintu ruangan. “Tuan Jules, kamu sudah boleh pergi.”Raut wajah Sissae langsung berubah. “Mana mungkin?”Jules paling mencurigakan dalam masalah ini. Mana mungkin dia dilepaskan?Jules menyipitkan matanya sembari berpikir. Saat ini, terdengar lagi suara polisi. “Istrimu sudah memberi bukti kuat, bukan kamu yang meracuni Wrenka.”Jules tertegun sejenak. Dia segera berdiri, lalu meninggalkan ruangan interogasi tanpa menoleh sama sekali.Sissae masih terpaku di
Di dalam tahanan, di bawah bantuan Benn, Jerremy memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Jules. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu malah masuk tahanan?”Jules bersandar di bangku, lalu melihat ke luar. “Kenapa kamu ada waktu luang untuk mengunjungiku?”“Siapa yang datang untuk mengunjungimu? Aku datang untuk bertanya sebenarnya apa yang kamu lakukan? Kamu juga sudah menyelidiki masalah adikku. Semua itu ada masalahnya dengan putri dari Keluarga Taylor. Bukannya yang mati hanya seorang pengurus rumah saja? Untuk apa kamu melanjutkan pemeriksaan lagi?”Alhasil Jules masuk ke dalam jebakan?Jules tersenyum. “Dengan mengandalkan rekaman suara yang kamu ekspos, Keluarga Taylor masih belum bisa mengalah. Kematian Wrenka berhubungan dengan Keluarga Taylor. Hanya saja, saksi mata sudah mati. Kita tidak memiliki bukti lagi. Kalau aku tidak duduk di sini, siapa lagi yang akan duduk di sini?”Jerremy melipat kedua tangan di depan dada. “Apa rencanamu selanjutnya?”Jules kembali ter
Miya pergi menyeduh teh.Jessie berjalan ke hadapan Dacia. “Apa sudah terjadi sesuatu dengan Jules?”Dacia tertegun sejenak. “Jessie ….”“Dacia, beri tahu aku, dia sudah dua hari nggak pulang. Ketika Derrick pulang waktu itu, dia hanya bilang ada yang mesti diurus Jules. Tapi aku tahu, meski dia ada urusan penting, dia juga bakal telepon buat kabari aku.”Seandainya bukan karena terjadi sesuatu terhadap Jules, mana mungkin dia akan meminta Derrick untuk menyampaikan ucapannya. Selama dua hari ini, Jules bahkan tidak mengirim pesan kepadanya.Dacia tahu masalah ini tidak bisa ditutupi lagi. Dia pun menunduk. “Maaf, Jessie. Seharusnya dia nggak ingin membuatku khawatir. Hanya saja, seharusnya kamu percaya sama dia.”Jessie duduk. “Kalian nggak beri tahu apa-apa sama aku. Gimana aku bisa percaya?”Dacia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, “Jules ditahan untuk melakukan pemeriksaan. Pihak kepolisian curiga kematian dia dan wanita itu ada hubungannya untuk menyingkirkan
Dacia menyadari maksud dari ucapan polisi itu. Dia pun melihat ke sisi Diago. “Aku bisa menjamin bahwa masalah ini nggak ada hubungannya dengan Pangeran.”Kening si pria berkerut. Dia tidak berbicara.Diago memperkenalkan si pria dengan tersenyum. “Pak Arthur, dia muridku. Kebetulan dia juga ingin menyelidiki kasus ini.”Polisi yang bernama Arthur mengerutkan keningnya. Dia merasa bingung. “Apa hubungan dia dengan korban?”“Bukan, dia berhubungan dengan Pangeran. Dia adalah putrinya Lidya Ozara.”Arthur mengangguk. “Ternyata seperti itu.”Dacia melihat ke sisi Arthur, lalu bertanya, “Apa aku boleh tanya satu pertanyaan? Kenapa kamu merasa masalah ini ada hubungannya dengan Pangeran? Apa karena saat korban meninggal, anggota Pangeran kebetulan ada di tempat?”Arthur terdiam beberapa detik. “Memang tidak bisa membuktikan ada kaitan langsung dengan Yang Mulia, tapi Yang Mulia adalah orang pertama yang mencurigai bahwa Brayden meracuni makanan. Kematian Brayden jelas adalah tindakan pembun