Claire mengangguk begitu menyadarinya. Sofie memang sedikit lebih pendek darinya. Jadi, Aaron seharusnya mencurigai Rosy yang menyamar menjadi Sofie meskipun Rosy mungkin berusaha mencari alasan untuk berbohong.Namun, alasan Aaron tidak curiga sudah jelas. Di dalam data ini, tertulis bahwa tinggi badan “Sylvie” adalah 167 cm yang kurang lebih sama dengan Rosy. Mungkin, bahkan Rosy juga tidak mengetahui “kebetulan” ini. Jika tahu Sofie memiliki saudara kembar, dia mungkin tidak akan berani mencelakai Sofie dengan semudah itu.Roger berkata sambil menggaruk kepalanya, “Kalau begitu, malah tambah aneh dong. Kenapa wanita ini tidak pernah membongkar identitas asli Rosy dan membiarkannya berada di sisi Aaron selama itu dengan menggunakan identitas Sofie? Penjelasan ini kurang masuk akal.”Claire pun terdiam. Di sisi lain, Javier mematikan komputernya dan menjawab, “Kita baru akan tahu jelas alasannya begitu menemukan orangnya.”“Buat apa kamu berdiri di depan pintu?” Tiba-tiba, terdengar s
“Bayangan?”“Benar.” Listya menopang dagunya dan menjawab, “Nyonya tahu maksudku, ‘kan? Seorang bayangan hanya bisa hidup di bawah bayang-bayang orang lain dan menonjolkan orang itu. Semua orang mengenal Sofie, tapi malah tidak mengetahui Sofie memiliki seorang adik bernama Sylvie.”Sylvie adalah saudara kembarnya Sofie. Sejak kecil, ibu mereka selalu lebih menyayangi Sofie karena merasa Sofie adalah anak yang paling unggul di antara mereka berdua. Apalagi, Sofie memang memiliki prestasi yang sangat bagus dari kecil.Sebaliknya, ibu mereka selalu mengeluh karena Sylvie tidak memiliki prestasi sebaik kakaknya. Bahkan di depan kerabat dan tamu lainnya, ibu mereka juga hanya selalu menyuruh Sofie untuk menjamu mereka dan mengunci Sylvie di dalam kamar. Bagi ibu mereka, Sylvie hanyalah seorang putri yang tidak diperlukan dan tidak mampu membuatnya bangga.Setelah tamat SMA, Sylvie tidak diterima di Universitas Seni Toron, tetapi malah berhasil diterima di universitas yang diimpi-impikan So
Claire bertanya, “Di mana mobil itu?”Seorang polisi menunjukkan foto yang diambil pihak polisi sambil berkata, “Di pinggiran kota. Mobil itu sudah dibakar hingga hanya tersisa kerangkanya dan tidak ada orang di dalam mobil. Jadi, kami curiga bahwa kecelakaan itu memang adalah pembunuhan yang disengaja. Setelah menabrak korban, pelaku langsung membakar mobilnya.”Claire bertanya, “Bagaimana dengan rekaman dalam mobil?”“Rekamannya sudah dibawa pergi,” jawab polisi itu.Claire pun terdiam. Sepertinya, kecelakaan ini memang adalah pembunuhan yang disengaja. Jika tidak, pelaku tidak mungkin menangani masalah ini tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Claire bertanya lagi, “Pak Diandra dan yang lain juga nggak jelas mengenai hal ini?”“Kami sudah menginterogasi mereka beberapa kali dan mereka bisa menjadi saksi satu sama lain. Mereka mengaku pernah menggunakan kekerasan untuk mengancam korban, tapi tidak membunuhnya.”Setelah meninggalkan ruangan polisi itu, Claire berdiri di koridor dengan
Malam ini, Claire berbaring di atas tempat tidur sambil memeriksa data akuntansi dari laptopnya. Setelah selesai mandi, Javier meletakkan handuk yang dipakainya di samping, lalu berjalan mendekati Claire.Javier naik ke atas tempat tidur dan menempelkan tubuhnya ke tubuh Claire sambil berkata, “Kamu masih sibuk?”Begitu merasakan kehangatan tubuh Javier dan mencium aroma sabun yang segar, Claire pun membalikkan badannya dan menahan dada Javier sambil menjawab, “Apa boleh buat, aku hanya bisa menangani masalah perusahaan di malam hari.”Javier mencium kening Claire sebelum berpindah ke bibirnya. Sementara itu, Claire mengulurkan tangannya untuk memeluk Javier dan berdesah, “Javier.”“Aku ada di sini,” jawab Javier sambil menciumnya dengan penuh perhatian.Claire berkata dengan susah payah, “Aku sangat takut karena masih belum menemukan hubungan di antara Listya dengan Sylvie. Sepertinya ... target Sylvie itu aku.”Javier menghentikan ciumannya, lalu memusatkan perhatiannya pada Claire.
Padahal Listya adalah pelakunya, dia malah mampu menjelaskan dirinya sendiri sebagai orang yang tidak terlibat dengan tenang. Dia bisa membuat orang lain tidak mencurigainya.Claire melihat ke belakang melalui kaca spion, lalu mengernyit perlahan. Bukankah mobil yang mengikuti di belakangnya adalah mobil yang terparkir di luar kantor polisi?Tiba-tiba, mobil di belakangnya itu meningkatkan kecepatan dan melewati mobilnya. Namun, pada saat itu, roda depan mobil Claire tiba-tiba mengalami kerusakan. Bagian depan mobilnya kehilangan kendali dan hampir menabrak. Claire terpaksa membanting setir dengan cepat. Mobilnya pun tergelincir kuat dan menabrak papan petunjuk di pinggir jalan.Tabrakan mendadak ini membuat kepalanya berdengung. Tatapannya agak kabur ketika melihat mobil tersebut pergi setelah berhenti selama beberapa menit.Pada saat yang sama, di Grup Angkasa.Javier dan Roger berjalan keluar dari ruang rapat. Setelah Roger mengangkat telepon, dia segera menyusul bosnya untuk melapo
Tatapan Javier pun menjadi tajam. Dia memutuskan panggilan telepon, lalu berbalik ke arah Claire sembari berkata, "Tunggu aku di rumah." Kemudian, dia segera bangkit dan keluar.Claire tampak bersandar di kepala ranjang. Saat pintu tertutup, dia merasa kebingungan. Hans tidak akan mungkin menyerangnya tanpa alasan yang jelas. Ini terlalu aneh. Apa sebenarnya alasannya?....Saat itu, Javier dan Roger membawa beberapa orang langsung ke Grup Jetmadi. Tanpa menunggu staf resepsionis memberi tahu Hans, mereka langsung naik dengan sendirinya. Rombongan Javier sepertinya telah menakuti staf resepsionis tersebut. Begitu tersadar kembali, dia segera menelepon asisten Hans.Ketika asisten itu menerima kabar, dia terlihat agak bingung. Dia hendak pergi ke kantor Hans untuk melaporkan, tetapi Javier sudah keluar dari pintu lift pada saat ini.Javier melihat asisten itu dengan ekspresi datar sambil bertanya, "Pak Hans ada di kantor?"Asisten itu mengangguk sembari menjawab, "Ada ...."Mendengar in
Meskipun telah melakukan penyelidikan terhadap Claire, tidak mungkin Listya bisa mengetahui begitu banyak informasi tentangnya, seolah-olah sangat akrab dengannya.Apalagi, kalau Listya bertujuan membalas dendam atas kematian Sofie, seharusnya dendamnya itu lebih ditujukan kepada Rosy. Jelas bahwa Rosy yang telah membunuh Sofie. Lantas, kenapa dia malah membalas dendam kepada Claire?Javier yang berdiri di depan lift, memasang kancingnya sambil mendengar keluh kesah dari Roger. Tak lama kemudian, dia memiringkan kepala sembari berkata, "Ini bukan untuk balas dendam."Begitu pintu lift terbuka, Roger mengikutinya masuk. Sembari menekan tombol lift, Roger bertanya, "Kalau bukan untuk balas dendam, lalu apa? Hanya sekadar bermain-main?"Javier tertawa sebelum menjawab, "Kalau ingin balas dendam, apa kamu akan langsung membunuh musuhmu?"Roger terdiam sejenak, lalu berucap, "Tentu saja, asalkan itu diizinkan oleh hukum.""Itu dia." Ekspresi Javier terlihat sangat paham. Dia melanjutkan, "K
Claire yang terkejut pun bertanya, "Nggak suka?"Herman mulai menjelaskan, "Sylvani berasal dari keluarga neneknya Rosy, bisa dibilang mereka masih punya hubungan kerabat. Ini memang sudah era reformasi, tapi Keluarga Tandiono masih mempertahankan beberapa pandangan tradisional. Karena Ronan adalah laki-laki, dia mendapatkan pendidikan yang lebih baik.""Tapi berbeda dengan Sylvani. Dia tidak seberuntung Ronan. Dua orang dengan pemikiran dan pandangan yang berbeda memang sulit untuk hidup bersama. Apalagi, saat itu, Sylvani bisa dibilang adalah adik sepupu Ronan. Karena dipaksa menikahi adik sepupu sendiri, meski bukan saudara kandung, tidak semua orang bisa menerima hal ini pada waktu itu," tambah Herman.Claire cukup terkejut mendengarnya. Pernikahan kerabat kerap terjadi di zaman kuno. Di zaman sekarang, hal ini juga masih sering terjadi, terutama di keluarga kaya. Sebab, mereka tidak ingin kekayaan mereka menjadi milik orang lain.Layaknya keluarga kerajaan di beberapa negara saat