Meskipun telah melakukan penyelidikan terhadap Claire, tidak mungkin Listya bisa mengetahui begitu banyak informasi tentangnya, seolah-olah sangat akrab dengannya.Apalagi, kalau Listya bertujuan membalas dendam atas kematian Sofie, seharusnya dendamnya itu lebih ditujukan kepada Rosy. Jelas bahwa Rosy yang telah membunuh Sofie. Lantas, kenapa dia malah membalas dendam kepada Claire?Javier yang berdiri di depan lift, memasang kancingnya sambil mendengar keluh kesah dari Roger. Tak lama kemudian, dia memiringkan kepala sembari berkata, "Ini bukan untuk balas dendam."Begitu pintu lift terbuka, Roger mengikutinya masuk. Sembari menekan tombol lift, Roger bertanya, "Kalau bukan untuk balas dendam, lalu apa? Hanya sekadar bermain-main?"Javier tertawa sebelum menjawab, "Kalau ingin balas dendam, apa kamu akan langsung membunuh musuhmu?"Roger terdiam sejenak, lalu berucap, "Tentu saja, asalkan itu diizinkan oleh hukum.""Itu dia." Ekspresi Javier terlihat sangat paham. Dia melanjutkan, "K
Claire yang terkejut pun bertanya, "Nggak suka?"Herman mulai menjelaskan, "Sylvani berasal dari keluarga neneknya Rosy, bisa dibilang mereka masih punya hubungan kerabat. Ini memang sudah era reformasi, tapi Keluarga Tandiono masih mempertahankan beberapa pandangan tradisional. Karena Ronan adalah laki-laki, dia mendapatkan pendidikan yang lebih baik.""Tapi berbeda dengan Sylvani. Dia tidak seberuntung Ronan. Dua orang dengan pemikiran dan pandangan yang berbeda memang sulit untuk hidup bersama. Apalagi, saat itu, Sylvani bisa dibilang adalah adik sepupu Ronan. Karena dipaksa menikahi adik sepupu sendiri, meski bukan saudara kandung, tidak semua orang bisa menerima hal ini pada waktu itu," tambah Herman.Claire cukup terkejut mendengarnya. Pernikahan kerabat kerap terjadi di zaman kuno. Di zaman sekarang, hal ini juga masih sering terjadi, terutama di keluarga kaya. Sebab, mereka tidak ingin kekayaan mereka menjadi milik orang lain.Layaknya keluarga kerajaan di beberapa negara saat
Pada masa itu, Berwin berulang kali percaya pada Rosy, hanya karena ingin memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri. Sebenarnya, Berwin tidak pernah sepenuhnya memercayai Rosy. Hanya saja, prasangkanya terhadap Claire dan keteguhannya sendiri membuatnya memilih untuk tidak melihat kenyataan.Berwin sangat baik terhadap Rosy. Sayangnya, dia tidak tahu bahwa kebaikan bisa sebaliknya mendorong Rosy menuju kehancuran.Claire bersandar di pundak Javier sambil berkata, "Kalau dia punya keluarga yang utuh dan bahagia, mungkin ...." Mungkin Rosy tidak akan berakhir seperti ini."Jadi, kamu sudah sangat hebat," sela Javier sambil tersenyum. Dia menopang pipi Claire di telapak tangannya sebelum menambahkan, "Setidaknya, kamu masih sangat baik."Claire berucap seraya tersenyum, "Bagaimanapun, ibuku sangat menyayangiku." Meskipun orang tuanya tidak bersatu karena cinta, ibunya memang sangat mencintainya. Setelah teringat dengan sesuatu, Claire pun menatap suaminya sembari berkata, "Omong-omong,
Roger memasang raut murung, padahal di dalam hati dia tengah mengagumi kemampuan akting Javier. Hanya saja, sepertinya atasannya itu terlalu mendalami peran sampai menendangnya keluar!Saat itu, Listya mendadak muncul dan menghampiri Roger. "Pak Roger," panggilnya.Roger tertegun sejenak ketika menoleh dan melihat sosok Listya. Namun, dia segera memasang senyum dan berkata, "Nona Listya, suasana hati Tuan Javier sedang kurang baik. Kalau kamu mau menemuinya untuk masalah pekerjaan, mungkin bisa ditunda dulu."Listya pasti sudah mendengar rumor yang beredar di perusahaan. Menurut logika, seharusnya dia memanfaatkan kesempatan ini untuk mengusik Claire. Bagaimanapun juga, sandiwara Claire dan Javier pagi ini kembali memberi wanita itu kesempatan. Selama Listya tidak curiga, seharusnya dia akan bertindak. Di luar dugaan, dia malah datang ke sini! Apa dia memiliki tujuan tertentu?"Oh, begitu, ya? Tapi, ada yang ingin kubicarakan dengan Tuan Javier. Apa Pak Roger bisa memberiku pengecualia
Javier berkata dengan ekspresi misterius, "Jadi, menurutmu keuntungan perusahaan juga harus dipertimbangkan, 'kan?"Listya tersenyum dan menyahut, "Pebisnis mana yang nggak memikirkan keuntungan?"Listya maju satu langkah, lalu mencondongkan tubuh sedikit ke depan sambil berkata, "Kalau suamiku juga seorang pebisnis, aku pasti mendukungnya memilih keuntungan. Bagaimana seorang wanita bisa menjadi istri yang baik kalau dia bahkan nggak bisa menyelesaikan masalah pribadinya dan harus melibatkan bisnis suami?"Ekspresi Javier tidak terbaca. Dia hanya menatap Listya tanpa mengatakan apa-apa.Listya memasukkan sebuah lipstik ke dalam saku jas Jaiver, lalu berujar sambil tersenyum manis, "Kalau Tuan Javier percaya padaku, aku bisa membantumu sepenuh hati seperti Pak Roger."Javier tertawa kecil dan membalasnya, "Oke. Karena kamu sangat percaya diri, aku akan memberimu kesempatan."Listya menegakkan tubuhnya, lalu mengulum senyum dan berkata, "Aku nggak akan mengecewakanmu, Tuan Javier."Sete
Javier melonggarkan dasinya sambil menyahut datar, "Jangan menebak yang tidak-tidak."Melihat ekspresi masam Claire, Listya pun menjelaskan, "Bu Claire, kamu salah paham. Tuan Javier ....""Kamu nggak perlu ikut campur dalam urusan kami," sindir Claire sambil menatap Listya dengan dingin.Melihat ini, mata Listya justru berbinar puas. Katanya, "Bu Claire, bagaimana kamu bisa mencurigai Tuan Javier? Hubunganku dengan Tuan Javier cuma sebatas atasan dan bawahan. Lagi pula, sebagai istri Tuan Javier, kamu seharusnya percaya padanya."Claire tersenyum setengah hati pada Listya, lalu berkata, "Kenapa, kamu nggak tega padanya? Kamu juga tahu kalau aku istrinya. Kalau aku nggak datang, kamu mungkin sudah menempelkan tubuhmu padanya, 'kan?"Senyuman di mata Javier hampir tidak bisa disembunyikan. Namun, dia tetap memasang ekspresi dingin saat berkata, "Claire, pulanglah dulu.""Aku tanya padamu, apa kamu harus mempertahankan wanita ini?" seru Claire.Javier menyahut sambil mengernyit, "Ini mas
Claire menghampiri mereka. Ketika melihat mata Roger yang bengkak, Claire tertawa dan berkata, "Maaf, Roger. Sandiwara tetap harus terlihat realistis. Kamu harus sedikit menderita. Lagi pula, Izza sudah berusaha tinju pelan-pelan.""Kalian sangat kejam!" gerutu Roger dengan kesal sembari turun dari mobil.Setelah kejadian ini, banyak orang yang percaya dengan rumor tentang pertengkaran Claire dan Javier. Hal ini bahkan sampai di telinga Steven. Begitu Javier tiba di vilanya, dia langsung dipanggil ke ruang kerja. Steven membanting meja dan membentak, "Javier, apa kamu sudah bosan hidup?"Javier sudah mendengarnya dari Herman, jadi dia tahu alasan Steven mencarinya. Dia menggosok hidungnya seraya menjelaskan, "Ayah, kejadiannya tidak seperti yang kamu pikirkan.""Bukan seperti yang aku pikirkan?" Steven mengetuk-ngetuk meja sambil menyergah, "Javier, saat itu kamu yang meminta Claire menikah denganmu. Kenapa setelah menikah, kamu malah tidak menghargai pernikahanmu? Rumah tangga kalian
Usia Jody memang baru 13 tahun, tetapi tinggi badannya sudah mencapai 170 cm. Ketika mengenakan seragam sekolah, dia terlihat seperti pemeran utama tampan di dalam drama.Setelah sekelompok pria berbaju hitam menggeledah rumah itu cukup lama, salah satu dari mereka mengambil sesuatu dan bergegas ke arah mobil. Ketika Jody menurunkan jendela, orang itu melaporkan, "Tuan Jody, kami menemukan kotak ini di dalam rumah itu."Jody mengambil kotak itu, lalu membukanya. Terlihat sebuah jam saku kuno berwarna tembaga. Jam saku ini bisa dibuka. Di dalamnya ada foto kecil.Para pria berbaju hitam berbaris di halaman Balai Pertemuan Fernando. Begitu melihat Jody masuk, mereka semua memberi hormat dan menyapa, "Tuan Jody."Jody berjalan melewati mereka sambil bertanya, "Di mana Kakek?"Salah satu di antara mereka menjawab, "Ada di ruang kerja." Setelah mengatakan ini, dia langsung mengantarkan Jody ke ruang kerja.Ketika Jody masuk, Berwin yang tadinya sedang membaca dokumen seketika menengadah. Di