Cherry yang berdiri di samping melihat Cahya mengakhiri panggilan telepon. Cherry bertanya, "Dia mau ikut, nggak?"Cahya meletakkan ponselnya di atas meja, lalu memeluk Cherry dan menyahut, "Mau. Tapi, takutnya nanti dia akan kesal kalau tahu kita berniat menjodohkannya."Cherry merapikan kerah baju Cahya sembari berujar, "Claire bilang, kemungkinan keberhasilannya 89 persen.""Claire begitu yakin?" tanya Cahya seraya menyipitkan matanya. Dia penasaran siapa wanita yang akan dijodohkan dengan Hardy.Cherry memandang Cahya, lalu tertawa dan berucap, "Nanti kamu juga akan tahu."Saat akhir pekan, Claire dan Javier membawa 2 anak mereka ke daerah pinggiran kota untuk memilih tempat. Akhirnya, mereka memilih sebuah tempat dengan pemandangan yang indah. Tempat ini sangat cocok untuk berkemah. Air danau sangat dangkal dan jernih, jadi batu-batu kecil dan tumbuhan di dasar danau bisa terlihat jelas."Ayah, Ibu, ada banyak kecebong!" seru Jessie yang berjongkok di tepi danau. Dia terlihat gemb
Cherry memperkenalkan kepada Jerry dan Jessie, "Paman itu adik sepupunya ayah angkat kalian.""Oh ...," sahut Jerry dan Jessie sembari mengangguk. Kemudian, mereka memanggil dengan sopan, "Halo, Paman."Hardy mengamati Jerry dan Jessie. Seharusnya, mereka berdua adalah anaknya Claire dan Javier karena tampang kedua anak ini sangat mirip dengan mereka berdua.Cherry memandang Cahya sembari berucap, "Aku bantu mereka dulu."Cahya mengangguk dan menyahut, "Oke."Cherry membawa kedua anak itu ke sekitar tenda. Hardy melirik tempat kemah sekilas, lalu melipat kedua tangan di dada dan berkomentar, "Kenapa aku merasa seperti ditipu kalian?"Cahya tersenyum dan meletakkan tangan di bahu Hardy. Dia berujar, "Kamu sudah sampai di sini, memangnya kamu mau balik lagi?"Hardy berdecak, lalu melihat ke tempat kemah sekali lagi. Saat melihat seseorang, Hardy tertegun.Kala ini, Naomi sedang berjongkok di samping Claire untuk memasang alat pemanggang, lalu menambah arang dan menyalakan api. Claire mel
Cahya menuang segelas anggur untuk dirinya, lalu berujar, "Apa yang dibilang Cherry memang benar. Kamu lagi hamil, suamimu pasti mau menjagamu. Lagi pula, sudah ada yang menjaga Naomi."Candice mengernyit, ada apa ini? Memangnya kenapa kalau dia sedang hamil? Candice takut Naomi merasa canggung makanya dia menyuruh Naomi duduk di sampingnya.Louis menyadari ada yang tidak beres. Dia melirik Hardy dan Naomi sekilas, lalu merangkul Candice dan berkata, "Apa yang dibilang kakak sepupumu memang benar."Candice yang kesal menyikut pinggang Louis. Claire mengambil botol anggur, lalu menuang anggur ke gelasnya dan menimpali, "Bukannya ada aku yang menjaga Naomi? Bagaimanapun, sekarang Naomi itu satu-satunya desainer di Perusahaan Soulna. Tentu saja aku harus memperhatikan Naomi."Candice setuju dengan ucapan Claire sehingga dia tidak khawatir lagi. Naomi mengatupkan bibirnya, dia yang duduk di samping Hardy tentu merasa sangat gugup.Kemudian, Claire menatap Naomi sembari bertanya, "Naomi, ka
Louis melakukan 50 kali push-up satu tangan dengan gigih. Selama beberapa ronde berikutnya, Louis mendapatkan kartu joker 3 kali, sementara Claire 2 kali dan Cahya 1 kali. Tampaknya, tak peduli bagaimanapun kartu dibagikan, kelompok Hardy selalu saja lolos.Cherry pun berkata dengan geram, "Apa-apaan ini? Hardy, kenapa kalian bisa begitu beruntung?"Sementara itu, Hardy menyilangkan kedua tangannya sambil menjawab dengan santai, "Aduh, gim ini terlalu membosankan."Selanjutnya adalah giliran Javier yang membagikan kartu. Saat kartunya terbuka, senyum di wajah Hardy langsung membeku. Sebab, kartu joker berada di tangan Naomi sekarang. Naomi sama sekali tidak menyangka bahwa dia akan mendapatkannya. Dia pun segera panik, lalu berkata, "Maaf, aku ...." Dia telah mempermalukan Hardy.Cherry sangat kesal dengan sikap angkuh Hardy barusan. Kini, dia langsung menyindir, "Tuhan memang punya mata. Siapa yang tadi bilang gim ini membosankan? Langsung dikasih joker!"Hardy menarik napas dalam-dal
Naomi berkata sambil tersenyum, "Oke, Kakak akan menunggumu." Dia berdiri di tengah hutan dan melihat sekeliling. Suara desiran daun sesekali terdengar."Kak Naomi, aku sudah selesai," ucap Jessie. Gadis kecil itu keluar dari belakang pohon dan merapikan pakaiannya sendiri. Saat melihat gadis kecil yang cantik dan manis di depannya, Naomi tak kuasa mencubit pipinya.Saat ini, Jessie tiba-tiba melihat sesuatu. Dia menunjuk ke suatu arah sambil berkata, "Kak Naomi, di sana ada banyak bunga liar, ayo kita pergi lihat."Jessie berlari ke sana dengan penuh semangat, sementara Naomi mengikuti di belakang. Dia mengingatkan Jessie, "Pelan-pelan."Di perkemahan, Claire yang pergi ke tepi danau, hanya melihat Candice dan Jerry yang mengumpulkan banyak kerang. Dia melihat sekeliling, lalu bertanya, "Di mana Jessie dan Naomi?""Bukannya mereka di sana ...," jawab Candice. Dia menoleh ke suatu arah, tetapi tidak ada siapa-siapa di sana. "Eh?"Louis mendekat sambil menjawab, "Cari Naomi dan Jessie,
Saat pertama kali bertemu di kafe, Naomi tidak membawa uang. Kedua kalinya, dia menabrak mobil orang dan diminta ganti rugi, bahkan hampir dihajar. Ketiga kali adalah ketika mereka berjalan-jalan, tiba-tiba malah turun hujan. Sementara itu, yang keempat adalah Naomi terjatuh dari tangga dan harus digendong pulang oleh Hardy ....Naomi pun merasa makin malu karena apa yang dikatakan pria ini memang benar. Tiba-tiba, tangan seseorang terulur ke hadapannya. Naomi tertegun sejenak, lalu mendongak dan mendapati Hardy yang mengulurkan tangan ke arahnya. Pria itu menatapnya sambil bertanya, "Jangan-jangan, kamu ingin aku menggendongmu kembali ke perkemahan?"Naomi sangat terkejut. Dia segera membantah, "Ten ... tentu saja nggak!" Dia meraih siku tangan Hardy dan perlahan berdiri dari tanah. Nyeri di pergelangan kakinya membuatnya tersentak.Hardy memandang kaki kanannya yang terangkat, lalu bertanya, "Kakimu terkilir?"Naomi segera mengangguk. Kemudian, Hardy menuntunnya untuk duduk di bawah
Hardy yang duduk di depan api terlihat menambahkan kayu bakar. Kemudian, dia menoleh ke arah Naomi yang bersandar di dinding batu. Wanita itu meringkuk sambil memeluk dirinya sendiri, dia sepertinya kedinginan.Hardy pun bangkit dan berjalan ke arahnya. Dia berjongkok di depan Naomi, lalu mengangkat tangan untuk menyentuh dahinya. Dahi Naomi tidak terlalu panas, sepertinya dia hanya demam ringan.Pria itu segera bangkit dan mengambil mantel yang sudah kering, lalu menyelimuti Naomi dan memeluknya. Wanita itu sontak terkejut. Entah karena dia merasa kedinginan atau bukan, tetapi momen ketika Hardy memeluknya, dia merasa sangat hangat dan nyaman."Kamu akan merasa baikan setelah tidur," ucap Hardy seraya membenamkan kepala wanita itu ke dadanya.Naomi yang mendengar suara dan merasakan detak jantung Hardy, tiba-tiba berkata sambil tersenyum, "Rasanya seperti mimpi."Hardy menunduk, lalu bertanya sambil melihat rambut Naomi, "Mimpi apa?"Saat ini, Naomi sudah linglung. Dia mengulurkan tan
Claire berjalan mendekat, lalu merangkul Candice sambil berkata, "Kamu nggak usah mengkhawatirkan Naomi. Hardy belum tentu akan macam-macam.""Claire, kamu dan Cherry sangat aneh hari ini," ucap Candice. Dia menepis tangan Claire, lalu teringat dengan sesuatu sehingga berkata, "Kenapa aku merasa seolah-olah kalian tahu tentang sesuatu dan cuma aku yang nggak tahu apa-apa?"Louis berdeham sebelum berkata, "Kamu sendiri yang terlalu bodoh dan tidak peka."Candice sontak menginjak kakinya. Namun, Louis hanya bisa menahan diri. Bagaimanapun, Candice adalah istrinya, dia tidak bisa membalasnya.Sementara itu, Javier memeluk bahu Claire sambil berkata, "Sudahlah, ini sudah malam. Ayo, kita istirahat. Besok pagi, mereka pasti akan kembali." Dia dan Claire pun kembali ke tenda. Cherry juga mendorong Cahya ke dalam tenda.Saat ini, Candice menarik Louis sembari berkata, "Cepat beri tahu aku, apa yang sebenarnya terjadi?"Louis pun memeluknya sambil berucap, "Sayang, kita kembali ke tenda dulu,