Benn tertawa dingin, lalu bangkit. Sembari melihat mantel di lantai, dia berkata, "Mandi dulu sebelum keluar." Setelah itu, dia berbalik dan keluar dari kamar mandi.Chelsea tiba-tiba bersandar pada dinding dengan tidak berdaya dan tersenyum pahit. Keputusan bodoh untuk tidak menolak Benn pada malam itu, membuatnya bernasib seperti sekarang ini. Dia memang pantas mendapatkannya. Ternyata ini adalah akhir dari seorang "wanita nakal"?Setelah mandi, Chelsea pun keluar. Dia tidak menyalakan lampu di ruang tamu, sebaliknya hendak berjalan ke kamar tamu dalam kegelapan. Namun, kamar itu tiba-tiba menjadi terang. Lampu gantung yang menyilaukan membuatnya memicingkan mata. Kemudian, suara Benn terdengar dari belakang. "Karena mau jadi wanitaku, kamu harus tahu di mana ranjangmu."Chelsea pun berbaring di samping Benn. Ketika dia hendak membalikkan badan, pria di belakangnya itu berkata, "Peluk aku."Chelsea menggertakkan giginya, lalu memutar badannya dan memeluk Benn dengan kaku. Dia menutup
Benn melambaikan tangan untuk memanggilnya. Chelsea berjalan ke arahnya. Pria itu memeluk pinggangnya di depan umum, lalu berkata, "Kita semua sudah saling kenal, gimana kalau bermain sekali?"Chelsea menjawab sambil tersenyum, "Boleh."Mendengar ini, Cahya pun berbalik dan melihat ke arah Louis. Dia mengangkat gelasnya seraya bertanya, "Kapan Chelsea begitu dekat dengan Benn?"Louis tampak menggeleng. Dia bersulang dengan Cahya sembari menjawab, "Aku juga kurang tahu."Benn memberikan stik biliar kepada Chelsea, lalu menatap ke arah Louis sambil berkata, "Katanya, kamu cukup jago main biliar. Tidak mau ikutan?"Louis merasa bahwa pria itu sedang mencari masalah. Sementara itu, Cahya sepertinya menyadari sesuatu. Pandangannya tertuju ke arah mereka. Dia yang biasanya tidak tertarik pada urusan orang lain, kini malah memicingkan mata dan pertama kalinya merasa tertarik.Chelsea tahu apa yang ingin dilakukan Benn. Pria itu ingin mempermalukannya dengan membiarkannya bermain dengan mantan
Raut wajah Chelsea membeku. Melihat ini, Benn bertanya sambil tersenyum, "Kamu lagi kasih aku kesempatan?"Chelsea pun menatapnya dengan tajam. Baiklah, anggap saja dia tidak beruntung!Benn mendekatinya, lalu melanjutkan, "Sudah siap belum?" Sebelum Chelsea sempat merespons, dia sudah memasukkan bola penentu ke dalam lubang dengan mudah.Setelah itu, Benn menoleh ke arah Chelsea. Wanita itu meletakkan stiknya, lalu berbalik dan membuka botol XO tersebut. Saat itu, Louis berkata, "Mempermalukan seorang wanita seperti ini sepertinya bukan sesuatu yang akan kamu lakukan."Orang-orang di sekitar seolah-olah sedang menonton drama. Benn berkata sambil tersenyum, "Dia sendiri yang mau bertaruh denganku. Aku hanya bertindak sesuai kesepakatan taruhan, apa itu bisa dianggap mempermalukannya?"Mendengar ini, Louis saling bertatapan dengannya, lalu berkata, "Aku tidak paham apa maksudmu."Benn menjawab dengan santai, "Aku tidak punya maksud apa-apa."Saat itu, Cahya menghampiri sambil berkata, "
Louis bertanya sambil tersenyum, "Kenapa, menyesal sudah merebutku darinya?"Candice memalingkan wajah seraya membalas, "Siapa yang merebutmu? Kamu yang sendiri yang mendekatiku."Pria itu pun merangkul Candice sambil tersenyum. Dagunya bersandar di atas kepala Candice, lalu dia berkata, "Iya, aku yang mendekatimu. Siapa suruh aku jatuh hati padamu?"....Entah sudah berapa lama Chelsea tertidur. Ketika membuka matanya, langit sudah terang. Dia baru menyadari bahwa dirinya berada di kamar pasien. Dia tampak menggosok pelan pelipisnya karena merasa lelah dan pusing.Shella duduk di kursi pendamping. Ketika melihatnya bangun, dia segera bertanya, "Kak Chelsea, apa kamu baik-baik saja?""Siapa yang membawaku ke rumah sakit?" tanya Chelsea dengan suara serak.Shella menjawab, "Cahya dan Louis. Louis juga yang meneleponku agar aku menemanimu di sini."Chelsea meminta dia untuk membantunya duduk. Kemudian, Shella menghela napas sebelum berkata, "Louis sudah memberitahuku. Nggak disangka, Ben
Chelsea juga tidak tahu kenapa dia tiba-tiba bermimpi tentang masa lalu. Mungkin otaknya sudah hampir melupakan masa lalunya, jadi ingatannya sedang memberikan isyarat? Dia menatap ke arah Benn sambil bertanya, "Apa kamu punya persyaratan khusus untuk wanitamu?"Pandangan Benn tertuju pada bibir merahnya, lalu berbalik bertanya, "Menurutmu?"Pria itu ingin mendekat, tetapi Chelsea malah menahan pundaknya dan menolak ciumannya. Ketika melihat tatapannya yang agak kesal, dia sedikit menoleh sambil berkata, "Semalam, aku muntah. Sampai sekarang, aku masih belum sikat gigi atau berkumur. Aku nggak mau bikin kamu mual, terima kasih."Benn pun tersenyum. Dia beralih mencium kening wanita itu. Chelsea agak terpaku. Apa maksudnya? Benn mengelus kepalanya, lalu berkata, "Istirahatlah dengan baik." Setelah itu, dia bangkit."Kak Chelsea, aku sudah membelikanmu ...," ucap Shella. Dia masuk ke dalam kamar pasien sambil membawa sup ubi jalar. Begitu melihat Benn di sana, dia sangat kaget. Pria itu
Acara diawali dengan interaksi antara pemeran utama pria dan wanita di atas panggung. Hal itu cukup menghibur para penggemar. Kemudian, diikuti dengan wawancara dari para wartawan. Chelsea tidak berbicara sepanjang acara karena tidak ingin menjadi pusat perhatian. Namun, karena tidak sengaja menguap, kamera pun tertuju padanya. Tiba-tiba, mikrofon juga disodorkan ke hadapan Chelsea.Pembawa acara meminta dia untuk berbicara. Dia sedikit terkejut, tetapi tetap menerimanya dan berkata dengan tenang, "Ini adalah pertama kalinya aku berakting. Aku sangat senang bisa berinteraksi dengan semua orang di tim produksi. Aku sangat berterima kasih kepada sutradara yang memberiku kesempatan untuk berperan."Entah apakah wartawan sengaja menggiring topik, tetapi akhirnya Chelsea malah diminta untuk bermain biola di tempat. Ketika ini terjadi, semua orang di lokasi sontak paham. Saat Chelsea masih menjadi model, dia pernah mengejar Louis. Kala itu, semua media tahu bahwa dia bahkan belajar biola de
"Menemanimu beberapa hari?" tanya Chelsea.Benn mengangkat pelan alisnya sebagai tanggapan. Chelsea mendadak tertawa kecil dan melanjutkan, "Memangnya kamu nggak perlu menemani seseorang?"Benn menjepit dagu Chelsea dengan jari-jarinya seraya berkata, "Kamu mau aku menemani siapa?""Mana aku tahu?" balas Chelsea sambil menepis tangan Benn. Dia lalu menarik selimut hingga menutupi tubuhnya dan berdiri.Setelah itu, Chelsea mengambil handuk dan membalut tubuhnya dengan itu. Dia duduk membelakangi Benn di tepi ranjang dan mengikat rambut panjangnya seraya berkata, "Ada wanita lain yang menunggumu, 'kan? Kalau gitu, aku nggak akan memonopoli kamu."Saat Chelsea hendak berdiri, Benn menariknya hingga duduk kembali, lalu berbisik di telinganya, "Kamu cemburu?"Chelsea terhenyak, lalu terbahak dan berkata, "Aku cuma simpananmu, untuk apa aku cemburu?"Benn menatapnya sambil tersenyum, lalu berujar, "Kamu cukup memahami statusmu."Chelsea melepas pelukan Benn dan melangkah ke kamar mandi. Dia
Khawatir Benn tidak bisa beradaptasi, manajer proyek itu pun berkata, "Maaf, Tuan Benn. Tidak ada hotel atau sejenisnya di sekitar lokasi proyek.""Tidak masalah. Atur saja di tempat Pak Aditya biasa menginap," sahut Benn sambil menerima teh yang diberikan padanya.Manajer proyek itu mengangguk dan membalas, "Baik, aku akan mengaturnya sekarang juga."Setelah manajer proyek pergi, Benn menyesap tehnya, lalu melirik Chelsea yang duduk bersedekap di sampingnya. Dia menaruh cangkir tehnya ke meja, lalu berujar sambil tersenyum, "Kenapa? Kamu kesal karena harus menginap di lokasi proyek bersamaku?"Chelsea membalas tatapan Benn dan berkata, "Bukannya kamu yang memaksaku menemanimu?"Kemudian, sebuah gagasan melintas di benaknya. Chelsea lantas mendengus dan melanjutkan, "Kamu nggak tega meminta simpananmu yang lain untuk panas-panasan menemanimu, jadi aku dijadikan penggantinya. Sepertinya kamu berniat membuat kulitku bertambah gelap."Chelsea sudah menyemprot ulang tubuhnya dengan tabir s