Benn menggenggam kaki gelas, lalu mengendusnya. Seketika tampak senyuman di wajahnya. “Nona Chelsea cukup waspada.”“Mana mungkin aku seorang wanita nggak berwaspada.” Chelsea mengganti pose duduk santainya. “Ngomong-ngomong aku masih nggak tahu nama lengkap kamu. Kita akan bersandiwara selama 3 tahun. Setidaknya aku harus tahu nama lengkapmu.”Benn melirik Chelsea dari gelas transparan. “Benn Tanaka.”Chelsea tertegun sejenak. “Nggak pernah dengar.”“Sepertinya Nona Chelsea jarang baca berita.” Kali ini, Benn pun percaya Chelsea memang tidak mengetahui identitasnya. Seandainya Chelsea memang ingin bermain siasat tarik ulur, dia juga tidak mungkin bertanya hal seperti ini.“Aku nggak tertarik sama berita-berita itu.” Chelsea membongkar kontrak. “Berhubung kontrak sudah ditandatangani, aku pulang dulu.”“Ting tong.” Tetiba bunyi bel berbunyi.Chelsea menatapnya. “Kamu kedatangan tamu?”Benn menggoyangkan gelas. “Siapa lagi yang bisa datang pada jam segini?”Seketika Chelsea memiliki fir
“Kamu ….”Tetiba terdengar suara tawa. Benn meletakkan gelas anggurnya, lalu berjalan ke sisi Chelsea. Dia merangkul pinggang Chelsea, lalu bertanya, “Nona Angie, kami sudah ingin tidur. Apa kamu ingin tinggal di sini untuk menyaksikan pertunjukan?”Chelsea sengaja bersandar di dalam pelukan Benn. “Sayangku, kamu nyebelin banget, sih. Mana boleh disaksikan orang lain?”Benn mencubit dagunya, lalu menunduk menatap wajah Chelsea yang tidak dirias sama sekali. Seketika Chelsea merasa gugup. Jangan-jangan mereka akan melakukan adegan ciuman?Angie sungguh emosi ketika melihat gambaran di depan mata. Dia menggigit erat bibirnya, lalu berlari keluar ruangan.Pada saat ini, Chelsea baru mendorong Benn. Dia berjalan ke depan sofa untuk mengambil tasnya. “Syuting malam ini sudah berakhir. Sudah saatnya aku pu ….”“Apa kamu rasa dia tidak akan menunggu di depan hotel?” Benn langsung menyela omongannya.Langkah kaki Chelsea terhenti. Dia memalingkan kepala untuk melihat Benn. “Apa aku mesti menun
Alhasil, kecelakaan pun terjadi.Pedang palsu itu malah benar-benar menusuk ke dalam dada Chelsea. Si pemeran pria utama pun terbengong di tempat. Pikirannya seketika menjadi hampa. “Ini ….”Chelsea menunduk meliriknya sekilas. Rasa sakit seketika terasa. Apa? Pedang ini pedang asli?Sutradara dan pemeran figuran di samping masih tidak merasa ada yang aneh. Syuting tidak dihentikan.Baru saja si lelaki hendak mencabut pedang dan hendak menghentikan syuting, tetiba Chelsea memegang pedang itu, lalu melanjutkan dialognya. “Dylan, beraninya kamu melukaiku. Pada akhirnya, kamu malah melukaiku demi Emma.”Tangan si lelaki tampak gemetar. Dia sungguh tidak menyangka Chelsea masih akan bertahan dalam kondisi seperti ini.Si lelaki pun memaksakan diri untuk melanjutkan aktingnya. “Iya, kalau kamu berani … kamu berani ….”“Cut!” Ketika menyadari ada yang aneh dari ekspresi si lelaki, sutradara langsung menghentikan aktingnya. “Kenneth, ada apa denganmu?”Chelsea berjalan mundur beberapa langkah
Chelsea memandang langit-langit sembari menjawab, "Bisa dibilang begitu."Shella bertanya dengan bingung, "Maksudnya gimana?""Maksudnya, ya seperti itu." Chelsea tidak ingin menjelaskannya. Dia tiba-tiba terpikirkan sesuatu, lalu menatap Shella dan bertanya, "Oh ya, gimana dengan penyelidikan lokasi syuting?"Shella menjawab,"Para kru sedang menyelidiki masalah peralatan. Biasanya tim peralatan nggak akan melakukan kesalahan semacam ini." Dia termenung sejenak, lalu melanjutkan, "Lagi pula, peralatan asli hanya dijadikan pajangan. Tim peralatan juga nggak mungkin salah ambil untuk adeganmu dengan Kenneth."Peralatan palsu untuk syuting sangat mirip dengan yang asli. Jika tidak bisa dibedakan dengan baik, kemungkinan besar bisa salah ambil. Namun, semua peralatan yang digunakan Kenneth sudah dipersiapkan dengan baik. Tidak mungkin bisa terjadi kesalahan. Kecuali ....Shella bertanya dengan kaget, "Nggak mungkin ada yang menukarnya, 'kan?"Chelsea mengernyit dan tidak mengatakan apa-apa
Boris menoleh, lalu bertanya dengan ekspresi bingung, "Kamu siapa?"Setelah ragu-ragu sejenak, Chelsea menjawab, "Dia ... investor drama kami. Dia datang untuk menjengukku."Boris sontak tertegun.Benn mengangguk dengan sopan kepada Boris sembari menyapa, "Halo, Pak Boris. Senang bertemu denganmu."Boris tersenyum segan seraya memperhatikannya, lalu berkata, "Kamu bukan orang lokal, ya? Aku belum pernah melihatmu."Benn tersenyum sambil menyahut, "Aku memang bukan orang lokal."Chelsea khawatir Benn akan keceplosan, jadi dia segera menyela, "Ayah, bukannya Ayah masih ada pekerjaan? Jangan cemaskan aku lagi. Shella akan menjagaku. Kamu pulang dulu saja. Beri tahu Ibu aku nggak apa-apa. Beberapa hari lagi aku bisa keluar dari rumah sakit."Boris hendak mengatakan sesuatu, tetapi putrinya terus memintanya pulang. Apa lagi yang bisa dia katakan? Setelah memastikan putrinya tidak apa-apa, dia pun merasa tenang. "Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu. Ingat untuk istirahat. Dua hari lagi, ak
Benn menyilangkan kedua lengannya seraya melirik Louis dan tersenyum. "Sepertinya ada sesuatu yang ingin kamu katakan padaku," tutur Benn.Louis berbalik menatap Benn, lalu berucap, "Kamu terkenal punya banyak wanita. Kalau hanya mau main-main dengan Chelsea, aku sarankan sebaiknya cari wanita lain saja." Benn tertawa dan bertanya, "Louis, bukannya kamu sudah menikah? Kenapa kamu begitu peduli dengan mantanmu?"Louis mengernyit sembari menimpali dengan serius, "Aku sudah menganggap Chelsea sebagai teman. Aku tentu tidak akan diam saja tentang urusan temanku. Dia tidak seperti para wanita yang ada di sisimu."Benn berjalan melewati Louis dan berdiri di balkon. Di bawah sinar matahari, motif di setelan jasnya terlihat lebih jelas. Dia memandang ke bawah sambil menyahut, "Ini urusanku dengannya. Dia juga setuju."Louis melihat ke arah Benn seraya bertanya, "Kamu tidak menipunya, 'kan?""Aku tidak menipunya." Benn menoleh menatap Louis dengan tajam, lalu menambahkan, "Sebaliknya, aku juju
Ternyata Chelsea langsung bertindak! Tiba-tiba terdengar bunyi bel. Nelson berjalan ke belakang pintu, lalu bertanya dengan waspada, "Siapa?""Lembaga sosial," sahut orang itu.Begitu Nelson membuka pintu, tiba-tiba dua pria berseragam menerobos masuk dan menahannya di lantai. Sebelum Nelson sempat berbicara, pria berseragam mengeluarkan surat kepolisian dan berujar, "Kamu Nelson, 'kan? Kamu sudah membuat kekacauan di lokasi syuting dan membahayakan keselamatan orang lain hingga terluka. Ikut kami ke kantor untuk menjalani penyelidikan."Nelson sontak tertegun dan langsung dibawa keluar oleh polisi. Ketika menuruni tangga, ada banyak wartawan yang sedang menunggu di depan gedung. Begitu kamera di sorot ke arahnya, Nelson langsung mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya."Nelson, ada yang melaporkan bahwa kamu menukar peralatan syuting dan mengakibatkan Chelsea terluka. Apa itu benar?""Tolong jelaskan apa luka Chelsea ada kaitannya denganmu?"Pikiran Nelson seketika menjadi kacau.
Claire memeluk Javier dari belakang sambil bertanya, "Aku dengar Benn ada di Negara Makronesia, ya?"Javier meletakkan ponselnya di atas meja, lalu menjawab, "Pria itu tertarik dengan proyek kerja sama antara Grup Esterna dengan Andreas. Dia ke sana untuk mengambil alih."Ketika Claire sedang memikirkan sesuatu, Javier tiba-tiba membaringkannya. Claire sontak terkejut. Dia menghalangi bibir Javier dengan jarinya sembari bertutur, "Kamu sudah makin berani mengabaikan tugasmu, ya. Pikiranmu hanya melakukan hubungan saja."Javier memegang jari istrinya seraya berucap, "Asalkan kamu di sisiku, aku rela menjadi bejat."Claire mengangkat kedua alisnya, lalu meletakkan tangannya di pinggang suaminya. Dia mengingatkan, "Kamu harus menjaga kesehatan ginjalmu."Javier mencium Claire sambil melepaskan kancing bajunya dan menimpali, "Dua puluh tahun lagi, aku masih punya kamu yang akan memasakkan sup bernutrisi. Setelah meminumnya, staminaku pasti masih kuat."Di sisi lain, setelah panggilannya di