Share

Bab 80

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-03-28 23:17:28

“Seingatku, Ryzen tidak mengizinkan kalian untuk bertarung dan membunuh lagi, menyuruh kalian untuk berbisnis sesuai aturan. Tapi, hari ini kamu malah membuat masalah? Apa kamu tidak mau meminta petunjuk Ryzen dulu?” Nathan berkata dengan tenang.

Chris tercengang, dia menatap Nathan sekilas, setelah ragu-ragu dia kemudian berpesan pada bawahannya, “Perhatikan mereka, jangan sampai ada satupun yang kabur, aku akan menelpon Tuan Ryzen.”

Selesai berkata, Chris mengeluarkan ponselnya dan keluar dari ruangan.

Melihat Chris yang meminta petunjuk dari Ryzen membuat Andrew dan yang lainnya menjadi lebih pucat lagi, perlu diketahui Ryzen memiliki reputasi yang buruk di Kota Vale, dia adalah raja pembunuh berdarah dingin yang sadis. Kalau benar-benar menyinggung Ryzen, maka mereka semua tidak akan ada yang tersisa, pada saat itu, mereka pasti akan disiksa hingga mati.

“Nathan, dasar tidak punya otak! Sekarang kami semua akan mati bersamamu, tidak akan ada satupun yang bisa keluar dari sini hidu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 81

    Setelah menunggu cukup lama, Andrew dan yang lainnya masih berlutut di lantai, kedua lutut mereka sakit tapi tidak ada yang berani berdiri, dan tetap mempertahankan posisi berlutut. Brak! Setengah jam berlalu, pintu ruangan tiba-tiba dibuka dengan kasar, Ryzen menerobos masuk kedalam. “Tuan Ryzen!” Chris segera menghampiri dan menyambutnya. Mendengar Ryzen sudah datang, Andrew dan yang lainnya sibuk mendongakkan kepala mereka, tatapan mereka jatuh pada tubuh Ryzen yang membuat mereka terkejut dan hampir pingsan. Sangat jarang ada orang yang pernah melihat Ryzen secara langsung, dan saat mereka melihatnya, aura haus darah dari tubuh Ryzen membuat mereka gemetar ketakutan dalam sekejap! Ryzen tidak memperdulikan Chris, dia langsung menjatuhkan pandangannya pada Nathan. Namun Nathan mengedipkan matanya pada Ryzen, dan Ryzen pun mengerti akan kode yang diberikan olehnya, dia tidak menghampirinya seolah tidak mengenalnya. Lily dan Lisa ada disini, kalau mereka sampai tahu Nathan meng

    Last Updated : 2024-03-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 82

    “Tidak!” Nathan menggelengkan kepalanya. Melihat Nathan menggeleng, Lisa merasa lebih bingung lagi. “Kalau kamu juga tidak mengenalnya, apa yang membuat Tuan Ryzen begitu sungkan kepada kita?” “Aku tahu, pasti Tuan Ryzen mengenal Pak Andrew, apa kalian tidak melihat saat Tuan Ryzen masuk, dia langsung memapah Pak Andrew berdiri dengan segan?” seketika ada seseorang yang berteriak. “Benar, pasti dia mengenal Pak Andrew, saya juga melihat Tuan Ryzen tersenyum kepada Pak Andrew!” Karena tadi Andrew sudah kehilangan muka, sekelompok orang ini juga sudah keluar dari ancaman maut, mereka tentu saja harus menemukan cara untuk mengembalikan martabat Andrew. Kalau tidak saat bekerja nanti mereka pasti akan dipersulit. “Andrew, apa yang sebenarnya terjadi? Kamu sebenarnya kenal atau tidak dengan Ryzen?” Lisa yang kebingungan mulai mendesak. Kalau Andrew mengenal Ryzen, itu tidak menjelaskan sikapnya diawal tadi, dia terkejut dan langsung bersujud bahkan mengompol! Kalau dia tidak mengena

    Last Updated : 2024-03-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 83

    “Lily, ini sudah cukup malam, ayo kita pulang,” Nathan berkata pada Lily.Lily melirik jam di tangannya lalu mengangguk. "Ayo!"Andrew juga tidak peduli kalau Nathan pergi bersama dengan Lily, karena kehadiran Nathan pun tidak ada artinya baginya.“Lisa, kamu juga jangan pulang terlalu malam, jangan membuat paman Darby mengkhawatirkanmu,” Sambil berjalan pergi, Nathan berpesan kepada Lisa.Lisa seketika menunjukkan raut wajah tidak senang, dia mendengus. “Bukan urusanmu, apa kamu ayahku ? atau ibuku? Atau tetuaku? Aku mau pulang jam berapapun tidak perlu kamu urus!”“Nathan, antarkan saja pacarmu sendiri kerumahnya, pacarku tidak perlu kamu urus, kepo sekali!” Andrew mencibir pada Nathan dengan tatapan kesal.Nathan juga tidak mengatakan apapun lagi, dia sudah mengingatkan Lisa, tapi karena Lisa tidak menghiraukannya, Nathan pun tidak banyak bicara lagi.Setelah Nathan dan Lily kembali ke rumah, Mary sedang menunggu Lily didepan pintu.Saat melihat Lily dan Nathan pulang bersama, Mary

    Last Updated : 2024-03-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 84

    “Pak Anton?!” Wajah Andrew dipenuhi keterkejutan, Antonius sangat jarang datang ke departemen pemasaran, entah angin apa yang meniupnya kemari hari ini.Antonius hanya melirik Andrew dan tidak memarahinya, sebaliknya, dia menatap para karyawan melalui jendela ruangan, dan tatapan Antonius terkunci pada Nathan.Pada saat ini, Lily sedang mencari Nathan, dan sedang berdiri sangat dekat dengan Nathan, melihat mereka yang begitu akrab, Antonius mengernyitkan kening : “Pak Andrew, siapa wanita itu?”Andrew bergegas melihat kearah Lily yang ditunjuk oleh Antonius dan menjawab. “Pak Anton, itu adalah pacar Nathan, namanya Lily, dia baru mulai bergabung hari ini!”“Pacarnya Nathan?” Antonius tercengang.Melihat ekspresi Antonius, Andrew juga ikut terkejut, dia mengangguk pelan. “Iya benar, pacarnya Nathan!”Segera, Antonius yang terkejut langsung tersenyum sinis. “Cari kesempatan untuk memotret mereka berdua saat sedang bermesraan, lalu kirimkan padaku, tapi jangan sampai ketahuan.”“Baik!” A

    Last Updated : 2024-03-31
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 85

    “Apakah perusahaan ini sudah bangkrut?” Lily melihat papan nama yang ada didepan pintu dan berkata dengan khawatir.“Apa ada orang didalam?!”Teriak Lily memanggil-manggil.Kalau perusahaan sudah bangkrut, dan orangnya sudah kabur, maka ini akan menjadi piutang tidak tertagih!“Ayo lihat kedalam,” Nathan berkata dan langsung melangkah masuk.Baru memasuki perusahaan, sudah terdengar suara teriakan dari orang-orang yang sedang minum dan berjudi, bahkan asap rokok juga terlihat mengepul, dan ada suara nafas yang terengah-engah. Di dalam lobi perusahaan terlihat beberapa pria yang bertelanjang dada dengan tubuh kekar yang dipenuhi tato sedang bermain kartu dan merokok, mata mereka semua terlihat memerah.Melihat pemandangan seperti itu, Matius langsung menyesali keputusannya, dia menarik narik lengan baju Nathan dengan ringan. “N-Nathan, bagaimana kalau kita kembali lagi lain hari?”Raut wajah Lily juga terlihat kurang baik, dilihat dari sisi mana pun ini tidak terlihat seperti sebuah pe

    Last Updated : 2024-04-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 86

    "Ah!" Terdengar teriakan gadis yang membawa Nathan dan dia langsung berlari keluar untuk memanggil orang setelah melihat kejadian itu! "Tolong! Kak Surya!"Suara teriakan gadis itu dapat terdengar dengan lantang dari dalam ruangan itu.“Matius, kamu dan Lily pergi ambil uang itu, jangan lebih, ambil sebanyak hutang mereka pada perusahaan kita, jangan kurang satu sen pun!” Nathan yang sedang mencengkram Surya, berkata kepada Matius!Matius yang sudah ketakutan sejak tadi sudah tidak berani bergerak, malah Lily yang menatap Nathan lalu bergegas mengambil uang dari brankas itu. Segera, 1 miliar sudah memenuhi tas mereka, Lily berkata dengan panik kepada Nathan. “Nathan, uangnya sudah aku ambil, ayo kita pergi!”Tak! Trak! Tak! Tak!Baru saja Lily menyelesaikan kalimatnya, suara langkah kaki segerombolan orang sudah terdengar, pria-pria kekar yang sedang bermain kartu dibawah menerjang keatas, dan langsung menghalangi jalan keluar.“Bajingan, cepat lepaskan Kak Surya, beraninya kamu mel

    Last Updated : 2024-04-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 87

    “Apa kalian ingin mati?!” Nathan mendengus dingin dan segera sekelompok orang itu bagaikan diterpa angin topan.Swooosshh!Kecepatan Nathan sangat kencang, mereka bahkan tidak bisa melihat bayangan Nathan.Bugh! Brak! Krak!Satu detik kemudian, terdengar suara hantaman yang memilukan, tubuh mereka sudah tersungkur di lantai. Hanya dalam beberapa detik, semua orang yang ada di ruangan sudah tersungkur tak berdaya dilantai.Sedangkan Nathan tidak berniat menghabisi nyawa mereka, namun kaki dan tangan mereka sudah patah, dan luka mereka sangat fatal. Segera, Surya tersentak kaget, dan gadis yang ada di sampingnya memucat, wajahnya lebih pucat daripada bedak wajahnya.Dia tidak habis pikir, bawahannya yang sebanyak itu bisa dikalahkan begitu saja oleh seorang pemuda yang terlihat lemah.“Kamu, berhutang pada siapapun sebenarnya tidak masalah, namun sial sekali kamu malah berhutang padaku! Aku adalah manusia yang paling membenci orang yang berhutang padaku!” Nathan tersenyum sinis dan berj

    Last Updated : 2024-04-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 88

    Dan pada saat itu, para karyawan departemen pemasaran sedang duduk bersama dan mendiskusikan sesuatu secara diam-diam.“Bernyali sekali Nathan, dia malah pergi menagih hutang kepada Pak Surya, dia tidak tahu ya semua orang yang menagih hutang kesana selalu kembali dengan babak belur!”“Benar, Lily kenapa ikut juga? Pak Surya itu sangat genit, dia pasti akan mencabuli wanita-wanita cantik yang dilihatnya, ingat tidak sales wanita kita yang dulu? Dia langsung mengundurkan diri setelah pulang menagih dari sana, dengar-dengar dia sampai hamil anaknya Pak Surya!”“Kita tunggu saja, Nathan pasti akan kembali dengan babak belur!”Banyak yang mulai berbisik dan mendiskusikan masalah ini, sedangkan Lisa mengernyitkan keningnya dan merasa khawatir pada Lily. Dia tidak mengkhawatirkan Nathan, meskipun Nathan dipukuli hingga cacat, dia juga tidak akan mengkhawatirkannya. Tapi Lily, dia hanyalah seorang gadis kecil, dia bahkan belum melihat cara kerja dunia, kalau sampai dicabuli oleh Pak Surya, a

    Last Updated : 2024-04-02

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 869

    “Katana badai!”Katana itu terus bersinar dengan cahaya yang terang. Squala yang memegang katana di tangannya bersatu dengan katananya di udara, dan seluruh tubuhnya seolah berubah menjadi katana yang menikam tepat ke arah jantung Nathan.BAAAM!Aura di tubuh Nathan seketika meningkat. Nathan lalu membalik tangannya dan langsung menekan katana Squala. Gelombang besar kekuatan spiritual keluar dari tubuh Nathan, melewati katana Squala lalu menghantam dada Squala dengan keras.Squala mendarat dengan goyah dan mundur dua langkah. Namun hal ini membuat Squala semakin marah. Setelah itu, Squala langsung mengarahkan teknik ketiga miliknya.Nathan mengubah telapak tangannya menjadi sebuah pedang cahaya, dan sebuah cahaya keemasan yang tampak hendak membelah langit dan bumi muncul. Cahaya keemasan ini membuat raut wajah Squala berubah.“Aarrghhh! Sialan!” Setelah berteriak keras, cahaya putih terang melesat di matanya. Katananya diangkat melewati kepalanya dan seluruh kekuatan spiritualnya be

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 868

    “Karena kamu begitu percaya diri, maka rasakanlah kematianmu!” Setelah berbicara, pedang Aruna di tangan Nathan tiba-tiba menghilang. Sementara di telapak tangan Nathan, dua nyala api berwarna biru muncul dan mulai menari-nari. Nathan menjentikkan jarinya dan nyala api itu mulai membakar sekelilingnya.Api tersebut mengelilingi Nathan dan Squala. Di bagian tengah, kobaran api bersinar sangat terang, membuat mata orang yang berada di bawah arena mustahil melihat apa yang terjadi di tengah kobaran api karena sinarnya yang begitu menyilaukan.Squala mengernyitkan keningnya, lalu menghunuskan katananya ke arah Nathan. Empat sosok Squala yang sama persis menikam Nathan dan empat arah Nathan sudah diblokir. Nathan tidak bisa menghindar, dia hanya bisa memilih satu arah untuk menghindar, namun jika dia memilih yang salah, maka dia akan dikalahkan. Namun, dalam menghadapi serangan Squala, Nathan tidak memilih untuk melawan. Sebaliknya, dia bergumam dan kobaran api berwarna biru itu tiba-tiba

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 867

    Berhadapan dengan pedang Nathan, Squala sudah kehilangan kesombongan dan penghinaannya. Dia langsung meraih gagang katananya sendiri dan menyentakkannya dengan ganas.Krek!Katana Squala bagaikan bintang jatuh, seketika keluar dari sarungnya, bilahnya yang tipis mengeluarkan hawa dingin yang menakutkan.Klang!Suara memekakkan telinga terdengar, katana yang tipis dan pedang Aruna berbenturan keras.Saat dua besi tajam nan runcing itu saling berbenturan, Nathan dan Squala sama-sama mundur dan menciptakan jarak di antara mereka. Benturan itu memberikan gambaran kepada mereka tentang kekuatan satu sama lain, dan pergelangan kedua orang masih terasa sakit.Raut wajah Squala terlihat serius, sepasang tangannya menggenggam gagang katananya dan aura di tubuhnya mulai berubah. “Ternyata kamu bukan seorang penguasa Ingras. Masih muda tapi sudah tahu bagaimana cara menyembunyikan kekuatan, penuh perhitungan. Sepertinya hari ini aku tidak boleh membiarkanmu,” kata Squala.Setelah Squala selesai

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 866

    Sudut mulut Nathan terangkat saat menghadapi kekuatan batin yang begitu kuat. Semburan cahaya keemasan tiba-tiba muncul di sekujur tubuhnya, dan Nathan seketika terbungkus oleh cahaya keemasan itu bagaikan ulat kepompong.“Huh!” Raut wajah Squala sedikit berubah saat melihat perubahan pada Nathan. Seseorang dengan kekuatan penguasa Ingras, bagaimana mungkin bisa mengeluarkan aura yang begitu menakutkan dari tubuhnya?Tidak lama kemudian, sebuah energi yang bagaikan bilah pisau tajam menghantam tubuh Nathan.BRAK!BRAK!BRAK!Suara logam yang berbenturan terdengar, energi yang menghantam tubuh Nathan meledak dalam bentuk bola api dan akhirnya menghilang. Energi yang begitu menakutkan itu gagal menembus pertahanan Nathan dan tidak bisa melukainya.‘B-bagaimana mungkin?’ raut wajahnya terlihat muram, hati Squala dipenuhi dengan keterkejutan.Yarke, yang berada di bawah arena juga sama terkejutnya. Dia awalnya mengira Nathan naik ke atas arena untuk mengantarkan nyawanya, tapi adegan di

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 865

    Tidak lama kemudian, Erya terengah-engah, tenaganya terkuras, dan bulu coklatnya perlahan memudar. Matanya juga kembali ke warna aslinya. Erya kembali ke bentuk semulanya, saat ini aura di tubuhnya tidak cukup untuk melanjutkan transformasinya.Melihat penampilan Erya, tiga bayangan Squala langsung menyatu dan berdiri di depan Erya. Katana panjang di tangannya diletakkan tepat di leher Erya. Saat ini, hanya dengan lambaian pelan dari Squala akan membuat tubuh Erya terbelah. Namun, alih-alih membunuh Erya, Squala malah mengayunkan katananya dan bekas sayatan langsung muncul di tubuh Erya.Tidak lama kemudian, bekas sayatan-sayatan itu membentuk tanda di dada Erya. Meskipun Squala tidak membunuh Erya, tindakan ini lebih menghina.“Aku akan membunuhmu!” Erya yang melihat dadanya berlumuran darah meraung marah dan menerjang ke arah Squala. Namun, Squala langsung menendangnya keluar dari arena.Bugh!“Kalau bukan karena kamu adalah orang dari Negara Wilom, aku pasti sudah membunuhmu sejak

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 864

    Menghadapi Erya, Squala tidak sesantai saat dia berhadapan dengan Fangky, dia mengeluarkan sebuah pedang katana yang panjang. Seorang master wing chun menggunakan pedang?“Apa?! Dia menggunakan pedang?”“Apakah aku tidak salah melihat?!”“Seroang master wing chun bisa menggunakan pedang!”Orang-orang yang melihat itu berseru kaget dengan tatapan wajah yang tidak percaya. Katananya yang bagaikan daun willow bersinar dengan cahaya dingin, seperti sayap jangkrik yang tipis. Setiap ayunan katananya bagaikan sambaran petir.Erya mengandalkan ukuran tubuhnya dan tinjunya yang bagaikan besi, tidak takut dengan katana di tangan Squala. Dia langsung menggunakan sepasang tinjunya untuk melawan katana Squala.Klang!Klang!Klang!Setelah suara benturan, tinju Erya tidak terluka sama sekali. Meskipun keduanya tidak jauh lebih baik satu sama lain, hanya saja Erya jelas merupakan petarung yang lebih baik menggunakan tinjunya untuk melawan katana Squala.“Apakah kamu melihatnya? Tangan besi Erya tid

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 863

    Squala bukan tidak melakukan apa-apa. Gerakannya yang tiba-tiba itu ternyata menyerang Fangky dengan tangan kosong, kecepatannya bahkan tidak terlihat dengan mata telanjang. Hanya saja kecepatannya begitu tinggi sehingga tidak banyak orang yang bisa melihat gerakan Squala.Tapak Buddha yang ada di depan Squala mulai menghilang, sedangkan Fangky menatap Squala dengan keterkejutan. Keduanya hanya berjarak setengah meter, namun tidak ada yang bergerak.Bruk!Angin berhembus, dan tubuh Fangky tiba-tiba ambruk di atas arena.Saat tubuh Fangky ambruk, darah segar menyembur keluar dari tubuhnya mengalir dengan deras, memenuhi arena dengan darah. Di atas tubuh Fangky terlihat belasan lubang darah, seluruh tubuhnya sudah seperti sarang lebah. Mata Fangky membelalak, dia mati dengan enggan.“Memberi kesempatan padamu untuk turun dari arena, tapi kamu tidak menghargainya. Jangan salahkan aku!” ujar Squala dengan angkuh, melihat mayat Fangky.Semua yang menyaksikan pemandangan ini kaget. Kekuatan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 862

    Saat ini, semua perwakilan di atas panggung sudah mengundi, dan waktunya untuk memulai pertarungan. Seorang pria pendek berkulit gelap melompat dan mendarat di atas arena. Saat pria pendek itu mendarat, seorang pria berjanggut dengan sorban melilit di kepalanya berjalan ke atas arena dengan santai. Kedua pria itu saling memberi hormat tanpa mengatakan apa-apa, tapi aura yang terpancar dari tubuh keduanya langsung bertabrakan.Satu pukulan itu begitu ganas dan tak terduga, kecepatannya menimbulkan suara deru angin yang memekakkan telinga—jelas kekuatan dari satu pukulan ini tidak biasa.“Tuan Nathan, orang yang melayangkan tinjunya ini adalah Fangky, seorang ahli bela diri dari Negara Nimaria. Dia sudah berlatih sejak kecil. Kecepatannya luar biasa, dan serangannya sangat ganas,” jelas Milan kepada Nathan.Namun, Nathan tidak memperdulikannya. Meskipun pukulan Fangky begitu ganas dan kecepatannya luar biasa, bagi Nathan, itu masih belum cukup. Bahkan jika Nathan berdiri diam tidak berg

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 861

    Tidak lama kemudian, seorang pembawa acara mengenakan setelan bela diri dan memegang mikrofon berjalan masuk ke arena.“Hadirin sekalian, hari ini adalah kompetisi yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Tujuan turnamen ini adalah untuk memungkinkan negara-negara bertukar pengalaman dalam bela diri. Intinya, sebaiknya tidak ada yang terluka. Selain itu, atas saran dari tim perwakilan Negara Solara, kami menambahkan kompetisi tim untuk tahun ini!”“Aturan kompetisi tim sangat sederhana. Kami akan menempatkan anggota tim di sebuah pulau kecil, dan meletakkan bendera kompetisi di sana. Tim yang pertama kali mendapatkan bendera dan kembali dengan selamat akan menjadi pemenangnya.”“Tim lain boleh merebut bendera kompetisi. Tidak ada aturan yang mengikat. Tidak peduli bagaimana cara mendapatkan bendera, selama bisa membawa kembali bendera tersebut, maka akan dianggap sebagai pemenang.”“Namun, kita harus mementingkan persahabatan terlebih dahulu. Kompetisi adalah hal nomor dua. Seba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status