“Ditempat sedingin ini kenapa air kolam itu tidak membeku?” Beverly bertanya dengan bingung saat melihat air yang seperti tinta di kolam itu.“Lihat, ada seseorang di dalam kolam!” Saat itu, Prisly berteriak kaget.Nathan dan yang lainnya melihat ke arahnya, dan menemukan sebuah batu besar yang terangkat di tengah kolam, batu itu berukuran empat hingga lima meter persegi. Dan saat ini, di atas batu besar itu ada seseorang yang sedang duduk bersila.“Bukankah itu pria dengan energi spiritual hitam itu?! Kenapa orang itu bisa menemukan tempat ini juga? Lantas, benar-benar ada naga di tempat ini?” Abel mengenali orang yang ada di atas batu dan berkata dengan sedikit terkejut.Saat itu, pria itu sedang duduk bersila di atas batu yang berada di tengah kolam dan di sekelilingnya kabut hitam tidak berhenti mengepul dari kolam dan semua kabut hitam itu tersedot ke dalam tubuh pria itu.Melihat pemandangan ini, Abel ketakutan hingga pucat pasi, karena dia belum pernah melihat pemandangan sepe
“Ini bukan naga asli!”Setelah Nathan melihat seluruh permukaan es yang dingin, dia segera menyadari ini sama sekali bukan naga, melainkan semacam formasi sihir atau mungkin semacam senjata spiritual. Seperti Pedang Aruna milik Nathan, dia bisa menggunakan kekuatan spiritual untuk menciptakan berbagai bentuk bara api, tapi semua itu hanyalah ilusi dan tidak nyata.Naga Yang yang terbuat dari balok-balok es yang tidak terhitung jumlahnya memang hanya seperti itu, sama sekali bukan naga raksasa asli. Tapi batu mata Naga yang bersinar dengan cahaya merah di kepala Naga Yang itu nyata, dan mungkin saja Naga Yang itu sekarang sedang digerakkan oleh batu mata Naga.Nathan menatap Naga Yang itu dengan erat, sedangkan Naga Yang itu mengejar pria itu dari belakangnya. Setelah terbang beberapa meter di udara, pria itu tampaknya sudah mencapai batas dan tidak mampu mengangkat tubuhnya lebih tinggi lagi, dan tubuhnya perlahan-lahan jatuh, sementara Naga Yang yang berada di bawah menunggu pria itu
Melihat Naga Yang yang berada di udara, Nathan mengulurkan tangannya dan Pedang Aruna muncul di tangannya. Menghadapi Naga Yang, Nathan harus mengerahkan seluruh tenaganya, dia tidak berani bersikap sepele sedikit pun.Melihat Nathan mengeluarkan senjatanya, Harris terlihat sedikit cemas. “Kak Herry, Nathan mungkin akan turun tangan, kita tidak bisa membiarkan dia mendapatkan batu mata Naga itu!”“Diam!” Herry menghentikan Harris yang hendak menerjang keluar.Alasan kenapa Herry tidak mau bergerak, karena dia tahu Nathan tidak mungkin mengalahkan Naga Yang dengan mudah. Saat Nathan dan Naga Yang sudah bertarung sampai kelelahan bahkan sampai terluka, dia akan keluar untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan.Sedangkan pria itu melihat Nathan juga ingin melawan Naga Yang menyipitkan sepasang matanya, dan mulai menggumamkan sesuatu. Dengan mantra dari pria itu, air kolam yang tadinya tenang mulai mendidih lagi. Sepertinya pria itu tidak ingin membiarkan Nathan menyerang Naga Yang. Omb
Pria itu melihat Abel membawa bawahannya untuk mengepung dirinya menunjukkan perubahan ekspresi yang drastis, tidak perlu dipikirkan dia juga tahu kalau Abel datang untuk membalas dendam. Dan ada orang-orang dari Yaju serta Keluarga Ransom yang mengawasi di sekeliling, pria itu tahu dirinya tidak akan bisa kabur jika tidak berjuang mati-matian.“Hahaha …. bukankah kamu sangat hebat?! Sekarang, kamu sudah jatuh ke tanganku, sebentar lagi kamu akan merasakan apa yang dinamakan lebih baik mati daripada hidup!” Abel menatap pria itu dengan raut wajah penuh kepuasan.Meskipun pria itu memelototinya dengan marah, tapi dia sudah terluka parah dan tidak mungkin menjadi lawan yang sepadan bagi Abel dan yang lainnya. Jadi, dia hanya bisa membiarkan Abel berteriak dan mengumpat padanya.Bugh!Melihat pria itu tidak membalas perkataannya, Abel menjadi semakin puas dalam hatinya, dia mengangkat salah satu kakinya dan menginjak wajah pria itu dengan keras.Perbuatan Abel membuat pria itu sangat mar
“A-apa-apaan ini?” Abel bertanya kepada Nathan dengan wajah penuh kengerian. “Ini adalah kabut anak hitam, setiap kultivator hitam akan mengkultivasikan kabut anak hitam dari mereka sendiri. Namun, hanya puncak penguasa Ingras yang bisa mengkultivasikannya,” Nathan mengernyitkan keningnya dan berkata. Jika orang ini tidak dilukai oleh Naga Yang, pasti tidak mudah bagi mereka untuk menghadapinya. Pria itu perlahan-lahan merangkak dan membuka mulutnya, kabut anak hitam itu tiba-tiba berubah menjadi kepulan kabut hitam dan masuk ke dalam tubuh pria itu, dan pria itu kembali memegang boneka di tangannya. Pria itu memasukkan boneka itu ke dalam saku mantelnya lagi, lalu menghirup udara dan perlahan melangkah mundur. Sepasang matanya menatap ke arah batu tempat Herry bersembunyi. “Inikah cara kalian membentuk aliansi denganku? Berdiri diam di samping dan ingin memetik keuntungan secara diam-diam?” Pria itu bertanya dengan marah pada Herry. Nathan yang melihat itu segera menyebarkan kes
Naga Yang melesat dengan cepat sehingga pria itu yang sudah terluka parah tidak memiliki kesempatan untuk menghindar dan sekujur tubuhnya langsung disembur oleh dari Naga Yang. Tidak lama kemudian, tubuh pria itu membeku dan menjadi patung es. Semua orang yang melihat pemandangan itu tidak bisa menahan diri untuk tidak bergidik ngeri. Namun, berhadapan dengan batu mata Naga yang ada di kepala Naga Yang tidak satupun dari mereka yang mundur. Mereka datang kemari untuk menemukan benda pusaka. Sekarang, benda pusaka itu sudah muncul, bagaimana mungkin mereka menyerah? “Semua orang dari Keluarga Ransom dengarkan perintah, ikuti aku untuk membunuh Naga Yang ini dan ambil benda pusaka itu!” Jordan yang melihat batu mata Naga di kepala Naga Yang menggertakkan giginya dan memberi perintah. Segera, Jordan beserta para bawahannya mengikuti Jordan dan menyerang. Roaaarrr! Naga Yang yang awalnya ingin mundur dan masuk kembali ke dalam air, melihat sekelompok orang yang tiba-tiba menyerangny
“Abel, apakah Keluarga Calderon kalian juga menginginkan satu bagian? Vawa bawahanmu untuk bertarung melawan Naga Yang bersama kami!” Jordan menatap Abel dan bertanya. Meskipun orang-orang yang dibawa Abel lebih lemah dan tidak ada yang sudah mencapai tahap puncak penguasa Ingras, tapi bertambah satu orang akan menambah sedikit kekuatan. Jordan ingin bermain aman, apalagi, saat ini masih ada Nathan dan orang-orang dari Keluarga Holcy di sekelilingnya. Kalau mereka berhasil mendapatkan batu mata Naga tapi terluka parah, maka pasti akan ada orang yang menusuk mereka dari belakang. “Kak Jordan, aku tidak menginginkan batu mata Naga itu, dan aku tidak mau terlibat dengan pertarungan kalian dengan kekuatan aku ini!” Abel menggelengkan kepalanya dengan lantang. Dia hanya datang kemari untuk bersenang-senang, bagi Abel, batu mata Naga atau apapun itu tidaklah penting, nyawanya sendiri adalah yang paling penting. “Kak Nathan!” Prisly melihat Remy dan Jordan hendak bersekutu untuk mendapat
“Abel, apakah Keluarga Calderon kalian juga menginginkan satu bagian? Vawa bawahanmu untuk bertarung melawan Naga Yang bersama kami!” Jordan menatap Abel dan bertanya.Meskipun orang-orang yang dibawa Abel lebih lemah dan tidak ada yang sudah mencapai tahap puncak penguasa Ingras, tapi bertambah satu orang akan menambah sedikit kekuatan. Jordan ingin bermain aman, apalagi, saat ini masih ada Nathan dan orang-orang dari Keluarga Holcy di sekelilingnya. Kalau mereka berhasil mendapatkan batu mata Naga tapi terluka parah, maka pasti akan ada orang yang menusuk mereka dari belakang.“Kak Jordan, aku tidak menginginkan batu mata Naga itu, dan aku tidak mau terlibat dengan pertarungan kalian dengan kekuatan aku ini!” Abel menggelengkan kepalanya dengan lantang.Dia hanya datang kemari untuk bersenang-senang, bagi Abel, batu mata Naga atau apapun itu tidaklah penting, nyawanya sendiri adalah yang paling penting.“Kak Nathan!” Prisly melihat Remy dan Jordan hendak bersekutu untuk mendapatkan
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P
Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago
Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda
Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo