Share

Bab 727

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-12-03 21:37:31

“Tuan Geith, karena Saudara Nathan tahu tentang catatan sang Alkemis, dia pasti pernah bertemu dengan pemimpin lama, kami hanya ingin tahu dimana dia dimana saat ini!” Herold menjelaskan.

“Sekarang aku adalah pemimpinmu, aku memerintahkan kalian untuk membunuh orang ini sekarang!” Geith melotot dan memberi perintah dengan keras.

Setelah Herold mendengar itu, raut wajahnya seketika menjadi serba salah, sementara beberapa Tetua lainnya juga tidak bergerak. Melihat beberapa Tetua tidak bergerak, Geith seketika menjadi sangat geram. “Dasar bajingan, aku sudah menjaga kalian selama tiga puluh tahun dan memberi kalian obat kekuatan, kalian malah berani mengabaikan perintahku hanya demi tua bangka itu? Aku akan membunuh kalian semua!” Geith mengamuk, pakaian di tubuhnya bergerak tanpa terpaan angin, sedangkan seluruh ruangan mulai berguncang.

“Mundur dan keluarlah!” Melihat rumah itu akan segera runtuh, Nathan bergegas mundur.

Herold dan yang lainnya juga bergegas lari ketakutan setelah meli
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 728

    Kabut tebal seketika menutupi seluruh lembah, sehingga tidak mungkin bisa melihat dengan jelas. Tidak lama kemudian, kabut mulai naik ke atas dan membentuk awan di udara, di bawah sinar matahari, awan ini terlihat berwarna-warni, sangat indah. Banyak orang di dalam pedesaan berlari keluar, mengangkat kepala mereka dan menatap awan berwarna-warni yang muncul mendadak di atas langit, beberapa anak-anak juga berteriak kegirangan.Herold dan beberapa Tetua kaget melihat pemandangan yang ada di depan mereka, dan tidak bisa menutup mulut mereka karena terkejut. Meskipun mereka semua sudah berhasil mencapai ranah penguasa Ingras, tapi mereka masih terkejut saat melihat trik yang dibuat dengan mengumpulkan kekuatan alam, karena mereka sama sekali tidak paham tentang sihir.Geith melayang di udara, dia terlihat seperti dewa yang turun dari bumi dengan latar belakang awan yang berwarna-warni. Geith menatap Nathan dengan dingin dan berkata. “Bocah, serahkan botol porselen alkemis dan catatan san

    Last Updated : 2024-12-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 729

    Hwoossshhh!Braak!Braak!Angin puting beliung yang terbentuk dari roh jahat ini menerjang ke arah Nathan, tanah yang dilalui oleh angin puting beliung ini membentuk jurang yang dalam, dan bebatuan beterbangan kemana-mana. Orang-orang di Saibu Care yang melihat pemandangan ini seketika raut wajahnya berubah drastis, karena selama bertahun-tahun, Saibu Care tidak pernah mengalami cuaca seburuk ini.Segera, rumah-rumah yang ada di sekitar mulai runtuh, bahkan beberapa orang terlempar ke udara, orang-orang yang ada di dalam Saibu Care melarikan diri dengan putus asa sambil berteriak. Tapi Geith bahkan tidak berniat untuk berhenti sedikitpun, dia menatap orang-orang biasa yang ada di dalam Saibu Care dihancurkan oleh angin puting beliung itu dengan acuh tak acuh. Melihat hal tersebut, Herold dan beberapa Tetua lainnya berusaha keras membuat penghalang untuk menahan kekuatan dari angin puting beliung yang dibentuk dari roh jahat itu, mencegah angin puting beliung itu menyebabkan kerusakan

    Last Updated : 2024-12-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 730

    “Bagaimana caramu melakukannya?!” Geith mau tidak mau bertanya dengan tatapan ngeri.“Kultivator jahat adalah kutlivator jahat, latihan yang menurut kalian dapat meningkatkan kekuatan kalian dengan cepat sebenarnya adalah kelemahan terbesar kalian, sama seperti formasi sihir ini! Terlihat besar dan kuat, tapi sebenarnya hanya trik tipuan untuk menggertak orang, ini sama sekali tidak layak berada di depanku!” Nathan mendengus dingin.“Tidak layak?” sepasang mata Geith tertuju dan tiba-tiba dua nyala api keluar dari matanya, gumpalan kabut hitam muncul dari tubuh Geith, dan saat kabut hitam ini bertemu dengan nyala api, bagaikan bertemu dengan bensin dan membentuk kobaran api yang besae.Seluruh tubuh Geith dikelilingi oleh api, sekujur tubuhnya terbakar seperti manusia api. “Teknik roh api!” Geith berteriak keras, lalu tiba-tiba menembakkan bola api dari kobaran api yang ada di sekelilingnya. Dalam sekejap belasan bola api menghantam Nathan.“Sekarang kalian seharusnya sudah percaya bu

    Last Updated : 2024-12-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 731

    “Diam!” teriak Herold dengan marah. “Kamu adalah kultivator jahat, meminjam reputasi Saibu Care untuk melakukan hal-hal berdosa di luar, menggunakan organ manusia untuk meramu obat! Hal seperti ini juga sanggup dilakukan olehmu, menjadikanmu sebagai pemimpin adalah kesalahan terbesar dalam hidupku! Hari ini aku akan menggunakan darahmu untuk memberi penghormatan kepada mayat-mayat itu!”Beberapa Tetua lainnya juga memelototi Geith, mereka tidak pernah menyangka orang yang mereka rekomendasikan sebagai pemimpin ternyata adalah seorang kultivator jahat yang menggunakan organ manusia untuk meramu obat. Bahkan, sudah bertahun-tahun sudah berlalu, entah sudah berapa banyak bayi yang secara tidak langsung mati di tangan Geith.Geith yang melihat itu menggertakkan giginya dengan ganas, tiba-tiba kabut hitam muncul di antara kedua tangannya, dan kabut hitam itu segera memadat dan membentuk sebuah bola. “Karena kalian ingin aku mati, maka kita semua akan mati bersama!” Geith berteriak, bola di

    Last Updated : 2024-12-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 732

    “Obat Pembangkit ini sangat ajaib, memiliki energi kehidupan seperti kehidupan baru yang ada di dalam kandungan!”Nathan menyuntikkan secercah kesadaran spiritual ke dalam obat pembangkit, dia ingin tahu obat pembangkit ini terbuat dari apa. Namun sayang sekali, saat kesadaran spiritual Nathan memasuki obat pembangkit, dia hanya bisa merasakan bidang berwarna merah menyala, seperti matahari di pagi hari. Dengan energi kehidupan yang sangat kuat, sama sekali tidak mungkin bisa mengetahui apa yang digunakan untuk meramu obat pembangkit ini. Dia memejamkan matanya sedikit, catatan sang Alkemis terlintas di benak Nathan, namun sayangnya tidak ada catatan tentang obat pembangkit di catatan sang Alkemis.Setelah Nathan memikirkannya, ada benarnya juga, catatan sang Alkemis ditulis oleh pemimpin terdahulu seumur hidupnya, bagaimana mungkin bisa ada berbagai macam obat? Kalau begitu, bukankah pemimpin Saibu Care terdahulu itu akan menjadi seorang alkemis sejati?Nathan mengambil obat pembangk

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 733

    Saat ini setiap orang sudah berdosa, jadi mereka berencana keluar dari desa dan mencoba meringankan dosa mereka dengan tindakan nyata.Herold dan beberapa Tetua lainnya menyusul Nathan, lalu Herold bertanya pada Nathan. “Tuan Nathan, apakah kamu dapat memberitahukan, bagaimana kamu bertemu dengan pemimpin Saibu Care terdahulu kami? Bagaimana catatan sang Alkemis dari pemimpin Saibu Care terdahulu bisa diwariskan kepadamu?”Nathan memberitahukan semua yang terjadi kepada Herold dan para Tetua dengan rinci, mendengar kalau pemimpin Saibu Care terdahulu sudah meninggal dunia saat berada di dalam sebuah gua, beberapa Tetua itu tiba-tiba menunjukkan ekspresi sedih.Herold bergegas mengutus seseorang untuk menemukan Guyton, dan bertanya apakah yang dikatakan oleh Nathan benar atau tidak.Guyton melihat Herold bertanya tentang masalah sebuah gua yang berada di kedalaman, seketika ketakutan hingga berkeringat dingin. Karena Guyton telah membawa Nathan ke dalam gua dengan santai dan menceritak

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 734

    Setelah Nathan membantu beberapa Tetua itu untuk bangkit berdiri, dia kembali ke Aula Pengobatan dan memberikan obat pembangkit kepada Sienna. Setelah obat itu diminum, wajah Sienna mulai memerah dan ada energi kehidupan di seluruh tubuhnya, dan energi itu menjadi semakin kuat. Tapi setelah menunggu sesaat, Nathan menemukan Sienna yang masih belum sadar mau tidak mau mulai merasa cemas.“Pemimpin, meskipun obat pembangkit ini adalah obat yang ajaib, tapi butuh waktu hingga dua hari agar temanmu bisa terbangun, dan butuh beberapa saat untuk beristirahat,” Herold menjelaskan pada Nathan.Nathan yang mendengarnya tahu kalau Sienna harus menetap sendiri di Saibu Care untuk memulihkan diri, dia tidak punya waktu untuk menunggu. Hanya beberapa hari lagi hingga waktunya tiba, Nathan harus pergi ke pulau Mystic. Nathan tidak tahu apa yang menunggunya di pulau Mystic, apakah itu berkah atau bencana? Nathan sudah tidak peduli, yang dia pedulikan saat ini adalah identitas aslinya. Dia ingin tahu

    Last Updated : 2024-12-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 735

    Sedangkan Nathan tersadar dan berkata. “Pasti Vito dari Minoan dengan bala bantuannya, datang untuk balas dendam padaku lagi,” yang mengetahui Nathan datang ke Saibu Care hanya pemimpin dari Minoan, Vito Delano, sehingga satu-satunya orang yang bisa di serahkan dari Saibu Care tak lain adalah dia sendiri. “Dasar orang yang tidak tahu diri, biar aku keluar untuk membunuhnya, beraninya datang ke Saibu Care untuk membuat keributan!” Raut wajah Herold menjadi dingin, saat itu dia melepaskan Vito, dia tidak menyangka orang itu akan berani datang langsung.Dengan kemampuan Herold, membunuh Vito semudah membalikkan telapak tangan. Tetua lainnya tidak tahu cerita di baliknya, tapi karena pihak lain datang langsung untuk membuat masalah, sebagai Tetua, mereka juga merasa marah.“Mari keluar dan lihat dulu, kalau tidak terpaksa tidak usah buru-buru bertindak, kalian baru saja menghabiskan banyak energi, sekarang juga belum sepenuhnya pulih,” Nathan membujuk Herold.Tadi Herold dan beberapa Tet

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 989

    Tak lama setelah sambutan itu, sebuah vas kaca setinggi lebih dari seorang manusia dengan pola berbunga yang anggun dibawa ke panggung. Saat itu, mata Zayn langsung menyala. Dalam satu ronde pertarungan sengit di antara penawaran, Zayn berhasil memenangkan vas itu dengan harga mencapai 200 juta. Ronde demi ronde berlangsung, barang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai Zayn tak mampu menahan kegembiraannya dan mulai menawar dengan semangat seperti orang gila.Penawarannya yang agresif membuat mata Zayn bahkan mulai merah, dan suasana ruangan pun dipenuhi sorak-sorai kekaguman. Bahkan para hadirin kaya yang hadir pun terlihat terpesona, begitu pula Kaidar yang tampak terkejut.Sentinel yang duduk di baris depan tak bisa menyembunyikan tatapan tajam penuh perhitungan kepada Zayn.“Sungguh, kakek, sudah cukup! Berapa banyak yang telah kau habiskan? Uang yang Nathan berikan sudah lenyap semua,” ujar Beverly dengan segera sambil menarik sudut baju Zayn.Terpana oleh teguran Beverly, Zayn te

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 988

    Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 987

    “Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 986

    Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 985

    Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 984

    Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 983

    “Kita hanya punya waktu tiga menit. Cepat, ruangannya ada di ujung sana!” peringatan Kaidar menggema, menyatu dengan desiran napas Nathan yang semakin cepat.Dengan langkah tergesa, Nathan berlari menuju sel paling ujung. Di balik pintu jeruji, pandangannya bertemu dengan sosok yang membuat seluruh tubuhnya tersentak: Sarah, terbaring di ranjang dengan fasilitas mewah yang tak seharusnya ada di penjara bawah tanah.“Sarah!” teriak Nathan, suaranya penuh kelegaan dan harapan.Mendengar panggilannya, Sarah melompat dari ranjang dan segera meraih tangan Nathan dengan erat, senyuman cemas tersamar di wajahnya. “Bagaimana bisa kamu masuk ke sini?” tanyanya dengan penuh kekaguman dan kekhawatiran, meski rasa lega karena melihatnya selamat mulai muncul.“Aku dibawa oleh seseorang,” jawab Nathan singkat, menahan diri dari mengungkapkan terlalu banyak agar tidak membuat Sarah khawatir. Namun, mata Nathan berkilau dengan aura membunuh yang hampir tak terselubungi, seolah mengancam.“Sial, auram

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 982

    “Bayarannya, kamu harus menemani kami ke pulau Draken!” ujar Kaidar, suaranya berubah datar namun penuh misteri.Nathan tercengang, dia tak pernah menyangka bayaran yang diminta setinggi itu. “Pergi ke pulau Draken?” tanya Nathan, nada suaranya mengandung keheranan. “Naga Yang dan naga Yin di sana telah melewati masa kemunculan, dan aku telah menaklukkan naga Yang. Batu mata naganya kini milikku. Lantas, untuk apa kita kembali ke sana?”Kaidar menatap tajam, tak mau menunda lagi. “Kamu tak perlu tahu seluk-beluknya. Cukup jawab, bersedia atau tidak! Ingat, kekuatan kalian di sini masih jauh dari puncak. Kalau kalian menyerangku, aku tidak akan menahan diri.”Dalam sekejap, bayangan kekuatan beberapa sosok seorang puncak penguasa Ingras tingkat akhir, dan Ramos yang setidaknya berada pada tahap puncak penguasa Ingras tingkat akhir, menyeruak dalam pikiran Nathan. Dia sadar betul bahwa melawan mereka bukanlah pilihan.“Tenanglah, hanya aku dan Tuan Ramos yang akan ikut. Jika kelak kami

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 981

    “Kedatanganku kali ini bukan untuk mengganggumu, melainkan untuk membantumu,” jawab Kaidar sambil tersenyum samar, seakan mencoba menenangkan ketegangan yang mulai terasa.“Membantuku? Bagaimana caramu?” Nathan mengernyit, waspada.Baru saja Bachira datang dengan peringatan, dan kehadiran Kaidar terasa terlalu kebetulan.“Saudara Nathan, aku sudah berjalan jauh. Bukankah lebih baik berbicara di tempat yang nyaman daripada di halaman terbuka?” ujar Kaidar, seraya melangkah masuk bersama rombongannya ke dalam kamar Nathan.Begitu memasuki ruangan, mata Kaidar langsung tertuju pada lukisan aliran sunyi di hamparan yang abadi. Tatapan yang tadinya ramah berubah menjadi penuh keserakahan. Merasakan bahaya, Nathan segera menyembunyikan lukisan itu ke dalam cincin ruang yang dikenakannya.Kaidar menatap cincin ruang tersebut dengan mata yang semakin menyala."Tuan Muda Kaidar, apakah kamu tidak ingin memperkenalkan rombonganmu?" tanya seorang pria pendek di sampingnya.Kaidar pun segera memp

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status