Setengah jam berlalu, Sarah keluar dari toilet dengan wajah memerah.“Sarah, kamu—” Melihat Sarah keluar dari toilet, Nathan bergegas menghampirinya.Namun belum sempat menyelesaikan perkataannya, Nathan berdiri membeku di sana. Karena dia melihat kulit Sarah yang lebih putih dari sebelumnya dan pipinya yang berwarna merah muda walau tanpa riasan, dan dia terlihat seperti dewi yang turun dari langit, sangat cantik. Mata Beverly juga melebar, dan menatap Sarah dengan tidak percaya dan membuat Sarah yang ditatap seketika tercengang.“Ada apa? Apakah ada sesuatu di wajahku?” Sarah memegangi wajahnya dan merasa gelisah.Dia lalu bergegas menghirup bau di toilet, dan baunya sudah hilang, dia sebenarnya sudah selesai sejak tadi. Tapi, Sarah sengaja menunggu setengah jam di dalam toilet karena khawatir baunya terlalu kuat, dan kalau sampai Nathan mencium bau itu, maka itu akan menghancurkan bayangan di hatinya. Melihat Nathan dan Beverly yang tercengang seperti itu Sarah juga tertegun.“T-ti
Sarah menatap Nathan dengan dingin. “Aku tanya padamu, apa maksudmu barusan?! Apakah kamu akan melakukannya dengan Beverly kalau aku tidak ada disini?”“Melakukan apa? Apa yang kamu bicarakan? Kenapa aku tidak mengerti sedikitpun, jangan memutar perkataanku!” Nathan menghindari pandangannya dan tidak berani menatap Sarah lalu bergegas pergi ke ruang tamu dan duduk di sofa.“Hmm …. tidak ada laki-laki yang tidak mata keranjang!” Melihat Nathan seperti itu Sarah cemberut tapi dia tidak benar-benar marah.Meskipun Nathan melakukan sesuatu dengan Beverly, Sarah juga bisa menerimanya, asalkan di dalam hati Nathan hanya ada dirinya seorang. Terlebih lagi, Sarah juga berharap bisa menjaga Nathan bersama dengan Beverly, karena keduanya sudah menjadi akrab dan bisa menjadi pendampingnya saat Nathan tidak ada.Beverly berada di toilet selama satu jam penuh sebelum akhirnya keluar, dan setelah melihat Beverly yang keluar, Sarah membuka mulutnya dengan lebar karena terkejut. “Eve! A-apa itu dirim
“Karena tahu sudah tidak muda lagi, cepatlah membuat seorang anak, setidaknya kamu memiliki keturunan. Karena, bagi seorang ahli bela diri, memiliki anak di usia sekitar 40 tahun tidaklah terlalu tua,” ujar Nathan.Nathan tahu, setelah mencapai ranah grand master, usia mereka akan sepuluh tahun lebih tua dibandingkan orang biasa. Karena itu, banyak grand master yang bisa hidup hingga 100 tahun, dan itu sangat wajar, karena ahli bela diri memiliki kebugaran fisik yang lebih kuat dibandingkan orang biasa.“A-aku …. tidak pernah berpikir untuk memiliki anak, terlalu merepotkan!” Ryzen terkekeh, dia sudah menjadi Ketua Mafia di Kota Vale selama setengah hidupnya, dan Ryzen tidak pernah berpikiran untuk mempunyai anak.Nathan yang melihatnya hanya bisa tersenyum, karena mau memiliki anak atau tidak adalah pilihan orang lain, Nathan tidak boleh memaksa.Nathan sedang minum dengan Ryzen, musik di bar diputar, melihat orang-orang yang tidak berhenti menari dengan gila Nathan merasa sedikit s
“Rebecca?” Gadis itu tampak bingung dan kembali berkata. “Siapa dia?”Nathan tercengang, dia berbalik dan menatap gadis itu. “Kamu? Kenapa berpura-pura padaku? Jangan bilang kamu amnesia, aku tidak percaya pada omong kosongmu!”Nathan melirik malas gadis itu dan merasa gadis-gadis ini sangat pintar berpura-pura, sepertinya mereka sudah bisa menjadi artis. Tapi saat Nathan sedang merasa emosional, sosok gadis itu melintas dan cahaya dingin keluar dari tangannya dan terbang ke arah Nathan.Di saat bersamaan, sosok gadis itu bergerak dengan cepat dan menusukkan belati ke wajah Nathan dengan kecepatan kilat. Gadis itu sama sekali tidak berbelas kasihan.“Matilah!” Tatapan gadis itu sedingin es, dan hampir bisa ditebak darah Nathan akan berceceran di tempat.Nathan yang melihat adegan ini, tiba-tiba rahangnya menganga. "Apa kamu sudah gila?"Setelah berkata, tubuhnya tiba-tiba mengeluarkan kekuatan spiritual dengan gila-gilaan dan auranya tiba-tiba meledak. Dengan sedikit gerakan di tangan
Baru saja Nathan merasakan dengan jelas kekuatan gadis itu yang sebenarnya, dia hanya seorang ahli bela diri yang melangkah masuk ke tahap grand master, bagaimana mungkin dia bisa menangkapnya?“Kamu terlalu arogan!” Gadis itu tampak muram dan dia sama sekali tidak menghiraukan perkataan Nathan, dan tiba-tiba melompat, tubuhnya tampak aneh di langit malam, dan cahaya dingin yang tidak terhitung jumlahnya terbang ke arah Nathan.“Teknik bilah cahaya!” Gadis itu berteriak dengan marah dan cahaya yang tidak terhitung jumlahnya jatuh dari udara dan menutupi tubuh Nathan dan membuat Nathan tidak bisa menghindar.Melihat pemandangan ini, Nathan mengernyitkan keningnya dan menggelengkan kepalanya sambil mencibir. “Jurus ini tidak ada gunanya.”Kalau lawan gadis ini memiliki tingkat yang lebih rendah di bawahnya maka jurus ini pasti akan berguna. Tapi, dia menghadapi Nathan yang baru membunuh seorang penguasa Ingras, jadi jurus seperti ini terlalu lemah dan tidak ada gunanya. Nathan memejamka
Karena ada beberapa celah pada pakaian gadis itu dan kulitnya yang seputih salju terlihat, semua kancing bajunya hilang dan kalau dia tidak memegangi bajunya dengan tangannya, Nathan pasti sudah melihat semuanya.“Bunuh saja aku, tapi jangan coba mengambil kesempatan dariku! Aku lebih memilih menggigit lidahku dan bunuh diri daripada membiarkanmu berhasil!” Gadis itu tampak bertekad, jika Nathan benar-benar menyentuhnya maka dia akan bunuh diri.“Kalau begitu gigit saja lidahmu dan mati! Lagipula, yang aku inginkan memang tubuhmu, walau kamu menggigit lidahmu dan bunuh diri, aku masih bisa mendapatkan kesenangan dari tubuhmu!” Nathan berbalik dan menatap gadis itu dengan penuh nafsu seperti orang cabul.“K-kamu tidak tahu malu! Dasar cabul!” Gadis itu tidak menyangka Nathan berani mengatakan hal yang menjijikan seperti itu.Gadis itu seketika merinding saat membayangkan bagaimana tubuhnya akan dimainkan oleh Nathan setelah dia menggigit lidahnya dan bunuh diri.“Karena kamu bilang aku
Nathan seketika tertegun, dia lupa bahwa Sarah dan Beverly pernah bertemu dengan Rebecca, tapi gadis dipeluknya bukanlah Rebecca, dia hanya mirip Rebecca, Nathan benar-benar melupakan hal ini.“Nathan kamu benar-benar hebat ya, berani berkata memungut gadis yang mabuk di jalanan? Kamu kira aku bodoh?” Sarah menatap Nathan dengan marah.“T-tidak, dengarkan dulu penjelasanku, gadis ini bukan Rebecca, dia hanya sangat mirip dengan Rebecca!” Nathan bergegas menjelaskan pada Sarah.Tapi Sarah sama sekali tidak percaya, jangankan Sarah, bahkan Nathan yang mengalami hal seperti ini pun tidak percaya dan sejak awal dia mengira gadis itu adalah Rebecca.“Nathan, tetaplah bersama dengan wanita ini di rumah dan bersenang-senanglah, aku akan pergi!” Sarah bergegas keluar dengan marah.Beverly juga memelototi Nathan lalu mengejarnya.“Sarah, Beverly!” Nathan yang menggendong gadis itu menatap Sarah dan Beverly yang menghilang, dia merasakan ketidakberdayaan, dan dia hanya bisa menjelaskannya kepad
“Aku sudah bilang kalau kamu dan temanku itu sangat mirip, sekarang sudah percaya kan?” Nathan bertanya pada gadis yang terkejut itu.Gadis itu tidak mengatakan apapun, dia hanya menatap Rebecca dengan erat dan Rebecca juga menatap lurus ke arah gadis itu, keduanya memang tidak saling kenal tapi perlahan-lahan saling mendekat. Ketika jarak antara kedua orang itu hanya sekitar satu meter, kedua orang itu secara tak terduga memancarkan cahaya redup pada saat yang sama, dan kemudian kedua sinar cahaya itu saling terkait dan bergabung satu sama lain.Rebecca merasakan perasaan pembuluh darah yang terhubung dengan gadis itu dan pembuluh darah yang berdenyut membuat kedua gadis itu langsung meneteskan air matanya.“Kakak!” Rebecca menatap gadis itu dan air mata mengalir di matanya dan tanpa sadar memanggilnya kakak.“Adikku?” Gadis itu juga menangis dan memanggilnya adik.Meski tidak saling kenal satu sama lain, dan tidak tahu siapa yang lebih tua atau muda, tapi mereka tidak dapat menahan
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u