Share

Bab 624

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 23:09:01

“Rebecca?” Gadis itu tampak bingung dan kembali berkata. “Siapa dia?”

Nathan tercengang, dia berbalik dan menatap gadis itu. “Kamu? Kenapa berpura-pura padaku? Jangan bilang kamu amnesia, aku tidak percaya pada omong kosongmu!”

Nathan melirik malas gadis itu dan merasa gadis-gadis ini sangat pintar berpura-pura, sepertinya mereka sudah bisa menjadi artis. Tapi saat Nathan sedang merasa emosional, sosok gadis itu melintas dan cahaya dingin keluar dari tangannya dan terbang ke arah Nathan.

Di saat bersamaan, sosok gadis itu bergerak dengan cepat dan menusukkan belati ke wajah Nathan dengan kecepatan kilat. Gadis itu sama sekali tidak berbelas kasihan.

“Matilah!” Tatapan gadis itu sedingin es, dan hampir bisa ditebak darah Nathan akan berceceran di tempat.

Nathan yang melihat adegan ini, tiba-tiba rahangnya menganga. "Apa kamu sudah gila?"

Setelah berkata, tubuhnya tiba-tiba mengeluarkan kekuatan spiritual dengan gila-gilaan dan auranya tiba-tiba meledak. Dengan sedikit gerakan di tangan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 625

    Baru saja Nathan merasakan dengan jelas kekuatan gadis itu yang sebenarnya, dia hanya seorang ahli bela diri yang melangkah masuk ke tahap grand master, bagaimana mungkin dia bisa menangkapnya?“Kamu terlalu arogan!” Gadis itu tampak muram dan dia sama sekali tidak menghiraukan perkataan Nathan, dan tiba-tiba melompat, tubuhnya tampak aneh di langit malam, dan cahaya dingin yang tidak terhitung jumlahnya terbang ke arah Nathan.“Teknik bilah cahaya!” Gadis itu berteriak dengan marah dan cahaya yang tidak terhitung jumlahnya jatuh dari udara dan menutupi tubuh Nathan dan membuat Nathan tidak bisa menghindar.Melihat pemandangan ini, Nathan mengernyitkan keningnya dan menggelengkan kepalanya sambil mencibir. “Jurus ini tidak ada gunanya.”Kalau lawan gadis ini memiliki tingkat yang lebih rendah di bawahnya maka jurus ini pasti akan berguna. Tapi, dia menghadapi Nathan yang baru membunuh seorang penguasa Ingras, jadi jurus seperti ini terlalu lemah dan tidak ada gunanya. Nathan memejamka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 626

    Karena ada beberapa celah pada pakaian gadis itu dan kulitnya yang seputih salju terlihat, semua kancing bajunya hilang dan kalau dia tidak memegangi bajunya dengan tangannya, Nathan pasti sudah melihat semuanya.“Bunuh saja aku, tapi jangan coba mengambil kesempatan dariku! Aku lebih memilih menggigit lidahku dan bunuh diri daripada membiarkanmu berhasil!” Gadis itu tampak bertekad, jika Nathan benar-benar menyentuhnya maka dia akan bunuh diri.“Kalau begitu gigit saja lidahmu dan mati! Lagipula, yang aku inginkan memang tubuhmu, walau kamu menggigit lidahmu dan bunuh diri, aku masih bisa mendapatkan kesenangan dari tubuhmu!” Nathan berbalik dan menatap gadis itu dengan penuh nafsu seperti orang cabul.“K-kamu tidak tahu malu! Dasar cabul!” Gadis itu tidak menyangka Nathan berani mengatakan hal yang menjijikan seperti itu.Gadis itu seketika merinding saat membayangkan bagaimana tubuhnya akan dimainkan oleh Nathan setelah dia menggigit lidahnya dan bunuh diri.“Karena kamu bilang aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 627

    Nathan seketika tertegun, dia lupa bahwa Sarah dan Beverly pernah bertemu dengan Rebecca, tapi gadis dipeluknya bukanlah Rebecca, dia hanya mirip Rebecca, Nathan benar-benar melupakan hal ini.“Nathan kamu benar-benar hebat ya, berani berkata memungut gadis yang mabuk di jalanan? Kamu kira aku bodoh?” Sarah menatap Nathan dengan marah.“T-tidak, dengarkan dulu penjelasanku, gadis ini bukan Rebecca, dia hanya sangat mirip dengan Rebecca!” Nathan bergegas menjelaskan pada Sarah.Tapi Sarah sama sekali tidak percaya, jangankan Sarah, bahkan Nathan yang mengalami hal seperti ini pun tidak percaya dan sejak awal dia mengira gadis itu adalah Rebecca.“Nathan, tetaplah bersama dengan wanita ini di rumah dan bersenang-senanglah, aku akan pergi!” Sarah bergegas keluar dengan marah.Beverly juga memelototi Nathan lalu mengejarnya.“Sarah, Beverly!” Nathan yang menggendong gadis itu menatap Sarah dan Beverly yang menghilang, dia merasakan ketidakberdayaan, dan dia hanya bisa menjelaskannya kepad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 628

    “Aku sudah bilang kalau kamu dan temanku itu sangat mirip, sekarang sudah percaya kan?” Nathan bertanya pada gadis yang terkejut itu.Gadis itu tidak mengatakan apapun, dia hanya menatap Rebecca dengan erat dan Rebecca juga menatap lurus ke arah gadis itu, keduanya memang tidak saling kenal tapi perlahan-lahan saling mendekat. Ketika jarak antara kedua orang itu hanya sekitar satu meter, kedua orang itu secara tak terduga memancarkan cahaya redup pada saat yang sama, dan kemudian kedua sinar cahaya itu saling terkait dan bergabung satu sama lain.Rebecca merasakan perasaan pembuluh darah yang terhubung dengan gadis itu dan pembuluh darah yang berdenyut membuat kedua gadis itu langsung meneteskan air matanya.“Kakak!” Rebecca menatap gadis itu dan air mata mengalir di matanya dan tanpa sadar memanggilnya kakak.“Adikku?” Gadis itu juga menangis dan memanggilnya adik.Meski tidak saling kenal satu sama lain, dan tidak tahu siapa yang lebih tua atau muda, tapi mereka tidak dapat menahan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 629

    Zephir yang melihatnya berkata pada Nathan. “Nathan, jangan tanyakan dulu, setelah kita memastikan identitas mereka baru kita bicarakan lagi, kamu keluar dulu denganku.”Zephir memanggil Nathan ke ruang tamu, di dalam kamar hanya tersisa Rebecca dan Sienna.“Aku akan bertanya pada Zechar apa yang terjadi, dia yang menyerahkan Rebecca kepadaku,” Zephir berkata lalu mengeluarkan ponselnya dan bersiap menghubungi Zechar.Mendengar nama yang aneh itu Nathan bertanya dengan bingung. “Paman Zephir, siapa Zechar? Kenapa dia memungut Rebecca dan menyerahkannya kepadamu?”Zephir menjelaskan kepada Nathan sambil menekan beberapa nomor. “Zechar ini adalah salah satu dari Ravensclaw di organisasi Matilda, saat itu Rebecca masih bayi, dan merupakan seorang perempuan. Organisasi Matilda tidak bisa membesarkan dia, karena aku dan Zechar berteman, jadi dia menyerahkan Rebecca kepadaku untuk dibesarkan.”“Ravensclaw? Apa itu organisasi Matilda?” Nathan mengernyit setelah mendengarnya. “Ravensclaw me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 630

    Saat itu, karena Zechar mengatakan Rebecca adalah anak yatim piatu, Zephir menyetujui untuk membesarkannya, kalau dia tahu Rebecca punya orang tua, Zephir pasti akan mengembalikan Rebecca kepada orang tuanya. Karena berada di sisi orang tuanya adalah yang terbaik untuk anak sekecil itu, Zephir seorang pria dewasa juga kewalahan dalam merawatnya.[Lihatlah kamu, kenapa sepanik itu? Dia memang anak yatim piatu, saat orang tuanya menyerahkan anak itu kepadaku, mereka semua meninggal!]“Meninggal? Bagaimana mereka meninggal? Bukankah kamu menyebut dirimu sebagai dokter ajaib? Tidak ada orang yang tidak bisa kamu selamatkan, kenapa kamu bisa melihat dua orang itu mati?” Zephir bertanya dengan ekspresi bingung di wajahnya.[Saat aku melihat orang tua dari bayi perempuan itu, mereka sudah terkena racun secara mendalam, walau Dewa Penyelamat datang juga tidak akan bisa menyelamatkan mereka! Terlebih lagi, orang tuanya terkena racun dari Desa Lumina, bagaimana aku bisa menyelamatkannya?][Racu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 631

    Sienna mengangkat kepalanya dan menatap Nathan sambil mencibir. “Ayah angkat memiliki puluhan anak angkat di luar sana, hanya seorang Dominic tidak ada apa-apanya, mereka hanya pion bagi ayah angkat! Selain untuk menyediakan bahan obat dan sumber daya bagi Desa Lumina, mereka tidak ada gunanya, mati ya mati saja! Ayah angkat mana mungkin membalaskan dendam mereka.”“Karena bukan untuk membalaskan dendam Dominic, lalu kenapa dia mengutusmu untuk menanganiku?” Nathan bertanya dengan ekspresi bingung di wajahnya.“Ini adalah rahasia Desa Lumina, aku tidak bisa memberitahumu!” Sienna berkata dengan tegas, sepertinya walau Nathan menyerang dia juga tidak akan mengatakannya.“Rebecca, apa kamu tahu bagaimana kedua orang tuamu meninggal?” Saat itu, Zephir bertanya pada Rebecca.Rebecca terkejut. “Paman Zephir, bukankah kamu mengatakan aku anak yatim piatu yang dipungut di pinggir jalan? Apa kamu pernah bertemu dengan orang tuaku?”Karena Zephir tidak pernah membicarakan tentang orang tuanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 632

    Saat ini, Beverly dan Sarah yang melihat Rebecca dan Sienna yang sama persis seketika tercengang, ternyata memang ada orang yang benar-benar terlihat sama persis, sepertinya semalam mereka sudah salah paham pada Nathan.“Omong kosong! Lihat baju kakakku! Dia sudah menjadi seperti ini, kamu masih berani mengatakan tidak melakukan apapun padanya? Jelas-jelas kamu memang cabul, sudah mempunyai dua orang wanita masih tidak cukup dan bertindak pada kakakku! Melihat matamu itu saja aku sudah tahu kamu bukan orang baik-baik!” Rebecca sama sekali tidak percaya pada perkataan Nathan, dia dengan keras kepala mengira Nathan sudah melakukan sesuatu pada Sienna, kalau tidak, bagaimana pakaiannya bisa menjadi seperti itu.Nathan baru saja buka mulut dan hendak menjelaskan, tapi Sarah sudah maju dan berkata. “Nathan punya berapa banyak wanita, apa urusannya denganmu? Kenapa kamu mengatai dia cabul? Aku adalah wanitanya Nathan, aku bisa membuktikan dia tidak melakukan apapun!”“Nathan bukan orang cab

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 961

    “Tutup mulutmu!” Ging menoleh, tatapannya membuat Russel terkejut dan segera diam. Kemudian Ging kembali berkata. “Nathan, kamu mempermalukanku di makam kuno. Hari ini, aku datang untuk membalaskan dendam itu!” Pakaian Ging bergerak meski tak ada angin, lalu tiba-tiba, sosoknya menghilang. Detik berikutnya, Ging muncul di atas kepala Nathan, tubuhnya bercahaya seperti meteor yang melesat. Tanah di bawah kaki Nathan retak, tekanan yang dihasilkan Ging semakin besar, memaksa kaki Nathan terbenam ke dalam tanah. “Pukulan Meteor!” teriak Ging, cahaya keemasan di tubuhnya semakin terang. Russel, yang menyaksikan pemandangan itu, tersenyum lebar. Kemenangan sepertinya sudah di depan mata. “Hahaha …. Nathan, kali ini kamu pasti mati! Ini adalah jurus mematikan milik Ketua Ging, Pukulan Meteor! Tak ada orang yang bisa menahan pukulan ini. Aku akan melihatmu hancur berkeping-keping!” Russel tertawa terbahak-bahak, kegirangannya tak terbendung. Nathan mengabaikannya. Dia menyimpan ped

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 960

    “Nathan, aku salah. Aku tahu aku salah. Ke depannya, keluarga Ransom bersedia mendengarkan perintahmu dan mematuhi perkataanmu!” Russel menundukkan kepalanya, kepala yang terhormat itu kini tunduk pada seorang pemuda berusia dua puluh tahunan. Saat ini, kehormatan dan reputasi tak lagi penting. Yang tersisa hanyalah satu kesempatan untuk bertahan hidup. Selama dia masih hidup, masih ada harapan untuk bangkit kembali. “Jika aku membunuhmu sekarang, seluruh kekuatan Ransom akan berada di bawah kendaliku,” ucap Nathan, suaranya dingin seperti es. Tatapan matanya menusuk, tak ada belas kasihan. Saat Nathan selesai berbicara, dia mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, bilahnya memancarkan cahaya keemasan yang memancarkan aura kematian. Russel menatap pedang itu, matanya dipenuhi ketakutan. Tapi dia tak bergerak. Kepercayaan dirinya sudah hancur. Dia tahu, bahkan jika dia mencoba menghindar, hasilnya akan tetap sama. “Hentikan!” Tiba-tiba, suara teriakan yang menggema memecah

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 959

    Russel berdiri dengan angkuh, matanya menyala dengan kemenangan. “Aku sudah bilang, di dalam formasi ini, aku adalah sang penguasa.” Tapi tiba-tiba, Nathan perlahan bangkit. Sisik-sisik yang rontok mulai tumbuh kembali, cahaya keemasan di tubuhnya bersinar lebih terang dari sebelumnya. Russel tertegun, matanya membelalak. “Kamu .… Bagaimana kamu masih bisa berdiri?” Nathan menatapnya, senyumnya penuh keyakinan. “Kamu pikir formasi kecilmu bisa menghentikanku? Aku bukan sekadar musuh yang bisa kau remehkan, Russel.” Raut wajah Russel berubah drastis, pukulannya tadi sudah menggunakan energi dari lima orang puncak penguasa Ingras, tapi masih tidak bisa membunuh Nathan.“Aku akan menunjukkan padamu, siapa penguasa sebenarnya!” Nathan mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, nyala api menyembur dari bilahnya, mendesis seperti ular naga yang bangkit dari abu. Suaranya menggema ratusan meter, menghanguskan udara di sekelilingnya. Russel menatap Nathan, matanya membelalak. Aura ya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 958

    Russel menatap Nathan dengan kaget, merasakan aura yang mengerikan. Dalam benaknya, kekuatan Nathan sudah hampir mencapai tahap Villain. Namun, sosok Nathan hanya tampak seperti puncak penguasa Ingras yang baru saja menerobos tahap, dan Russel tidak bisa memahami bagaimana dia bisa meledakkan kekuatan yang begitu luar biasa.Russel bukanlah orang yang asing dengan pembunuh berbakat. Banyak ahli bela diri jenius yang pernah menantang lawan dengan kekuatan satu atau dua tingkat di atas mereka. Namun, sosok seperti Nathan—yang mampu menerobos sebuah tahap besar dengan begitu mudah—benar-benar langka. Russel tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.“Kamu tidak perlu tahu tentang diriku,” Nathan berkata, suaranya dingin seperti es. “Yang perlu kamu tahu adalah, kamu akan segera bertemu lagi dengan putramu!”“Hmm, kamu tidak perlu sesombong itu. Kamu kira aku hanya memiliki kekuatan seperti ini?” Russel mendengus dingin, berusaha menegaskan keberaniannya. “Kalau kamu punya kemampua

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 957

    "Kabur?" Bisiknya menggelitik tengkuk para anggota Keluaraga Yaju yang sedang memanjat tebing. "Kalian pikir neraka punya pintu keluar?"Swooossshhhh!Tubuhnya melesat melebihi kecepatan kilat. Setiap kali kilatan pedangnya berkelebat, sepasang matanya membeku, tubuh tanpa kepala masih berlari-lari sebelum akhirnya roboh. Darah menyembur dengan ngeri membentuk hujan di atas rerumputan. Di lereng bukit keluarga Calderon, mayat-mayat bergelimpangan membentuk spiral mistis—mulut terbuka dalam koor bisu, tangan terkunci dalam posisi memohon."Ka-kakak! Dia …. dia di belakangmu!" Ferdi menjerit sambil menunjuk ke bayangan yang sedang berjalan di dinding tebing. Kakinya basah—tidak tahu apakah itu keringat atau air seni—tapi yang pasti, bau amonia menusuk hidungnya. Setiap kali kelopak matanya berkedip, dia melihat kepala James bergulir pelan, lalu berubah menjadi wajahnya sendiri yang mungkin akan menjadi giliranya."Na-Nathan—" Russel terisak sambil memanjat dengan kuku yang berdarah-dara

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 956

    “Maaf aku datang terlambat,” Nathan menatap Nelson dan Abel yang berlumuran darah, niat membunuh di dalam dirinya semakin membara, seolah-olah darah mereka adalah bahan bakar untuk amarahnya.“Tuan Nathan, bisa melakukan sesuatu untukmu adalah kehormatan dalam hidupku, namun sayangnya—” mata Nelson memerah, air mata menetes di pipinya. “Keluarga Calderon sudah lenyap. Sepertinya ke depannya aku tidak akan bisa melakukan apapun lagi untuk Tuan Nathan!”“Keluar dari kegelapan, keluarga Calderon tidak akan lenyap selamanya. Kita bisa membangunnya kembali,” Nathan menjawab dengan tegas, suaranya penuh keyakinan. “Mulai hari ini, seluruh aset milik Yaju dan organisasi lainnya akan menjadi milik keluarga Calderon. Aku akan menunjukkan kepada komunitas bela diri di Kota Moniyan bahwa keluarga Calderon adalah milikku, dan tidak akan ada yang berani menyentuhnya!”Setelah Nathan selesai berbicara, dia perlahan berbalik. Cahaya bersinar di tangan kanannya, dan pedang Aruna muncul dengan kilauan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 955

    Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 954

    Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 953

    “Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status