Share

Bab 603

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-21 19:06:11

Herold dan Guyton duduk di baris pertama yang paling dekat dengan arena pertarungan, dan menunggu pertarungan dimulai dengan tenang.

“Tetua, apakah menurutmu Nathan bisa mengalahkan Donovan? Kalau dia bahkan tidak bisa menahan satu serangan pun dan mati di tangan Donovan, bukankah obat itu akan terbuang sia-sia, kita juga tidak tahu dimana dia meletakkannya,” Guyton bertanya pada Herold dengan suara pelan.

“Tenang saja, Nathan tidak mungkin kalah secepat itu, tetapi dia tidak memiliki peluang untuk menang sama sekali, di saat kritis aku mungkin akan turun tangan menyelamatkannya,” jawab Herold.

“Tetua, kalau begitu, maka kita akan menyinggung Keluarga Holcy, dan pada saatnya kalau Nathan tidak memberikan obat itu kepada kita, bukankah kita akan rugi besar? Semalam seharusnya kita langsung merebutnya saja! Lagipula, tidak ada orang yang melihatnya, selesaikan saja apa yang dimulai!” Guyton berkata dengan wajah garang.

Herold menoleh dan memelototi Guyton, dan membuatnya tidak berani bi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 604

    “Donovan ini memang sudah mencapai kekuatan Penguasa Ingras, sepertinya dia tidak membual!”“Kekuatan keluarga Holcy akan meningkat ke tingkat yang lebih tinggi, apakah kamu tidak lihat semua bawahan keluarga Holcy itu sudah menjadi master, dan di antara mereka bahkan ada Grand Master!”“Nathan yang tidak mencolok ini malah memprovokasi keluarga Holcy yang begitu hebat, bukankah ini cari mati?”“Aduh, masih muda saja sudah akan mati, sayang sekali!”Semua orang mulai berdiskusi, tapi tatapan mereka tetap tertuju pada arena, mereka tahu setelah Donovan naik ke atas arena, maka Nathan akan mengikuti, dan mereka ingin melihat penampilan Nathan. Dan saat Donovan naik ke atas arena, Nathan juga memimpin rombongannya dan berjalan keluar dari ruang tunggu. Dengan kemunculan Nathan, seluruh stadion seperti meledak dan semua orang mengangkat leher mereka untuk mencoba melihat dengan jelas.“Astaga, pemuda yang berada di depan itu adalah Nathan? Anak muda ini bisa dibilang memang berbakat!”“Bu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 605

    “Sudah berakhir? Ya, sudah berakhir! Ini mungkin pertarungan tercepat yang pernah aku lihat, Nathan tidak akan bisa menahan serangan ini!”“Serangan Donovan barusan walau sudah mencapai puncak penguasa Ingras, sepertinya akan sulit menahannya!”“Terlalu kuat, kekuatan Penguasa Ingras terlalu kuat!”Semua orang yang melihat kekacauan di barisan depan setelah terkena efek serangan memikirkan Nathan yang ada di atas arena pasti sudah tidak memiliki harapan. Sarah yang melihat adegan ini dari bawah arena menangis tersedu-sedu, setelah sempat kaget, dia bangkit berdiri dan ingin berlari menuju arena.“Diam!” Namun Beverly menahannya.“Nathan! Nathan …. kamu tidak boleh mati! Tidak ….” Sarah meraung sedih dan membuat banyak orang yang ada di sekitarnya menatapnya dengan kasihan.Raut wajah Justin, Milan dan yang lainnya juga tampak jelek, tangan mereka berkeringat untuk Nathan, mereka tahu identitas Nathan, dan tidak mungkin akan kalah dalam satu serangan bukan?“Hmm …. hanya memiliki kekua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 606

    “Nathan, jangan berlagak! Hari ini, jika aku tidak membunuhmu, maka aku tidak akan bisa hidup dengan tenang!” Donovan melihat Nathan yang tidak terluka karena serangannya merasa kaget bukan main dalam hatinya, dia yang penuh percaya diri di awal seketika juga mulai waspada.Namun, situasi sudah sampai di titik seperti ini, dan semua orang dari dunia bela diri juga sedang menyaksikan, Donovan tidak mungkin mundur,. Tapi, walau Donovan merasa marah, dia tidak berani mengambil inisiatif untuk menyerang Nathan lagi. Semakin Nathan seperti ini, dia semakin tidak berani mengambil inisiatif untuk menyerang, dia merasa Nathan hanya sengaja memprovokasinya saja. Dan itulah yang diinginkan oleh Nathan, dia membutuhkan Donovan memberi waktu kepadanya untuk memulihkan lukanya.Dua orang itu berdiri saling berhadapan tapi tidak satupun dari mereka bergerak. Suasana di lokasi sangat tertekan dan semakin seperti ini semakin tidak ada orang yang berani berbicara, karena ini adalah pertarungan antara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 607

    “Ugh!”Sosok Nathan langsung tersentak ke belakang, lalu terbang keluar dengan cepat, kaki Nathan meluncur di atas arena dan segera membentuk dua jurang yang dalam di atas arena, dan sosok Nathan baru berhenti setelah mencapai tepi arena. Nathan mengernyitkan keningnya, kekuatan penguasa Ingras memang tidak bisa dianggap remeh, energi Donovan ini jelas berbeda dengan ahli bela diri biasa.​Perlu diingat bahwa energi ahli bela diri biasanya dihasilkan oleh pukulan dan latihan sendiri, bila seseorang dapat mencapai pelepasan energi maka dia sudah berada di ranah master. Hanya saja, karena keterbatasan cara kultivasi ahli beladiri, energi ahli bela diri tidak dapat bertahan lama dan tidak bisa menjadi begitu kokoh. Dibandingkan dengan kekuatan spiritual seorang kultivator, perbedaannya terlalu jauh, ini juga alasan kenapa Nathan yang sekarang merupakan kultivator di tahap Lentera bisa membunuh dua orang grand master bela diri dengan mudah.Namun energi Donovan ini berbeda dengan ahli bel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 608

    Karena, dia tahu dengan kekuatan Nathan, cahaya pedang itu akan segera menghilang dan tidak akan bertahan lama. Lagipula, pedang itu terbentuk dari energi, saat energi di dalam tubuhnya habis maka cahaya pedang itu akan menghilang secara alami.Donovan berniat untuk menguras energi Nathan, dan Nathan yang melihat Donovan memiliki pemikiran seperti itu merasa senang. Meskipun kekuatan Donovan memang lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan Nathan, tapi kalau ingin melihat siapa yang bisa bertahan lebih lama, maka Nathan jauh lebih kuat dibandingkan dengan Donovan.Di dalam tubuh Nathan tersimpan kekuatan spiritual dalam jumlah besar, kalau terus seperti ini maka dia bisa menguras tenaga Donovan sampai mati. Cahaya pedang Nathan terus menebas dinding pertahanan Donovan dan seiring berjalannya waktu, cahaya pedang itu tidak menunjukkan tanda-tanda melemah, malah semakin kuat. Dan Donovan terlihat mulai mencucurkan keringat dingin dari keningnya, dan matanya menatap Nathan dengan tidak per

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 609

    Saat ini tubuh Donovan sudah mencapai tepi arena dan hampir tidak mungkin untuk menghindari cahaya pedang Nathan lagi.Melihat Donovan yang tertekan, Nathan menyipitkan matanya. “Kalau tanganku memegang sebuah pedang pusaka, kamu pasti sudah berubah menjadi roh dari pedangku sejak awal!”Donovan menatap Nathan dan tidak membantahnya, karena perkataan Nathan memang benar, kalau yang Nathan gunakan bukanlah pedang yang dipadatkan dari energinya, tetapi pedang pusaka sungguhan, maka Donovan pasti akan sulit menghindar.“Bocah, jangan senang dulu, aku sudah mengurung diri selama beberapa tahun, dan mengabdikan diriku untuk latihan dan mencapai tahap penguasa Ingras sedang susah payah, hanya seorang bocah ingusan sepertimu bisa kukalahkan dengan mudah!” Setelah selesai bicara, aura mengerikan tiba-tiba menguar dari tubuh Donovan, dan seluruh stadion mulai diterpa oleh hembusan angin yang kuat.Rambut Donovan berdiri dan kedua tangannya seperti sedang menari, dan mencengkram dengan erat di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 610

    Kraaak!BRAK!Selain gelombang panas, yang lebih serius adalah tekanannya yang sangat besar, dan membuat Nathan merasa seperti ada gunung yang menekan tubuhnya. Arena di bawah kaki Nathan mulai retak dan arena itu mendadak runtuh, Nathan juga terjatuh dengan cepat ke bawah arena. Dan cahaya itu sudah mencapai tempat Nathan berdiri dengan cepat, melalui celah di arena dan langsung mengenai tubuh Nathan. Semua orang hanya melihat cahaya itu menghilang di bawah arena, tapi mereka tidak dapat melihat situasi Nathan yang jatuh ke bawah arena.“Sudah berakhir, jelas kali ini sudah berakhir!”“Seorang grand master ingin menang melawan penguasa Ingras? Benar-benar penuh dengan mimpi!”“Nathan ini walau termasuk berbakat dan memiliki tubuh yang kekuatannya menakutkan, tapi sepertinya dia tidak tahu bagaimana cara menahannya dan menyia-nyiakan tubuhnya yang bagus itu!”Semua orang menghela nafas dan mulai ada orang yang bangun perlahan dan bersiap untuk pergi.“Tetua, apakah semuanya sudah bera

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 611

    “Donovan, kalau hanya itu kemampuan yang kamu punya, maka akhiri saja!” Setelah selesai bicara, tubuh Nathan tiba-tiba meledak dan langsung melesat ke arah Donovan, tinjunya yang kuat itu langsung mengenai wajah Donovan.Bugh!Kali ini, Nathan tidak lagi menggunakan gerakan yang macam-macam, hanya mengandalkan satu pukulan sederhana yang menyebabkan angin kencang, dan karena kecepatannya yang terlalu cepat udara yang ada disekelilingnya seolah ditarik habis dalam sekejap.​Hwooosssshhh!Donovan bergegas berbalik dan mengangkat tangannya lalu melontarkan pukulannya dan siap menghadang serangan Nathan. Ini adalah benturan fisik pertama antara kedua orang ini sejak mereka naik ke atas arena, jadi semua orang melebarkan matanya dan berharap bisa melihat keajaiban lainnya.Penguasa Ingras sedang bertarung dengan seorang grand master, jika seorang grand master menang, maka akan memberikan banyak kepercayaan diri kepada para ahli bela diri, dan membuktikan kalau perbedaan tingkatan yang terl

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status