Herold dan Guyton duduk di baris pertama yang paling dekat dengan arena pertarungan, dan menunggu pertarungan dimulai dengan tenang.“Tetua, apakah menurutmu Nathan bisa mengalahkan Donovan? Kalau dia bahkan tidak bisa menahan satu serangan pun dan mati di tangan Donovan, bukankah obat itu akan terbuang sia-sia, kita juga tidak tahu dimana dia meletakkannya,” Guyton bertanya pada Herold dengan suara pelan.“Tenang saja, Nathan tidak mungkin kalah secepat itu, tetapi dia tidak memiliki peluang untuk menang sama sekali, di saat kritis aku mungkin akan turun tangan menyelamatkannya,” jawab Herold.“Tetua, kalau begitu, maka kita akan menyinggung Keluarga Holcy, dan pada saatnya kalau Nathan tidak memberikan obat itu kepada kita, bukankah kita akan rugi besar? Semalam seharusnya kita langsung merebutnya saja! Lagipula, tidak ada orang yang melihatnya, selesaikan saja apa yang dimulai!” Guyton berkata dengan wajah garang.Herold menoleh dan memelototi Guyton, dan membuatnya tidak berani bi
“Donovan ini memang sudah mencapai kekuatan Penguasa Ingras, sepertinya dia tidak membual!”“Kekuatan keluarga Holcy akan meningkat ke tingkat yang lebih tinggi, apakah kamu tidak lihat semua bawahan keluarga Holcy itu sudah menjadi master, dan di antara mereka bahkan ada Grand Master!”“Nathan yang tidak mencolok ini malah memprovokasi keluarga Holcy yang begitu hebat, bukankah ini cari mati?”“Aduh, masih muda saja sudah akan mati, sayang sekali!”Semua orang mulai berdiskusi, tapi tatapan mereka tetap tertuju pada arena, mereka tahu setelah Donovan naik ke atas arena, maka Nathan akan mengikuti, dan mereka ingin melihat penampilan Nathan. Dan saat Donovan naik ke atas arena, Nathan juga memimpin rombongannya dan berjalan keluar dari ruang tunggu. Dengan kemunculan Nathan, seluruh stadion seperti meledak dan semua orang mengangkat leher mereka untuk mencoba melihat dengan jelas.“Astaga, pemuda yang berada di depan itu adalah Nathan? Anak muda ini bisa dibilang memang berbakat!”“Bu
“Sudah berakhir? Ya, sudah berakhir! Ini mungkin pertarungan tercepat yang pernah aku lihat, Nathan tidak akan bisa menahan serangan ini!”“Serangan Donovan barusan walau sudah mencapai puncak penguasa Ingras, sepertinya akan sulit menahannya!”“Terlalu kuat, kekuatan Penguasa Ingras terlalu kuat!”Semua orang yang melihat kekacauan di barisan depan setelah terkena efek serangan memikirkan Nathan yang ada di atas arena pasti sudah tidak memiliki harapan. Sarah yang melihat adegan ini dari bawah arena menangis tersedu-sedu, setelah sempat kaget, dia bangkit berdiri dan ingin berlari menuju arena.“Diam!” Namun Beverly menahannya.“Nathan! Nathan …. kamu tidak boleh mati! Tidak ….” Sarah meraung sedih dan membuat banyak orang yang ada di sekitarnya menatapnya dengan kasihan.Raut wajah Justin, Milan dan yang lainnya juga tampak jelek, tangan mereka berkeringat untuk Nathan, mereka tahu identitas Nathan, dan tidak mungkin akan kalah dalam satu serangan bukan?“Hmm …. hanya memiliki kekua
“Nathan, jangan berlagak! Hari ini, jika aku tidak membunuhmu, maka aku tidak akan bisa hidup dengan tenang!” Donovan melihat Nathan yang tidak terluka karena serangannya merasa kaget bukan main dalam hatinya, dia yang penuh percaya diri di awal seketika juga mulai waspada.Namun, situasi sudah sampai di titik seperti ini, dan semua orang dari dunia bela diri juga sedang menyaksikan, Donovan tidak mungkin mundur,. Tapi, walau Donovan merasa marah, dia tidak berani mengambil inisiatif untuk menyerang Nathan lagi. Semakin Nathan seperti ini, dia semakin tidak berani mengambil inisiatif untuk menyerang, dia merasa Nathan hanya sengaja memprovokasinya saja. Dan itulah yang diinginkan oleh Nathan, dia membutuhkan Donovan memberi waktu kepadanya untuk memulihkan lukanya.Dua orang itu berdiri saling berhadapan tapi tidak satupun dari mereka bergerak. Suasana di lokasi sangat tertekan dan semakin seperti ini semakin tidak ada orang yang berani berbicara, karena ini adalah pertarungan antara
“Ugh!”Sosok Nathan langsung tersentak ke belakang, lalu terbang keluar dengan cepat, kaki Nathan meluncur di atas arena dan segera membentuk dua jurang yang dalam di atas arena, dan sosok Nathan baru berhenti setelah mencapai tepi arena. Nathan mengernyitkan keningnya, kekuatan penguasa Ingras memang tidak bisa dianggap remeh, energi Donovan ini jelas berbeda dengan ahli bela diri biasa.Perlu diingat bahwa energi ahli bela diri biasanya dihasilkan oleh pukulan dan latihan sendiri, bila seseorang dapat mencapai pelepasan energi maka dia sudah berada di ranah master. Hanya saja, karena keterbatasan cara kultivasi ahli beladiri, energi ahli bela diri tidak dapat bertahan lama dan tidak bisa menjadi begitu kokoh. Dibandingkan dengan kekuatan spiritual seorang kultivator, perbedaannya terlalu jauh, ini juga alasan kenapa Nathan yang sekarang merupakan kultivator di tahap Lentera bisa membunuh dua orang grand master bela diri dengan mudah.Namun energi Donovan ini berbeda dengan ahli bel
Karena, dia tahu dengan kekuatan Nathan, cahaya pedang itu akan segera menghilang dan tidak akan bertahan lama. Lagipula, pedang itu terbentuk dari energi, saat energi di dalam tubuhnya habis maka cahaya pedang itu akan menghilang secara alami.Donovan berniat untuk menguras energi Nathan, dan Nathan yang melihat Donovan memiliki pemikiran seperti itu merasa senang. Meskipun kekuatan Donovan memang lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan Nathan, tapi kalau ingin melihat siapa yang bisa bertahan lebih lama, maka Nathan jauh lebih kuat dibandingkan dengan Donovan.Di dalam tubuh Nathan tersimpan kekuatan spiritual dalam jumlah besar, kalau terus seperti ini maka dia bisa menguras tenaga Donovan sampai mati. Cahaya pedang Nathan terus menebas dinding pertahanan Donovan dan seiring berjalannya waktu, cahaya pedang itu tidak menunjukkan tanda-tanda melemah, malah semakin kuat. Dan Donovan terlihat mulai mencucurkan keringat dingin dari keningnya, dan matanya menatap Nathan dengan tidak per
Saat ini tubuh Donovan sudah mencapai tepi arena dan hampir tidak mungkin untuk menghindari cahaya pedang Nathan lagi.Melihat Donovan yang tertekan, Nathan menyipitkan matanya. “Kalau tanganku memegang sebuah pedang pusaka, kamu pasti sudah berubah menjadi roh dari pedangku sejak awal!”Donovan menatap Nathan dan tidak membantahnya, karena perkataan Nathan memang benar, kalau yang Nathan gunakan bukanlah pedang yang dipadatkan dari energinya, tetapi pedang pusaka sungguhan, maka Donovan pasti akan sulit menghindar.“Bocah, jangan senang dulu, aku sudah mengurung diri selama beberapa tahun, dan mengabdikan diriku untuk latihan dan mencapai tahap penguasa Ingras sedang susah payah, hanya seorang bocah ingusan sepertimu bisa kukalahkan dengan mudah!” Setelah selesai bicara, aura mengerikan tiba-tiba menguar dari tubuh Donovan, dan seluruh stadion mulai diterpa oleh hembusan angin yang kuat.Rambut Donovan berdiri dan kedua tangannya seperti sedang menari, dan mencengkram dengan erat di
Kraaak!BRAK!Selain gelombang panas, yang lebih serius adalah tekanannya yang sangat besar, dan membuat Nathan merasa seperti ada gunung yang menekan tubuhnya. Arena di bawah kaki Nathan mulai retak dan arena itu mendadak runtuh, Nathan juga terjatuh dengan cepat ke bawah arena. Dan cahaya itu sudah mencapai tempat Nathan berdiri dengan cepat, melalui celah di arena dan langsung mengenai tubuh Nathan. Semua orang hanya melihat cahaya itu menghilang di bawah arena, tapi mereka tidak dapat melihat situasi Nathan yang jatuh ke bawah arena.“Sudah berakhir, jelas kali ini sudah berakhir!”“Seorang grand master ingin menang melawan penguasa Ingras? Benar-benar penuh dengan mimpi!”“Nathan ini walau termasuk berbakat dan memiliki tubuh yang kekuatannya menakutkan, tapi sepertinya dia tidak tahu bagaimana cara menahannya dan menyia-nyiakan tubuhnya yang bagus itu!”Semua orang menghela nafas dan mulai ada orang yang bangun perlahan dan bersiap untuk pergi.“Tetua, apakah semuanya sudah bera
“Tutup mulutmu!” Ging menoleh, tatapannya membuat Russel terkejut dan segera diam. Kemudian Ging kembali berkata. “Nathan, kamu mempermalukanku di makam kuno. Hari ini, aku datang untuk membalaskan dendam itu!” Pakaian Ging bergerak meski tak ada angin, lalu tiba-tiba, sosoknya menghilang. Detik berikutnya, Ging muncul di atas kepala Nathan, tubuhnya bercahaya seperti meteor yang melesat. Tanah di bawah kaki Nathan retak, tekanan yang dihasilkan Ging semakin besar, memaksa kaki Nathan terbenam ke dalam tanah. “Pukulan Meteor!” teriak Ging, cahaya keemasan di tubuhnya semakin terang. Russel, yang menyaksikan pemandangan itu, tersenyum lebar. Kemenangan sepertinya sudah di depan mata. “Hahaha …. Nathan, kali ini kamu pasti mati! Ini adalah jurus mematikan milik Ketua Ging, Pukulan Meteor! Tak ada orang yang bisa menahan pukulan ini. Aku akan melihatmu hancur berkeping-keping!” Russel tertawa terbahak-bahak, kegirangannya tak terbendung. Nathan mengabaikannya. Dia menyimpan ped
“Nathan, aku salah. Aku tahu aku salah. Ke depannya, keluarga Ransom bersedia mendengarkan perintahmu dan mematuhi perkataanmu!” Russel menundukkan kepalanya, kepala yang terhormat itu kini tunduk pada seorang pemuda berusia dua puluh tahunan. Saat ini, kehormatan dan reputasi tak lagi penting. Yang tersisa hanyalah satu kesempatan untuk bertahan hidup. Selama dia masih hidup, masih ada harapan untuk bangkit kembali. “Jika aku membunuhmu sekarang, seluruh kekuatan Ransom akan berada di bawah kendaliku,” ucap Nathan, suaranya dingin seperti es. Tatapan matanya menusuk, tak ada belas kasihan. Saat Nathan selesai berbicara, dia mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, bilahnya memancarkan cahaya keemasan yang memancarkan aura kematian. Russel menatap pedang itu, matanya dipenuhi ketakutan. Tapi dia tak bergerak. Kepercayaan dirinya sudah hancur. Dia tahu, bahkan jika dia mencoba menghindar, hasilnya akan tetap sama. “Hentikan!” Tiba-tiba, suara teriakan yang menggema memecah
Russel berdiri dengan angkuh, matanya menyala dengan kemenangan. “Aku sudah bilang, di dalam formasi ini, aku adalah sang penguasa.” Tapi tiba-tiba, Nathan perlahan bangkit. Sisik-sisik yang rontok mulai tumbuh kembali, cahaya keemasan di tubuhnya bersinar lebih terang dari sebelumnya. Russel tertegun, matanya membelalak. “Kamu .… Bagaimana kamu masih bisa berdiri?” Nathan menatapnya, senyumnya penuh keyakinan. “Kamu pikir formasi kecilmu bisa menghentikanku? Aku bukan sekadar musuh yang bisa kau remehkan, Russel.” Raut wajah Russel berubah drastis, pukulannya tadi sudah menggunakan energi dari lima orang puncak penguasa Ingras, tapi masih tidak bisa membunuh Nathan.“Aku akan menunjukkan padamu, siapa penguasa sebenarnya!” Nathan mengangkat pedang Arunanya tinggi-tinggi, nyala api menyembur dari bilahnya, mendesis seperti ular naga yang bangkit dari abu. Suaranya menggema ratusan meter, menghanguskan udara di sekelilingnya. Russel menatap Nathan, matanya membelalak. Aura ya
Russel menatap Nathan dengan kaget, merasakan aura yang mengerikan. Dalam benaknya, kekuatan Nathan sudah hampir mencapai tahap Villain. Namun, sosok Nathan hanya tampak seperti puncak penguasa Ingras yang baru saja menerobos tahap, dan Russel tidak bisa memahami bagaimana dia bisa meledakkan kekuatan yang begitu luar biasa.Russel bukanlah orang yang asing dengan pembunuh berbakat. Banyak ahli bela diri jenius yang pernah menantang lawan dengan kekuatan satu atau dua tingkat di atas mereka. Namun, sosok seperti Nathan—yang mampu menerobos sebuah tahap besar dengan begitu mudah—benar-benar langka. Russel tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.“Kamu tidak perlu tahu tentang diriku,” Nathan berkata, suaranya dingin seperti es. “Yang perlu kamu tahu adalah, kamu akan segera bertemu lagi dengan putramu!”“Hmm, kamu tidak perlu sesombong itu. Kamu kira aku hanya memiliki kekuatan seperti ini?” Russel mendengus dingin, berusaha menegaskan keberaniannya. “Kalau kamu punya kemampua
"Kabur?" Bisiknya menggelitik tengkuk para anggota Keluaraga Yaju yang sedang memanjat tebing. "Kalian pikir neraka punya pintu keluar?"Swooossshhhh!Tubuhnya melesat melebihi kecepatan kilat. Setiap kali kilatan pedangnya berkelebat, sepasang matanya membeku, tubuh tanpa kepala masih berlari-lari sebelum akhirnya roboh. Darah menyembur dengan ngeri membentuk hujan di atas rerumputan. Di lereng bukit keluarga Calderon, mayat-mayat bergelimpangan membentuk spiral mistis—mulut terbuka dalam koor bisu, tangan terkunci dalam posisi memohon."Ka-kakak! Dia …. dia di belakangmu!" Ferdi menjerit sambil menunjuk ke bayangan yang sedang berjalan di dinding tebing. Kakinya basah—tidak tahu apakah itu keringat atau air seni—tapi yang pasti, bau amonia menusuk hidungnya. Setiap kali kelopak matanya berkedip, dia melihat kepala James bergulir pelan, lalu berubah menjadi wajahnya sendiri yang mungkin akan menjadi giliranya."Na-Nathan—" Russel terisak sambil memanjat dengan kuku yang berdarah-dara
“Maaf aku datang terlambat,” Nathan menatap Nelson dan Abel yang berlumuran darah, niat membunuh di dalam dirinya semakin membara, seolah-olah darah mereka adalah bahan bakar untuk amarahnya.“Tuan Nathan, bisa melakukan sesuatu untukmu adalah kehormatan dalam hidupku, namun sayangnya—” mata Nelson memerah, air mata menetes di pipinya. “Keluarga Calderon sudah lenyap. Sepertinya ke depannya aku tidak akan bisa melakukan apapun lagi untuk Tuan Nathan!”“Keluar dari kegelapan, keluarga Calderon tidak akan lenyap selamanya. Kita bisa membangunnya kembali,” Nathan menjawab dengan tegas, suaranya penuh keyakinan. “Mulai hari ini, seluruh aset milik Yaju dan organisasi lainnya akan menjadi milik keluarga Calderon. Aku akan menunjukkan kepada komunitas bela diri di Kota Moniyan bahwa keluarga Calderon adalah milikku, dan tidak akan ada yang berani menyentuhnya!”Setelah Nathan selesai berbicara, dia perlahan berbalik. Cahaya bersinar di tangan kanannya, dan pedang Aruna muncul dengan kilauan
Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan
Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant
“Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek