“Tuan Nathan?!” Melihat Nathan berjalan keluar, Ryzen dan Nicole bergegas maju. “Ryzen, menyetirlah, kita akan pergi ke Kota Takari!” Nathan berkata pada Ryzen. Melihat Nathan yang begitu terburu-buru, Ryzen dan Nicole tidak berani bertanya. Segera, Ryzen mengemudikan mobilnya dan tiga orang itu melaju menuju Kota Takari. Dalam perjalanan atas desakan Nathan, Ryzen mengemudi dengan sangat cepat dan tiba di Kota Takari hanya dalam waktu satu jam. Setelah menemui Gilfred, Nathan bergegas berkata. “Gilfred, ayo kita temui Tuan Shari sekarang!” “Nathan, kenapa terburu-buru? Kalian belum makan siang, kan? Bagaimana kalau makan dulu?” Gilfred tidak menyangka Nathan akan begitu terburu-buru, dan bergegas kemari sebelum makan. “Tidak ada waktu lagi, ayo berangkat sekarang!” Nathan menarik Gilfred dan pergi. Baru saja mereka keluar, mereka bertemu dengan Sherly dan Shilpy, kakak beradik itu terkejut saat mereka melihat NNathan Dalam sekejap mata, karena sudah lama tidak bertemu de
“Tuan Nathan!” Shari melangkah maju dan membukakan pintu untuk Nathan secara pribadi. “Tuan Shari, mengenai ginseng puluhan ribu tahun itu, apakah itu benar?” Begitu turun dari mobil Nathan bergegas bertanya padanya. “Benar, ginseng puluhan ribu tahun ini ditemukan oleh Keluarga Hinson di Alagat. Hanya saja, Keluarga Hinson tidak berurusan dengan bahan obat, jadi mereka menyebarkan berita dan ingin menemukan pembeli yang berani membayar mahal!” Shari menjawab dengan pasti. Melihat Shari menjawab dengan penuh keyakinan, Nathan akhirnya merasa lega, kalau ini memang benar maka akan mudah ditangani. “Kalau begitu kamu ikut aku berangkat ke Alagat sekarang, nanti setelah mendapatkan ginseng puluhan ribu tahun itu, keuntunganmu akan meningkat!” Nathan berkata dengan bersemangat. “Baik, bisa bekerja untuk Tuan Nathan, aku mana berani menginginkan keuntungan!” Shari berkata dan mengeluarkan beberapa lembar tiket pesawat dari sakunya. “Aku sudah memesan tiket pesawat terlebih dulu,
Lukas mengangguk dan bergegas melambaikan tangannya pada putranya, lalu berpesan agar dia menyiapkan makanan, sedangkan Lukas menarik Shari untuk duduk di sofa. “Kak, Keluarga Hinson sama sekali tidak mengerti pasar, jadi saat kamu membuat penawaran harga kamu harus menekan harganya lebih rendah. Lalu, saat kamu membawanya kembali ke kota, kita bisa menjualnya dengan harga tinggi dan mendapatkan banyak uang.” “Apakah Keluarga Hinson menyebutkan berapa harga jual mereka?” Shari bertanya. “Aku mendengar rumor kalau Keluarga Hinson menginginkan 20 milyar, tapi aku rasa kita sudah bisa mendapatkannya di harga 10 milyar, asalkan kita berhasil mendapatkannya kita bisa menghasilkan triliunan!” Lukas berkata dengan semangat. “Sepuluh milyar?” Nathan dan Shari membelalak kebingungan. Ini terlalu murah, Jamur Ganggang Hijau berusia ribuan tahun saja sudah bernilai triliunan. Tapi ini adalah ginseng puluhan ribu tahun, paling tidak juga akan berharga puluhan triliun, tidak disangka hanya sep
“Diam!” Shari memelototi Lukas. “Walau kita membeli ginseng puluhan ribu tahun itu, juga harus dihadiahkan pada Tuan Nathan.” Perkataan Shari membuat Lukas kembali melirik Nathan, dia merasa Nathan hanya seorang pemuda biasa, dan tidak terlihat berkelas, tidak seperti anak dari keluarga kaya. Dia tidak mengerti, kenapa Shari begitu menghormati Nathan. Meskipun Lukas tidak mengatakan apapun di bawah tekanan Shari, tapi hatinya jelas sangat tidak puas. “Tuan Nathan, bocah ingusan ini memang terlalu tamak akan uang, aku harap kamu tidak tersinggung!” Shari tersenyum meminta maaf pada Nathan. “Tidak masalah,” Nathan berkata sambil tersenyum. Segera, makanan sudah disiapkan, Shari menyambut Nathan dan yang lainnya dengan hangat dan menyiapkan kamar untuk Nathan dan yang lainnya. Hanya saja, Nathan menolak, dia tidak mau tinggal di kediaman keluarga Himalaya, Nathan tidak terbiasa dengan perasaan tinggal di rumah orang lain. Jadi, dia meminta Ryzen untuk mencari sebuah penginapan dan ke
Setelah Nathan membawa Ryzen dan Nicole berkeliling, dia kembali ke penginapan, karena kota itu tidak besar dengan kekuatan mereka bertiga, mereka mengelilinginya dengan cepat. Namun saat Nathan dan yang lainnya baru memasuki pintu penginapan, tiba-tiba ada sekelompok preman yang memegang tongkat menghadang jalan mereka. Nathan melirik orang-orang di hadapannya, dan mereka semua adalah orang biasa dan bukan ahli bela diri, dia langsung tahu kalau orang-orang ini hanyalah preman kecil. Nathan malas memperdulikan mereka dan melangkah mundur satu langkah. Sedangkan Ryzen melangkah maju dan berdiri tepat di depan sekelompok orang-orang itu. Ryzen sudah menjadi ketua mafia selama bertahun-tahun, dan dia sudah memiliki wibawa seorang bos. Saat dia melangkah ke depan saja, orang-orang di depannya kaget saat mereka melihat Ryzen dan langsung mundur dua langkah tanpa sadar. “Apa yang kamu lihat?” Pada saat ini, di antara sekelompok orang itu seorang pria dengan bahu besar dan kepala botak
Setelah melihat selama beberapa waktu, Nathan berbaring di tempat tidur dan bersiap untuk tidur. Akan tetapi, suara Ryzen dan Nicole terdengar dari kamar sebelah dan membuat Nathan tidak berdaya. Dia hanya bisa bangkit berdiri dan duduk bersila, insulasi suara di penginapan kecil seperti ini benar-benar buruk. Merasakan energi spiritual dari alam, energi spiritual disini jelas jauh lebih kuat dibandingkan dengan Kota Vale. Meskipun dalam situasi Nathan, energi spiritual ini hanyalah setetes air di dalam ember, tapi dia tidak bisa tidur jadi lebih baik dia berkultivasi saja. Setelah berkultivasi semalaman, kekuatan spiritual dalam tubuh Nathan hampir tidak bergerak sama sekali, hanya mengandalkan energi spiritual yang ada di alam sudah tidak banyak gunanya lagi untuk Nathan. Tok! Tok! Tok! Dan pada saat ini, Ryzen mengetuk pintu. “Tuan Nathan, ayo kita sarapan, dan setelah itu kita pergi ke kediaman Keluarga Himalaya.” Karena, Shari akan membawa mereka pergi ke Keluarga Hinson untu
Jangankan Nathan, hanya Ryzen yang ada di samping Nathan, yang merupakan ketua mafia di Kota Vale saja sudah cukup terkenal di Northern. Bagaimana mungkin bisa dibandingkan dengan preman kecil di tempat kecil seperti ini? Lukas dan Hideo hanya bisa terus bersujud pada Nathan. “Sudahlah,” Nathan berkata dengan ringan. Sebenarnya, Nathan tidak ingin mempermasalahkan masalah ini, sekelompok preman itu bukan apa-apa baginya, mengibaskan tangannya saja sudah bisa membubarkan mereka. Nathan tidak mengambil hati, dia hanya ingin mendapatkan ginseng puluhan ribu tahun, dan yang lainnya tidak penting baginya. “Terima kasih Tuan Nathan!” Shari segera berterima kasih pada Nathan. “Jangan sampai terlambat, ayo pergi lihat ginseng puluhan ribu tahun itu, agar tidak terus terbayang-bayang lagi dibenakku!” Karena Nathan masih harus menghadapi masalah tantangan, dia tidak bisa berlama-lama disini, dia hanya punya satu hari ini dan besok dia sudah harus kembali. “Baik, kita akan segera berangka
Setelah berjalan masuk ke ruang utama, terlihat ada enam orang yang sedang duduk di sofa, beberapa dari mereka sedang merokok dan mengernyitkan keningnya. Dan beberapa dari mereka menundukkan kepalanya seolah sedang memikirkan sesuatu, lalu, ada seorang wanita yang matanya terlihat sembab dan tergenang air mata, seharusnya dia baru saja menangis. “Paman Shari, kamu datang kemari? Ayo silahkan duduk!” Pada saat ini, ada seorang pemuda yang menyadari kehadiran Shari dan yang lainnya, dan bergegas bangkit berdiri. Sedangkan beberapa orang lainnya mengangkat kepala mereka, dan saat melihat Shari mereka semua berdiri untuk menyambutnya, mereka semua tampak sangat menghormati Shari. “Duduk, semuanya silahkan duduk,” Shari sedikit tersanjung dan bergegas melambaikan tangannya untuk mempersilahkan mereka semua duduk, lalu bertanya kepada pemuda itu. “Vinson, aku dengar ayahmu sakit, jadi aku bergegas datang kemari, bagaimana keadaannya?” Shari sangat mengerti etika, jadi dia sama sekali t
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u