Rizetzy yang melihat itu memeluk Hartley dengan erat dan tidak mau melepaskannya, lalu berteriak dengan keras. “Ayah! Kamu tidak boleh percaya pada mereka, aku adalah putramu, mana mungkin aku boneka?! Ayah, lihat aku!” Hartley yang melihat Rizetzy seperti itu, merasa tidak tega kalau Nathan turun tangan. Nathan tahu kalau dirinya harus turun tangan secara paksa, karena Hartley sudah dipengaruhi oleh Rizetzy saat ini. “Hanya orang dari Lumina, berani mempermainkan Tuan Hartley?! Dia memang pantas mati!” Setelah berkata Nathan mengulurkan tangannya ke arah Rizetzy. Hartley ingin menghentikannya tapi sudah terlambat, kecepatan Nathan sangat cepat dan dalam sekejap mata Rizetzy sudah berada di tangan Nathan. “Ayah! Tolong …. selamatkan aku!” Rizetzy berusaha berontak. Namun pada saat ini, Nathan tidak memberikan Hartley kesempatan untuk menyelamatkannya lagi. Bugh! Naghan menepuk dahi Rizetzy dengan telapak tangannya dan kemudian cahaya kuning menyala dari atas kepala Rizetzy mem
“Siap, Tuan Halbar, Ronald sudah pulang, dia sudah kembali tadi malam. Namun, saat melihat Anda berada di dalam kamar, dia tidak berani mengganggu,” Penjaga itu bergegas menjawab. “Minta Ronald untuk menemuiku sekarang!” Halbar berkata dengan kesal. Penjaga itu bergegas pergi dan segera, seorang pria dengan kumis dan bibir yang runcing masuk ke dalam. “Ronald, Tuan Arsen mengeluarkan perintah pemanggilan darurat, apakah sesuatu terjadi pada Lumina?” Halbar bertanya pada Ronald. “Kakak, tidak ada masalah, hanya saja, anak angkat dari Tuan Arsen sudah meninggal, sepertinya dibunuh oleh seseorang bernama Nathan,” Ronald berkata dengan acuh tak acuh. “Dominic?” Halbar terkejut mendengar itu. “Dia telah mati?!” “Benar, dia, dia meninggal dengan tragis!” Ronald berkata dan mengangguk. “Mampus! Bajingan itu, dia hanya tahu mencelakai para gadis-gadis, aku sudah lama tidak menyukainya,” Halbar mendengus dingin. “Kakak, kali ini, saat aku kembali, Tuan Arsen bertanya padaku, sebe
“Tentu saja di rumah, kamu sudah koma selama satu tahun lebih, apa kamu tidak mengingat apa yang terjadi barusan?” Hartley bertanya pada Rizetzy. Tadi Rizetzy sudah terbangun dan terlihat normal, tapi kenapa dia tidak bisa mengingatnya? “Barusan?” Rizetzy kebingungan. “Aku sudah bilang, itu bukan dia! Pada saat itu, dia sedang dikendalikan, ada seseorang yang menggunakan ulat itu untuk mengendalikan tubuhnya,” Nathan berkata pada Hartley. Melihat wajah Rizetzy yang kebingungan, Hartley akhirnya percaya pada perkataan Nathan. Kemudian, Hartley memapah Rizetzy berdiri dan menunjuk Nathan dan berkata. “Rizetzy, cepat berterima kasih pada Tuan Nathan, dia yang menyelamatkan hidupmu!” Rizetzy menatap Nathan dengan bingung, dia melihat Nathan hanya seumuran dengan dirinya dan seketika tidak bergerak. “Tuan Hartley, itu hanya pekerjaan mudah, tidak perlu berterima kasih padaku,” Nathan berkata dengan ringan. Semakin Nathan bersikap seperti ini, semakin Hartley merasa malu. Barusan,
“Seperti yang sudah aku katakan sejak awal, penyebab Tuan Muda koma bukanlah keracunan, tapi karena gangguan mentalnya. Saat ulat sudah masuk ke tubuh Tuan Muda Rizetzy, Tuan Muda Rizetzy mengalami keterkejutan dan membuat mentalnya kacau dan mengalami koma. Jadi, ulat itu tidak punya cara untuk mengendalikan tubuh Tuan Muda.” “Tuan Muda sudah koma selama lebih dari satu tahun, dan untunglah dia seperti itu! Kalau tidak, entah apa yang akan dilakukan oleh pihak lain setelah mengendalikan tubuh Tuan Muda. Namun, tadi kamu bukN membantu Tuan Muda memaksa racun dari tubuhnya keluar, tapi malah merangsang otak Tuan Muda Rizetzy, dan membuat ulat itu mengambil keuntungan dan langsung mengendalikan tubuh Tuan Muda, dan itulah yang menyebabkan adegan barusan terjadi,” Nathan menjelaskan dengan sabar. Saat mendengar kalau ini terjadi karena ulah dirinya, wajah Wilbert menjadi merah dan itu sangat memalukan baginya, seakan dia ingin mencari lubang dan mengubur dirinya di dalam. “Tuan Nathan
Setelah Wilbert mengatakan itu, Hartley juga tidak mengatakan apapun lagi, dan hanya mengangguk. Wilbert yang melihat itu bergegas membawa Will berjalan keluar, Milan mendengus dingin sambil menatap punggung kedua orang itu. “Dasar pengecut, para penipu ini selalu punya cara curang! Masih berani mengatakan dirinya adalah ahli sihir nomor satu di Arial?! Cuih!” “Tidak masalah, dari tadi kamu juga mengatakan kalau Wilbert itu adalah pembohong, sebenarnya ada apa?” Hartley juga bertanya dengan heran. Karena tadi dia sangat ingin menyembuhkan putranya, jadi Hartley tidak memperdulikan Milan yang memanggil Wilbert dengan sebutan pembohong besar. Sekarang, Wilbert masih mengatakan hal yang sama dan dia bertanya dengan penasaran. Milan juga tidak merahasiakannya dan menceritakan kembali kejadian yang terjadi di pelelangan secara detail. Dan setelah mendengarnya, Hartley merasa tidak percaya dan dia tidak menyangka Wilbert dan Will berani datang ke Kota Moniyan untuk menipu. Hanya saja,
“Salah, bukan departemen penegak hukum, orang-orang ini berada di luar lembaga hukum, dan tidak ada orang yang bisa memerintah mereka. Mereka juga tidak berada di bawah kekuasaan apapun, bahkan semua orang yang ada di kepolisian juga tidak berhak untuk memerintah mereka,” Hartley menggelengkan kepalanya. “Mereka? Siapa sebenarnya mereka? Apakah mereka kultivator?” Mendengar perkataan Hartley, tatapan mata Nathan menunjukkan sedikit kegembiraan. Hartley terkejut saat mendengar Nathan mengatakan itu. “Pemimpin Hartley, Tuan Nathan adalah seorang kultivator, tetapi saat ini kekuatannya masih tidak terlalu kuat,” Milan menjelaskan kepada Hartley. Hartley yang mendengar itu menatap Nathan dengan lebih kaget lagi dan baru tersadar setelah sesaat dan berkata dengan terharu. “Pantas saja saat Tuan Nathan turun tangan, Wilbert pun tidak bisa melawannya, ternyata kamu adalah seorang kultivator.” “Tuan Hartley, orang-orang yang kamu bicarakan tadi apakah mereka itu kultivator?” Nathan kemba
Setelah mendengar penjelasan Hartley, Nathan merasa semakin tertekan, awalnya dia mengira dirinya adalah seorang kultivator. Walaupun dia tidak berani mengatakan dirinya tidak terkalahkan, tapi dia berhasil mengalahkan semua lawannya hingga saat ini. Namun Nathan baru tahu, kalau orang-orang yang pernah menjadi lawannya, hanyalah sebuah sampah dengan penuh keserakahan. Karena, keluarga yang memiliki kekuatan yang sesungguhnya belum pernah ditemui olehnya. Hanya saja, Nathan tidak takut, karena dia tidak ada hubungannya dengan keluarga yang memiliki kekuatan itu. Selama pihak lain tidak mencari masalah dengan dirinya, Nathan tidak akan berinisiatif untuk mencari masalah dengan mereka. Sekarang dia hanya ingin mengetahui identitas aslinya, dan apakah ibu kandungnya masih hidup di dunia ini atau tidak. “Tuan Nathan, kamu juga tidak perlu khawatir, keluarga yang tersembunyi itu juga tidak akan dengan mudah menargetkan seseorang. Oleh karena itu, yang bisa ditemui di Kota Moniyan hanya
Nathan belum sempat bicara, Milan sudah berkata lebih dulu. “Dua pembohong besar itu sudah enyah kembali ke Arial, mereka tampak sangat memalukan saat pergi.” Semua orang yang mendengarnya tahu kalau Wilbert pasti tidak bisa melakukan apa-apa dan setelah dibereskan oleh Nathan, dia hanya bisa pergi dengan putus asa. Justin menjadi lebih bertekad saat ini, kedepannya Keluarga Alvaro hanya akan mengikuti Nathan, dan mengikuti jejak Nathan. “Tuan Nathan, kapan kita kembali ke Kota Vale?” Tanya Zayn. Awalnya, mereka datang ke sini untuk melihat apakah mereka bisa mendapatkan beberapa harta karun. Namun sekarang, keadaannya sudah berubah menjadi seperti ini, jadi Zayn bertanya kepada Nathan kapan mereka akan pulang. Karena, mereka datang bersama, jadi dia harus mendengar perintah dari Nathan. “Zayn, bawa Sarah dan Beverly membali, aku akan tinggal di Kota Moniyan selama beberapa hari untuk menangani sedikit masalah,” Nathan tidak menceritakan masalahnya, karena dia takut Sarah akan
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u