Jantung Beverly berdetak kencang, dia tidak mengerti kenapa setiap kali Sarah mengatakan hal seperti ini, jantungnya akan berdetak kencang, dia benar-benar pernah berpikiran seperti itu. ‘Beverly, apa yang kamu pikirkan?!’ Beverly bergegas berteriak dalam hatinya, setelah menenangkan pikirannya, dia tidak memperdulikan Sarah lagi dan duduk di sofa untuk menonton TV sendirian. Segera, Sarah memenuhi meja makan dengan masakannya, meskipun bukan soal warna dan rasa, tapi setidaknya itu matang. Tepat saat Sarah selesai memasak, Ryzen dan Nathan sudah tiba di rumah. Baru berjalan masuk, dan melihat ruang tamu yang berasap Nathan tidak perlu menebak apa yang terjadi barusan. “Nathan, kamu sudah pulang, lihatlah! Aku secara khusus memasak untukmu!” saat Sarah melihat Nathan sudah pulang, dia bergegas berkata dengan perasaan puas. “Ahh …., wangi sekali, mencium aroma wangi ini membuatku lapar!” Nathan menarik nafas dalam-dalam dan berkata dengan gembira. “Benarkah? Kalau begitu, ayo
“Kamu benar-benar tinggal di sini!” Setelah melihat Nathan, Jane tersenyum bahagia. “Kamu?! Bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini?” Nathan kaget dan diam-diam menoleh ke arah Sarah. Kalau dua orang ini bertemu, bagaimana dia harus menjelaskannya? Terutama Jane, wanita yang memandangnya dengan penuh cinta! Kalau Sarah melihat ini, dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi. “Bukankah sangat mudah, bukankah kamu meninggalkan alamat rumahmu pada ayahku? Aku datang untuk mengantarkan batu-batu spiritual padamu!” Jane menunjuk sebuah truk barang yang berhenti tidak jauh. “Di dalam mobil itu adalah batu-batu yang kamu inginkan, aku datang untuk mengantarkannya padamu!” Jane terdiam sesaat, kepalanya menoleh ke dalam dan kemudian berkata. “Kamu tidak berniat mengajakku untuk masuk ke dalam?” “Tinggalkan saja batunya, kamu kembalilah, sekarang aku sedang sibuk, aku akan menghubungimu lagi nanti, ya? Kebetulan, ada urusan yang harus aku bicarakan padamu!” Nathan berkata dengan
“Nona Jane, Anda terlalu banyak berpikir, aku tidak seperti yang kamu pikirkan, ayo duduk!” Sarah tersenyum dan memberi isyarat kepada Jane untuk duduk. “Kalian mengobrol saja dulu, aku akan meminta seseorang untuk menurunkan batu-batuan itu,” Nathan mencari alasan untuk menyelinap pergi, kalau tidak, dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Nathan menginstruksikan seseorang untuk memindahkan Batu Spiritual ke dalam halaman villa, barang-barang ini sangat bernilai bagi Nathan. Tapi, bagi orang biasa atau para ahli bela diri, ini hanyalah tumpukan batu kasar. Setelah selesai memindahkan Batu Spiritual, Nathan berjalan kembali ke dalam rumah dan menemukan Sarah, Beverly serta Jane sedang tertawa. Dia sedikit tidak mengerti bagaimana wanita bisa begitu cepat akrab? “Batu itu sudah diturunkan dari mobil, kalau tidak ada urusan lagi, kamu sudah boleh pergi, bukankah beberapa hari lagi kamu akan menyelenggarakan konser? Apakah kamu bisa memberiku beberapa lembar tiket itu?” Nat
“Tuan, beritanya sudah tersebar luas!” Pria paruh baya berkata dengan penuh hormat kepada sosok pria tua yang sedang memancing itu. “Baik!” pria tua itu mengangguk lalu melepaskan topinya dan memperlihatkan wajahnya yang penuh keriput. Jika Nathan melihat pria ini, dia pasti akan sangat terkejut dengan penampilannya saat ini. “Ah … cukup lama juga aku menunggunya …..” pria tua itu mendesah. “Aku sampai lupa, bulan berapa ini?” “Sekarang tanggal enam bulan si yue dan!” jawab pria paruh baya itu. “Satu bulan lagi, aku berharap kultivasi pemuda itu bisa berkembang lebih cepat. Lebih baik jika dia bisa sampai pada tahap kemurnian tingkat akhir!” pria tua itu berkata dengan penuh harapan di matanya. “Tuan Guru, Tuan Muda memiliki waktu pelatihan yang singkat, ditambah lagi baru berlalu beberapa bulan, walaupun beliau sangat berbakat, sepertinya akan sedikit sulit!” Pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya. “Ya, aku tahu ….” Pria tua itu memandang ke arah timur laut, arah diman
“Aku juga tidak tahu, hanya saja, rahasia itu sepertinya sangat penting bagi Keluarga Zellon. Kalau tidak, Nona pasti tidak mungkin hidup sampai sekarang,” sosok pria tua itu menggelengkan kepalanya!l. Dua orang itu terdiam dan tidak ada yang berbicara lagi, namun segera suara Prisly terdengar. “Guru, Paman Xavier, makanannya sudah siap, ayo makan!” Pria tua itu dan Xavier saling memandang dan tersenyum, lalu keduanya berjalan menghampiri Prisly. Satu detik kemudian, gelak tawa mulai terdengar di depan sebuah rumah kayu yang terlihat usang, bersama dengan aroma makanan yang harum. *** Villa Ascalon, Kota Vale. Pada saat ini, Nathan sudah mengurung diri di dalam kamar selama empat hari, dan selama empat hari ini Nathan tidak berhenti menyerap energi spiritual yang ada di dalam Batu Spiritual, dan Batu Spiritual yang ada di halaman sekarang sudah habis. Dan di dalam tubuh Nathan, energi spiritual yang bergelombang juga sepertinya sudah hampir meledak, seolah hendak menembus pusat Q
“Ini adalah teh yang aku bawa langsung dari Kota Moniyan, ayo dicoba!” Milan berkata pada Nathan. Nathan mengambil cangkir dan menyesap tehnya. “Ada masalah apa mencariku?” “Bukan masalah besar, hanya ingin berterima kasih kepadamu karena sudah menyelamatkan Witan, lalu mengenai masalah Keluarga Holcy, mereka tidak akan mengganggumu dalam waktu singkat ini, mereka akan menunggu kepala keluarga keluar terlebih dulu!” Kata Milan. “Kamu memintaku kemari hanya untuk mengatakan hal ini padaku?” Nathan tersenyum ringan. “Walau Keluarga Holcy datang mencari masalah padaku sekarang, aku juga tidak takut!” Nathan yang sudah memasuki tahap Lentera, walau menghadapi seorang Master Ingras tingkat ingras juga bisa dibunuh dengan satu lambaian tangannya. “Tuan Nathan, aku berharap kamu tidak meremehkan musuh, kekuatan Keluarga Holcy saat ini tidak bisa diremehkan! Keluarga Holcy memiliki mesin pembunuh yang disebut Catur Maharaja! Dan mereka semua sudah mencapai kekuatan Master Ingras, se
“Jujur saja, Tuan Nathan, kali ini aku mencari Tuan Nathan karena ingin Anda membantuku, beberapa waktu mendatang akan ada Acara Raja Bintang yang diselenggarakan, dengar-dengar Negara Wilom dan Negara Yunlo sudah diam-diam mencari para ahli! Dan kali ini, semua kapten yang ada di bawahku sedang ada masalah, Witan baru saja mengalami cedera, jadi aku ingin meminta Tuan Nathan untuk bertarung di Acara Raja Bintang kali ini!” Milan berkata dengan sedikit malu. Nathan mengernyitkan keningnya, dan sedikit ragu-ragu, bukan karena dia tidak bisa bertarung, tapi karena waktu sudah semakin dekat dengan bulan si yue shio. Hanya tersisa satu bulan lebih lagi, dia ingin memanfaatkan waktu luangnya untuk mempercepat kultivasinya dan meningkatkan kemampuannya. “Kalau Tuan Nathan keberatan, maka lupakan saja,” Setelah Milan tahu kalau Nathan adalah seorang kultivator, sikapnya terhadap Nathan juga menjadi lebih sopan lagi. “Kapan acara itu diselenggarakan?” tanya Nathan. “Dua bulan lagi!” Milan
Mendengar tiket itu adalah tiket barisan depan, mata kedua teman Arina menatap lurus pada tiket itu, dan Arina juga tidak bisa menahan diri untuk tidak mmelihatny. “Kak Neville apa kami boleh melihatnya?” Dua wanita itu bertanya dengan nada menyanjung. “Boleh!” Neville menyerahkan tiket itu kepada dua gadis itu. Mata kedua gadis itu seketika bercahaya, dan mereka tidak bisa melepaskannya. “Kalau Arina bersedia menjadi pacarku dan menciumku, maka aku akan memberikan tiket ini kepada kalian!” Neville berkata dengan nada mempermainkan. “Benarkah?” dua gadis yang mendengarnya seketika bersemangat. “Arina, keluarga Kak Neville memiliki bisnis yang besar dan kaya raya? Kamu harus setuju menjadi pacarnya!” “Benar, kalau kamu mencium Kak Neville, kita akan bisa mendapat tiket konser, dan ini tiket 10 barisan pertama! Kamu bisa melihat Jane tanpa perlu teropong!” Arina baru saja pindah sekolah, jadi dia belum memiliki banyak teman dan dua gadis ini adalah teman terdekatnya. Tapi pada s
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u