Share

Bab 468

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-08-29 20:13:50

“Kalian tidak akan mati, kan?” Nathan melirik dan bertanya kepada Reus dan yang lainnya.

Beberapa orang itu menggelengkan kepalanya seperti orang yang linglung, walau mereka terluka tapi tidak fatal.

“Baguslah kalau begitu, temani aku melihat-lihat, apakah ada sesuatu yang berharga disini?” Nathan melompat ke perahu kecil dan beberapa orang lain juga saling memapah dan membantu naik ke perahu.

Melihat bangkai ular berbisa yang ada di permukaan danau membuat beberapa orang itu merasa kulit kepalanya mati rasa.

Tidak lama kemudian perahu itu sampai di seberang, dan orang-orang lain dari Klan Abyss sudah berlutut sejak awal. Saat mendengar teriakan, mereka sudah melihat sendiri bagaimana Nathan membunuh Dominic, siapa lagi yang berani melawan?

Dan alasan mereka selalu menaati perintah Dominic selama ini adalah karena laba-laba yang ada di dalam tubuh mereka yang mengendalikan mereka.

“Tuan Nathan, aku berharap kamu dapat mengampuni mereka semua, mereka juga merupakan bawahan Tuan C
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 469

    Keesokan harinya, Nathan dan Reus menemani Cliff dan Ainsley pergi ke Klan Abyss. Cliff merasa sangat senang bisa kembali ke tempat yang dia bangun sendiri selama bertahun-tahun. Nathan menggunakan pil obat dan bahan obat dari Klan Abyss untuk berkultivasi. Saat ini, dia sudah mencapai tingkat ke sepuluh tahapan Origin, dan kurang sedikit lagi dia sudah bisa menembus Tahap Lentera'Cahaya’. Di Klan Abyss, Cliff mengajari Ainsley, dan Reus juga membantu. *** Tiga telah hari berlalu, dan Cliff benar-benar meninggal dunia, Ainsley memohon kepada Nathan, dia ingin Nathan membantu menyelamatkan nyawa Cliff, di mata Ainsley, Nathan adalah seorang dewa. Namun saat ini, Nathan bukanlah seorang dewa, dan walaupun dirinya adalah seorang dewa, dia juga tidak memiliki kemampuan untuk mengubah hidup seseorang dan melawan takdir langit. Batas waktu Cliff di dunia sudah habis dan Nathan tidak bisa menyelamatkannya. Setelah Cliff dimakamkan, Nathan meminta Reus untuk menetap selama beberapa waktu

    Last Updated : 2024-08-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 470

    “Anak muda!” Tepat saat Nathan sedang memikirkannya, seorang wanita paruh baya tiba-tiba menepuk bahu Nathan. Nathan bergegas membuka matanya dan bertanya. “Bibi, ada apa?” “Oh, aku ingin bertanya padamu, aku dengar kalau tiket pesawat kelas satu kali ini akan mendapatkan diskon 20%, apa kamu mendapatkan diskon?” Wanita paruh baya itu bertanya dengan sopan. “Bibi, maaf, tapi aku tidak tahu-menahu tentang ini, tiket aku dibelikan oleh seorang teman, dan aku pertama kali naik pesawat kelas satu!” Nathan bergegas menjelaskan. “Oh!” Wanita paruh baya itu tidak mengatakan apapun lagi dan kembali ke tempat duduknya. Saat Parker mendengar kalau tiket pesawat Nathan dibelikan oleh seorang teman dan dia baru pertama kali naik pesawat, tatapannya dipenuhi dengan penghinaan, dan sikap arogannya seketika muncul. “Hei, minggir! Kamu duduk saja di depan, aku mau duduk di sebelah wanitaku!” Parker berkata dengan sombong pada Nathan. Nathan hanya melirik Parkwr dan mengabaikannya, lalu bersand

    Last Updated : 2024-08-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 471

    Pada saat ini, sepasang anak muda berjalan keluar dari bandara, dan dua orang itu berjalan dengan terburu-buru seperti sedang mengejar seseorang. ​“Parker, kenapa bocah itu menghilang dalam sekejap?” Wanita itu berkata dengan tidak senang. “Jangan cemas, dia tidak akan bisa kabur, selama dia berada di Kota Vale aku pasti bisa menemukannya!” Parker mengeluarkan ponselnya dan melihat sebuah foto yang ada di layar, dan mencarinya di luar pintu bandara, foto itu adalah foto Ryzen. Segera, Parkwr menemukan keberadaan Ryzen dan bergegas menarik wanita itu dan menghampirinya. “Tuan Ryzen? Benar, kan, ini Anda? Aku adalah William Parker!” Parkwr berjalan ke hadapan Ryzen dan bergegas memperkenalkan dirinya. Dia belum menyadari Nathan yang duduk di dalam mobil, namun wanita itu melihat sekilas dan langsung menyadari. Saat ini jendela mobil terbuka setengah, dan separuh wajah Nathan terlihat dari jendela. “Parker, itu dia! Bocah itu ada di dalam mobil!” Wanita itu berkata pada Parker deng

    Last Updated : 2024-08-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 472

    Jantung Beverly berdetak kencang, dia tidak mengerti kenapa setiap kali Sarah mengatakan hal seperti ini, jantungnya akan berdetak kencang, dia benar-benar pernah berpikiran seperti itu. ‘Beverly, apa yang kamu pikirkan?!’ Beverly bergegas berteriak dalam hatinya, setelah menenangkan pikirannya, dia tidak memperdulikan Sarah lagi dan duduk di sofa untuk menonton TV sendirian. Segera, Sarah memenuhi meja makan dengan masakannya, meskipun bukan soal warna dan rasa, tapi setidaknya itu matang. Tepat saat Sarah selesai memasak, Ryzen dan Nathan sudah tiba di rumah. Baru berjalan masuk, dan melihat ruang tamu yang berasap Nathan tidak perlu menebak apa yang terjadi barusan. “Nathan, kamu sudah pulang, lihatlah! Aku secara khusus memasak untukmu!” saat Sarah melihat Nathan sudah pulang, dia bergegas berkata dengan perasaan puas. “Ahh …., wangi sekali, mencium aroma wangi ini membuatku lapar!” Nathan menarik nafas dalam-dalam dan berkata dengan gembira. “Benarkah? Kalau begitu, ayo

    Last Updated : 2024-08-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 473

    “Kamu benar-benar tinggal di sini!” Setelah melihat Nathan, Jane tersenyum bahagia. “Kamu?! Bagaimana kamu bisa menemukan tempat ini?” Nathan kaget dan diam-diam menoleh ke arah Sarah. Kalau dua orang ini bertemu, bagaimana dia harus menjelaskannya? Terutama Jane, wanita yang memandangnya dengan penuh cinta! Kalau Sarah melihat ini, dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi. “Bukankah sangat mudah, bukankah kamu meninggalkan alamat rumahmu pada ayahku? Aku datang untuk mengantarkan batu-batu spiritual padamu!” Jane menunjuk sebuah truk barang yang berhenti tidak jauh. “Di dalam mobil itu adalah batu-batu yang kamu inginkan, aku datang untuk mengantarkannya padamu!” Jane terdiam sesaat, kepalanya menoleh ke dalam dan kemudian berkata. “Kamu tidak berniat mengajakku untuk masuk ke dalam?” “Tinggalkan saja batunya, kamu kembalilah, sekarang aku sedang sibuk, aku akan menghubungimu lagi nanti, ya? Kebetulan, ada urusan yang harus aku bicarakan padamu!” Nathan berkata dengan

    Last Updated : 2024-09-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 474

    “Nona Jane, Anda terlalu banyak berpikir, aku tidak seperti yang kamu pikirkan, ayo duduk!” Sarah tersenyum dan memberi isyarat kepada Jane untuk duduk. “Kalian mengobrol saja dulu, aku akan meminta seseorang untuk menurunkan batu-batuan itu,” Nathan mencari alasan untuk menyelinap pergi, kalau tidak, dia benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Nathan menginstruksikan seseorang untuk memindahkan Batu Spiritual ke dalam halaman villa, barang-barang ini sangat bernilai bagi Nathan. Tapi, bagi orang biasa atau para ahli bela diri, ini hanyalah tumpukan batu kasar. Setelah selesai memindahkan Batu Spiritual, Nathan berjalan kembali ke dalam rumah dan menemukan Sarah, Beverly serta Jane sedang tertawa. Dia sedikit tidak mengerti bagaimana wanita bisa begitu cepat akrab? “Batu itu sudah diturunkan dari mobil, kalau tidak ada urusan lagi, kamu sudah boleh pergi, bukankah beberapa hari lagi kamu akan menyelenggarakan konser? Apakah kamu bisa memberiku beberapa lembar tiket itu?” Nat

    Last Updated : 2024-09-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 475

    “Tuan, beritanya sudah tersebar luas!” ​Pria paruh baya berkata dengan penuh hormat kepada sosok pria tua yang sedang memancing itu. “Baik!” pria tua itu mengangguk lalu melepaskan topinya dan memperlihatkan wajahnya yang penuh keriput. Jika Nathan melihat pria ini, dia pasti akan sangat terkejut dengan penampilannya saat ini. “Ah … cukup lama juga aku menunggunya …..” pria tua itu mendesah. “Aku sampai lupa, bulan berapa ini?” “Sekarang tanggal enam bulan si yue dan!” jawab pria paruh baya itu. “Satu bulan lagi, aku berharap kultivasi pemuda itu bisa berkembang lebih cepat. Lebih baik jika dia bisa sampai pada tahap kemurnian tingkat akhir!” pria tua itu berkata dengan penuh harapan di matanya. “Tuan Guru, Tuan Muda memiliki waktu pelatihan yang singkat, ditambah lagi baru berlalu beberapa bulan, walaupun beliau sangat berbakat, sepertinya akan sedikit sulit!” Pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya. “Ya, aku tahu ….” Pria tua itu memandang ke arah timur laut, arah diman

    Last Updated : 2024-09-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 476

    “Aku juga tidak tahu, hanya saja, rahasia itu sepertinya sangat penting bagi Keluarga Zellon. Kalau tidak, Nona pasti tidak mungkin hidup sampai sekarang,” sosok pria tua itu menggelengkan kepalanya!l. Dua orang itu terdiam dan tidak ada yang berbicara lagi, namun segera suara Prisly terdengar. “Guru, Paman Xavier, makanannya sudah siap, ayo makan!” Pria tua itu dan Xavier saling memandang dan tersenyum, lalu keduanya berjalan menghampiri Prisly. Satu detik kemudian, gelak tawa mulai terdengar di depan sebuah rumah kayu yang terlihat usang, bersama dengan aroma makanan yang harum. *** Villa Ascalon, Kota Vale. Pada saat ini, Nathan sudah mengurung diri di dalam kamar selama empat hari, dan selama empat hari ini Nathan tidak berhenti menyerap energi spiritual yang ada di dalam Batu Spiritual, dan Batu Spiritual yang ada di halaman sekarang sudah habis. Dan di dalam tubuh Nathan, energi spiritual yang bergelombang juga sepertinya sudah hampir meledak, seolah hendak menembus pusat Q

    Last Updated : 2024-09-02

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 955

    Kekuatan Nelson seharusnya jauh lebih besar dibandingkan James, namun saat ini, dia terkulai lemah, energinya hampir habis terkuras. Tak ada cara baginya untuk menahan serangan mematikan dari James yang kini mengamuk.“Ayah!” teriak Abel, bergegas maju untuk memapah Nelson, matanya menyala dengan kemarahan yang membara, menatap James seolah ingin membalas setiap tetes darah yang telah tumpah.Tatapan mata Abel dipenuhi kebencian yang membara. Dia membenci dirinya sendiri yang merasa tak berguna, membenci masa lalunya yang hanya tahu minum-minum tanpa berlatih, dan membenci ketidakmampuannya untuk berkontribusi pada keluarga Calderon. Rasa frustrasi itu menggerogoti jiwanya, mengubahnya menjadi bara yang siap membara.“Aku akan mengantar kalian menuju kematian, lalu membunuh Nathan!” ancam James, suaranya penuh kebencian saat dia melayangkan pukulannya lagi.Namun, sebelum tangannya meluncur, Russel segera menghentikannya, menggelengkan kepala dengan tegas. “Kita harus menunggu Nathan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 954

    Keluarga Calderon.Udara dipenuhi bau besi menyengat dari darah yang menggenang, menyelimuti tanah bak kabut merah. Mayat-mayat berserakan seperti daun kering di musim gugur, wajah mereka membeku dalam ekspresi teror terakhir. Denting pedang dan jerit kematian masih bergema, sisa-sisa pertempuran yang mengubah kediaman megah Calderon menjadi neraka berdarah. Dua pasukan—Ransom dan Yaju—mengurung sisa keluarga Calderon dalam lingkaran besi. Nelson dan Abel, dengan luka menganga di tubuh, berdiri membelakangi satu sama lain. Dari ratusan anggota keluarga, hanya belasan yang tersisa. Napas mereka berat, mata berkaca-kaca, tapi tangan masih mencengkeram senjata dengan getaran kemarahan yang tak padam. Russel, pemimpin keluarga Ransom, melangkah maju. Pedangnya berkilat di bawah sinar bulan yang pucat, bayangannya seperti siluet maut. "Nelson!" suaranya menggelegar. "Kita pernah bertarung bahu-membahu di Perang Disaster! Tapi kau memilih jadi anjing peliharaan Nathan—bocah yang membant

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 953

    “Ketua Sancho, kalau ada masalah bisa dibicarakan baik-baik. Kamu datang ke kepolisian dan menyerang Tuan Nathan. Kalau aku melaporkannya kepada Tuan Ryujin, apa kamu bisa menjelaskannya?” Milan melihat Nathan yang sudah tidak tahan dan segera mengancam Sancho.Mendengar Milan berkata seperti itu, Sancho menarik kembali auranya dan menatap Nathan dengan dingin. “Nathan, karena aku masih menghargai Tuan Ryujin, aku bisa mengampunimu kali ini. Tapi kamu harus menyerahkan lukisan yang kamu temukan di makam kuno itu kepadaku!”“Aku yang menemukannya. Atas dasar apa aku harus menyerahkannya kepadamu? Jika kamu punya kemampuan, bunuh saja aku hari ini. Aku tidak akan mungkin menyerahkan lukisan itu padamu,” Nathan menjawab tegas, menyadari betapa berharganya lukisan itu. Mana mungkin dia menyerahkannya kepada Sancho.“Hmm, orang sepertimu merasa layak memiliki lukisan itu? Barang itu di tanganmu sama saja dengan menyia-nyiakan benda pusaka!” Sancho berteriak marah. “Serahkan lukisan itu sek

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 952

    “Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 951

    Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 950

    “Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status