Share

Bab 408

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-08-09 22:26:17

“Keluarga Caspian memiliki enam orang ahl bela diri, tapi aku tidak bisa melihat menembus pria tua berjanggut itu. Sedangkan Keluarga Mayo, hanya mempunyai tiga orang ahli bela diri, jadi tidak perlu khawatir!” Samson berkata dengan bangga.

“Kalau begitu, kali ini aku akan benar-benar merepotkan Anda, Tuan Sam!” Sebastian yang mendengarnya seketika merasa sangat senang.

Sedangkan Nathan yang mendengar perkataan Samson, diam-diam tertawa dalam hati. Meskipun kekuatan Samson terbilang cukup, tapi penglihatannya benar-benar buruk. Nathan yang melirik asal saja sudah bisa merasakan kalau Keluarga Caspian memiliki sepuluh orang ahl bela diri, dan pria tua berjanggut itu memiliki kekuatan yang tidak terduga, bisa saja dia seorang kultivator.

Dan Keluarga Mayo, juga memiliki sembilan ahli bela diri, dan yang paling kuat adalah pria berbadan besar yang tingginya lebih dari dua meter, tubuhnya bagaikan besi. Meskipun pria itu memiliki tatapan mata yang kusam dan terlihat lemah, tapi kek
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 409

    "Aku tidak mau, beritahu ayahku, aku akan berjalan bersama Nathan dan yang lainnya!” Jane mengusir bawahan itu. Sebenarnya, Jane juga punya perhitungan dalam hatinya, dia tahu meskipun Nathan dan Stefano termasuk orang luar, tapi kalau dua orang ini hilang, sepertinya ayahnya tidak akan peduli. Tapi, kalau dia bersama dengan mereka, Sebastian mau tidak mau harus peduli pada mereka berdua. Nathan juga bisa menebak maksud hati Jane, dan diam-diam tersenyum, pemikirannya tentang Jane sudah mulai berubah. Setelah memasuki hutan, cahaya menjadi semakin redup dan berkurang, tim yang terdiri dari puluhan orang ini berjalan masuk satu per satu. Beberapa ahli bela diri dari Keluarga Lynn serta Samson dan muridnya berjalan di kedua sisi tim untuk mencegah bahaya apa pun terjadi. Pada saat ini, Hagen yang sudah berjalan hingga ke depan menunjukkan senyuman sinis di wajahnya dan berkata pada lelaki tua yang ada di sampingnya. “Tuan Tom, apakah sudah boleh menggunakan mantra?” Thomar mengan

    Last Updated : 2024-08-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 410

    Pada saat ini, sebuah tangan besar meraih bahu Jane dan membuat Jane berteriak ketakutan. "Ah!" “Jangan takut!” suara Nathan terdengar di telinga Jane. "Ini aku!" Jane yang ketakutan setengah mati langsung bersembunyi dalam pelukan Nathan saat melihat Nathan, dia gemetaran dan jelas ketakutan. Stefano yang melihatnya dari samping merasa sangat iri dan matanya sudah hampir keluar. ​Hanya saja, Nathan tidak menyangka Jane akan bersikap seperti itu. Dan untuk sesaat, dia bingung harus berbuat apa, aroma tubuh Nathan mengalir ke hidung Jane, dan Nathan berusaha keras untuk menstabilkan pikirannya. “Tutup matamu, aku akan menuntunmu, tidak peduli suara apa pun yang kamu dengarkan, jangan buka matamu!” Nathan berkata pada Jane. Jane mengangguk, dan memejamkan kedua matanya, saat ini dia sangat percaya pada Nathan. “Tuan Nathan? S-sebenarnya, apa yang terjadi disini? Kenapa tiba-tiba berkabut?” Stefano bertanya dengan bingung. "Aku rasa, hari ini tidak ada turun hujan?" “Ini bukan kab

    Last Updated : 2024-08-09
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 411

    Samson juga sudah melihatnya, kakinya menghentak, lalu seluruh otot di tubuhnya menegang dan dia menerjang harimau itu sambil berteriak marah. "Haaa!" Tetapi harimau ganas itu tampaknya tidak peduli, dia masih tetap meraung pada beberapa orang, seolah dia tidak bisa melihat Samson sama sekali. “Sial, berani mengabaikanku!” Samson mengamuk, bahkan seekor harimau pun berani meremehkannya, dan ini membuatnya kehilangan muka. BAAM! Dia mengarahkan pukulannya yang kuat itu ke arah harimau, dan mengenai tubuh harimau itu. Akan tetapi, tinju Samson yang mengenai harimau itu seolah menghantam udara, dan itu langsung menembus tubuh harimau begitu saja. Perubahan mendadak ini membuat Samson tidak sempat menghentikan diri, dan tubuhnya menabrak pohon besar dengan keras. ​Buk! Untungnya, kabut menyelimuti sekitar dan membuat tidak banyak orang yang bisa melihat penampilan memalukannya Samson, kalau tidak, itu pasti sangat memalukan. Menutupi hidungnya yang kesakitan, Samson berjalan kembal

    Last Updated : 2024-08-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 412

    Pada saat yang bersamaan, Hagen dan yang lainnya sudah berjalan keluar dari hutan dan mencapai puncak bukit. Merasakan udara segar di puncak bukit, mereka semua bernafas dengan lega. Di sisi lain, Thomas terlihat sedikit gembira, dia bisa merasakan energi spiritual di sini tiba-tiba meningkat berkali kali lipat, ini benar-benar tempat terbaik untuk berkultivasi. “Ayo bersiap, lalu cari pintu masuk menuju jalur tambang!” Hagen memerintahkan dengan keras. Segera, orang-orang yang dibawa Hagen mulai menggunakan peralatan profesional untuk mencari pintu masuk menuju jalur tambang. “Tuan Thomas, apakah benar batu-batu giok disini sangat berlimpah?” Hagen bertanya pada Thomas. Thomas mengangguk kepala. “Di sini memang lumayan banyak, pintu masuk tambang seharusnya berada di arah barat laut, utus orang-orangmu mencari ke arah sana!” “Baik!” Hagen sangat girang. Jika titik lokasi sudah pasti, maka pencarian pintu masuk tambang hanya masalah waktu. Tampaknya, seluruh bukit lantis akan m

    Last Updated : 2024-08-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 413

    "Ayo kemari, cepat! Lihat ini!" Tiba-tiba, orang dari keluarga Caspian yang sedang mencari pintu masuk tambang berteriak keras. Dengan cepat, orang-orang yang sedang melakukan pencarian berlari ke arah suara tersebut, dan menemukan seorang anak buah dari keluarga Caspian yang memegang sebuah kapak yang terbuat dari batu. Proa itu berdiri di depan sebuah mulut lubang yang lebarnya tidak lebih dari satu meter. Di dalam mulut lubang yang gelap gulita itu, sama sekali tidak terlihat apa pun. Tapi, berdasarkan pengalamannya, jika menggali masuk di sepanjang lubang ini, pasti akan menemukan tambang. Kemunculan pintu masuk tambang menyebabkan ketiga belah pihak langsung siaga, seolah-olah bentrokan bisa terjadi kapan saja. “Sekarang, kita masih belum berani memastikan ini adalah pintu masuk tambang atau bukan. Juga batu-batu dalam tambang itu berlimpah atau tidak, kita hanya menerka-nerka. Bagaimana kalau kita ketiga belah pihak beraliansi?" Franky mencoba berdiskusi dengan kedua kepala

    Last Updated : 2024-08-10
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 414

    “Hahaha …." Hagen tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. "Kita akan kaya! Ternyata benar, ini adalah gua tempat batu-batu itu, sungguh luar biasa!” Sebastian dan Franky juga sangat bersemangat, ini lebih bernilai dari bukit emas. Perhatian semua orang tertuju pada batu-batu itu, hanya Nathan yang memperhatikan batu-batu sebesar kepalan tangan dengan antusias, bentuk batu itu bulat dan terlihat biasa. Batu-batu itu mengeluarkan energi spiritual yang kuat dan berlimpah, membuat Nathan seolah-olah berada di dalam lautan energi. Dia tidak pernah merasakan energi yang sedemikian kuat, sehingga membuka pori-pori di seluruh tubuh dan menyerap energi spiritual di sekeliling dengan semangat. Setelah berhasil menenangkan diri, Sebastian, Franky dan Hagen saling bertatapan dengan waspada. “Sebastian, Franky, aku yang menemukan pintu masuk tambang ini, secara logika tambang ini seharusnya aku yang memilikinya! Akan tetapi, karena kalian juga ikut kemari, bagaimana kalau aku memberi ta

    Last Updated : 2024-08-11
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 415

    “Kamu menyakiti muridku, hari ini akan kuberi beberapa pelajaran padamu!” Selesai berkata, tubuh Samson langsung melesat ke arah Thomas. ​Hwooossshhh! Ternyata benar, kali ini Thomas tidak menggunakan ilmu sihir, dan kedua telinganya bergerak dengan lincah. Setiap serangan dari Samson berhasil dihindarinya. Dengan cepat, kedua orang itu bertarung seperti angin puyuh, angin yang menderu menyebabkan batu-batu beterbangan, dan semua orang hanya bisa menghindarinya. “Tuan Sam, berjuanglah!" Kedua tangan Sebastian mengepal erat, diam-diam memberi dukungan pada Samson. Dia hanya memiliki andalan ini, jika Samson kalah, akibatnya tidak bisa dibayangkan. ​Bugh! Baaam! ​ Setelah terdengar suara dentuman keras, tiba-tiba tubuh mereka terpisah, Samson terhuyung mundur beberapa langkah dan akhirnya berhasil menegakkan badan. Terlihat, kondisi Thomas juga tidak lebih baik, dia mundur beberapa langkah sebelum berdiri tegak. “Tampaknya, aku telah meremehkanmu, ayo!” Selesai berkata, so

    Last Updated : 2024-08-11
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 416

    “Huh, tidak tahu diri!” ​Menghadapi pria raksasa yang bagaikan sebuah bukit kecil, tiba-tiba sepasang mata Thomas mengedip. Bola mata yang sebelumnya berwarna putih, saat ini berubah menjadi hitam pekat. Namun, sorot matanya bersinar terang, dia sama sekali tidak buta. “Arrggghhh!” Pria itu mengeluarkan suara geraman, lalu mengayunkan tinju ke arah Thomas. Thomas menghindar dengan lincah, lalu mengayunkan sebuah tinju di punggung pria itu. Bugh! Kemudian, terdengar suara dentuman keras, seolah-olah menghantam baja, dan langsung membuat Thomas mundur beberapa langkah, lengannya seperti mati rasa. “Sepertinya kamu menguasai Jujitsu?!” Kening Thomas agak berkerut. Tanpa mendengar ucapan Thomas, pria itu mengamuk karena pukulan itu, lalu membalik badan dan kembali melangkahkan kakinya menuju ke arah Thomas. Setiap langkah kakinya diiringi getaran seperti gempa bumi, mengeluarkan suara dentuman yang keras. “Huh!” Thomas mendengus dingin. Kedua tangan Thomas mengepal, dan dalam seke

    Last Updated : 2024-08-11

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status