Samson juga sudah melihatnya, kakinya menghentak, lalu seluruh otot di tubuhnya menegang dan dia menerjang harimau itu sambil berteriak marah. "Haaa!" Tetapi harimau ganas itu tampaknya tidak peduli, dia masih tetap meraung pada beberapa orang, seolah dia tidak bisa melihat Samson sama sekali. “Sial, berani mengabaikanku!” Samson mengamuk, bahkan seekor harimau pun berani meremehkannya, dan ini membuatnya kehilangan muka. BAAM! Dia mengarahkan pukulannya yang kuat itu ke arah harimau, dan mengenai tubuh harimau itu. Akan tetapi, tinju Samson yang mengenai harimau itu seolah menghantam udara, dan itu langsung menembus tubuh harimau begitu saja. Perubahan mendadak ini membuat Samson tidak sempat menghentikan diri, dan tubuhnya menabrak pohon besar dengan keras. Buk! Untungnya, kabut menyelimuti sekitar dan membuat tidak banyak orang yang bisa melihat penampilan memalukannya Samson, kalau tidak, itu pasti sangat memalukan. Menutupi hidungnya yang kesakitan, Samson berjalan kembal
Pada saat yang bersamaan, Hagen dan yang lainnya sudah berjalan keluar dari hutan dan mencapai puncak bukit. Merasakan udara segar di puncak bukit, mereka semua bernafas dengan lega. Di sisi lain, Thomas terlihat sedikit gembira, dia bisa merasakan energi spiritual di sini tiba-tiba meningkat berkali kali lipat, ini benar-benar tempat terbaik untuk berkultivasi. “Ayo bersiap, lalu cari pintu masuk menuju jalur tambang!” Hagen memerintahkan dengan keras. Segera, orang-orang yang dibawa Hagen mulai menggunakan peralatan profesional untuk mencari pintu masuk menuju jalur tambang. “Tuan Thomas, apakah benar batu-batu giok disini sangat berlimpah?” Hagen bertanya pada Thomas. Thomas mengangguk kepala. “Di sini memang lumayan banyak, pintu masuk tambang seharusnya berada di arah barat laut, utus orang-orangmu mencari ke arah sana!” “Baik!” Hagen sangat girang. Jika titik lokasi sudah pasti, maka pencarian pintu masuk tambang hanya masalah waktu. Tampaknya, seluruh bukit lantis akan m
"Ayo kemari, cepat! Lihat ini!" Tiba-tiba, orang dari keluarga Caspian yang sedang mencari pintu masuk tambang berteriak keras. Dengan cepat, orang-orang yang sedang melakukan pencarian berlari ke arah suara tersebut, dan menemukan seorang anak buah dari keluarga Caspian yang memegang sebuah kapak yang terbuat dari batu. Proa itu berdiri di depan sebuah mulut lubang yang lebarnya tidak lebih dari satu meter. Di dalam mulut lubang yang gelap gulita itu, sama sekali tidak terlihat apa pun. Tapi, berdasarkan pengalamannya, jika menggali masuk di sepanjang lubang ini, pasti akan menemukan tambang. Kemunculan pintu masuk tambang menyebabkan ketiga belah pihak langsung siaga, seolah-olah bentrokan bisa terjadi kapan saja. “Sekarang, kita masih belum berani memastikan ini adalah pintu masuk tambang atau bukan. Juga batu-batu dalam tambang itu berlimpah atau tidak, kita hanya menerka-nerka. Bagaimana kalau kita ketiga belah pihak beraliansi?" Franky mencoba berdiskusi dengan kedua kepala
“Hahaha …." Hagen tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. "Kita akan kaya! Ternyata benar, ini adalah gua tempat batu-batu itu, sungguh luar biasa!” Sebastian dan Franky juga sangat bersemangat, ini lebih bernilai dari bukit emas. Perhatian semua orang tertuju pada batu-batu itu, hanya Nathan yang memperhatikan batu-batu sebesar kepalan tangan dengan antusias, bentuk batu itu bulat dan terlihat biasa. Batu-batu itu mengeluarkan energi spiritual yang kuat dan berlimpah, membuat Nathan seolah-olah berada di dalam lautan energi. Dia tidak pernah merasakan energi yang sedemikian kuat, sehingga membuka pori-pori di seluruh tubuh dan menyerap energi spiritual di sekeliling dengan semangat. Setelah berhasil menenangkan diri, Sebastian, Franky dan Hagen saling bertatapan dengan waspada. “Sebastian, Franky, aku yang menemukan pintu masuk tambang ini, secara logika tambang ini seharusnya aku yang memilikinya! Akan tetapi, karena kalian juga ikut kemari, bagaimana kalau aku memberi ta
“Kamu menyakiti muridku, hari ini akan kuberi beberapa pelajaran padamu!” Selesai berkata, tubuh Samson langsung melesat ke arah Thomas. Hwooossshhh! Ternyata benar, kali ini Thomas tidak menggunakan ilmu sihir, dan kedua telinganya bergerak dengan lincah. Setiap serangan dari Samson berhasil dihindarinya. Dengan cepat, kedua orang itu bertarung seperti angin puyuh, angin yang menderu menyebabkan batu-batu beterbangan, dan semua orang hanya bisa menghindarinya. “Tuan Sam, berjuanglah!" Kedua tangan Sebastian mengepal erat, diam-diam memberi dukungan pada Samson. Dia hanya memiliki andalan ini, jika Samson kalah, akibatnya tidak bisa dibayangkan. Bugh! Baaam! Setelah terdengar suara dentuman keras, tiba-tiba tubuh mereka terpisah, Samson terhuyung mundur beberapa langkah dan akhirnya berhasil menegakkan badan. Terlihat, kondisi Thomas juga tidak lebih baik, dia mundur beberapa langkah sebelum berdiri tegak. “Tampaknya, aku telah meremehkanmu, ayo!” Selesai berkata, so
“Huh, tidak tahu diri!” Menghadapi pria raksasa yang bagaikan sebuah bukit kecil, tiba-tiba sepasang mata Thomas mengedip. Bola mata yang sebelumnya berwarna putih, saat ini berubah menjadi hitam pekat. Namun, sorot matanya bersinar terang, dia sama sekali tidak buta. “Arrggghhh!” Pria itu mengeluarkan suara geraman, lalu mengayunkan tinju ke arah Thomas. Thomas menghindar dengan lincah, lalu mengayunkan sebuah tinju di punggung pria itu. Bugh! Kemudian, terdengar suara dentuman keras, seolah-olah menghantam baja, dan langsung membuat Thomas mundur beberapa langkah, lengannya seperti mati rasa. “Sepertinya kamu menguasai Jujitsu?!” Kening Thomas agak berkerut. Tanpa mendengar ucapan Thomas, pria itu mengamuk karena pukulan itu, lalu membalik badan dan kembali melangkahkan kakinya menuju ke arah Thomas. Setiap langkah kakinya diiringi getaran seperti gempa bumi, mengeluarkan suara dentuman yang keras. “Huh!” Thomas mendengus dingin. Kedua tangan Thomas mengepal, dan dalam seke
Sebastian segera maju untuk menghentikan, tapi, bagaimana mungkin dia bisa menghentikannya? Jane hanya seorang gadis lemah, hanya bisa dengan pasrah saat diseret orang dua anak buah itu ke hadapan Hagen. “Ah! Tolong …. Ayah!” Wajah Jane pucat pasi, dia berteriak histeris. “Nathan, tolong aku, tolong aku, aku tidak mau dibawa mereka!” Saat ini, Jane hanya bisa meminta tolong pada Nathan, dia tahu kekuatan Nathan dengan jelas. “Lepaskan dia!” Nathan berkata pelan, namun suaranya penuh dengan intimidasi. “Nak, kamu sendiri saja tidak mampu meloloskan diri sendiri, masih ingin bersikap menjadi sok pahlawan?” Hagen tertawa dingin menatap Nathan. Nathan tidak menghiraukan Hagen, sebaliknya malah berkata pada Sebastian. “Sebastian, berikan setengah dari tambang ini untukku, akan kuselamatkan putrimu dan membantumu membasmi keluarga Caspian!” Suara Nathan terdengar sangat dingin dan datar, seolah-olah baginya membasmi keluarga Caspian bagaikan membalikkan telapak tangan. Sebastian meng
“Hanya ini saja?” Nathan menyeringai dingin. Brrak! Tiba-tiba, kaki kanan Nathan menghentak ringan, sebuah kekuatan yang sangat besar dengan Nathan sebagai pusatnya, menyebar ke segala arah. Lalu, sosok pria tersebut merasakan sebuah kekuatan yang luar biasa kuat menyerbu ke arahnya, raut wajahnya berubah drastis. Brak! Sosok pria itu hendak menghindar, tapi tidak sempat lagi, benturan yang sangat keras membuat pria itu terhempas seperti layang-layang yang terputus. Lalu, dia terjatuh menghantam ke tanah dengan keras, tidak bergerak dan tidak bersuara lagi. Sosok pria itu tewas seketika, bahkan tidak sempat menerima pukulan pertama, membuat wajah Hagen berubah menjadi muram. Dan tanpa disadari, alis Thomas juga ikut berkerut. “Bagus, hebat sekali!” Melihat ini, Sebastian langsung berseru girang, dia tidak menyangka Nathan sehebat ini. “Sebastian, kamu memiliki petarung yang begitu tangguh, mengapa menyimpannya selama ini?” Franky bertanya pada Sebastian. Sebastian merasa can
“Apa yang satu lawan dua?” Nathan tampak bingung, tidak mengerti maksudnya.“Tuan Nathan, jangan berpura-pura! Kamu tidak tahu betapa banyak orang di kepolisian yang merasa iri padamu. Bahkan Kapten Milan juga merasa iri padamu!” Anggota kepolisian itu menatap Nathan dengan makna yang dalam sebelum pergi, meninggalkan Nathan dalam kebingungan.Melihat tatapan anggota kepolisian itu, Nathan tiba-tiba tersentak, seolah mengerti apa yang sedang dibicarakan. Dia menatap Sarah dan Beverly yang tampak puas, lalu berteriak kepada anggota kepolisian itu. “Woi, bukan seperti itu! Bukan seperti yang kamu pikirkan!”Namun, sosok anggota kepolisian itu sudah menghilang sejak tadi.“Kenapa kalian berdua bicara sembarangan!” Nathan merasa pusing.Sekarang dia baru menyadari bahwa perkataan Sarah dan Beverly barusan bisa dengan mudah disalahpahami. Pantas saja anggota kepolisian itu mengatakan hal seperti itu padanya.“Kami bicara sembarangan apa?” Sarah dan Beverly menatap Nathan dengan bingung.“A
Ging menerima dokumen itu dan membacanya. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat jelek, seolah-olah dia baru saja menerima kabar buruk yang tak terduga.“Kamu sudah lihat, Tuan Ryujin kembali memperingatkan secara khusus mengenai masalah ini. Jika Nathan dibunuh oleh orang lain, apakah menurutmu Tuan Ryujin tidak akan mencurigaimu?” tanya Sancho, nada suaranya tegas.“Hmm, Nathan terlalu licik. Dia terlebih dahulu mencari Tuan Ryujin. Aku tidak percaya Tuan Ryujin bisa melindunginya seumur hidup!” Ging menggertakkan giginya dengan keras, amarahnya membara.“Sudahlah, akan ada kesempatan untuk menghadapi Nathan di kemudian hari. Kamu istirahat saja dulu!” Sancho berkata, berusaha menenangkan Ging sebelum meninggalkannya.Ging berjalan kembali, sementara Sancho melangkah menuju halaman belakang Martial Shrine. Halaman belakang itu sangat luas, di tengahnya terdapat sebuah bukit palsu setinggi belasan meter, dengan air mancur yang mengalir di atasnya. Sancho mendekati air terjun d
“Ini bukan mimpi. Kita berada di dalam lukisan ini, yang dipenuhi dengan energi spiritual. Ke depannya, kita bisa berkultivasi di dalam lukisan ini,” suara Nathan terdengar dari belakang mereka, menambah rasa penasaran.“Nathan, sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah segera bertanya, wajahnya penuh harap akan penjelasan.“Aku juga tidak tahu. Aku menemukan lukisan ini di dalam makam kuno. Saat itu, aku tersedot ke dalam lukisan dan baru menyadari ada dunia lain di dalamnya,” Nathan menjelaskan, ketidakpastian juga terlihat di wajahnya.“Bagus sekali! Kalau begitu, ayo kita mulai berlatih! Aku belum pernah menemukan energi spiritual yang begitu kaya sebelumnya!” Beverly sudah tidak sabar dan langsung duduk bersila, siap untuk menyerap energi.Udara dingin di didalam lukisan sama sekali tidak mengganggu mereka; semangat mereka membara.***Martial Shrine Kota Moniyan.BRAK!PRANG!Di tempat lain, Ging mengamuk, menghancurkan barang-barang di sekitarnya dengan marah. Sebagai Ketua Al
Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan
Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki
Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk
Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar
“Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita
Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d