Share

Bab 373

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-07-28 19:15:16

Elan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa menembusnya, kalau bisa membunuh kekuatan Ingras dengan mudah, maka bocah ini sepertinya sudah mencapai puncak kekuatan Ingras! Atau …. Bahkan dia mencapai Grand Ingras, tapi aku tidak bisa merasakan aura dari seorang grand master di sini!”

“Kak Elan, dinilai dari lubang besar di atas arena ini, sepertinya anak ini sudah mencapai kekuatan seorang Grand Master, kalau tidak, Levan tidak mungkin mati setragis ini!” seorang pria tua lainnya juga bersuara.

​“Kak Dario, Kak Elan memiliki indera penciuman yang paling tajam, kalau benar ada pergerakan seorang Grand Master disini, Kak Elan pasti bisa merasakannya!” Austin berkata sambil mengerutkan alisnya.

Seketika, semua orang tenggelam ke dalam benak masing-masing, dan segalanya tampak buntu.

“Mungkinkah anak itu bukan seorang ahli bela diri, tapi seorang kultivator seperti kita?” Austin kembali berkata dan seketika matanya bersinar.

“Tidak mungkin, tidak peduli sehebat apa pun kek
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 374

    Nathan bisa merasakan isi hati Maria saat ini, sejak dia di penjara, ayahnya kehilangan pekerjaan, dan kondisi keuangan keluarga mereka merosot, ini juga menjadi bahan omongan orang-orang di keluarganya. Maria memiliki temperamen yang sangat kuat, dan awalnya dia memiliki banyak koneksi, dan terhubung dengan baik. Tapi, sejak kejadian itu, semua orang mulai menghindarinya dan bahkan para kerabatnya itu juga. Maria menelpon Nathan kali ini dan memintanya untuk pulang ke rumahnya, pasti ada yang mau dia pamerkan, dan kebetulan memanfaatkan pernikahan Arina untuk memamerkan Nathan kepada kerabat dan temannya. Meskipun Maria tidak tahu apa yang dilakukan oleh Nathan. Tapi, saat Tiago dan keluarganya dipermalukan di hotel, dan bahkan dipecat dari jabatannya sebagai pegawai negeri, Maria tahu kalau Nathan punya kemampuan. “Ma, tidak apa-apa, hari ini aku akan pulang ke rumah, tenang saja!” Nathan bergegas berbicara di telepon. Setelah mendengar ucapan Nathan, Maria menjadi bersemangat.

    Last Updated : 2024-07-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 375

    "Pa! Ma!" Nathan menghentikan mobilnya di depan sebuah halaman kecil, halamannya tidak besar tapi sangat bersih, rumah yang terbuat dari batu bata itu juga baru di cat. Ini adalah kampung halaman Nathan, sepertinya sejak orang tuanya pulang, mereka sudah membersihkan rumah ini.​ Melihat rumah dari bata yang ada di depannya, dan teriakannya kepada orang tuanya, Nathan tiba-tiba mengingat kembali masa kecilnya. Dia ingat setiap kali dia pulang sekolah, yang pertama dia lakukan adalah memanggil orang tuanya, lalu melemparkan tas sekolahnya ke halaman, dan berbalik dan pergi bermain. “Nathan, kamu sudah datang!” Maria berlari keluar dari dalam kamar dengan senang. “Bibi!” saat Sarah melihat Maria, dia tersenyum tipis. “Aduh, Sarah juga datang, ayo cepat duduk di dalam!” saat Maria melihat Sarah benar-benar datang, dia merasa sangat bahagia hingga ingin berteriak.​ Maria awalnya mengira seorang Nona Muda seperti Sarah, tidak akan suka datang ke pedesaan yang lingkungannya kotor dan b

    Last Updated : 2024-07-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 376

    Nathan yang mendengar suaranya langsung tahu itu Arina, jadi dia berlari keluar. Arina berbeda sekitar 10 tahun lebih dengan Nathan, dan keduanya berasal dari desa yang sama. Jadi, sejak kecil Arina sudah mengikuti Nathan seperti seorang adik kandungnya. Dan demi melindungi Arina, Nathan juga tidak jarang berkelahi dengan orang lain, hubungan antara kakak beradik ini juga sangat baik. Dan setelah bertahun-tahun tidak bertemu, Nathan sangat merindukan adik sepupunya ini. Saat Nathan berjalan keluar, dia melihat seorang gadis yang tingginya sekitar 160cm di hadapannya, dengan kuncir kuda di kepalanya, dan dua lesung pipitnya yang dangkal saat dia tersenyum. “A-arina?” Nathan memanggil dengan ragu-ragu. “Kak Nathan, kamu tidak mengenaliku lagi?” Arina tersenyum. “Aku benar-benar tidak berani mengenalimu, kamu tumbuh terlalu cepat, sekarang kamu hampir menyusul tinggi badanku!” Nathan mengitari Arina dengan takjub, lalu membandingkan tinggi mereka. Keduanya sudah hampir tidak bertemu

    Last Updated : 2024-07-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 377

    Arina bergegas mengibaskan tangannya, dan terkejut hingga melangkah mundur. “T-tidak! Kakak ipar, ini terlalu mahal, aku tidak berani menerimanya!”​ “Apa yang terlalu mahal, ini adalah ucapan salam hangat dari kakak ipar!” Sarah berkata lalu menarik Arina untuk mengenakannya langsung : “Lihatlah, betapa bagusnya ini, ditambah saat menikah, kamu mengenakan gaun pengantin, akan lebih cantik lagi!” Saat Sarah membahas pernikahan, wajah Arina yang awalnya dipenuhi dengan senyuman seketika meredup, dia tampak sedikit khawatir. “Arina, kamu baru berusia 17 tahun, kenapa tidak mau berkuliah dan memilih menikah? Kedepannya, kalau tidak punya pendidikan akan sulit mendapatkan pijakan di masa depan!” Nathan bertanya pada Arina.​ Pertanyaan Nathan bagaikan menyentuh titik sakitnya Arina, dan matanya memerah dalam sekejap dan langsung menangis. Ini membuat Nathan kaget, dia tidak menyangka pertanyaannya akan membuat Arina menangis! "Bodoh!" Sarah melirik Nathan dan bergegas menghibur Arina.

    Last Updated : 2024-07-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 378

    Pada saat masih sekolah, Simon jatuh cinta pada Arina yang duduk di bangku SMA, dan langsung mencarinya di sekolah. Hal ini membuat kepala sekolah sangat ketakutan hingga mengeluarkan Arina. Lalu, setelah lulus, Simon mengancam Arina dengan menggunakan kedua orang tua Arina, dan Arina tidak punya pilihan lain selain menikah dengannya. Oleh karena itu, ketika Simon memperkirakan nilai pembongkaran, rumah Arina diperkirakan mendapatkan sekitar satu milyar. Sedangkan keluarga lainnya mendapatkan lebih sedikit, dan ini membuat semua keluarga Arina merasa senang, dan menganggap Simon sebagai penolong tanpa tahu kepahitan Arina. “Memang, dia bajingan yang pantas mati!” Nathan menggertakkan giginya, dan matanya dipenuhi dengan niat membunuh. Jika Simon ingin menikahi orang lain, Nathan akan menyerah. Karena, masalahnya sudah terlalu banyak, dan banyak preman yang bekerja sama dengan pengembang untuk menggertak orang biasa. Nathan juga tidak bisa mengurus semuanya, dia bukan penyelamat. Ta

    Last Updated : 2024-07-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 379

    “Kak, jangan gegabah, kumohon ….” Arina sepertinya merasakan niat membunuh dari tubuh Nathan, dan berkata pada Nathan sambil memohon. Melihat Arina seperti itu, Nathan mengangguk. Beberapa orang itu turun dari mobil dan berjalan mendekati mereka. Saat Simon melihat Nathan, dia menyeringai dingin. “Nathan? Kamu sudah bebas? Tunggu, bukankah kamu sudah dipenjara selama 5 tahun? Kenapa masih terlihat lemah seperti ini, ikut saja denganku, kamu punya pengalaman di penjara, bisa membangun prestise!” Nathan menatap Simon dengan dingin. “Tidak perlu!” Simon melihat sikap Nathan dan wajahnya juga menjadi dingin. Namun, saat melihat Sarah yang ada di samping Nathan, wajahnya yang semula acuh tak acuh seketika dipenuhi dengan senyuman, dan matanya menyapu tubuh Sarah dan membuat Sarah merasa jijik. “Nona, aku bernama Simon, senang bertemu denganmu!” Simon berpura-pura menjadi sangat gentleman, dia mengulurkan tangannya yang dipenuhi dengan beberapa cincin emas dan berkata. Sarah menatap S

    Last Updated : 2024-07-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 380

    “Kak Simon, t-tapi, tamu ruangan VVIP itu tidak bisa diusir!” Dian berkata dengan pelan. “Sialan! Siapa orangnya? Sampai-sampai tidak bisa diusir? Apa harus aku yang turun tangan baru bisa mengusir mereka?” Simon memelototi kasir itu, dia mengulurkan tangannya dan ingin memukulnya lagi. Tapi Arina menahannya. ​"Simon!" Wajah Dian terlihat sangat kaget dan terus mundur, lalu berkata dengan gemetaran. “Kak Simon, yang sedang berada di ruangan VVIP adalah Tuan Bob!" Perkataan kasir itu membuat Simon sedikit gemetar dan ekspresi wajahnya jelas berubah. "Tuan Bob datang untuk makan? Sialan! Kenapa kamu tidak memberitahuku dulu, kalau begitu, ruangan VVIP 1 tidak perlu bayar, hitungkan ke dalam tagihanku saja, lalu siapkan ruangan VVIP nomor 2 untukku!” Terlihat jelas kalau Simon sangat takut pada Bob. Kasir itu mengangguk lalu mengutus pelayan untuk mengusir tamu di ruangan VVIP nomor 2. Segera, terdengar suara menggerutu dari orang yang sedang turun ke bawah tangga, dia mengenakan

    Last Updated : 2024-07-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 381

    “Sialan, aku menyuruhmu pergi membelinya, apa kamu tidak dengar?”bMelihat pelayan itu tidak bergerak, Simon menjadi marah! “T-tapi, Kak Simon, uang ini …. tidak cukup!” Pelayan itu berkata dengan pelan. “Hanya sebotol anggur merah, uang ini masih tidak cukup? Ini, kutambahkan beberapa juta lagi!” Simon mengeluarkan segepok uang dan membantingnya di atas meja! Tapi pelya itu masih tetap tidak mengambilnya dan tidak bergerak, ini membuat Simon semakin marah dan menendang pelayan itu. ​Bugh! “Kak Simon, uang ini benar-benar tidak cukup!” pelayan itu berkata dan ingin menangis tapi tidak ada air mata yang keluar. “Aku rasa kamu melihatku yang tidak mengerti tentang wine, ya?! Jadi, kamu berencana ingin memeras uangku, hah?!" Simon tiba-tiba berdiri. “Kamu tidak perlu memaksanya, di Kota Celestria tidak ada anggur ini, dan uang ini memang tidak cukup, sebotol Chateaux Two Island harganya mencapai ratusan juta!” Nathan berkata pada Simon dengan datar. “Hah? Ratusan juta?” Si

    Last Updated : 2024-07-31

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 949

    Mendengar perkataan Nathan, wajah Sarah dan Beverly semakin memerah. Sarah memutar matanya dan berkata. “Bagaimana kamu tahu kami berdua pasti akan menyukai benda jelek itu?”“Benar! Kami tidak suka benda jelek!” Beverly menimpali dengan semangat.Nathan tercengang. “Sama sekali tidak jelek! Kalian akan tahu setelah melihatnya, sangat indah dan akan membuat kalian terpukau!”Sarah dan Beverly masih ingin melanjutkan argumen, tetapi Nathan cepat-cepat maju, menutup mereka berdua dengan selimut, dan berkata. “Tidak boleh mengintip! Kalian baru boleh melihatnya setelah aku mengizinkan!”Wajah Sarah dan Beverly memerah karena malu, tetapi mereka hanya bisa mengangguk patuh. Saat itu, mereka hanya bisa mendengar detak jantung satu sama lain yang berdebar kencang. Bagi mereka, pengalaman ini sangat baru dan membuat mereka gugup.Setelah memastikan Sarah dan Beverly sudah tertutup selimut, Nathan mengeluarkan Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi. Saat dia membuka lukisan itu, pemandan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 948

    Kepolisian Kota Moniyan.Nathan mengunci diri di dalam kamarnya, matanya terpaku pada Lukisan Aliran sunyi di hamparan yang Abadi yang terbuka di hadapannya. Dengan mengerahkan kesadaran spiritualnya, tubuhnya seolah tersedot ke dalam lukisan, melintasi batas antara dunia nyata dan dimensi lain. Teknik Kijutsu bekerja dengan sempurna, mengalirkan gelombang kekuatan spiritual yang tak terputus ke dalam diri Nathan. Di atas kepalanya, energi spiritual berkumpul, membentuk pusaran yang berkilau, seolah menandakan kekuatan yang sedang terbangun.Sementara itu, di luar, dua sosok memasuki kepolisian Kota Moniyan—Sarah dan Beverly, yang baru saja menyelesaikan proses penyembuhan di Saibu Care. Sienna dan Rebecca tetap di Saibu Care, menemani Zephir yang masih dalam pemulihan.Melihat kedatangan Sarah dan Beverly, Milan segera meminta seseorang untuk memanggil Nathan. Namun, saat merasakan aura kuat yang terpancar dari kedua gadis itu, hatinya bergetar. Dia menyadari bahwa kekuatan mereka ki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 947

    Tak lama kemudian, Nathan kembali tiba di Kota Moniyan dan langsung menuju ke kepolisian, yang merupakan tempat teraman baginya saat ini.Milan yang menyaksikan kepulangannya dengan cepat pun tercengang, karena biasanya setiap sesi pelatihan memakan waktu hingga satu minggu bahkan lebih. Kini, Nathan baru pergi selama satu hari, namun dia telah kembali dengan membawa kekayaan yang luar biasa. Di balik langkahnya yang cepat, Nathan menyimpan rahasia tentang harta karun yang dia peroleh, senjata ajaib yang akan mengantarkannya ke puncak kekuatan dalam kultivasi abadi. “Tuan Nathan, apakah terjadi sesuatu? Apakah pelatihanmu dihentikan?” Milan bertanya dengan nada cemas dan tergesa-gesa, matanya menyiratkan kekhawatiran yang mendalam.Nathan, yang baru kembali dengan langkah ringan, menggelengkan kepalanya. “Bukan, pelatihannya sudah berakhir!”Mendengar itu, Milan terbodoh di hadapan Nathan. “Sudah berakhir? Kenapa begitu cepat?” tanyanya dengan nada tercengang.Sambil meneguk seteguk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 946

    Kaidar tercengang, alisnya mengangkat dengan dingin. “Kenapa? Apakah kau pikir Ging dan yang lainnya tak berani membunuhmu?”“Bukan karena mereka tak berani, tapi mereka memang tak akan mampu membunuhku. Perhitunganmu sudah keliru!” balas Nathan dengan senyum sinis.Dengan lambaian tangannya, seberkas cahaya keemasan pun menyelimuti dirinya, menandakan bahwa kekuatan dan keberanian yang dimilikinya jauh melebihi bayangan yang pernah terpikirkan oleh lawan-lawannya.Nathan melompat ke dalam sungai bawah tanah tanpa ragu, tubuhnya menyatu dengan kegelapan aliran yang deras. Saat dia menjulurkan kepalanya, suara tegasnya menggema. "Sungai bawah tanah ini pasti mengalir ke luar. Aku tak perlu keluar lewat pintu masuk makam kuno. Meski mereka berusaha membunuhku, jalanku sudah kuatur!" Begitu kata-kata itu terucap, Nathan menyelam lebih dan hingga menghilang dari pandangan.Melihat sosoknya lenyap, mata Kaidar menyala dengan keserakahan. Tak disangka, Nathan telah merencanakan jalan keluar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 945

    “Nathan, semua ini merupakan benda-benda berharga!” kata Bachira, suaranya penuh kekaguman.“Kalau Tuan Bachira menyukainya, aku akan menghadiahkan satu padamu,” balas Nathan sambil memilih sebuah artefak batu giok dan menyerahkannya kepada Bachira.Bachira tercengang, kemudian tertawa lepas. “Hahaha …. Nathan, luar biasa! Aku akan menjalin pertemanan dengan orang sepertimu!”Tanpa ragu, Nathan juga memilih satu artefak lagi untuk diberikan kepada Abel. Di sela-sela pemberian itu, Kaidar, yang berdiri tak jauh, menatap dengan mata panas penuh perhitungan, namun memilih untuk diam.“Kak Nathan, apakah di dalam peti itu hanya ada artefak batu giok? Adakah harta karun lainnya?” tanya Abel dengan penuh rasa penasaran.Nathan kemudian mengeluarkan sebuah cincin berwarna gelap dan berkata. “Masih ada cincin ini. Aku tak tahu apa kegunaannya?”Meskipun tanpa energi spiritual, cincin itu terasa sangat aneh, mengingat seorang kaisar biasanya mengenakan cincin giok yang mewah, bukan cincin hita

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 944

    Sementara itu, di dalam gua, semua orang telah pergi kecuali Kaidar. Dia tetap berdiri di sana, tenang bagai patung, menanti sesuatu yang belum terungkap."Tuan Kaidar, semua telah berlalu, mengapa kau masih di sini?" tanya Bachira dengan nada heran. "Aku hanya penasaran dengan isi peti mati perunggu itu, ingin menyaksikan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya," jawab Kaidar dengan santai.Bachira tampak bingung. "Kini energi kita telah ditekan, tak seorang pun berani mendekati peti mati perunggu itu. Bagaimana kau bisa melihat isinya?" "Bukankah masih ada dia di sini?" seru Kaidar sambil menunjuk Nathan. "Dia pasti memiliki cara untuk membuka peti mati perunggu itu."Bachira mengarahkan pandangannya kepada Nathan dan bertanya. "Nathan, apakah kau berniat membuka peti mati perunggu itu?"Tanpa ragu, Nathan mengangguk, dia telah datang untuk mencari harta karun yang tersembunyi di dalam peti mati perunggu tersebut."Tetapi kau harus berhati-hati. Terlalu banyak perangkap mengintai d

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 943

    Di depan mata, Ryuki menyaksikan kekejaman itu dan tatapan matanya berubah drastis. Dulu, dia hampir melepaskan kata-kata tajam, namun kini bibirnya terkatup rapat, menyembunyikan ketakutan yang mendalam dan tak berani menantang Nathan.Meski Ryuki terdiam, Nathan tak berniat membiarkan keadaan begitu saja. Langkahnya yang berat menggema di goa dengan situasi yang mencekam, mendekati Ryuki dengan aura ancaman yang kian menyengat. Tanpa ragu, Nathan mecengkram rambut Ryuki dan menariknya ke samping.Dengan suara gemetar dan penuh kepasrahan, Ryuki berusaha berkata. "Nathan, a-aku …. telah menyerahkan lukisan itu kepadamu. Aku takkan lagi berebut untuknya. Kenapa kau—"Namun Nathan tak segan menyela. "Sialan, aku tidak tahan melihatmu! Kau tahu kenapa?" Bugh!Sebelum Ryuki sempat bersuara lagi, Nathan mengayunkan tendangan keras ke dada Ryuki. Tendangan itu kembali memecahkan keheningan, lalu dengan kekuatan penuh, dia menancapkan kepala Ryuki ke dinding.BAAM!Dalam sekejap, darah men

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 942

    “Benarkah? Kalau begitu, buktikan saja!” serunya penuh tantangan. Dalam hitungan detik, Nathan maju lebih dekat dan dengan cekatan meraih lukisan yang selama ini menjadi simbol kekuatan dan misteri. Gerakannya cepat dan terukur, seolah lukisan itu telah menantikan saat ini selama-lamanya.BAAM!Tanpa pikir panjang, Ryuki meluncurkan serangan fisik murni. Tinju yang dilontarkan menebar kekuatan seperti palu baja, menghantam dada Nathan dengan keras dan suara benturan menggema, namun tubuh Nathan tetap tak tergoyahkan, seakan diselimuti perisai yang tak terlihat. Alih-alih, serangan itu menghantam Ryuki sendiri. Rasanya seperti menabrak lempengan besi yang keras, menyebabkan rasa sakit yang merembet ke seluruh tubuhnya.BRAK!“Aahhh!”Teriak Ryuki ketika tinjunya terlepas, dan tubuhnya pun terlempar bak layang-layang putus, menghantam dinding dengan kekuatan dahsyat.Dalam sekejap, perubahan mendadak itu membuat setiap mata terpaku pada Nathan, seakan kekuatannya menyambar ruang hening

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 941

    Ging mengernyit, menggenggam tinjunya dengan erat. Meski begitu, dia merasakan kekuatan dalam dirinya terkekang, tak mampu bersuara seperti biasanya.“Ini pasti formasi gravitasi intimidasi,sesuatu yang menyedot semua energi kita!” seru Leorio, suaranya menggema dengan kekhawatiran dan kepastian.Ging menatap tajam ke arah Leorio dan bertanya. “Kepala keluarga Farhon, apakah kau punya cara untuk mematahkan formasi sihir ini?”Energi mereka terkungkung sedemikian rupa sehingga peti mati perunggu di depan mata mereka tetap terkunci, menyimpan rahasia yang tak terjamah.Leorio menggeleng pelan, wajahnya serius. “Formasi sihir sebesar ini bukan sesuatu yang bisa kupatahkan dengan mudah. Fondasinya berpijak pada kekuatan gunung, dan titik pusatnya dipicu oleh elemen air, sebuah mahakarya yang hanya bisa diurai oleh seorang kultivator tingkat atas! Jika aku tidak salah, ini adalah energi spiritual gua yang selama ini dibicarakan.”“Energi spiritual gua?” Ging terdiam, tercengang oleh perkat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status