Share

Bab 368

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-26 22:01:19

Perkataan Aston membuat Levan menatap Aston tapi tidak mengatakan apa pun, kalau Aston benar-benar membuat perintah, dia tidak bisa tidak mengampuni Nathan, lagipula dia dan William tidak memiliki perasaan dan kalau Nathan tidak membunuhnya, dia juga pasti akan membunuh William sendiri.

Sekarang, dia ingin membalas dendam kepada Nathan hanya untuk mencari alasan. Setelah membunuh Nathan, dia bisa mengambil alih Keluarga Zatulini dan Keluarga Zatulini bisa menjadi kekuatan dari Keluarga Holcy di Northern.

“Kamu serius?” Nathan menatap Aston dan bertanya padanya.

“Tentu saja, semua orang tahu aku selalu menepati perkataanku!” Aston menepuk dadanya.

Pada saat ini, Reus mengepalkan tangannya dengan erat, keningnya mengernyit, dia tidak menyangka Aston akan menggunakan cara seperti ini. Kalau Nathan sampai didapatkan oleh Keluarga Holcy maka mereka akan mengalami kerugian.

“Baiklah, aku akan memberitahumu!” Nathan tersenyum mengejek. “Reus ingin menjadikanku ayah angkatnya, tapi aku t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Muhamad Abdullah
salam bro... pertarungan yg seru.. mantap
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 369

    Namun saat Beverly dan Sarah bangkit berdiri dan hendak berlari ke arena, Reus dan Aston yang berada di tepi arena menatap Beverly dan Sarah bersamaan. Karena siapapun pasti akan melirik kepada para wanita cantik. Dan pada saat itu, Reus dan Aston seketika membelalakkan matanya. Karena mereka menemukan liontin di tubuh Sarah dan itu adalah yang mereka cari sebelumnya. Tanpa ragu-ragu, Reus dan Aston melompat ke arah Sarah dan menangkapnya. “Ah!” Sarah berteriak ketakutan secara alami. Beverly bergegas menghentikan mereka, sedangkan Wenford juga bersiap menghalangi kedua orang itu. Tapi kekuatan mereka tidak bisa ditandingi dengan Reus dan Aston, belum sempat mendekat mereka sudah dihempaskan oleh energi yang kuat. Pada saat ini, Nathan yang berada di atas arena melihat Reus dan Aston yang hendak menangkap Sarah, tatapannya tiba-tiba meledakkan cahaya dingin dan dia melompat dari arena. “Bocah, ingin kabur?” Pada saat itu, pukulan Levan yang ganas telah melayang ke arahnya. “Ming

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 370

    Tapi tidak disangka, Reus malah menarik tubuhnya dan menyatukan tangannya ke arah Nathan. “Saudara Nathan, aku tidak bermaksud melukai wanitamu, aku meminta maaf padamu!” Reus yang tiba-tiba mundur membuat Aston seketika menjadi canggung, dia sangat mengerti kalau Reus sedang meminjam pisau untuk membunuh. Kalau dia bisa membunuh Nathan, Reus pasti akan berebut liontin itu dengannya. “Dasar pengecut!” Dengus Aston menatap Reus lalu menggertakkan giginya dan memakinya, kemudian dia berkata pada bawahannya. “Ayo serang bersamaan, bunuh dulu anak ini baru rebut liontin itu!” “Awasi wanita itu, jangan sampai dia kabur!” Aston berteriak marah, dia membawa bawahannya menerjang ke arah Nathan dan tidak memperdulikan Reus lagi. “Beverly, jaga Sarah!” Nathan menyerahkan Sarah untuk dilindungi Beverly. Pada saat ini, seorang anggotanya melihat Nathan melepaskan Sarah, sepasang matanya bersinar dingin, dan dia langsung berjalan ke arah Sarah.​ “Cari mati!” Raut wajah Nathan menjadi dingin

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 371

    Melihat tidak ada orang yang berbicara, Aston menjadi semakin panik. “Reus, tolong aku, kalau kamu menolongku, Keluarga Holcy akan mengikuti perintah Keluarga Alvaro!” Aston meminta bantuan pada Reus, saat ini setengah dari kepala Aston sudah tenggelam ke dalam tanah. Kalau Nathan menambah kekuatannya lagi, kepala Aston akan pecah. Raut wajah Reus berubah, tapi dia tidak bergerak, dan tidak berbicara. “Kalau tidak ada orang yang menyelamatkanmu, aku akan mengantarmu ke kematian!” Nathan berkata dengan dingin. “Jangan, tolong .. .” Aston berteriak keras, dan dia tiba-tiba teringat dengan Beverly lalu berteriak “Beverly …. tolong aku, ku mohon tolong aku! Pertimbangkanlah cinta kita dulu, tolong selamatkan aku, aku menyayangimu!" Aston terlihat menderita. "Saat itu, aku benar-benar menyukaimu, hanya saja, keluargaku terus memaksaku, jadi akhirnya aku membatalkan pernikahan kita!" "Percayalah, lalu bertunangan dengan Ariana, kumohon selamatkan aku!” Beverly melihat Aston seperti itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 372

    “Tuan Nathan, bagaimana kalau kita mengutus seseorang untuk memantau gerak-gerik Unique Care? Aku rasa …. mereka tidak akan menyerahkan bahan obat itu dengan mudah!” Nicole bergegas datang saat Nathan sudah pulang. ​ Ryzen memberitahukan kepada Nicole apa yang terjadi di Kota Melbourne, dan Nicole sangat kaget. Karena, kekuatan Nathan benar-benar tidak berdasar, dan kecepatannya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. “Tidak perlu, aku malah berharap mereka tidak menyerahkan bahan obatnya. Dengan begitu, pada sampai waktunya, yang aku inginkan bukan lagi bahan obat, tapi seluruh Unique Care!” Nathan tersenyum dingin, dan ada keserakahan tak berujung di matanya. Kalau ingin meningkatkan kekuatannya, maka Nathan memerlukan bahan obat dalam jumlah banyak, Unique Care yang merupakan pengumpul bahan-bahan obat yang langka memang cukup membantu bagi Nathan. Tapi, itu terbatas, Nathan menginginkan seluruh Unique Care, agar kedepannya Unique Care hanya akan memberikan bahan obat han

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 373

    Elan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa menembusnya, kalau bisa membunuh kekuatan Ingras dengan mudah, maka bocah ini sepertinya sudah mencapai puncak kekuatan Ingras! Atau …. Bahkan dia mencapai Grand Ingras, tapi aku tidak bisa merasakan aura dari seorang grand master di sini!” “Kak Elan, dinilai dari lubang besar di atas arena ini, sepertinya anak ini sudah mencapai kekuatan seorang Grand Master, kalau tidak, Levan tidak mungkin mati setragis ini!” seorang pria tua lainnya juga bersuara. ​“Kak Dario, Kak Elan memiliki indera penciuman yang paling tajam, kalau benar ada pergerakan seorang Grand Master disini, Kak Elan pasti bisa merasakannya!” Austin berkata sambil mengerutkan alisnya. ​ Seketika, semua orang tenggelam ke dalam benak masing-masing, dan segalanya tampak buntu. “Mungkinkah anak itu bukan seorang ahli bela diri, tapi seorang kultivator seperti kita?” Austin kembali berkata dan seketika matanya bersinar. “Tidak mungkin, tidak peduli sehebat apa pun kek

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 374

    Nathan bisa merasakan isi hati Maria saat ini, sejak dia di penjara, ayahnya kehilangan pekerjaan, dan kondisi keuangan keluarga mereka merosot, ini juga menjadi bahan omongan orang-orang di keluarganya. Maria memiliki temperamen yang sangat kuat, dan awalnya dia memiliki banyak koneksi, dan terhubung dengan baik. Tapi, sejak kejadian itu, semua orang mulai menghindarinya dan bahkan para kerabatnya itu juga. Maria menelpon Nathan kali ini dan memintanya untuk pulang ke rumahnya, pasti ada yang mau dia pamerkan, dan kebetulan memanfaatkan pernikahan Arina untuk memamerkan Nathan kepada kerabat dan temannya. Meskipun Maria tidak tahu apa yang dilakukan oleh Nathan. Tapi, saat Tiago dan keluarganya dipermalukan di hotel, dan bahkan dipecat dari jabatannya sebagai pegawai negeri, Maria tahu kalau Nathan punya kemampuan. “Ma, tidak apa-apa, hari ini aku akan pulang ke rumah, tenang saja!” Nathan bergegas berbicara di telepon. Setelah mendengar ucapan Nathan, Maria menjadi bersemangat.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 375

    "Pa! Ma!" Nathan menghentikan mobilnya di depan sebuah halaman kecil, halamannya tidak besar tapi sangat bersih, rumah yang terbuat dari batu bata itu juga baru di cat. Ini adalah kampung halaman Nathan, sepertinya sejak orang tuanya pulang, mereka sudah membersihkan rumah ini.​ Melihat rumah dari bata yang ada di depannya, dan teriakannya kepada orang tuanya, Nathan tiba-tiba mengingat kembali masa kecilnya. Dia ingat setiap kali dia pulang sekolah, yang pertama dia lakukan adalah memanggil orang tuanya, lalu melemparkan tas sekolahnya ke halaman, dan berbalik dan pergi bermain. “Nathan, kamu sudah datang!” Maria berlari keluar dari dalam kamar dengan senang. “Bibi!” saat Sarah melihat Maria, dia tersenyum tipis. “Aduh, Sarah juga datang, ayo cepat duduk di dalam!” saat Maria melihat Sarah benar-benar datang, dia merasa sangat bahagia hingga ingin berteriak.​ Maria awalnya mengira seorang Nona Muda seperti Sarah, tidak akan suka datang ke pedesaan yang lingkungannya kotor dan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 376

    Nathan yang mendengar suaranya langsung tahu itu Arina, jadi dia berlari keluar. Arina berbeda sekitar 10 tahun lebih dengan Nathan, dan keduanya berasal dari desa yang sama. Jadi, sejak kecil Arina sudah mengikuti Nathan seperti seorang adik kandungnya. Dan demi melindungi Arina, Nathan juga tidak jarang berkelahi dengan orang lain, hubungan antara kakak beradik ini juga sangat baik. Dan setelah bertahun-tahun tidak bertemu, Nathan sangat merindukan adik sepupunya ini. Saat Nathan berjalan keluar, dia melihat seorang gadis yang tingginya sekitar 160cm di hadapannya, dengan kuncir kuda di kepalanya, dan dua lesung pipitnya yang dangkal saat dia tersenyum. “A-arina?” Nathan memanggil dengan ragu-ragu. “Kak Nathan, kamu tidak mengenaliku lagi?” Arina tersenyum. “Aku benar-benar tidak berani mengenalimu, kamu tumbuh terlalu cepat, sekarang kamu hampir menyusul tinggi badanku!” Nathan mengitari Arina dengan takjub, lalu membandingkan tinggi mereka. Keduanya sudah hampir tidak bertemu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1089

    "Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1088

    “Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1087

    “Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1086

    Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1085

    “Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status