“Tuan Nathan, pemilik Unique Care ini sangat aneh, dia tidak akan mau menemui orang asing dengan mudah, dan Unique Care mendapatkan banyak dukungan dari keluarga besar di Kota Moniyan," ujar Nicole dengan tatapan wajah yang serius. "Seluruh bahan obat yang ada di Moniyan akan disaring dan dipilih terlebih dulu oleh Unique Care, lalu didistribusikan ke berbagai tempat. Kalau tidak mengandalkan Unique Care saja, tidak mungkin bisa mengumpulkan begitu banyak bahan obat berharga!” “Hanya saja, Keluarga Zatulini dan Unique Care sudah menandatangani sebuah pesanan yang bernilai puluhan triliun dan bahan obat yang ada disini hanyalah sebagian kecil. Kalau Tuan Nathan memerlukan bahan obat, kita bisa terus bekerja sama dengan Unique Care dengan menggunakan nama Keluarga Zatulini," Nicole berkata dengan penuh semangat. "Hanya saja …. mengenai pembayaran sisanya ….” Nicole berkata dengan sedikit serba salah. Ratusan triliun merupakan dana yang sangat besar bagi Klan Kaiju, dan Nicole tidak ma
“Master, Georgy telah lama pergi, dan sekarang dia tidak bisa dihubungi," ucap salah satu bawahan Klan Abyss. "Lantas, apakah orang itu kabur dengan membawa bahan obat yang diperlukan oleh Klan Abyss?” “Tidak mungkin, diberi keberanian pun dia tidak akan berani, meskipun Georgy memiliki nafsu, tapi dia tidak punya keberanian untuk mengkhianati Master!” Dan ada orang yang mulai membantah. “Tapi, kenapa dia tidak bisa dihubungi?” Setelah pertanyaan itu, suasana hening menyelimuti tempat itu, karena siapa pun tidak bisa menjelaskannya. “Georgy sudah mati,” sosok bertopeng itu tiba-tiba membuka mulutnya. Lalu, dia tiba-tiba mengeluarkan sebuah pot yang cukup besar, di dalamnya terdapat laba-laba dengan ukuran sebesar kepalan tangan. Hewat itu cukup mengejutkan orang yang melihatnya, hanya saja laba-laba itu sudah mati. “Georgy jelas sudah mati, sebelum dia pergi, dia telah melakukan mantra Ask dengan laba-laba ini," sosok itu melemparkan pot itu lantai dan berkata denga
Sebuah Restoran. Sekelompok orang berkumpul sambil mengobrol dan makan. Meskipun sudah beberapa hari sejak Nathan membunuh William dan Georgy, tapi situasinya masih belum mereda. Semua orang masih mendiskusikan dan membicarakan hal itu setelah makan malam. “Kalian pasti tidak mempercayainya, pria bernama Nathan, sepertinya dia seorang titisan dewa! Bahkan, kepala keluarga Keluarga Zatulini saja sampai berlutut, dan terlihat sangat terpojok, akhirnya dia mati hanya dengan satu pukulan!” "Dan pria tua itu, dia terlihat sok suci, tetapi ternyata dia adalah seorang manusia cabul. Dia juga memiliki beberapa iblis di tubuhnya, lalu semuanya ditelan oleh Nathan!" “Nathan itu masih sangat muda, sekarang takutnya dia sudah menjadi orang yang paling ditakuti di Kota Boulmer, saat itu para keluarga seni bela diri masih ingin menjadikannya Pemimpin aliansi, akhirnya dia menolak, kalau itu aku, aku sudah menyetujuinya sejak awal, itu posisi Pemimpin Martial Shrine, betapa hebatnya!” “Kalian t
"Brengsek!" raung Ryzen saat melihat penjaga tadi tergeletak, lalu dia menatap sosok pris itu dengan dingin. "Siapa kamu?” Pria itu melirik Ryzen lalu berkata dengan tenang. “Suruh Nathan keluar dan temui ajalnya, dia berani membunuh orang dari Klan Abyss, kami tidak akan membiarkan dia hidup di dunia ini!” "Klan Abyss?” Ryzen mengernyitkan keningnya. Ryzen sudah pernah melihat kemampuan Georgy, orang-orang itu adalah seorang kultivator yang memiliki kemampuan sihir yang tinggi. Kalau dia harus melawan orang-orang itu, sepertinya dia tidak akan bertahan lebih dari satu putaran. Matanya berputar lalu Ryzen berkata pada pria itu. “Kamu mau mencari Tuan Nathan? Boleh, silahkan tinggalkan namamu, aku akan memberitahunya terlebih dahulu. Perlu kamu ketahui, sekarang, banyak orang yang datang untuk menemui Tuan Nathan untuk berdiskusi, dan banyak orang yang datang untuk membunuh Tuan Nathan. Tapi, Tuan Nathan tidak akan membunuh orang yang tidak dikenalnya!” “Hmm …. mana mungkin a
"Ah!" Ryzen berjuang untuk berdiri saat mendengar teriakan Nicole. “Sialan! Berani mencari masalah di Kota Boulmer?!” Raj membawa serta orang-orang dari kepolisian. "Apa kamu tidak menganggap hukum di kota kami, hah?!" “Berisik!” dengus pria itu membalikkan badannya menatap Raj. “Hukum? Kalau tidak mau mati, lebih baik enyah sejauh-jauhnya!” Pria itu merupakan kaki tangan sang pemimpin Klan Abyss, Avos. Dia diutus secara langsung oleh Pemimpin Klan Abyss untuk menangkap Nathan. Raj tercengang, wajahnya memerah lalu memucat, terlihat sangat canggung. “Semuanya, serang, bunuh dia!” Nicole melihat pihak lawan bahkan tidak takut pada kepolisian, hanya bisa keuntungan mereka yang menang jumlah, dan menghalangi sosok pria utusan Klan Abyss itu. “Seraang!" Ratusan orang dari Klan Kaiju meraung sembari memegang senjata dan mulai menyerang ke Avos. “Baiklah, karena kalian tidak mendengarkanku, maka jangan menyesalinya!” dengus Avos mengangkat tangannya. "Maho …." "Kinjuts
Tiba-tiba, Avos tidak lagi bergerak, tubuhnya terlihat kaku seperti patung. Dan pada saat Ryzen dan Nicole merasa senang, kabut putih yang menyelimuti Avos perlahan-lahan terhisap masuk ke dalam tubuh Avos. Seketika, pria itu membuka matanya dan tubuhnya tiba-tiba melayang ke udara, dan saling menatap dengan Nathan di udara. “Hahaha, hanya itukah kemampuanmu? Masih berpikir bisa melukaiku? Hahaha! Bagus sekali, energi spiritualmu yang melimpah itu kebetulan bisa kupakai!” Avos mm berkata dan mendorong telapak tangannya kedepan dan menghisap ke arah Nathan dengan kuat. Tubuh Nathan tampaknya berada dalam pusaran besar yang dapat ditelan kapan saja. Segera, Nathan merasa kalau energi spiritual dalam tubuhnya mengalir dengan cepat dan semuanya dihisap oleh Avos. “Hahaha …., Hebat! Sungguh energi spiritual yang murni dan melimpah, setelah aku menghisap energi spiritualmu sampai habis, aku akan membawamu ke Klan Abyss!" Avos tertawa terbahak-bahak dan ekspresinya seperti orang g
Celestial, sebuah tempat terpencil. Penguasa Klan Abyss, Alvaro Dominic, sedang duduk di kursi dan membuka sebuah kotak hitam, dia sedang memberi makan laba-laba, tiba-tiba tubuhnya bergetar dan alisnya mengerut. Di saat itu, seekor laba-laba seolah mendapatkan rangsangan dan tiba-tiba menyerang dan menggigit jari Alvaro. "Ouch!" Setetes darah segar jatuh ke dalam kotak itu dan langsung disedot oleh laba-laba-laba-laba yang ada di dalam. Sedangkan laba-laba yang menggigit Alvaro, berputar beberapa kali lalu seketika tidak bergerak lagi dan langsung mati. “Mati lagi?” Alvaro tercengang, dan dia menatap ke arah Northern dengan dingin. “Northern ….” Setelah bicara, kabut hitam seketika membungkus tubuh Alvaro, dan detik berikutnya dia langsung menghilang. *** Saat itu diluar vila Keluarga Zatulini, Nicole sudah mengutus orang untuk membersihkan tempat kejadian. Hanya saja, karena banyak bawahannya yang mati, suasana hati Nicole juga tidak terlalu baik. “Ryzen, kamu ajaklah Nicole
“Mereka sedang berjudi!” Ucap Beverly dengan ekspresinya yang kesal. "Lihatlah, para pria pada dasarnya memang bodoh dan suka berjudi!" "Apa yang sedang mereka lakukan?" Nathan bertanya dengan penasaran. "Apa kamu tuli, hah? Kubilang mereka sedan berjudi!" Dengus Beverly dengan kesal. "Apa yang salah dengan pertanyaanku?" Nathan mengangkat alisnya. "Maksudku, mereka sedang berjudi untuk apa?" "Batu giok!" Jawab Beverly dengan singkat dan datar. Mendengar Beverly mengatakan mereka sedang judi batu giok, dia langsung tertarik, mungkin dia bisa memilih beberapa batu giok dari antara batu-batu itu dan membuatkan perhiasan untuk Sarah. “Tapi, menurutku, di mata para pria ini, tumpukan batu itu sama seperti barang kosmetik kelas atas di mata kalian para wanita,” Nathan tersenyum ringan, lalu berjalan menghampiri. Prok! Prok! Prok! “Wah, Giok Imperial?" "Benar itu adalah Giok Imperial!” Nathan dan yang lainnya bahkan belum sampai, dan sudah mendengar tepuk tangan meriah dari kerum
"Tidak!" seru Ramos panik.Retakan itu adalah mimpi buruk bagi seorang kultivator, sebuah senjata pusaka yang retak adalah tanda bahwa keampuhannya sudah melemah.Kaidar, yang melihat semua ini, mengernyit tajam. Urat di pelipisnya berkedut. Nathan sekarang sudah berubah dan dalam sekejap, satu kesimpulan menghantam pikirannya. Dia tidak bisa mengalahkan Nathan seorang diri.Kaidar mengepalkan tangannya, lalu berteriak. "Ramos, berhenti merengek! Anak itu sudah memiliki kekuatan Taiju! Kita harus bekerja sama untuk membunuhnya!"Mendengar itu, Nathan terdiam, alisnya sedikit terangkat, matanya berkilat. "Kekuatan Taiju?" gumamnya.Matanya menatap tangannya sendiri, merasakan kekuatan luar biasa mengalir di dalamnya, dan untuk pertama kalinya dalam perjalanannya, dia sadar bahwa dirinya bukan lagi manusia biasa.Kekuatan Taiju merupakan gabungan dari Naga Yin dan Yang yang legendaris, bagi seorang kultivator yang sudah terampil dan berada pada tingkatan 'abadi'. kekuatan ini merupakan
“Ini ….”Dari dalam tubuhnya, batu mata naga Yin bergetar hebat dan mulai memancarkan hawa dingin dalam jumlah besar.Api dan es berputar di sekitar Nathan, bertarung satu sama lain dalam tarian kekacauan. Kedua elemen yang bertentangan itu bertubrukan dengan dahsyat, dan angin pusaran tercipta, membentuk tornado energi yang melilit tubuhnya. Nathan menggertakkan gigi. Tubuhnya seperti dihempaskan ke dalam dua alam yang bertolak belakang, satu sisi membakar, sisi lainnya membekukan.Batu mata naga Yin dan Yang berputar semakin cepat dalam tubuhnya. Getarannya semakin kuat, dan dalam satu momen yang mendebarkan, keduanya bertabrakan.BAAM!Ledakan energi dahsyat meledak dari tubuh Nathan, menciptakan gelombang kejut yang meretakkan tanah di sekitarnya.Nathan mengerang, tubuhnya bergetar hebat. Seolah-olah tubuhnya berada di antara puncak gunung berapi yang meledak dan lautan es yang membekukan segalanya. Namun, tubuhnya yang telah ditempa berkali-kali dengan energi spiritual kini berk
"Sialan!" Kaidar mengumpat, tangan yang menggenggam pedang mulai berkeringat.Di atas sana, tubuh Naga Yang bergetar sejenak, dan dalam satu hentakan, pedang Kaidar terlempar begitu saja dari tubuhnya. Seiring dengan itu, tekanan yang tak terbayangkan menyapu tempat itu, menekan semua yang ada di bawahnya.Langit dan bumi seolah melebur menjadi satu di bawah kekuatan Naga Yang.BAM! BAAM!Seperti boneka rapuh, Kaidar dan Ramos jatuh tersungkur ke tanah, tak mampu bergerak. Otot-otot mereka berteriak dalam penderitaan, seakan gravitasi dunia berlipat ganda menekan tubuh mereka hingga nyaris remuk.Di tengah kepanikan itu, Nathan mencoba bertahan. Aura emas melingkupi tubuhnya, berkedip-kedip seperti api kecil di tengah badai. Namun meski dia berjuang, perlahan-lahan cahaya itu meredup, lalu menghilang. Nathan tersungkur, lututnya menghantam tanah, dadanya naik turun dengan napas yang terengah-engah.Di dalam tubuhnya, batu mata naga dari Naga Yin bergetar hebat, seperti beresonansi den
Tak lama kemudian, Ramos berteriak. “Tuan Muda Kaidar, anak itu akan kabur!”Namun, Kaidar sudah selangkah lebih maju. Dengan cekatan, dia mengeluarkan sebuah jaring perak yang berkilauan. “Formasi sutra!” gumamnya, melemparkan senjata mistis itu ke udara. Dalam sekejap, jaring tersebut melebar, menyelimuti Nathan dengan keanggunan mematikan.Nathan terdiam, tak menyangka akan terjebak begitu saja. Di ujung kesadarannya, dia memunculkan pedang Aruna yang kini menyala dengan api biru membara. Dengan tekad yang tersisa, dia menebas jaring itu, tapi suara benturan keras, kilatan api, dan dentingan logam membuktikan keajaiban senjata Kaidar tak mudah ditaklukkan.Dalam beberapa detik yang mencekam, tubuh Nathan hampir sepenuhnya terbungkus. Setiap upayanya melawan keajaiban formasi sutra itu tampak sia-sia, meski dia meronta sekuat tenaga.“Tak perlu lagi berjuang, Nathan!” kata Kaidar dengan senyum puas. “Formasi sutra ini adalah senjata ajaib yang bahkan seorang Sovereign takkan mampu b
Kaidar menyipitkan mata, lalu menjawab dengan datar. “Kami sedang mencari keberadaan naga Yin. Setelah kamu menyerap esensi Batu Mata Naga dari naga Yang, seluruh pulau pun berubah. Naga Yin pun menghilang. Sekarang, kami ingin menemukannya dan merebut Batu Mata Naganya!”Nathan terdiam sejenak sebelum berkata. “Jadi, kamu memintaku datang ke sini untuk membantu menghadapi naga Yin? Padahal, Keluarga Winaya punya banyak ahli, kekuatan mereka jauh melampauiku.”Secara logika, untuk menghadapi naga Yin, tidak perlu melibatkan Nathan. Bahkan lelaki tua bungkuk yang selalu mengikut Kaidar saja sudah mencapai tahap Villain, jauh lebih kuat daripada Nathan. Nathan pun menyadari bahwa sebenarnya dia dijadikan umpan.“Kalian kira hanya mengandalkan kalian berdua sudah cukup untuk menghentikanku?” kata Nathan, suaranya mulai berubah saat aura kekuatannya meningkat.Kaidar tertawa terbahak-bahak dan menatap Ramos. “Lakukanlah!”Ramos mengangguk, lalu mulai melafalkan mantra dengan nada serius.
Tak lama setelah sambutan itu, sebuah vas kaca setinggi lebih dari seorang manusia dengan pola berbunga yang anggun dibawa ke panggung. Saat itu, mata Zayn langsung menyala. Dalam satu ronde pertarungan sengit di antara penawaran, Zayn berhasil memenangkan vas itu dengan harga mencapai 200 juta. Ronde demi ronde berlangsung, barang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai Zayn tak mampu menahan kegembiraannya dan mulai menawar dengan semangat seperti orang gila.Penawarannya yang agresif membuat mata Zayn bahkan mulai merah, dan suasana ruangan pun dipenuhi sorak-sorai kekaguman. Bahkan para hadirin kaya yang hadir pun terlihat terpesona, begitu pula Kaidar yang tampak terkejut.Sentinel yang duduk di baris depan tak bisa menyembunyikan tatapan tajam penuh perhitungan kepada Zayn.“Sungguh, kakek, sudah cukup! Berapa banyak yang telah kau habiskan? Uang yang Nathan berikan sudah lenyap semua,” ujar Beverly dengan segera sambil menarik sudut baju Zayn.Terpana oleh teguran Beverly, Zayn ter
Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se
“Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m
Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi