Nicole juga menghampiri dengan membawa banyak pakaian dalam wanita, dan berkata pada Nathan. “Tuan Nathan, semua ini ditemukan di dalam satu kamar, aku sudah memeriksa kamera pengawas dan kamar ini merupakan kamarnya Georgy!” “Bajingan ini benar-benar lebih rendah dibandingkan dengan binatang!” Ryzen yang mendengarnya seketika geram. Nathan malah tidak merasa kaget, karena dia sudah menebaknya. 'Klan Abyss …. Celestial,' Nathan menyipitkan matanya dan menatap ke arah barat daya. “Aku akan membuat kalian membayar harganya!” “Tuan Nathan, semua ini merupakan perjanjian bisnis yang sudah ditandatangani Keluarga Zatulini dengan beberapa keluarga bisnis,” Nicole memberikan dokumen kepada Nathan. Nathan bahkan tidak melihatnya. “Semua ini akan kuserahkan padamu untuk diurus, yang aku inginkan hanya barang yang ada di dalam tas itu!” Nicole meletakkan dokumen dan membuka salah satu tas “Tuan Nathan, ini merupakan beberapa bahan obat berharga, bahan-bahan obat ini sudah berusia lebih
“Tuan Nathan, pemilik Unique Care ini sangat aneh, dia tidak akan mau menemui orang asing dengan mudah, dan Unique Care mendapatkan banyak dukungan dari keluarga besar di Kota Moniyan," ujar Nicole dengan tatapan wajah yang serius. "Seluruh bahan obat yang ada di Moniyan akan disaring dan dipilih terlebih dulu oleh Unique Care, lalu didistribusikan ke berbagai tempat. Kalau tidak mengandalkan Unique Care saja, tidak mungkin bisa mengumpulkan begitu banyak bahan obat berharga!” “Hanya saja, Keluarga Zatulini dan Unique Care sudah menandatangani sebuah pesanan yang bernilai puluhan triliun dan bahan obat yang ada disini hanyalah sebagian kecil. Kalau Tuan Nathan memerlukan bahan obat, kita bisa terus bekerja sama dengan Unique Care dengan menggunakan nama Keluarga Zatulini," Nicole berkata dengan penuh semangat. "Hanya saja …. mengenai pembayaran sisanya ….” Nicole berkata dengan sedikit serba salah. Ratusan triliun merupakan dana yang sangat besar bagi Klan Kaiju, dan Nicole tidak ma
“Master, Georgy telah lama pergi, dan sekarang dia tidak bisa dihubungi," ucap salah satu bawahan Klan Abyss. "Lantas, apakah orang itu kabur dengan membawa bahan obat yang diperlukan oleh Klan Abyss?” “Tidak mungkin, diberi keberanian pun dia tidak akan berani, meskipun Georgy memiliki nafsu, tapi dia tidak punya keberanian untuk mengkhianati Master!” Dan ada orang yang mulai membantah. “Tapi, kenapa dia tidak bisa dihubungi?” Setelah pertanyaan itu, suasana hening menyelimuti tempat itu, karena siapa pun tidak bisa menjelaskannya. “Georgy sudah mati,” sosok bertopeng itu tiba-tiba membuka mulutnya. Lalu, dia tiba-tiba mengeluarkan sebuah pot yang cukup besar, di dalamnya terdapat laba-laba dengan ukuran sebesar kepalan tangan. Hewat itu cukup mengejutkan orang yang melihatnya, hanya saja laba-laba itu sudah mati. “Georgy jelas sudah mati, sebelum dia pergi, dia telah melakukan mantra Ask dengan laba-laba ini," sosok itu melemparkan pot itu lantai dan berkata denga
Sebuah Restoran. Sekelompok orang berkumpul sambil mengobrol dan makan. Meskipun sudah beberapa hari sejak Nathan membunuh William dan Georgy, tapi situasinya masih belum mereda. Semua orang masih mendiskusikan dan membicarakan hal itu setelah makan malam. “Kalian pasti tidak mempercayainya, pria bernama Nathan, sepertinya dia seorang titisan dewa! Bahkan, kepala keluarga Keluarga Zatulini saja sampai berlutut, dan terlihat sangat terpojok, akhirnya dia mati hanya dengan satu pukulan!” "Dan pria tua itu, dia terlihat sok suci, tetapi ternyata dia adalah seorang manusia cabul. Dia juga memiliki beberapa iblis di tubuhnya, lalu semuanya ditelan oleh Nathan!" “Nathan itu masih sangat muda, sekarang takutnya dia sudah menjadi orang yang paling ditakuti di Kota Boulmer, saat itu para keluarga seni bela diri masih ingin menjadikannya Pemimpin aliansi, akhirnya dia menolak, kalau itu aku, aku sudah menyetujuinya sejak awal, itu posisi Pemimpin Martial Shrine, betapa hebatnya!” “Kalian t
"Brengsek!" raung Ryzen saat melihat penjaga tadi tergeletak, lalu dia menatap sosok pris itu dengan dingin. "Siapa kamu?” Pria itu melirik Ryzen lalu berkata dengan tenang. “Suruh Nathan keluar dan temui ajalnya, dia berani membunuh orang dari Klan Abyss, kami tidak akan membiarkan dia hidup di dunia ini!” "Klan Abyss?” Ryzen mengernyitkan keningnya. Ryzen sudah pernah melihat kemampuan Georgy, orang-orang itu adalah seorang kultivator yang memiliki kemampuan sihir yang tinggi. Kalau dia harus melawan orang-orang itu, sepertinya dia tidak akan bertahan lebih dari satu putaran. Matanya berputar lalu Ryzen berkata pada pria itu. “Kamu mau mencari Tuan Nathan? Boleh, silahkan tinggalkan namamu, aku akan memberitahunya terlebih dahulu. Perlu kamu ketahui, sekarang, banyak orang yang datang untuk menemui Tuan Nathan untuk berdiskusi, dan banyak orang yang datang untuk membunuh Tuan Nathan. Tapi, Tuan Nathan tidak akan membunuh orang yang tidak dikenalnya!” “Hmm …. mana mungkin a
"Ah!" Ryzen berjuang untuk berdiri saat mendengar teriakan Nicole. “Sialan! Berani mencari masalah di Kota Boulmer?!” Raj membawa serta orang-orang dari kepolisian. "Apa kamu tidak menganggap hukum di kota kami, hah?!" “Berisik!” dengus pria itu membalikkan badannya menatap Raj. “Hukum? Kalau tidak mau mati, lebih baik enyah sejauh-jauhnya!” Pria itu merupakan kaki tangan sang pemimpin Klan Abyss, Avos. Dia diutus secara langsung oleh Pemimpin Klan Abyss untuk menangkap Nathan. Raj tercengang, wajahnya memerah lalu memucat, terlihat sangat canggung. “Semuanya, serang, bunuh dia!” Nicole melihat pihak lawan bahkan tidak takut pada kepolisian, hanya bisa keuntungan mereka yang menang jumlah, dan menghalangi sosok pria utusan Klan Abyss itu. “Seraang!" Ratusan orang dari Klan Kaiju meraung sembari memegang senjata dan mulai menyerang ke Avos. “Baiklah, karena kalian tidak mendengarkanku, maka jangan menyesalinya!” dengus Avos mengangkat tangannya. "Maho …." "Kinjuts
Tiba-tiba, Avos tidak lagi bergerak, tubuhnya terlihat kaku seperti patung. Dan pada saat Ryzen dan Nicole merasa senang, kabut putih yang menyelimuti Avos perlahan-lahan terhisap masuk ke dalam tubuh Avos. Seketika, pria itu membuka matanya dan tubuhnya tiba-tiba melayang ke udara, dan saling menatap dengan Nathan di udara. “Hahaha, hanya itukah kemampuanmu? Masih berpikir bisa melukaiku? Hahaha! Bagus sekali, energi spiritualmu yang melimpah itu kebetulan bisa kupakai!” Avos mm berkata dan mendorong telapak tangannya kedepan dan menghisap ke arah Nathan dengan kuat. Tubuh Nathan tampaknya berada dalam pusaran besar yang dapat ditelan kapan saja. Segera, Nathan merasa kalau energi spiritual dalam tubuhnya mengalir dengan cepat dan semuanya dihisap oleh Avos. “Hahaha …., Hebat! Sungguh energi spiritual yang murni dan melimpah, setelah aku menghisap energi spiritualmu sampai habis, aku akan membawamu ke Klan Abyss!" Avos tertawa terbahak-bahak dan ekspresinya seperti orang g
Celestial, sebuah tempat terpencil. Penguasa Klan Abyss, Alvaro Dominic, sedang duduk di kursi dan membuka sebuah kotak hitam, dia sedang memberi makan laba-laba, tiba-tiba tubuhnya bergetar dan alisnya mengerut. Di saat itu, seekor laba-laba seolah mendapatkan rangsangan dan tiba-tiba menyerang dan menggigit jari Alvaro. "Ouch!" Setetes darah segar jatuh ke dalam kotak itu dan langsung disedot oleh laba-laba-laba-laba yang ada di dalam. Sedangkan laba-laba yang menggigit Alvaro, berputar beberapa kali lalu seketika tidak bergerak lagi dan langsung mati. “Mati lagi?” Alvaro tercengang, dan dia menatap ke arah Northern dengan dingin. “Northern ….” Setelah bicara, kabut hitam seketika membungkus tubuh Alvaro, dan detik berikutnya dia langsung menghilang. *** Saat itu diluar vila Keluarga Zatulini, Nicole sudah mengutus orang untuk membersihkan tempat kejadian. Hanya saja, karena banyak bawahannya yang mati, suasana hati Nicole juga tidak terlalu baik. “Ryzen, kamu ajaklah Nicole
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u