Kota Takari, Sarah tidak tidur semalaman karena mengkhawatirkan Nathan. Ryzen mengutus ratusan orang dari Kota Vale ke Kota Takari untuk melindungi hotel tempat Sarah menginap. Dan ini membuat pemilik hotel ketakutan setengah mati, dia mengira dirinya menyinggung orang yang tidak seharusnya. Ketika fajar mulai menyingsing, Nathan baru sampai ke hotel dengan mengendarai mobilnya yang sudah rusak bagian depannya. Melihat bagian depan mobil yang sudah hancur, hati Sarah tercekat. Saat melihat Nathan turun dari mobil, Sarah langsung berlari ke arahnya. “Nathan, kamu tidak apa-apa, kan? Apa kamu terluka?” matanya menyapu seluruh tubuh Nathan dengan cemas, tangannya meraba-raba wajah Nathan yang tamvan. “Aku tidak apa-apa!” Nathan tersenyum. Dan pada saat Sherly turun dari mobil, dia melihat Sarah dan Nathan yang berpelukan dan merasa hatinya masam. “Sherly, k-kamu tidak apa-apa?” Gilbert yang melihat Sherly berhasil diselamatkan bergegas menghampiri dan memeluk Sherly. Sherly mendo
“Siapa? Siapa yang melakukannya, aku akan menghabisi tujuh turunannya!” Tubuh William sedikit gemetar, teriakannya bahkan terdengar jelas hingga jarak beberapa mil, kemampuannya bukanlah sebuah lelucon untuk dimainkan. “Tuan William ….” Raj melihat anggota Keluarga Zatulini yang datang dan bergegas menyambutnya. “Raj, bagaimana dengan kakakku dan keluarganya? Apa sudah tahu siapa pelakunya?” Setelah Henry melihat Raj, dia langsung bertanya kepada Raj dengan nada tajam dan tidak menunjukkan rasa hormat kepada Raj. Meskipun Raj merasa tidak senang dalam hatinya, tapi dia tidak mengatakan apapun, dan berkata pada Henry. “Tuan Muda Henry, aku turut berduka cita, tidak ada satupun anggota Keluarga Juventus yang masih hidup!” Mendengar perkataan Raj, William terkejut dan terjatuh. “Ayah!” Henry bergegas memapah William. “Tuan William, saya turut berduka cita!” Raj juga segera menghiburnya. William masih gemetaran dan memejamkan matanya dengan erat, setelah sesaat dia baru kembali ter
Kota Takari, Nathan sudah tidur selama seharian penuh, saat merasa tubuhnya sudah berangsur pulih. Dia lalu segera menelpon Gilbert dan memintanya menyiapkan bahan obat, Nathan akan menggunakan waktu di malam hari untuk membuatkan pil obat untuk Ryzen agar Ryzen bisa segera pulih. Karena bahan-bahan obat itu cukup umum, sebagian besar sudah disiapkan oleh Gilbert sebelumnya. Setelah Nathan membuat pil obat, dia memberikannya kepada Ryzen untuk dimakan, dan mengajarkan kekuatan kijutsu yang biasa kepada Ryzen agar Ryzen bisa berlatih saat sedang senggang.Keesokan harinya, Nathan dan yang lainnya berencana kembali ke Kota Vale, kali ini mereka sudah pergi selama beberapa hari, mereka takut Kevin akan khawatir. Karena bagaimanapun, Nathan dan Sarah belum menikah, tunangan pun belum, kalau terus berkeliling di luar bersama, pasti akan menyebabkan gosip.Sherly, Shilpy serta Gilbert mengantar mereka bersama, raut wajah tidak rela terlihat di wajah Aaron bersaudara. Mereka bukan tidak rela
Setelah tiba, Sarah berkemas lalu berjalan masuk dengan senyuman di wajahnya, karena dia tahu Nathan bersama dengan orang tuanya dan kalau bertemu dengan orang tua Nathan dia harus menunjukkan senyuman dan berbicara dengan sopan. Namun saat Sarah berjalan masuk ke dalam vila, dia tidak menemukan satu orang pun di dalam ruang tamu, hanya Nathan yang sedang berjalan keluar dari dapur. Matanya menyapu seisi ruangan seolah sedang mencari keberadaan orang tua Nathan. Kalau orang tua Nathan ada di rumah, Sarah tidak boleh terlalu sembrono. “Tidak usah dilihat lagi, Mama dan Papa sudah pulang ke rumah lama, mereka tidak disini!” Nathan yang melihat Sarah seperti itu hanya tersenyum. “Ah ….” Sarah yang mendengarnya seketika merasa lega. “.... tunggu, tapi, apa yang terjadi? Kenapa mereka pergi?” “Aku juga tidak tahu,” Nathan mengangkat tangan dan bahunya. “Mengapa kamu bertanya padaku? Tanya saja pada mereka,” timpalnya acuh tak acuh. “Sial!" Sarah yang sudah tahu orang tua Nathan tidak
Saat ini, di sudut ruangan, Beverly yang mengenakan seragamnya sedang memperhatikan gerak-gerik setiap orang. Saat Beverly melihat Sarah, dia seketika tercengang. Dia berjalan menghampiri dengan cepat dan berkata dengan kaget. “Sarah, kenapa kamu ada disini?” “Eve, kenapa kamu ada disini?” Sarah yang melihat Beverly juga kaget, lalu dia melihat seragam yang dikenakan Beverly. “Wah lumayan juga kamu, sekarang kamu sudah menjadi polwan ya, seragammu ini cocok sekali denganmu!” “Aku menemani Tuan Raj untuk datang!” Beverly berkata lalu melihat Nathan dan bertanya kepada Sarah. “Dia ini siapa?” Sarah melihat Nathan sekilas, lalu melihat gelang yang dikenakannya dan berkata. “Namanya Nathan, dia adalah pacarku!” Sekarang Nathan sudah memberikan tanda cinta kepadanya, dan mereka berdua akhirnya memiliki hubungan yang resmi. Jadi, Sarah juga sudah bisa memperkenalkannya sebagai pacarnya pada orang lain. “Nathan?” Beverly tercengang dan berkata dengan penuh keterkejutan. “Dia adalah paca
Pada saat itu, Zayn sedang duduk bersama seorang pria paruh baya, dua orang itu duduk di sebuah meja, dan tidak ada orang lain disana. Saat Nathan menghampiri, Zayn segera memperkenalkannya pada Nathan. “Tuan Nathan, ini adalah Ketua kepolisian dari Kota Boulmer, Tuan Raj!” “Halo, Tuan Raj,” Nathan menyapa dengan sopan. Raj menganggukkan kepala dan mempersilahkN Nathan untuk duduk. “Tuan Nathan, Tuan Raj sejak tadi menanyakan padaku hal-hal tentangmu, dan dia sangat kagum padamu,” Saat baru duduk, Zayn kembali berkata sambil tersenyum. Nathan menyeringai dan berkata dengan sinis. “Kalau ingin menangkapku, langsung datang saja padaku, untuk apa membuat perjamuan seperti ini?” Perkataan Nathan seketika membuat Zayn tercengang, Raj juga tercengang, dia tidak menyangka Nathan sudah tahu. “Tuan Nathan, apa maksudnya ini?" Zayn bertanya dengan bingung. “Aku menghabisi Keluarga Juventus, dan mereka datang kemari untuk menegakkan keadilan bagi Keluarga Juventus, kan?” Nathan berkata d
“Kakek, apakah benar Nathan pernah menyelamatkan nyawamu?” Beverly langsung menanyakannya. “Tentu saja, Tuan Nathan tidak hanya pernah menyelamatkanku, dia juga pernah menyelamatkan Tuan Martin, Walikota Kota Vale! Bahkan, dia telah menyelamatkan jutaan penduduk Kota Vale!” Zayn tahu Nathan membantu Martin melepaskan diri dari kendali pengusaha Kota Arian, jadi dia berkata demikian. “Tuan Zayn, apa yang sebenarnya terjadi?” Raj tercengang saat mendengar itu, dan merasa perkataan Zayn sedikit berlebihan. "Dia menyelamatkan jutaan penduduk Kota Vale?!" “Masalah ini harus dijelaskan langsung oleh Tuan Martin!” Zayn berkata lalu mengutus seseorang untuk mengundang Martin kemari. Setelah Martin datang, dia mengerti maksud Zayn dan menceritakan kembali bagaimana Nathan membantunya. Tapi, hal ini membuat Raj dan Beverly yang mendengarnya tercengang, karena masalah seperti ini kalau tidak dilihat langsung dengan mata kepala sendiri, siapa pun tidak akan percaya dengan mudah. Namun, karen
Setelah makan, demi menjamin Nathan tidak kabur saat tengah malam, Raj menyuruh Beverly untuk ikut bersama Nathan dan Sarah pulang ke rumah, Beverly dan Sarah adalah teman kuliah. Oleh karena itu tinggal bersama juga tidak akan merepotkan, lagipula ini hanya untuk satu malam.Setelah pulang ke Villa Ascalon, suasana hati Sarah masih jelek, sedangkan Beverly yang memiliki identitas sebagai seorang polwan juga tidak tahu bagaimana caranya menghibur Sarah, dua orang itu tidak berbicara sama sekali dan suasana terasa tertekan. Nathan membuatkan dua gelas teh dan mengantarkannya pada Sarah dan Beverly, seolah-olah tidak ada yang terjadi.“Ada apa dengan kalian? Kenapa terlihat tidak bahagia, ini juga bukan perpisahan seumur hidup, bisa saja aku hanya pergi ke Kota Boulmer selama beberapa hari lalu pulang!” Melihat Sarah yang muram, Nathan berkata sambil tersenyum.“Nathan, apakah kamu tidak bisa mendengarkanku kali ini saja, jangan pergi ke Kota Boulmer! Kalau memang tidak bisa di atasi, k
"Sialan!" Kaidar mengumpat, tangan yang menggenggam pedang mulai berkeringat.Di atas sana, tubuh Naga Yang bergetar sejenak, dan dalam satu hentakan, pedang Kaidar terlempar begitu saja dari tubuhnya. Seiring dengan itu, tekanan yang tak terbayangkan menyapu tempat itu, menekan semua yang ada di bawahnya.Langit dan bumi seolah melebur menjadi satu di bawah kekuatan Naga Yang.BAM! BAAM!Seperti boneka rapuh, Kaidar dan Ramos jatuh tersungkur ke tanah, tak mampu bergerak. Otot-otot mereka berteriak dalam penderitaan, seakan gravitasi dunia berlipat ganda menekan tubuh mereka hingga nyaris remuk.Di tengah kepanikan itu, Nathan mencoba bertahan. Aura emas melingkupi tubuhnya, berkedip-kedip seperti api kecil di tengah badai. Namun meski dia berjuang, perlahan-lahan cahaya itu meredup, lalu menghilang. Nathan tersungkur, lututnya menghantam tanah, dadanya naik turun dengan napas yang terengah-engah.Di dalam tubuhnya, batu mata naga dari Naga Yin bergetar hebat, seperti beresonansi den
Tak lama kemudian, Ramos berteriak. “Tuan Muda Kaidar, anak itu akan kabur!”Namun, Kaidar sudah selangkah lebih maju. Dengan cekatan, dia mengeluarkan sebuah jaring perak yang berkilauan. “Formasi sutra!” gumamnya, melemparkan senjata mistis itu ke udara. Dalam sekejap, jaring tersebut melebar, menyelimuti Nathan dengan keanggunan mematikan.Nathan terdiam, tak menyangka akan terjebak begitu saja. Di ujung kesadarannya, dia memunculkan pedang Aruna yang kini menyala dengan api biru membara. Dengan tekad yang tersisa, dia menebas jaring itu, tapi suara benturan keras, kilatan api, dan dentingan logam membuktikan keajaiban senjata Kaidar tak mudah ditaklukkan.Dalam beberapa detik yang mencekam, tubuh Nathan hampir sepenuhnya terbungkus. Setiap upayanya melawan keajaiban formasi sutra itu tampak sia-sia, meski dia meronta sekuat tenaga.“Tak perlu lagi berjuang, Nathan!” kata Kaidar dengan senyum puas. “Formasi sutra ini adalah senjata ajaib yang bahkan seorang Sovereign takkan mampu b
Kaidar menyipitkan mata, lalu menjawab dengan datar. “Kami sedang mencari keberadaan naga Yin. Setelah kamu menyerap esensi Batu Mata Naga dari naga Yang, seluruh pulau pun berubah. Naga Yin pun menghilang. Sekarang, kami ingin menemukannya dan merebut Batu Mata Naganya!”Nathan terdiam sejenak sebelum berkata. “Jadi, kamu memintaku datang ke sini untuk membantu menghadapi naga Yin? Padahal, Keluarga Winaya punya banyak ahli, kekuatan mereka jauh melampauiku.”Secara logika, untuk menghadapi naga Yin, tidak perlu melibatkan Nathan. Bahkan lelaki tua bungkuk yang selalu mengikut Kaidar saja sudah mencapai tahap Villain, jauh lebih kuat daripada Nathan. Nathan pun menyadari bahwa sebenarnya dia dijadikan umpan.“Kalian kira hanya mengandalkan kalian berdua sudah cukup untuk menghentikanku?” kata Nathan, suaranya mulai berubah saat aura kekuatannya meningkat.Kaidar tertawa terbahak-bahak dan menatap Ramos. “Lakukanlah!”Ramos mengangguk, lalu mulai melafalkan mantra dengan nada serius.
Tak lama setelah sambutan itu, sebuah vas kaca setinggi lebih dari seorang manusia dengan pola berbunga yang anggun dibawa ke panggung. Saat itu, mata Zayn langsung menyala. Dalam satu ronde pertarungan sengit di antara penawaran, Zayn berhasil memenangkan vas itu dengan harga mencapai 200 juta. Ronde demi ronde berlangsung, barang kedua, ketiga, dan seterusnya sampai Zayn tak mampu menahan kegembiraannya dan mulai menawar dengan semangat seperti orang gila.Penawarannya yang agresif membuat mata Zayn bahkan mulai merah, dan suasana ruangan pun dipenuhi sorak-sorai kekaguman. Bahkan para hadirin kaya yang hadir pun terlihat terpesona, begitu pula Kaidar yang tampak terkejut.Sentinel yang duduk di baris depan tak bisa menyembunyikan tatapan tajam penuh perhitungan kepada Zayn.“Sungguh, kakek, sudah cukup! Berapa banyak yang telah kau habiskan? Uang yang Nathan berikan sudah lenyap semua,” ujar Beverly dengan segera sambil menarik sudut baju Zayn.Terpana oleh teguran Beverly, Zayn te
Nathan kini mulai mengagumi pemilik kapal pesiar mewah itu dengan tatapan kagum. Rombongan mereka dipandu oleh pelayan, hingga tiba di lokasi pelelangan yang sudah dipadati oleh para kolektor kaya. Suasana penuh kemewahan dan eksklusivitas jelas terpancar, di mana yang memiliki uang banyak berarti juga kemampuan untuk berinvestasi pada barang antik yang bernilai tinggi.Karena aturan pelelangan, setiap peserta harus menyetor uang jaminan terlebih dahulu. Tanpa ragu, Zayn pun menyetor lima ratus juta rupiah, lalu kerumunan itu pun melangkah masuk ke ruang pelelangan. Setelah menemukan area yang relatif terpencil, semua peserta duduk menanti dimulainya lelang.Nathan memperhatikan dengan seksama, Kaidar dan Ramos pun telah hadir, meski mereka memilih duduk agak jauh darinya.Sementara itu, Zayn tampak sangat gembira, terus menggosok telapak tangannya sambil berbisik kepada Kevin. “Kalau nanti ada barang bagus dan uangku belum mencukupi, dukunglah aku, ya!”Kevin pun menanggapi dengan se
“Tuan Muda Kaidar, jangan khawatir. Begitu Nathan tiba di Pulau Draken, naga Yin pasti akan muncul. Tubuh Nathan menyimpan Batu Mata Naga dari naga Yang, sementara naga Yin kini berada dalam kondisi terlemah. Asal kita kalahkan naga Yin dan ambil Batu Mata Naga miliknya, lalu singkirkan Nathan untuk merebut Batu Mata Naga dari naga Yang, menyatukan kedua batu itu, maka kekuatan tak terkalahkan akan terlahir!”Ramos menambahkan dengan nada penuh keyakinan. “Banyak keluarga menganggap batu itu tak berguna, tanpa tahu bahwa penyatuannya adalah kunci segalanya. Tuan Muda Kaidar, bayangkan jika kau menterap kedua batu itu, kekuatannmu akan melesat ke tahap Villain yang tak tertandingi!” Tatapan Ramos menyala, menyampaikan ambisi yang membara.Mendengar itu, Kaidar tertawa terbahak. “Hahaha …. begitu aku menguasai Batu Mata Naga dan mencapai tahap Villain, aku akan pastikan Keluarga Herton mendapat tempat layak di Kota Moniyan!”“Terima kasih, Tuan Muda Kaidar!” balas Ramos dengan hormat, m
Nathan, meskipun terlihat kaku, menyapa mereka dengan suara berat. “Tak kusangka bertemu di sini. Semalam, kami kebetulan bertemu dengan Beverly, dan kini, tampaknya takdir mempertemukan kita lagi,” ucap Zayn dengan nada terkejut namun hangat.Di antara percakapan yang canggung namun penuh makna, jelas bahwa perjalanan hari itu tidak hanya tentang perjalanan ke dermaga atau kapal pesiar mewah, melainkan tentang pertemuan kembali, janji yang tak terucapkan, dan benih-benih konflik yang perlahan mulai tumbuh.“Tuan Nathan, mengapa kamu dan Nona Beverly bisa berada di Pulau Draken tanpa didampingi?” tanya Ryzen dengan nada bingung.Nathan terdiam sejenak, terpana menghadapi pertanyaan itu. “Sebenarnya, aku datang sendiri, tanpa sepengetahuanku bahwa Beverly juga ikut,” jawabnya dengan nada ragu.Beverly kemudian menyahut. “Aku tiba diam-diam, tanpa sepengetahuan Nathan!” Mendengar itu, wajah Nathan semakin memucat, sementara matanya menyiratkan kebingungan yang mendalam.Tak lama kemudi
Di lantai depan hotel, ketika Beverly tengah mengurus administrasi check-in, terdengar panggilan lembut dari balik keramaian. Beverly menoleh dan mendapati Zayn—sang kakek—menghampirinya dengan senyum hangat.“Kakek? Kenapa kamu di sini?” seru Beverly, mendekat dan memeluknya dengan erat.“Aku dengar tentang tempat wisata baru di Kota Mantik—Pulau Draken. Empat musim yang seakan musim semi abadi dan pemandangan yang menakjubkan membuatku tak tahan tinggal di Kota Vale. Aku pun mengajak Kevin untuk berjalan-jalan,” jelas Zayn sambil terkekeh ringan.Tak lama kemudian, suara Kevin bergabung dalam percakapan, diikuti oleh Ryzen dan Nichole yang tampak pulih dari cederanya.“Nona Beverly, bagaimana kabarmu?” sapa mereka dengan penuh kehangatan.Beverly tersenyum, meski dalam hatinya ada kekhawatiran. “Aku hanya ingin melihat-lihat, karena aku dengar Nathan dan yang lainnya tidak ikut serta kali ini.”Rasa heran menggelayuti Zayn. “Apa maksudmu? Apakah ada perselisihan antara kamu dan Nat
Di luar, di gang sempit di samping Martial Shrine, suasana berubah menjadi tegang. Kaidar menatap Nathan dengan tatapan campur aduk antara kekhawatiran dan ejekan ringan. “Ingat, besok kau harus menepati janjimu padaku!” ucapnya sebelum menghilang dalam bayang-bayang malam.Nathan pun terdiam, berdiri terpaku selama setengah jam sebelum melangkahkan kakinya untuk kemabli ke kepolisian. Setiap langkah kakinya seakan terbebani oleh keraguan dan beban rasa bersalah atas Sarah yang kini terkurung di balik jeruji besi Martial Shrine. Kepulangannya ke markas kepolisian disambut oleh tanya cemas Milan. “Tuan Nathan, apakah Nona Sarah sudah aman?”Dengan suara serak, Nathan mengangguk. “Ya!” meski hatinya hancur melihat kekangan yang menimpa wanita yang dicintainya.Tak lama kemudian, Beverly muncul dengan langkah cepat. “Nathan, apakah Sarah dalam keadaan baik?” tanyanya, matanya memancarkan keprihatinan mendalam.Nathan, yang masih tersisa bara amarah atas kekejaman Martial Shrine, hanya b