Share

Bab 143

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-05-03 11:17:13

Setelah sesaat, Anson dan beberapa petugas keamanan itu baru tersadar, Anson berpesan kepada mereka. “Lain kali, kalau bertemu dengan Tuan Nathan, kalian semua harus bersikap sopan, yang berani bersikap kurang ajar kepada dia, akan langsung kupecat!”

Seketika itu Nathan sedang mengendarai mobilnya menuju keatas gunung, dan baru tidak jauh, dia kembali bertemu dengan Andrew dan yang lainnya, mereka sudah selesai melihat-lihat rumah, dan staf pemasaran sedang bersiap membawa mereka kembali. Melihat mobil civic tua Nathan yang bagian depannya sudah hancur, mereka semua tercengang, mereka tidak mengerti bagaimana caranya Nathan bisa masuk!

“Pria ini pasti memanfaatkan saat mereka lengah, dan menerobos masuk, mungkin dia takut dipukuli!” Kate berkata sambil melihat mobil Nathan yang sudah hancur.

“Nyalinya besar sekali, berani membuat onar di Villa Ascalon?!” Andrew mendengus.

Setelah mendengar pembicaraan mereka berdua, staf pemasaran itu seolah terpikirkan sesuatu, dia segera mengham
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Bangkit Jaya
kalau baca novel ini harus langkahi satu bab gitu baru pass..hehe dasar lu thorr
goodnovel comment avatar
anang hadiwijayanto
satpam dan staf d buat idiot banget....berulang2.....penulisnya kejam hahahahaha ato tolol
goodnovel comment avatar
Nur Arafah
nathat idiot
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 144

    “Pak sapam, Nathan tadi menabrak sebuah mobil mewah didepan gerbang, dan mereka ingin memukulnya, mungkin dia takut dipukuli dan langsung menerobos masuk kedalam. Kalau kamu berhasil menangkapnya, pasti imbalannya sangat besar!” Andrew berkata kepada ketua keamanan itu.“Benar, tadi kami semua juga melihatnya, dia menabrak sebuah mobil Jaguar!” Kate juga menganggukkan kepalanya.Lisa tidak mengatakan apapun, namun raut wajahnya tidak kelihatan bagus, dia tidak ingin memperdulikan Nathan lagi, anak ini hanya bisa membual, dan itu membuatnya sangat kesal.“Wah, hebat sekali kamu, sudah menabrak mobil Jaguar milik orang lain malah berani menerobos masuk?! Tapi, anggap saja kamu sedang sial karena bertemu denganku,” Ketua keamanan itu berkata lalu langsung menyergap Nathan.Krak!"Argghhh!"Saat ketua keamanan itu mengulurkan tangan, Nathan langsung mencengkram pergelangan tangannya, dan memutarnya dengan pelan. Terdengar suara retakan tulang sang ketua itu, dan dalam sekejap ketua keaman

    Last Updated : 2024-05-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 145

    “Kamu .…” Benny menatap Anson dengan marah. “Baik, kamu berani bersikap seperti ini padaku? Aku akan memberitahukannya pada kakakku!” Benny berkata sambil beranjak pergi.Tindakan Anson membuat Andrew dan yang lainnya tercengang, bahkan staf pemasaran itu juga menjadi bingung. Hanya para petugas keamanan yang dibawa oleh Anson yang tahu kalau Anson melakukan itu untuk melindungi adik iparnya!Kalau Benny terus berada disana, bisa jadi Nathan akan menjadi marah dan mencabut nyawanya. Dan pada saat Benny pergi, Anson yang berkeringat dingin menatap Nathan, dia takut kalau Nathan tidak akan membiarkan Benny pergi. Hanya saja, dia melihat Nathan tidak mengatakan apapun, Anson juga merasa lega.Dia bergegas menghampiri Nathan, Anson membungkuk dan berkata. “Tuan Nathan, aku mewakili adik iparku untuk meminta maaf padamu, dia baru bekerja dan belum tahu apa-apa, aku harap Tuan Nathan berbesar hati!”Melihat Anson yang begitu merendah dan meminta maaf pada Nathan, Andrew dan yang lainnya ter

    Last Updated : 2024-05-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 146

    Sesampainya di vila, Nathan membuka pintu dan menemukan kalau vilanya masih sangat bersih, tidak ada debu sedikitpun, sepertinya Sarah mengutus orang untuk membersihkannya. Sarah selalu berharap agar dia bisa membujuk kedua orang tuanya dan membawa mereka kembali kemari.Hanya saja, Nathan memintanya untuk menunggu beberapa hari lagi, karena orang tuanya selalu mengkhawatirkan tentang hubungannya dan Lily, dan kalau mereka mengatakannya sekarang, orang tuanya juga tidak akan percaya.Nathan duduk diatas sofa dan meletakkan buH itu diatas meja, dia merasakan energi spiritual yang amat besar menguar dari buah itu, dan merasa sangat bersemangat.Buah seperti ini sangat jarang ditemukan, dia berharap setelah menyerap energi buah itu, kekuatannya akan bertambah drastis.Nathan sekarang sudah menemukan teknik latihan yang paling efektif, kalau dia ingin meningkatkan kekuatannya, yang dia perlukan adalah energi spiritual. Tapi saat ini, energi spiritual yang ada di bumi memiliki kekurangan,

    Last Updated : 2024-05-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 147

    Lisa yang mendengar ucapan Nathan juga tidak terlalu kaget, dia hanya tersenyum datar. “Sebenarnya. Andrew tidak seburuk yang kamu pikirkan, dia mungkin sering mempersulitmu. Tapi, aku akan berusaha untuk membujuknya!” Lisa salah sangka terhadap Nathan, dia mengira Nathan mengatakan itu karena Andrew sering beradu dengannya, Nathan membenci Andrew, jadi dia berkata seperti itu untuk membujuknya. Nathan yang mendengarnya hanya tersenyum dan tidak mengatakan apapun lagi. Segera, mobil itu melewati jalanan yang sedikit lebih gelap, dan sebuah mobil tiba-tiba menghadang di depan mobil Lisa. Lisa terkejut dan bergegas menginjak pedal rem, untunglah dia sempat menghentikan mobilnya dan tidak menabrak mobil didepannya. “Brengsek! Apa kalian buta, hah?!” Lisa menurunkan jendela mobilnya, dan mulai memaki. Namun baru memaki satu kalimat, dia terkejut dan terdiam, karena dia melihat mobil yang berhenti di depannya adalah sebuah mobil bugatti, yang bisa memiliki mobil seperti itu pasti bukan

    Last Updated : 2024-05-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 148

    Rendy yang melihat senyuman Nathan seketika murka. “Nathan, kamu akan segera mati, orang-orang ini adalah anggota Klan Martyr, mereka semua adalah pembunuh sadis. Apakah kamu merasa kamu akan punya kesempatan untuk tetap hidup hari ini?” “Aku rasa aku masih dapat hidup dengan baik hari ini!” Nathan menyeringai, dan kemudian berkata kepada beberapa anggota Klan Martyr. “Lantas, apakah Richard tidak berpesan kepada kalian, untuk tidak menggangguku?” Perkataan Nathan membuat puluhan anggota Klan Martyr terdiam, lalu menatap sosok pria di hadapan dengan seksama. “Bajingan, kamu kira kamu siapa berani memanggil Kak Richard hanya dengan namanya saja?!” Saat itu, seorang pria paruh baya yang mengenakan kemeja bertanya kepada Nathan. Pria paruh baya ini adalah pemimpin dari anggota Klan Martyr ini. “Kamu tidak berhak mengetahui siapa aku, aku sarankan sebelum kalian bergerak, kalian panggil dulu Richard kemari,” Nathan berkata dengan tenang. “Nathan, jangan sok! Kak Richard bukan orang

    Last Updated : 2024-05-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 149

    “.... Kamu boleh terus memanggil orang dari Klan Martyr, panggilah pemimpin klan Martyr, atau ….” Nathan berhenti di hadapannya dengan dingin. “Mati!”Rendy menatap Nathan dengan ketakutan dimatanya, namun tangannya perlahan mengeluarkan ponselnya dengan gemetar. Melihat Nathan tidak menghentikannya, Rendy langsung menghubungi Richard.[Tuan Muda Rendy, apa masalahnya sudah selesai, cepat sekali? Atau Tuan Muda mau mentransfer sisa pembayarannya?]Sebegitu teleponnya tersambung, Richard bertanya dengan semangat.“Kak Richard, semua orangmu sudah dilumpuhkan, mereka sama sekali bukan lawannya, anggota Klan Martyr kalian juga tidak berguna!” Rendy berkata dengan tidak puas, tiga puluh orang bahkan tidak bisa menandingi Nathan yang hanya seorang diri.​Richard yang mendengarnya seketika bangkit dari kursinya. “Apa katamu? Semua anggotaku dilumpuhkan?”“Benar, ada yang kakinya patah, ada yang tangannya patah, sudah seperti dihantam bencana, kalau tidak percaya, coba dengarkan!” Rendy ber

    Last Updated : 2024-05-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 150

    Dalam sekejap, mereka akhirnya mengetahui kalau ratusan orang ini dipimpin oleh Ryzen, yang artinya mereka adalah anggota Klan Nocturnal. Richard melihat Ryzen yang muncul dari dalam barisan itu langsung menunjukkan raut wajah muram. Sedangkan Rendy, dia termenung di sampingnya, dia melihat ratusan orang yang dibawa Ryzen berjalan ke arahnya.“Lindungi Tuan Nathan, jangan biarkan satu orang pun lolos!” Ryzen berteriak marah.“Siap!”"Serang!"Ratusan orang dari Klan Nocturnal berteriak serempak, lalu segera mengepung lokasi itu.“Tuan Nathan, Anda tidak apa-apa, kan?” Ryzen bergegas menghadap Nathan.“Kamu pikir, klan Martyr mampu untuk menyentuhku?” Nathan tersenyum.Rendy tercengang, dia tidak menyangka Ryzen membawa begitu banyak orang kemari untuk melindungi Nathan, dan sikap Ryzen yang begitu hormat kepada Nathan juga membuatnya kaget.Klan Martyr dan Klan Nocturnal adalah kelompok mafia paling besar di Kota Vale. Tapi dua kelompok terbesar ini malah begitu hormat pada Nathan.“R

    Last Updated : 2024-05-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 151

    "Ayah?!"Keluarga Orton memang punya kekuasaan yang cukup besar, karena mereka juga merupakan orang terkemuka di Kota Vale. Namun saat ini, meskipun hanya satu orang dari pihak lawan yang menyerang mereka, Keluarga Orton pasti akan menghilang. Pada situasi seperti ini, Zein tidak bisa tidak berlutut.Kalau tidak, bukan hanya nyawa Rendy yang akan melayang, tempat ini juga bisa menjadi makam seluruh Keluarga ​Orton!“A-ayah?!” Rendy melihat ayahnya yang langsung bersujud pada Nathan dihadapan semua orang seketika tertegun. "Apa yang kamu lakukan?!"Bagaimanapun, Keluarga Orton adalah keluarga konglomerat, Zein sebagai kepala keluarga Orton, fia malah berlutut pada Nathan yang masih seorang pemuda.PLAK!“Dasar sampah tidak berguna, masih tidak ikut berlutut?!” Zein menarik Rendy dengan kuat, lalu menamparnya dengan kuat.Ayah dan anak dari Keluarga Orton sedang bersujud dihadapan Nathan, dan Sherly yang ada di belakang mereka menatap mereka dengan bingung. Wanita itu tidak berani mempe

    Last Updated : 2024-05-06

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1078

    Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1077

    Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1076

    Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status