Share

Bab 151

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-05-06 12:19:57

"Ayah?!"

Keluarga Orton memang punya kekuasaan yang cukup besar, karena mereka juga merupakan orang terkemuka di Kota Vale. Namun saat ini, meskipun hanya satu orang dari pihak lawan yang menyerang mereka, Keluarga Orton pasti akan menghilang. Pada situasi seperti ini, Zein tidak bisa tidak berlutut.

Kalau tidak, bukan hanya nyawa Rendy yang akan melayang, tempat ini juga bisa menjadi makam seluruh Keluarga ​Orton!

“A-ayah?!” Rendy melihat ayahnya yang langsung bersujud pada Nathan dihadapan semua orang seketika tertegun. "Apa yang kamu lakukan?!"

Bagaimanapun, Keluarga Orton adalah keluarga konglomerat, Zein sebagai kepala keluarga Orton, fia malah berlutut pada Nathan yang masih seorang pemuda.

PLAK!

“Dasar sampah tidak berguna, masih tidak ikut berlutut?!” Zein menarik Rendy dengan kuat, lalu menamparnya dengan kuat.

Ayah dan anak dari Keluarga Orton sedang bersujud dihadapan Nathan, dan Sherly yang ada di belakang mereka menatap mereka dengan bingung. Wanita itu tidak berani mempe
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Syarif
Mantap ceritanya
goodnovel comment avatar
Syarif
Mantap ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 152

    Saat itu, di dalam rumah Nathan, Maria sedang berlinang air mata, dan David sedang merokok. Raut wajahnya terlihat sendu, Darby dan Lisa juga ada disana, lalu Mary juga sedang menenangkan Maria.“Maria, tenang saja, Nathan akan baik-baik saja, dia pasti sedang dalam perjalanan pulang!” Mary memang sedang menghibur Maria, tapi wajahnya sendiri juga terlihat cemas.“Ada apa ini?” Nathan datang sembari kebingungan melihat mereka..Mereka yang mendengar suara Nathan langsung bergegas menyambut.“Nathan, kamu tidak apa-apa, kan?” Maria bergegas menghampirinya dan meraba-raba untuk memastikan Nathan tidak terluka.“Ma, aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja, hanya saja aku sangat lapar, aku belum makan!” Nathan berkata sambil tersenyum.“Syukurlah kalau tidak apa-apa. Ah …. syukurlah, Mama akan menyiapkan makanan untukmu!” Maria berkata dengan bahagia.“Maria, aku akan ikut denganmu,” Mary memapah Maria menuju dapur.“Paman Darby,” Nathan menyapa Darby yang sedang terduduk.“Nathan, kamu ben

    Last Updated : 2024-05-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 153

    “Hah?! Apa katamu?” Lisa bersikeras menjelaskan. “Karena pada waktu itu Nathan sedang berada dalam bahaya, jadi aku pergi ke rumahnya untuk mengabari keluarganya, apa yang sedang kamu pikirkan?!”“Sialan! Kurangi omong kosongmu itu! Hari ini aku pasti akan memecatnya, tidak ada seseorangpun yang bisa menghalangiku!" Mata Andrew memerah, tatapan matanya terlihat sangat dingin.Nathan seketika menyadari kenapa Andrew bersikap aneh, karena semalam Lisa memilih tidak menghadiri pertemuan untuk membahas pernikahan mereka, demi Nathan!Seluruh karyawan menatap mereka dalam diam, mereka juga tidak berniat memohon untuk Nathan. Bahkan, Matius yang awalnya ditempatkan dalam satu tim dengan Nathan juga tidak mengatakan apapun.Kate merasa kesenangan, dia bukan senang karena Nathan akan dipecat, tapi karena melihat Andrew dan Lisa bertengkar. Kalau mereka berdua sampai putus, maka kesempatannya untuk berpacaran dengan Andrew akan semakin besar.Karena bagaimanapun mereka diam-diam sudah berhubun

    Last Updated : 2024-05-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 154

    “Benar, presiden datang langsung, seharusnya karena hal ini!” Andrew mengangguk.“Kalau begitu apakah Pak Andrew tahu siapa yang ditunjuk? Pria? Wanita?” Kate bergegas bertanya.​​“Bukan utusan dari pusat, akan dipilih secara internal!” Andrew berkata.Satu kalimat itu membuat mereka semua tercengang dan mulai memilah. “Di perusahaan ini siapa yang memiliki persyaratan untuk menjadi direktur?”“Aku rasa Pak Andrew, kita juga baru berhasil menandatangani kontrak kerja sama yang besar, pusat tidak mungkin tidak tahu!”“Aku juga merasa Pak Andrew yang paling pantas, Direktur itu harus memiliki pengetahuan tentang produk, dan pemasaran, dan sekarang tidak ada yang lebih pantas daripada Pak Andrew!”“Pak Andrew, kalau Pak Andrew terpilih menjadi direktur, jangan lupakan kami, ya?!”Sekelompok orang itu mmulai menyanjung Andrew, seolah Andrew akan segera menjadi direktur!Andrew yang mendengarnya juga merasa sangat senang, wajahnya terlihat bangga. “Tenang saja, kalau aku terpilih menjadi

    Last Updated : 2024-05-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 155

    “Tunggu, berhenti!"Lisa melangkah maju dan menghentikan mereka.Lily yang disampingnya juga berusaha menghalangi mereka.“Lisa, apa yang kamu lakukan?” Andrew mengernyitkan keningnya.“Andrew, aku akan mencoba membujuknya, jangan main tangan, kalau sampai terlihat oleh presdir, kita juga akan kena imbasnya!" Lisa berkata pada Andrew.Andrew yang mendengarnya juga menyadari kalau mereka main tangan dan membuat kekacauan, kalau sampai ketahuan oleh presdir, mereka pasti akan terkena masalah.“Betul juga, kalau begitu cepat suruh dia keluar dari sini, jangan sampai aku melemparnya keluar dari jendela!” Andrew mengangguk setuju.Lisa menatap Nathan dan berkata dengan tak berdaya. “Nathan, aku rasa sebaiknya kamu pergi saja, tetap disini hanya akan membuatmu semakin dipermalukan," lirihnya dengan suara membujuk. "Kalau Presdir melihat kamu duduk disini, dia pasti akan menyuruh petugas keamanan untuk mengusirmu!”“Tenang saja, dia tidak akan mengusirku,” Nathan menggelengkan kepalanya.“Na

    Last Updated : 2024-05-07
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 156

    Dibandingkan dengan keterkejutan yang didapatkan oleh departemen pemasaran, tatapan mata keterkejutan dan penyesalan. Para petinggi perusahaan yang lainnya memberikan tepuk tangan meriah untuk menyambut Nathan.Matius yang ada di pojok ruangan juga mengepalkan tangannya dengan erat, dia menyesal dan ingin memukuli ​dirinya sendiri dengan kuat. Kalau saja, dia bertahan di sisi Nathan, dan bertahan berada satu tim dengan Nathan, bukankah ini akan menjadi kesempatan besar untuknya?Tapi didunia ini tidak ada obat untuk penyesalan, kalau sudah melewatkan kesempatan, maka tidak akan bisa diulang lagi selamanya.“Nathan, apa kamu mau menyampaikan sepatah duapatah kata?” Sarah melihat kearah Nathan dan tersenyum.Saat semua orang melihat tatapan mata Sarah pada Nathan, mereka langsung yakin kalau kedua orang ini pasti mempunyai hubungan.“Sepertinya tidak ada yang bisa disampaikan, departemen lainnya akan tetap seperti dulu, dan kembalilah bekerja. Sedangkan departemen ​pemasaran, dimohon un

    Last Updated : 2024-05-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 157

    “L-Lisa, dengarkan penjelasanku, itu terjadi karena Andrew menggodaku, dia yang menggodaku, bahkan menggunakan uang untuk menyogokku!" Kate mengalihkan semua tanggung jawab pada Andrew.“Ha?! Kau! Bajingan tidak tahu malu, kamu yang merayuku, kamu ingin aku membantumu dalam masalah pekerjaan, lalu berpura-pura mabuk, agar aku memapahmu kembali ke kamar. Lalu kamu langsung melepas seluruh pakaianku, dasar wanita jalang!" Andrew yang diinjak Nathan masih berusaha keras mencaci maki Kate.Nathan yang melihat hal itu langsung mengangkat kakinya, Andrew langsung melompat dan menerjang ke arah Kate.PLAK!Terdengar sebuah tamparan yang sangat keras di dalam ruangan itu.Kate memegangi wajahnya yang memerah dan memelototi Andrew. “Andrew, dasar kau pria bajingan, kamu bilang kamu hanya mencintaiku seorang, dan kamu berpacaran dengan Lisa hanya karena keluarganya kaya! Tapi, tidak disangka, kamu berselingkuh dengan begitu banyak wanita lain!” Kate juga tidak mau kalah dan kembali memaki Andre

    Last Updated : 2024-05-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 158

    Malam harinya."Paman, bibi, aku datang!" Sarah datang kerumah Nathan dengan bahagia, dia juga membawa banyak hadiah.David dan Maria menyiapkan hidangan mewah yang memenuhi meja. "Ayo duduk!" Seru David menjamu Sarah.“Paman, bibi, kalian juga sudah tua, aku rasa lebih baik kalian tinggal saja di Villa Ascalon, karena udara disana sangat segar, lingkungannya juga sangat baik!” Di Meja makan, Sarah berkata kepada David dan Maria.David tidak mengatakan apapun, lalu Maria membuka mulut. “Sarah, kami akan menuruti apapun perkataanmu, mulai saat ini aku dan pamanmu ini hanya akan mendengarkanmu, kami tidak akan mempercayai omongan orang lain lagi!”Maria masih merasa bersalah karena lebih mempercayai omongan orang asing, dan salah paham terhadap Sarah.“Baik, kalau begitu besok sudah bisa pindah kesana, ya?” Sarah berkata dengan wajah bahagia.Nathan melihat ayah dan ibunya yang setuju untuk pindah ke Villa Ascalon juga akhirnya merasa lega, dia akhirnya bisa berlatih setelah menghabiska

    Last Updated : 2024-05-08
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 159

    “Sarah, kalau terus seperti ini, kamu tidak akan bisa mencapai kuil Noxious, kamu akan kelelahan,” Kevin memperingatkan Sarah. Mendaki sebuah gunung itu kalau penuh semangat di awal tidak akan merasa lelah, tapi nanti akan merasa lelah dan tidak sanggup mendaki lagi setelah beberapa saat. Karena itu, energi harus di pertahankan sejak awal. “Tenang saja, Ayah!” Sarah tidak mendengarkan ucapan Kevin dan membuat Kevin tidak punya cara lain. Sekarang hari sudah sore, secara logika saat ini akan ada lebih banyak orang yang turun gunung dibandingkan dengan orang yang mendaki. Namun saat Nathan dan yang lainnya mendaki, mereka juga mendapati banyak turis yang sedang bergegas mendaki ke arah gunung. “Ayo cepat, katanya hari ini Tuan Fred mengundang saudara seperguruannya, ada rumor mengatakan bahwa dia itu reinkarnasi dewa, kemampuannya sangat hebat, kita harus bergegas agar bisa bertemu dengan orang itu!” “Katanya tahun lalu dia juga pernah datang sekali, dan hanya memilih 10 orang untu

    Last Updated : 2024-05-09

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1078

    Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1077

    Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1076

    Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status