Share

Bab 145

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-05-04 16:10:19

“Kamu .…” Benny menatap Anson dengan marah. “Baik, kamu berani bersikap seperti ini padaku? Aku akan memberitahukannya pada kakakku!” Benny berkata sambil beranjak pergi.

Tindakan Anson membuat Andrew dan yang lainnya tercengang, bahkan staf pemasaran itu juga menjadi bingung. Hanya para petugas keamanan yang dibawa oleh Anson yang tahu kalau Anson melakukan itu untuk melindungi adik iparnya!

Kalau Benny terus berada disana, bisa jadi Nathan akan menjadi marah dan mencabut nyawanya. Dan pada saat Benny pergi, Anson yang berkeringat dingin menatap Nathan, dia takut kalau Nathan tidak akan membiarkan Benny pergi. Hanya saja, dia melihat Nathan tidak mengatakan apapun, Anson juga merasa lega.

Dia bergegas menghampiri Nathan, Anson membungkuk dan berkata. “Tuan Nathan, aku mewakili adik iparku untuk meminta maaf padamu, dia baru bekerja dan belum tahu apa-apa, aku harap Tuan Nathan berbesar hati!”

Melihat Anson yang begitu merendah dan meminta maaf pada Nathan, Andrew dan yang lainnya ter
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 146

    Sesampainya di vila, Nathan membuka pintu dan menemukan kalau vilanya masih sangat bersih, tidak ada debu sedikitpun, sepertinya Sarah mengutus orang untuk membersihkannya. Sarah selalu berharap agar dia bisa membujuk kedua orang tuanya dan membawa mereka kembali kemari.Hanya saja, Nathan memintanya untuk menunggu beberapa hari lagi, karena orang tuanya selalu mengkhawatirkan tentang hubungannya dan Lily, dan kalau mereka mengatakannya sekarang, orang tuanya juga tidak akan percaya.Nathan duduk diatas sofa dan meletakkan buH itu diatas meja, dia merasakan energi spiritual yang amat besar menguar dari buah itu, dan merasa sangat bersemangat.Buah seperti ini sangat jarang ditemukan, dia berharap setelah menyerap energi buah itu, kekuatannya akan bertambah drastis.Nathan sekarang sudah menemukan teknik latihan yang paling efektif, kalau dia ingin meningkatkan kekuatannya, yang dia perlukan adalah energi spiritual. Tapi saat ini, energi spiritual yang ada di bumi memiliki kekurangan,

    Last Updated : 2024-05-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 147

    Lisa yang mendengar ucapan Nathan juga tidak terlalu kaget, dia hanya tersenyum datar. “Sebenarnya. Andrew tidak seburuk yang kamu pikirkan, dia mungkin sering mempersulitmu. Tapi, aku akan berusaha untuk membujuknya!” Lisa salah sangka terhadap Nathan, dia mengira Nathan mengatakan itu karena Andrew sering beradu dengannya, Nathan membenci Andrew, jadi dia berkata seperti itu untuk membujuknya. Nathan yang mendengarnya hanya tersenyum dan tidak mengatakan apapun lagi. Segera, mobil itu melewati jalanan yang sedikit lebih gelap, dan sebuah mobil tiba-tiba menghadang di depan mobil Lisa. Lisa terkejut dan bergegas menginjak pedal rem, untunglah dia sempat menghentikan mobilnya dan tidak menabrak mobil didepannya. “Brengsek! Apa kalian buta, hah?!” Lisa menurunkan jendela mobilnya, dan mulai memaki. Namun baru memaki satu kalimat, dia terkejut dan terdiam, karena dia melihat mobil yang berhenti di depannya adalah sebuah mobil bugatti, yang bisa memiliki mobil seperti itu pasti bukan

    Last Updated : 2024-05-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 148

    Rendy yang melihat senyuman Nathan seketika murka. “Nathan, kamu akan segera mati, orang-orang ini adalah anggota Klan Martyr, mereka semua adalah pembunuh sadis. Apakah kamu merasa kamu akan punya kesempatan untuk tetap hidup hari ini?” “Aku rasa aku masih dapat hidup dengan baik hari ini!” Nathan menyeringai, dan kemudian berkata kepada beberapa anggota Klan Martyr. “Lantas, apakah Richard tidak berpesan kepada kalian, untuk tidak menggangguku?” Perkataan Nathan membuat puluhan anggota Klan Martyr terdiam, lalu menatap sosok pria di hadapan dengan seksama. “Bajingan, kamu kira kamu siapa berani memanggil Kak Richard hanya dengan namanya saja?!” Saat itu, seorang pria paruh baya yang mengenakan kemeja bertanya kepada Nathan. Pria paruh baya ini adalah pemimpin dari anggota Klan Martyr ini. “Kamu tidak berhak mengetahui siapa aku, aku sarankan sebelum kalian bergerak, kalian panggil dulu Richard kemari,” Nathan berkata dengan tenang. “Nathan, jangan sok! Kak Richard bukan orang

    Last Updated : 2024-05-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 149

    “.... Kamu boleh terus memanggil orang dari Klan Martyr, panggilah pemimpin klan Martyr, atau ….” Nathan berhenti di hadapannya dengan dingin. “Mati!”Rendy menatap Nathan dengan ketakutan dimatanya, namun tangannya perlahan mengeluarkan ponselnya dengan gemetar. Melihat Nathan tidak menghentikannya, Rendy langsung menghubungi Richard.[Tuan Muda Rendy, apa masalahnya sudah selesai, cepat sekali? Atau Tuan Muda mau mentransfer sisa pembayarannya?]Sebegitu teleponnya tersambung, Richard bertanya dengan semangat.“Kak Richard, semua orangmu sudah dilumpuhkan, mereka sama sekali bukan lawannya, anggota Klan Martyr kalian juga tidak berguna!” Rendy berkata dengan tidak puas, tiga puluh orang bahkan tidak bisa menandingi Nathan yang hanya seorang diri.​Richard yang mendengarnya seketika bangkit dari kursinya. “Apa katamu? Semua anggotaku dilumpuhkan?”“Benar, ada yang kakinya patah, ada yang tangannya patah, sudah seperti dihantam bencana, kalau tidak percaya, coba dengarkan!” Rendy ber

    Last Updated : 2024-05-05
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 150

    Dalam sekejap, mereka akhirnya mengetahui kalau ratusan orang ini dipimpin oleh Ryzen, yang artinya mereka adalah anggota Klan Nocturnal. Richard melihat Ryzen yang muncul dari dalam barisan itu langsung menunjukkan raut wajah muram. Sedangkan Rendy, dia termenung di sampingnya, dia melihat ratusan orang yang dibawa Ryzen berjalan ke arahnya.“Lindungi Tuan Nathan, jangan biarkan satu orang pun lolos!” Ryzen berteriak marah.“Siap!”"Serang!"Ratusan orang dari Klan Nocturnal berteriak serempak, lalu segera mengepung lokasi itu.“Tuan Nathan, Anda tidak apa-apa, kan?” Ryzen bergegas menghadap Nathan.“Kamu pikir, klan Martyr mampu untuk menyentuhku?” Nathan tersenyum.Rendy tercengang, dia tidak menyangka Ryzen membawa begitu banyak orang kemari untuk melindungi Nathan, dan sikap Ryzen yang begitu hormat kepada Nathan juga membuatnya kaget.Klan Martyr dan Klan Nocturnal adalah kelompok mafia paling besar di Kota Vale. Tapi dua kelompok terbesar ini malah begitu hormat pada Nathan.“R

    Last Updated : 2024-05-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 151

    "Ayah?!"Keluarga Orton memang punya kekuasaan yang cukup besar, karena mereka juga merupakan orang terkemuka di Kota Vale. Namun saat ini, meskipun hanya satu orang dari pihak lawan yang menyerang mereka, Keluarga Orton pasti akan menghilang. Pada situasi seperti ini, Zein tidak bisa tidak berlutut.Kalau tidak, bukan hanya nyawa Rendy yang akan melayang, tempat ini juga bisa menjadi makam seluruh Keluarga ​Orton!“A-ayah?!” Rendy melihat ayahnya yang langsung bersujud pada Nathan dihadapan semua orang seketika tertegun. "Apa yang kamu lakukan?!"Bagaimanapun, Keluarga Orton adalah keluarga konglomerat, Zein sebagai kepala keluarga Orton, fia malah berlutut pada Nathan yang masih seorang pemuda.PLAK!“Dasar sampah tidak berguna, masih tidak ikut berlutut?!” Zein menarik Rendy dengan kuat, lalu menamparnya dengan kuat.Ayah dan anak dari Keluarga Orton sedang bersujud dihadapan Nathan, dan Sherly yang ada di belakang mereka menatap mereka dengan bingung. Wanita itu tidak berani mempe

    Last Updated : 2024-05-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 152

    Saat itu, di dalam rumah Nathan, Maria sedang berlinang air mata, dan David sedang merokok. Raut wajahnya terlihat sendu, Darby dan Lisa juga ada disana, lalu Mary juga sedang menenangkan Maria.“Maria, tenang saja, Nathan akan baik-baik saja, dia pasti sedang dalam perjalanan pulang!” Mary memang sedang menghibur Maria, tapi wajahnya sendiri juga terlihat cemas.“Ada apa ini?” Nathan datang sembari kebingungan melihat mereka..Mereka yang mendengar suara Nathan langsung bergegas menyambut.“Nathan, kamu tidak apa-apa, kan?” Maria bergegas menghampirinya dan meraba-raba untuk memastikan Nathan tidak terluka.“Ma, aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja, hanya saja aku sangat lapar, aku belum makan!” Nathan berkata sambil tersenyum.“Syukurlah kalau tidak apa-apa. Ah …. syukurlah, Mama akan menyiapkan makanan untukmu!” Maria berkata dengan bahagia.“Maria, aku akan ikut denganmu,” Mary memapah Maria menuju dapur.“Paman Darby,” Nathan menyapa Darby yang sedang terduduk.“Nathan, kamu ben

    Last Updated : 2024-05-06
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 153

    “Hah?! Apa katamu?” Lisa bersikeras menjelaskan. “Karena pada waktu itu Nathan sedang berada dalam bahaya, jadi aku pergi ke rumahnya untuk mengabari keluarganya, apa yang sedang kamu pikirkan?!”“Sialan! Kurangi omong kosongmu itu! Hari ini aku pasti akan memecatnya, tidak ada seseorangpun yang bisa menghalangiku!" Mata Andrew memerah, tatapan matanya terlihat sangat dingin.Nathan seketika menyadari kenapa Andrew bersikap aneh, karena semalam Lisa memilih tidak menghadiri pertemuan untuk membahas pernikahan mereka, demi Nathan!Seluruh karyawan menatap mereka dalam diam, mereka juga tidak berniat memohon untuk Nathan. Bahkan, Matius yang awalnya ditempatkan dalam satu tim dengan Nathan juga tidak mengatakan apapun.Kate merasa kesenangan, dia bukan senang karena Nathan akan dipecat, tapi karena melihat Andrew dan Lisa bertengkar. Kalau mereka berdua sampai putus, maka kesempatannya untuk berpacaran dengan Andrew akan semakin besar.Karena bagaimanapun mereka diam-diam sudah berhubun

    Last Updated : 2024-05-07

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 878

    “Lalu, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Dengan kekuatan kita berdua, Squala sama sekali bukan tandingan kita!” Erya berencana bekerja sama dengan Nathan untuk membunuh Squala bersama. Jika keduanya bekerja sama, membunuh Squala akan semudah meniup debu.“Pasukanmu sudah terkena racun, Squala pasti memiliki penawarnya. Aku akan memberitahumu apa yang harus kita lakukan,” Nathan mengajarkan sebuah cara kepada Erya.Erya yang mendengarnya matanya berbinar, dan segera setuju dengan cara yang disarankan Nathan.“Erya, bunuh dia, untuk apa kau bertele-tele?!” Squala melihat Erya yang bertarung jarak dekat dengan Nathan dan tidak bisa mengalahkan Nathan, berteriak marah.“Erya, karena kamu sudah kehilangan kendali atas dirimu, jangan salahkan aku tidak segan-segan!” setelah Squala berteriak, Nathan juga berteriak dan cahaya keemasan bersinar pada kepalan tinjunya, lalu tinju itu diarahkan dengan keras ke arah Erya.Sepertinya, Nathan benar-benar sudah kehabisan kesabarannya. Walau Er

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 877

    "Bajingan! Persetan denganmu!" Erya menatap Squala yang tertawa terbahak-bahak, tatapannya dipenuhi kemarahan dan dia melayangkan tinjunya ke arah Squala.Squala menggeser kakinya dan menghindar tanpa panik.Sementara itu, tiga pria bertopeng itu mempercepat mantra mereka. Kekuatan Erya terlalu kuat, sehingga butuh waktu untuk bisa mengendalikan Erya.“Arrrghhhhhh!” Erya kembali meraung dengan keras, dia berusaha untuk kembali menyerang Squala, tapi rasa sakit yang menusuk di otaknya membuatnya jatuh ke tanah.Melihat Erya, sudut mulut Squala terangkat sedikit. “Budakku, sekarang aku perintahkan padamu, bunuh orang yang ada di hadapanmu!”Suara Squala terdengar seolah berasal dari neraka terdalam, membuat Erya yang menggila seketika menjadi tenang. Sepasang matanya yang merah menatap Nathan dengan erat, lalu bangkit berdiri.“Erya!” Melihat Erya seperti itu, Nathan mengernyitkan keningnya, tubuhnya mundur beberapa langkah ke belakang.“Matilah!” Erya menghantamkan tinjunya dengan kuat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 876

    "Bagaimana, apakah serbuk dari bunga Amarilis sudah menyebar ke seluruh pulau?" tanya Squala kepada tiga pria bertopeng dan berjubah hitam itu."Tuan Muda Ryodan, serbuk bunga itu sekarang sudah menyebar ke seluruh pulau, tapi demi tidak menimbulkan kecurigaan mereka, kami tidak banyak menyebar serbuk itu ke pinggiran," jawab seorang pria berjubah hitam."Bagus sekali, nanti setelah kembali aku akan memberi penghargaan besar kepada kalian," Squala mengangguk puas."Terima kasih, Tuan Muda Ryodan!"Tiga pria berjubah itu langsung berlutut dengan wajah gembira.Sekelompok pendekar samurai yang dibawa oleh Ryodan menunjukkan raut wajah yang tidak natural setelah mengetahui serbuk bunga Amarilis telah lama disebar di pulau itu. Serbuk itu sangat beracun dan dapat menyebabkan halusinasi, gangguan saraf, dan delusi. Bunga itu biasa disebut bunga kematian oleh keluarga Ryodan.Squala secara diam-diam menyebarkan serbuk ini di pulau tanpa memberitahu mereka terlebih dahulu. Sekarang mereka se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 875

    Di atas kapal, Nathan memimpin tim dan berdiskusi dengan tim Erya, sementara Squala dan timnya duduk di samping.“Ketua, sepertinya tim dari Northern dan Wilom sudah membentuk aliansi. Kalau begitu, bukankah kita akan dirugikan jika melawan dua tim itu?” Seorang pria berseragam samurai dan memegang Katana menghampiri Squala dan bertanya dengan suara pelan.Squala melirik Nathan dan Erya yang berbincang, tatapannya tidak menunjukkan rasa gugup, melainkan kilatan kelicikan. “Jika mereka ingin membentuk aliansi, biarkan saja. Pada saatnya, tidak satu pun dari mereka akan keluar dari pulau ini.”“Apakah ketua sudah menyiapkan tindakan pembalasan?” Pendekar samurai itu bertanya dengan suara pelan.Squala menatap pria itu dengan dingin. “Bodoh, apakah itu pertanyaan yang harus kamu tanyakan?”Melihat Squala marah, pendekar samurai itu ketakutan, dia segera membungkuk dan meminta maaf. “M-maaf, aku salah!”Setelah beberapa jam di atas perahu layar, perahu itu tiba di pulau kecil itu dengan c

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 874

    Nathan sebenarnya juga merasa hal itu sulit, karena tempat itu ramai didatangi dan merupakan objek wisata. Hampir tidak mungkin menyembunyikannya dari publik."Kalau begitu, kita bicarakan lagi nanti. Untung saja aku sudah menyegel makam kuno itu dengan formasi sihir, jadi orang biasa tidak akan bisa mendeteksinya," kata Nathan dengan pasrah."Tuan, makam kaisar seperti itu biasanya tidak boleh dilakukan penggalian pribadi. Walaupun ditemukan, tidak banyak gunanya. Namun, kamu bisa menggunakan penemuan makam kaisar ini untuk membantumu pada saatnya tiba. Mungkin bisa membantumu mendapatkan tempat dalam pelatihan tahun ini," ujar Nelson."Pelatihan?" tanya Nathan bingung."Ini adalah kolaborasi antara pemerintahan dan Martial Shrine. Mereka memilih kawasan arkeologi untuk dijadikan tempat berlatih bagi seniman bela diri muda. Ini adalah acara yang diselenggarakan oleh pemerintahan untuk menyenangkan hati orang-orang," jelas Nelson.Setelah mendengar penjelasan Nelson, Nathan langsung t

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 873

    Setelah setengah jam, Nathan dan Milan kembali ke perjamuan dan menemukan Sienna serta Yarke sudah mabuk dan tidak sadarkan diri. Nathan tersenyum tak berdaya, lalu membawa Sienna pergi.Di tempat lain, berbeda dengan kepolisian, ada sebuah hotel yang tidak jauh dari gedung kepolisian. Raut wajah Squala menjadi dingin saat melihat lampu-lampu terang dan hiruk pikuk di kepolisian."Tuan Ryodan, ada pesan dari dalam negeri yang memintaku menjelaskan masalah hari ini. Apa yang harus aku katakan?" Seorang pria berjas mendekat. Dia adalah ketua delegasi Negara Solara, tapi di hadapan Squala, dia tidak berani bersikap tidak hormat.Walau Squala sudah kalah dan mengakui kekalahannya, mereka tidak berani menertawakannya. Di Negara Solara, Squala memiliki dukungan dari seluruh keluarga Ryodan. Bahkan keluarga kerajaan pun harus bersikap sopan kepada Keluarga Ryodan."Menjelaskan apa? Menjelaskan bagaimana aku bisa kalah? Beritahu mereka, aku sengaja menunjukkan kelemahanku dan kalah. Saat komp

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 872

    "Nona Yarke, kau salah paham, kami hanya teman," Nathan menjelaskan."Aku rasa tidak seperti itu. Tatapan Nona Sienna terhadapmu dipenuhi dengan rasa cinta," kata Yarke sambil melirik Sienna."Kamu salah lihat!" Nathan tersenyum canggung.“Hahaha!” Yarke tertawa. "Kalau Nona Sienna bukan pacarmu, lalu di mana pacarmu? Aku ingin melihat wanita yang bisa bersanding denganmu."Yarke mengangkat gelasnya dan berpindah ke samping Nathan. Raut wajah Sienna berubah dingin, tak senang melihat sikap Yarke."Pacarku tidak ada di sini, aku juga tidak tahu di mana dia sekarang," kata Nathan dengan tatapan penuh kerinduan. Sudah dua bulan sejak dia berpisah dengan Sarah, dan dia sangat merindukannya."Sebagai pacar, kamu tidak terlalu baik. Kamu bahkan tidak tahu di mana pacarmu sekarang. Apakah dia tidak takut wanita lain merebutmu?" tanya Yarke, mendekat ke arah Nathan. Tangannya diletakkan di atas paha Nathan, membuat jantungnya berdegup kencang.Melihat sikap proaktif Yarke, wajah Sienna semaki

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 871

    Sementara itu, di kediaman Keluarga Zellon.Jazer menerima kabar kemenangan Nathan dalam kompetisi. Namun, tak ada ekspresi senang ataupun sedih di wajahnya."Kieran, jika kamu bertarung satu lawan satu dengan Nathan, apakah kamu yakin bisa menang?" tanya Jazer, menoleh ke arah Kieran.Kieran ragu sejenak lalu menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak yakin."Dulu, Kieran akan mengangguk tanpa ragu, bahkan tidak menganggap Nathan serius. Tapi hari ini, Kieran tidak yakin, karena Nathan telah mengalahkan Squala.Jazer menatap Kieran lalu bertanya. "Kalau kamu benar-benar bertarung satu lawan satu dengan Nathan dan tidak bisa mengalahkannya, apa kamu tahu kenapa?""Kenapa?" Kieran menatap Jazer bingung."Karena Nathan memiliki garis keturunan Keluarga Zellon, sedangkan kamu hanyalah keturunan tidak langsung!"Kata-kata Jazer membuat Kieran menundukkan kepala. Sebagai keturunan tidak langsung, Kieran selalu dianggap sebelah mata. Oleh karena itu, dia berlatih keras dan mengandalkan bakatn

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 870

    Orang ini sudah membuat musuh yang tidak terhitung jumlahnya. Orang-orang yang kalah di tangannya mati dengan cedera berat, dan dia jarang sekali mengampuni orang lain. Namun hari ini gilirannya sudah tiba. Raut wajah Squala menjadi pucat, tatapannya penuh dengan ketakutan!Tidak ada orang yang tidak takut mati, terutama orang-orang seperti Squala. Dia adalah orang yang dicari oleh jutaan orang, berdiri di posisi paling tinggi, dan mereka bahkan lebih takut pada kematian daripada yang lainnya.“A-aku mengaku kalah .…” Saat Nathan hendak melayangkan pukulannya untuk menghabisi Squala, Squala tiba-tiba melakukan gerakan yang tidak terduga.Squala membuang katana yang ada di tangannya lalu berlutut di tanah dengan pose yang saleh dan mengakui kekalahannya tanpa ragu-ragu. Dia tahu, aturan dari kompetisi ini, jika pihak lawan mengaku kalah, maka lawannya tidak boleh menyerang lagi. Oleh karena itu, Squala yang membunuh dan melukai orang di atas arena, selalu mengambil kesempatan agar lawa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status