Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 100- Pelukan Hangat

Share

Bab 100- Pelukan Hangat

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-29 14:36:36

Sosok berjubah hitam itu menatap Darrel dengan waspada. Ada sesuatu yang begitu kuat dalam diri pemuda itu—sesuatu yang bahkan ia sendiri tak bisa mengukur batasnya.

Dalam kekosongan ruang gua di bawah jurang yang sunyi, sosok itu tahu, dia sedang menghadapi lawan yang jauh lebih kuat dari yang ia bayangkan.

Namun, kebanggaan dan keberaniannya tak memudar. "Siapapun dirimu, aku tak peduli," teriaknya, suaranya penuh kebencian. "Yang jelas, kau harus bertanggung jawab karena merusak benda itu!" Ia mengangkat kedua tangannya, bola energi hitam besar terbentuk di telapak tangannya.

Dalam sekejap, bola itu melesat ke arah Darrel, mengguncang udara di sekitarnya dengan energi gelap yang mengerikan.

Serangan itu terbang dengan kecepatan luar biasa, seakan-akan tak ada yang bisa menghalanginya.

Tapi Darrel, yang hanya berdiri diam, menunjukkan ketenangan yang luar biasa.

Sebelum bola energi hitam itu mencapai sasaran, sebuah cahaya keemasan melesat begitu cepat, membelah bola itu dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 101- Ucapan Terimakasih

    Di aula megah Istana Moodale, suasana berubah menjadi hening ketika Darrel, Vindel, dan Cilera berlutut dengan penuh penghormatan di hadapan Lord Aron, penguasa negeri Elf yang dihormati. Lord Aron duduk di atas singgasananya yang terbuat dari kayu kuno dengan ukiran unik, dihiasi dengan kilauan kristal yang memancarkan cahaya lembut. Ia memandangi mereka bertiga dengan tatapan lega sekaligus senang."Sudahlah, anak muda," ujar Lord Aron sambil melangkah maju. Suaranya tegas namun penuh kehangatan. "Kalian tak perlu berlutut terlalu lama, terutama bagi seorang Pembawa Takdir sepertimu, Darrel... Berdirilah."Vindel, dengan rasa gugup yang jelas terlihat dari raut wajahnya, segera menjawab, "Sudah tugas kami memberikan penghormatan padamu, Yang Mulia. Anda tidak perlu merasa sungkan." Suaranya terdengar penuh hormat, tetapi sedikit gugup.Lord Aron tertawa ringan, menunjukkan kebijaksanaan dan wibawanya. "Tak ada yang lebih patut dihargai selain orang yang gagah berani menyelamatkan n

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 102- Kembali Ke Kota Morph

    Di balik pintu besar ruang kerja Duke Davin, suara berat dan penuh wibawa pemiliknya terdengar bercampur rasa penasaran. Namun, semua itu seolah hilang saat sosok yang ia kenali memasuki ruangan dengan langkah tenang. Pemuda itu berdiri tegak, tubuhnya memancarkan aura yang berbeda, lebih matang, dan penuh wibawa."Sudah lama tak bertemu, Ayah," ujar Darrel dengan suara tenang namun sarat emosi yang ia coba kendalikan.Duke Davin, yang sedang memeriksa dokumen di mejanya, mendongak. Ia tertegun sejenak, matanya membelalak penuh keterkejutan. Aura pemuda di depannya membuatnya sulit dipercaya. Bagaimana mungkin ia tidak merasakan kehadirannya, padahal sebagai Great Sword Master, kepekaan adalah kekuatan alaminya."Darrel?" gumam Duke Davin pelan, seolah ingin memastikan dirinya tidak salah lihat.Darrel mengangguk kecil. "Ya, Ayah. Aku kembali."Beberapa saat hening. Duke Davin hanya berdiri menatap Darrel, menganalisis setiap inci dari anaknya. Pemuda itu telah berubah. Sorot mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 103- Tamu? Duke Lionheart?

    Darrel melangkah dengan tenang menuju lapangan latihan yang terletak di sebelah timur kediaman Duke. Udara pagi masih segar, dengan sinar matahari yang memantul lembut di atas permukaan rumput hijau. Namun, suasana hati Darrel tidak seluas langit yang cerah.Dari kejauhan, ia melihat sosok yang tak asing, seorang kesatria paruh baya yang sedang memberikan instruksi kepada beberapa prajurit muda. Tiba-tiba, Virgo menghentikan ucapannya, matanya membelalak saat melihat Darrel yang berdiri di sana dengan postur tegap dan aura yang begitu kuat."Tuan Muda!?" seru Virgo, nyaris terengah-engah oleh keterkejutannya. Ia bergegas mendekati Darrel, meninggalkan para prajurit yang kebingungan. Sesampainya di hadapan Darrel, ia menundukkan kepala dengan hormat, emosinya tampak jelas dari air mata yang nyaris jatuh."Akhirnya Anda kembali, Tuan Muda. Sukurlah Anda baik-baik saja," ucap Virgo dengan suara parau yang dipenuhi kelegaan. Tangannya bahkan menyeka sudut matanya.Darrel tersenyum tipi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 104- Penghinaan

    Darrel berdiri di samping ayahnya, Duke Davin Van Bertrand, di aula utama kediaman keluarga mereka. Ruangan megah itu dipenuhi ukiran halus di dinding dan lantai marmer yang berkilauan, memberikan suasana yang anggun namun tegang.“Maaf jika aku mengejutkanmu, nak,” ujar Duke Davin pelan, suaranya agak terpaut dengan rasa bersalah. “Alasan kedatangan Duke Melwyn Lionheart kali ini adalah untuk membahas pertunangan yang telah disepakati sejak kau masih kecil.”Darrel menatap ayahnya dengan ekspresi terkejut yang sulit disembunyikan. “Pertunangan?!” serunya setengah berbisik. “Sejak kapan ayah melakukan itu? Dan kenapa aku tidak pernah tahu?”Duke Davin hanya tersenyum tipis, menepuk bahu putranya dengan lembut. “Kau tahu, saat itu, aku hanya berpikir ini adalah keputusan terbaik untuk keluarga kita. Tapi kupikir sekarang waktu yang tepat untuk kau mengetahuinya.”Namun, Darrel tidak memiliki kesempatan untuk memprotes lebih jauh. Sebuah suara menggema di aula.“Duke Lionheart dan kelua

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 105- Darrel Vs Revil Lionheart

    Kerumunan di sekitar lapangan latihan semakin ramai. Bisik-bisik dan antisipasi memenuhi udara saat dua pemuda bangsawan berdiri saling berhadapan, dikelilingi aura persaingan yang intens. Para pelayan, prajurit, bahkan tamu dari keluarga Lionheart menahan napas, menanti siapa yang akan keluar sebagai pemenang.Duke Melwyn, yang duduk di podium kehormatan bersama Duke Davin, menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. “Haa, anak itu. Dia selalu seperti ini kemanapun dia pergi,” katanya, nada suaranya campur aduk antara lelah dan sedikit malu.Namun, Duke Davin hanya tertawa kecil, menyambut ucapan sahabat lamanya dengan ringan. “Anak muda zaman sekarang memang dipenuhi semangat yang membara, bukankah ini hal yang biasa, Tuan Melwyn?”“Tetap saja, aku khawatir ini akan merepotkan…” Duke Melwyn tampak cemas, meski sedikit lega mendengar tanggapan sahabatnya.Duke Davin menepuk bahu Melwyn dengan lembut. “Tenang saja. Ini hanya urusan kecil antara anak muda. Tidak mungkin hubun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 106- Keputusan

    Setelah kejadian di tempat latihan sehari yang lalu, kini komdisi di kediaman Duke Van Bertrand kembali seperti semula...Suasana di dalam ruang tamu yang besar itu dipenuhi ketegangan yang tak terlihat. Lampu gantung kristal yang berkilauan memantulkan bayangan samar di dinding, seolah menjadi saksi bisu percakapan penting yang akan memengaruhi masa depan dua keluarga besar.Duke Davin duduk dengan tenang di kursinya, wajahnya menunjukkan ketegasan. Tatapan matanya yang tajam mengarah pada Darrel dan Yurie yang duduk berdampingan di hadapan meja panjang. Suaranya terdengar tegas, penuh wibawa, namun tetap mempertimbangkan kepentingan semua pihak.“Kita seharusnya menyerahkan masalah ini kepada anak-anak kita. Meskipun pertunangan ini telah dijalin sejak mereka kecil, kita harus mendengarkan pendapat mereka terlebih dahulu,” ujar Duke Davin sambil melirik Melwyn, sahabat sekaligus pemimpin keluarga Lionheart.Duke Melwyn, yang duduk di sisi lain meja, menghela napas panjang. Ia menat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 107- Pemuda Arogan

    Perjalanan panjang yang ditempuh Darrel dan rombongannya akhirnya mencapai tujuan. Kekaisaran Ravencroft menyambut mereka dengan segala kemegahannya. Senja menorehkan garis keemasan di tembok-tembok kokoh kota, menciptakan suasana yang mendebarkan hati.Istana Kekaisaran menjulang megah di tengah ibu kota, seperti simbol mutlak kekuatan yang tak tergoyahkan. Gerbang utama yang dihiasi ukiran pedang dan perisai terbuka perlahan, menyambut para tamu penting yang datang dari berbagai penjuru negeri.Kereta Darrel berhenti di halaman istana. Deretan prajurit kekaisaran berseragam biru gelap berjajar di kedua sisi, menyambut rombongan dengan penghormatan penuh wibawa. Darrel turun dari kereta dengan langkah tenang, mengenakan pakaian resmi berwarna hitam dengan bordir emas. Lambang keluarga Van Bertrand, kepala naga dengan pedang melintasi rahangnya, terpampang jelas di dadanya.“Selamat datang di istana Kekaisaran Ravencroft, Tuan Duke Van Bertrand,” seorang pelayan menyambut dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 1-Kisah Masa Lalu Raja Naga

    Dalam kegelapan malam, langit membentang luas di atas pegunungan Tethra, diterangi hanya oleh cahaya bintang-bintang. Di bawah langit yang tenang itu, kerajaan Drakonik berjaga dalam keheningan. Di tengah pusat kerajaan, berdiri sebuah kastil megah yang dipahat dari batu hitam, tempat Raja Naga, Drakonis, memerintah dengan bijaksana. Sebagai penguasa naga terakhir, ia memiliki kekuatan besar yang tak tertandingi di dunia manusia. Drakonis telah menjaga keseimbangan antara manusia dan makhluk magis selama berabad-abad. Namun, di malam itu, ketenangan hanya menjadi ilusi tipis. Sesuatu yang gelap, berbahaya, dan tidak terlihat sedang bersembunyi di balik tembok kastil. Jenderal Arkanis, salah satu panglima perang terpercaya Raja Naga, berjalan cepat melewati koridor batu yang dingin, matanya penuh tekad dan niat busuk. Dalam diam, ia menggenggam erat sebuah permata hitam, artefak kuno yang selama ini tersembunyi dari pandangan Drakonis. Raja Naga duduk di singgasananya, tubuhnya yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 107- Pemuda Arogan

    Perjalanan panjang yang ditempuh Darrel dan rombongannya akhirnya mencapai tujuan. Kekaisaran Ravencroft menyambut mereka dengan segala kemegahannya. Senja menorehkan garis keemasan di tembok-tembok kokoh kota, menciptakan suasana yang mendebarkan hati.Istana Kekaisaran menjulang megah di tengah ibu kota, seperti simbol mutlak kekuatan yang tak tergoyahkan. Gerbang utama yang dihiasi ukiran pedang dan perisai terbuka perlahan, menyambut para tamu penting yang datang dari berbagai penjuru negeri.Kereta Darrel berhenti di halaman istana. Deretan prajurit kekaisaran berseragam biru gelap berjajar di kedua sisi, menyambut rombongan dengan penghormatan penuh wibawa. Darrel turun dari kereta dengan langkah tenang, mengenakan pakaian resmi berwarna hitam dengan bordir emas. Lambang keluarga Van Bertrand, kepala naga dengan pedang melintasi rahangnya, terpampang jelas di dadanya.“Selamat datang di istana Kekaisaran Ravencroft, Tuan Duke Van Bertrand,” seorang pelayan menyambut dengan s

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 106- Keputusan

    Setelah kejadian di tempat latihan sehari yang lalu, kini komdisi di kediaman Duke Van Bertrand kembali seperti semula...Suasana di dalam ruang tamu yang besar itu dipenuhi ketegangan yang tak terlihat. Lampu gantung kristal yang berkilauan memantulkan bayangan samar di dinding, seolah menjadi saksi bisu percakapan penting yang akan memengaruhi masa depan dua keluarga besar.Duke Davin duduk dengan tenang di kursinya, wajahnya menunjukkan ketegasan. Tatapan matanya yang tajam mengarah pada Darrel dan Yurie yang duduk berdampingan di hadapan meja panjang. Suaranya terdengar tegas, penuh wibawa, namun tetap mempertimbangkan kepentingan semua pihak.“Kita seharusnya menyerahkan masalah ini kepada anak-anak kita. Meskipun pertunangan ini telah dijalin sejak mereka kecil, kita harus mendengarkan pendapat mereka terlebih dahulu,” ujar Duke Davin sambil melirik Melwyn, sahabat sekaligus pemimpin keluarga Lionheart.Duke Melwyn, yang duduk di sisi lain meja, menghela napas panjang. Ia menat

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 105- Darrel Vs Revil Lionheart

    Kerumunan di sekitar lapangan latihan semakin ramai. Bisik-bisik dan antisipasi memenuhi udara saat dua pemuda bangsawan berdiri saling berhadapan, dikelilingi aura persaingan yang intens. Para pelayan, prajurit, bahkan tamu dari keluarga Lionheart menahan napas, menanti siapa yang akan keluar sebagai pemenang.Duke Melwyn, yang duduk di podium kehormatan bersama Duke Davin, menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. “Haa, anak itu. Dia selalu seperti ini kemanapun dia pergi,” katanya, nada suaranya campur aduk antara lelah dan sedikit malu.Namun, Duke Davin hanya tertawa kecil, menyambut ucapan sahabat lamanya dengan ringan. “Anak muda zaman sekarang memang dipenuhi semangat yang membara, bukankah ini hal yang biasa, Tuan Melwyn?”“Tetap saja, aku khawatir ini akan merepotkan…” Duke Melwyn tampak cemas, meski sedikit lega mendengar tanggapan sahabatnya.Duke Davin menepuk bahu Melwyn dengan lembut. “Tenang saja. Ini hanya urusan kecil antara anak muda. Tidak mungkin hubun

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 104- Penghinaan

    Darrel berdiri di samping ayahnya, Duke Davin Van Bertrand, di aula utama kediaman keluarga mereka. Ruangan megah itu dipenuhi ukiran halus di dinding dan lantai marmer yang berkilauan, memberikan suasana yang anggun namun tegang.“Maaf jika aku mengejutkanmu, nak,” ujar Duke Davin pelan, suaranya agak terpaut dengan rasa bersalah. “Alasan kedatangan Duke Melwyn Lionheart kali ini adalah untuk membahas pertunangan yang telah disepakati sejak kau masih kecil.”Darrel menatap ayahnya dengan ekspresi terkejut yang sulit disembunyikan. “Pertunangan?!” serunya setengah berbisik. “Sejak kapan ayah melakukan itu? Dan kenapa aku tidak pernah tahu?”Duke Davin hanya tersenyum tipis, menepuk bahu putranya dengan lembut. “Kau tahu, saat itu, aku hanya berpikir ini adalah keputusan terbaik untuk keluarga kita. Tapi kupikir sekarang waktu yang tepat untuk kau mengetahuinya.”Namun, Darrel tidak memiliki kesempatan untuk memprotes lebih jauh. Sebuah suara menggema di aula.“Duke Lionheart dan kelua

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 103- Tamu? Duke Lionheart?

    Darrel melangkah dengan tenang menuju lapangan latihan yang terletak di sebelah timur kediaman Duke. Udara pagi masih segar, dengan sinar matahari yang memantul lembut di atas permukaan rumput hijau. Namun, suasana hati Darrel tidak seluas langit yang cerah.Dari kejauhan, ia melihat sosok yang tak asing, seorang kesatria paruh baya yang sedang memberikan instruksi kepada beberapa prajurit muda. Tiba-tiba, Virgo menghentikan ucapannya, matanya membelalak saat melihat Darrel yang berdiri di sana dengan postur tegap dan aura yang begitu kuat."Tuan Muda!?" seru Virgo, nyaris terengah-engah oleh keterkejutannya. Ia bergegas mendekati Darrel, meninggalkan para prajurit yang kebingungan. Sesampainya di hadapan Darrel, ia menundukkan kepala dengan hormat, emosinya tampak jelas dari air mata yang nyaris jatuh."Akhirnya Anda kembali, Tuan Muda. Sukurlah Anda baik-baik saja," ucap Virgo dengan suara parau yang dipenuhi kelegaan. Tangannya bahkan menyeka sudut matanya.Darrel tersenyum tipi

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 102- Kembali Ke Kota Morph

    Di balik pintu besar ruang kerja Duke Davin, suara berat dan penuh wibawa pemiliknya terdengar bercampur rasa penasaran. Namun, semua itu seolah hilang saat sosok yang ia kenali memasuki ruangan dengan langkah tenang. Pemuda itu berdiri tegak, tubuhnya memancarkan aura yang berbeda, lebih matang, dan penuh wibawa."Sudah lama tak bertemu, Ayah," ujar Darrel dengan suara tenang namun sarat emosi yang ia coba kendalikan.Duke Davin, yang sedang memeriksa dokumen di mejanya, mendongak. Ia tertegun sejenak, matanya membelalak penuh keterkejutan. Aura pemuda di depannya membuatnya sulit dipercaya. Bagaimana mungkin ia tidak merasakan kehadirannya, padahal sebagai Great Sword Master, kepekaan adalah kekuatan alaminya."Darrel?" gumam Duke Davin pelan, seolah ingin memastikan dirinya tidak salah lihat.Darrel mengangguk kecil. "Ya, Ayah. Aku kembali."Beberapa saat hening. Duke Davin hanya berdiri menatap Darrel, menganalisis setiap inci dari anaknya. Pemuda itu telah berubah. Sorot mata

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 101- Ucapan Terimakasih

    Di aula megah Istana Moodale, suasana berubah menjadi hening ketika Darrel, Vindel, dan Cilera berlutut dengan penuh penghormatan di hadapan Lord Aron, penguasa negeri Elf yang dihormati. Lord Aron duduk di atas singgasananya yang terbuat dari kayu kuno dengan ukiran unik, dihiasi dengan kilauan kristal yang memancarkan cahaya lembut. Ia memandangi mereka bertiga dengan tatapan lega sekaligus senang."Sudahlah, anak muda," ujar Lord Aron sambil melangkah maju. Suaranya tegas namun penuh kehangatan. "Kalian tak perlu berlutut terlalu lama, terutama bagi seorang Pembawa Takdir sepertimu, Darrel... Berdirilah."Vindel, dengan rasa gugup yang jelas terlihat dari raut wajahnya, segera menjawab, "Sudah tugas kami memberikan penghormatan padamu, Yang Mulia. Anda tidak perlu merasa sungkan." Suaranya terdengar penuh hormat, tetapi sedikit gugup.Lord Aron tertawa ringan, menunjukkan kebijaksanaan dan wibawanya. "Tak ada yang lebih patut dihargai selain orang yang gagah berani menyelamatkan n

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 100- Pelukan Hangat

    Sosok berjubah hitam itu menatap Darrel dengan waspada. Ada sesuatu yang begitu kuat dalam diri pemuda itu—sesuatu yang bahkan ia sendiri tak bisa mengukur batasnya. Dalam kekosongan ruang gua di bawah jurang yang sunyi, sosok itu tahu, dia sedang menghadapi lawan yang jauh lebih kuat dari yang ia bayangkan.Namun, kebanggaan dan keberaniannya tak memudar. "Siapapun dirimu, aku tak peduli," teriaknya, suaranya penuh kebencian. "Yang jelas, kau harus bertanggung jawab karena merusak benda itu!" Ia mengangkat kedua tangannya, bola energi hitam besar terbentuk di telapak tangannya. Dalam sekejap, bola itu melesat ke arah Darrel, mengguncang udara di sekitarnya dengan energi gelap yang mengerikan.Serangan itu terbang dengan kecepatan luar biasa, seakan-akan tak ada yang bisa menghalanginya. Tapi Darrel, yang hanya berdiri diam, menunjukkan ketenangan yang luar biasa. Sebelum bola energi hitam itu mencapai sasaran, sebuah cahaya keemasan melesat begitu cepat, membelah bola itu dengan

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 99- Akhir Ras Iblis

    Setelah kekacauan di medan perang perlahan mereda, keheningan yang ganjil menyelimuti tanah yang sebelumnya menjadi saksi bisu pertarungan dahsyat. Darrel berdiri tegap di tengah reruntuhan dan darah yang membasahi tanah, napasnya berhembus halus, tapi matanya masih memancarkan kilatan emas yang mengintimidasi. Tubuhnya telanjang dada, otot-ototnya yang tegas kini terlihat jelas, namun pakaian dari sisik naga melindungi setengah bagian bawah tubuhnya, menciptakan aura seorang kesatria legendaris.Di sekelilingnya, pasukan elf yang tersisa bersorak-sorai. Sorakan kemenangan bergema, memenuhi udara yang sebelumnya dihiasi teriakan perang dan dentingan senjata. Pasukan iblis yang kehilangan pemimpin mereka, Luciferos, menjadi kacau dan bingung. Mereka yang tersisa mencoba melarikan diri, tapi suku elf dengan mudah memburu mereka, membabat habis sisa-sisa kegelapan tanpa ampun.Cilera, yang masih berdiri tak jauh dari medan perang, perlahan mendekati Darrel. Wajahnya menunjukkan campur

DMCA.com Protection Status