Home / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 102- Kembali Ke Kota Morph

Share

Bab 102- Kembali Ke Kota Morph

Author: Murlox
last update Last Updated: 2024-12-30 12:41:01

Di balik pintu besar ruang kerja Duke Davin, suara berat dan penuh wibawa pemiliknya terdengar bercampur rasa penasaran.

Namun, semua itu seolah hilang saat sosok yang ia kenali memasuki ruangan dengan langkah tenang.

Pemuda itu berdiri tegak, tubuhnya memancarkan aura yang berbeda, lebih matang, dan penuh wibawa.

"Sudah lama tak bertemu, Ayah," ujar Darrel dengan suara tenang namun sarat emosi yang ia coba kendalikan.

Duke Davin, yang sedang memeriksa dokumen di mejanya, mendongak. Ia tertegun sejenak, matanya membelalak penuh keterkejutan.

Aura pemuda di depannya membuatnya sulit dipercaya. Bagaimana mungkin ia tidak merasakan kehadirannya, padahal sebagai Great Sword Master, kepekaan adalah kekuatan alaminya.

"Darrel?" gumam Duke Davin pelan, seolah ingin memastikan dirinya tidak salah lihat.

Darrel mengangguk kecil. "Ya, Ayah. Aku kembali."

Beberapa saat hening. Duke Davin hanya berdiri menatap Darrel, menganalisis setiap inci dari anaknya. Pemuda itu telah berubah.

Sorot mata
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 103- Tamu? Duke Lionheart?

    Darrel melangkah dengan tenang menuju lapangan latihan yang terletak di sebelah timur kediaman Duke. Udara pagi masih segar, dengan sinar matahari yang memantul lembut di atas permukaan rumput hijau. Namun, suasana hati Darrel tidak seluas langit yang cerah.Dari kejauhan, ia melihat sosok yang tak asing, seorang kesatria paruh baya yang sedang memberikan instruksi kepada beberapa prajurit muda. Tiba-tiba, Virgo menghentikan ucapannya, matanya membelalak saat melihat Darrel yang berdiri di sana dengan postur tegap dan aura yang begitu kuat."Tuan Muda!?" seru Virgo, nyaris terengah-engah oleh keterkejutannya. Ia bergegas mendekati Darrel, meninggalkan para prajurit yang kebingungan. Sesampainya di hadapan Darrel, ia menundukkan kepala dengan hormat, emosinya tampak jelas dari air mata yang nyaris jatuh."Akhirnya Anda kembali, Tuan Muda. Sukurlah Anda baik-baik saja," ucap Virgo dengan suara parau yang dipenuhi kelegaan. Tangannya bahkan menyeka sudut matanya.Darrel tersenyum tipi

    Last Updated : 2024-12-30
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 104- Penghinaan

    Darrel berdiri di samping ayahnya, Duke Davin Van Bertrand, di aula utama kediaman keluarga mereka. Ruangan megah itu dipenuhi ukiran halus di dinding dan lantai marmer yang berkilauan, memberikan suasana yang anggun namun tegang.“Maaf jika aku mengejutkanmu, nak,” ujar Duke Davin pelan, suaranya agak terpaut dengan rasa bersalah. “Alasan kedatangan Duke Melwyn Lionheart kali ini adalah untuk membahas pertunangan yang telah disepakati sejak kau masih kecil.”Darrel menatap ayahnya dengan ekspresi terkejut yang sulit disembunyikan. “Pertunangan?!” serunya setengah berbisik. “Sejak kapan ayah melakukan itu? Dan kenapa aku tidak pernah tahu?”Duke Davin hanya tersenyum tipis, menepuk bahu putranya dengan lembut. “Kau tahu, saat itu, aku hanya berpikir ini adalah keputusan terbaik untuk keluarga kita. Tapi kupikir sekarang waktu yang tepat untuk kau mengetahuinya.”Namun, Darrel tidak memiliki kesempatan untuk memprotes lebih jauh. Sebuah suara menggema di aula.“Duke Lionheart dan kelua

    Last Updated : 2024-12-30
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 105- Darrel Vs Revil Lionheart

    Kerumunan di sekitar lapangan latihan semakin ramai. Bisik-bisik dan antisipasi memenuhi udara saat dua pemuda bangsawan berdiri saling berhadapan, dikelilingi aura persaingan yang intens. Para pelayan, prajurit, bahkan tamu dari keluarga Lionheart menahan napas, menanti siapa yang akan keluar sebagai pemenang.Duke Melwyn, yang duduk di podium kehormatan bersama Duke Davin, menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. “Haa, anak itu. Dia selalu seperti ini kemanapun dia pergi,” katanya, nada suaranya campur aduk antara lelah dan sedikit malu.Namun, Duke Davin hanya tertawa kecil, menyambut ucapan sahabat lamanya dengan ringan. “Anak muda zaman sekarang memang dipenuhi semangat yang membara, bukankah ini hal yang biasa, Tuan Melwyn?”“Tetap saja, aku khawatir ini akan merepotkan…” Duke Melwyn tampak cemas, meski sedikit lega mendengar tanggapan sahabatnya.Duke Davin menepuk bahu Melwyn dengan lembut. “Tenang saja. Ini hanya urusan kecil antara anak muda. Tidak mungkin hubun

    Last Updated : 2024-12-31
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 106- Keputusan

    Setelah kejadian di tempat latihan sehari yang lalu, kini komdisi di kediaman Duke Van Bertrand kembali seperti semula...Suasana di dalam ruang tamu yang besar itu dipenuhi ketegangan yang tak terlihat. Lampu gantung kristal yang berkilauan memantulkan bayangan samar di dinding, seolah menjadi saksi bisu percakapan penting yang akan memengaruhi masa depan dua keluarga besar.Duke Davin duduk dengan tenang di kursinya, wajahnya menunjukkan ketegasan. Tatapan matanya yang tajam mengarah pada Darrel dan Yurie yang duduk berdampingan di hadapan meja panjang. Suaranya terdengar tegas, penuh wibawa, namun tetap mempertimbangkan kepentingan semua pihak.“Kita seharusnya menyerahkan masalah ini kepada anak-anak kita. Meskipun pertunangan ini telah dijalin sejak mereka kecil, kita harus mendengarkan pendapat mereka terlebih dahulu,” ujar Duke Davin sambil melirik Melwyn, sahabat sekaligus pemimpin keluarga Lionheart.Duke Melwyn, yang duduk di sisi lain meja, menghela napas panjang. Ia menat

    Last Updated : 2024-12-31
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 107- Pemuda Arogan

    Perjalanan panjang yang ditempuh Darrel dan rombongannya akhirnya mencapai tujuan. Kekaisaran Ravencroft menyambut mereka dengan segala kemegahannya. Senja menorehkan garis keemasan di tembok-tembok kokoh kota, menciptakan suasana yang mendebarkan hati.Istana Kekaisaran menjulang megah di tengah ibu kota, seperti simbol mutlak kekuatan yang tak tergoyahkan. Gerbang utama yang dihiasi ukiran pedang dan perisai terbuka perlahan, menyambut para tamu penting yang datang dari berbagai penjuru negeri.Kereta Darrel berhenti di halaman istana. Deretan prajurit kekaisaran berseragam biru gelap berjajar di kedua sisi, menyambut rombongan dengan penghormatan penuh wibawa. Darrel turun dari kereta dengan langkah tenang, mengenakan pakaian resmi berwarna hitam dengan bordir emas. Lambang keluarga Van Bertrand, kepala naga dengan pedang melintasi rahangnya, terpampang jelas di dadanya.“Selamat datang di istana Kekaisaran Ravencroft, Tuan Duke Van Bertrand,” seorang pelayan menyambut dengan s

    Last Updated : 2025-01-01
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 108- Pangeran Ignor Ravendel

    Saat suasana mulai tegang, Darrel tetap tenang di kursinya. Gelas anggur di tangannya berkilau diterpa cahaya lilin, sementara ia menikmati pemandangan aula tanpa terganggu oleh suara berisik Armand, pemuda yang terus berusaha menarik perhatian dengan cara murahan.Namun, ketenangan itu segera pecah oleh kedatangan seorang gadis berambut hitam panjang yang melangkah anggun menuju tempat mereka.Yurie Lionheart, dengan wajah cantik yang tak tertandingi dan tatapan dingin yang menusuk, menghentikan langkahnya di dekat Darrel. Kehadirannya langsung menarik perhatian seluruh orang, terutama Armand, yang tampak terkejut.“Oh, itu kamu, Nona Yurie. Senang bisa bertemu denganmu lagi!” Clara, yang berdiri di samping Armand, menyapa dengan suara ramah.Namun, sapaan Clara tak cukup mengalihkan perhatian Armand yang kini terpaku pada Yurie. Tatapan matanya berubah menjadi genit, sementara senyum ramah yang dibuat-buat tersungging di bibirnya.Siapa gadis cantik ini? Apa dia punya hubungan deng

    Last Updated : 2025-01-01
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 109- Perseteruan Pangeran

    Setelah Pangeran Ignor menyelesaikan pidatonya dan mendapat tepuk tangan penuh penghormatan, suasana aula kembali menjadi riuh. Namun, ketegangan merayap saat pintu utama aula terbuka sekali lagi.Seorang pemuda berambut cokelat tua memasuki ruangan, mengenakan jubah sederhana berwarna hitam dengan lambang keluarga kekaisaran Ravendel di dadanya. Langkahnya tegap, namun aura yang ia bawa tampak sunyi.Pangeran Lucas Ravendel, putra pertama Kaisar Ravendel, telah tiba.Namun, berbeda dengan sambutan hangat yang diterima Pangeran Ignor, kehadiran Lucas disambut dengan tatapan dingin, senyuman palsu, dan bisikan sinis.“Beraninya anak haram ini muncul di acara sebesar ini?” bisik seorang bangsawan perempuan sambil menutup mulutnya dengan kipas. “Dia tak tahu malu. Pangeran Ignor jelas lebih pantas menjadi putra mahkota.”“Aku heran mengapa Kaisar masih membiarkan dia memakai lambang Ravendel,” sahut seorang pria tua dengan nada menghina.Namun, Lucas berjalan dengan kepala tegak. Tatapan

    Last Updated : 2025-01-01
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 110- Kekacauan

    "Apakah Duke Van Bertrand tak pernah mengajarimu sopan santun, nak?" Sebuah suara lantang penuh arogansi memecah keheningan. Marquis Gareth Bicris, seorang bangsawan paruh baya dengan tubuh tinggi besar dan wajah penuh keangkuhan, melangkah maju. Ia berdiri di sisi Pangeran Ignor, matanya menatap Darrel seolah memandang seorang budak rendah.Darrel tetap tenang, tatapannya tidak bergeming. Namun, di balik ketenangannya, api kecil berkobar dalam dirinya. Ia tahu Marquis Gareth tipe orang yang hanya mengandalkan status dan jabatan untuk menghina orang lain.“Benar!” sahut Armand dengan nada keras, seolah mendapatkan dukungan. Ia melangkah maju, menunjuk Darrel dengan jari gemetar. “Anak muda ini tidak tahu tempatnya. Berlagak sok hebat, tapi hanya memalukan dirinya sendiri!”Beberapa bangsawan tertawa kecil, suara mereka bercampur antara rasa takut dan kepuasan melihat seorang pemuda "rendahan" seperti Darrel dipojokkan.Namun, Darrel hanya tersenyum tipis. Senyumnya bukan karena kesen

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 131- Balroth Vs Nytheris

    Di kejauhan, sepasang mata besar dari seekor naga raksasa bercahaya suram, memancarkan aura kegelapan yang menyesakkan udara. Nytheris, naga hitam yang telah menjadi undead, terbang di atas langit dengan tatapan dingin, mengamati medan perang yang bergejolak di bawah kakinya."Hmph, Bartos telah gagal. Bahkan dia tak mampu mengalahkan seorang manusia lemah." suara Nytheris bergemuruh rendah, penuh rasa muak. Ia memalingkan wajahnya, memperhatikan gelombang pasukan undead yang terus menggempur para ksatria manusia. Namun, perhatiannya terpecah saat merasakan aura kuat mendekat.Aura yang tidak asing baginya."Nytheris!" terdengar raungan lantang dari kejauhan. Seekor naga perak dengan sisik yang memantulkan cahaya keemasan melesat cepat dari arah depannya. "Aku tak akan membiarkanmu terus menciptakan kehancuran di atas dunia ini!"Nytheris mengerutkan wajahnya. "Balroth..." gumamnya sambil tersenyum dingin. "Sudah lama, teman lamaku. Sayangnya sekarang, kita tidak lagi berada di piha

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 130- Duke Davin Vs Undead Drakonik

    Gejolak kekuatan kegelapan menyelimuti medan perang seperti badai hitam. Aura kehancuran yang terpancar darinya terasa menusuk tulang, membuat para prajurit dan ksatria menggigil meski mereka tetap memegang senjata. Pasukan undead Drakonik yang mengikuti Nytheris berdiri gagah, meraung dengan semangat liar, menunjukkan kesetiaan abadi kepada jenderal mereka.Duke Davin Van Bertrand mengerutkan alisnya, menatap Nytheris yang berdiri jauh di tengah gelombang para monster. Ia tahu, kekuatan itu bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh."Monster-monster ini lebih dari cukup untuk memusnahkan seluruh negeri dalam satu malam," gumam Duke Davin, suaranya rendah namun penuh ketegangan.Di tengah pikirannya, sosok orc undead besar menerobos barisan monster, meluncur ke arahnya. Makhluk itu mengangkat kapak besar berduri, mengarahkannya langsung ke kepala sang Duke.Dengan kelincahan luar biasa, Duke Davin melompat ke samping, menghindari serangan maut itu. Dalam sekejap, ia sudah melayang di ud

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 129- Awal Pertempuran III

    Di atas benteng, suasana tegang menyelimuti udara. Para prajurit menguatkan tekad masing-masing, tangan mereka erat menggenggam senjata. Dari sudut pandang mereka, gelombang monster undead dan monster sihir yang mendekat tampak seperti banjir hitam pekat yang siap menelan segalanya. "Semuanya! Jangan biarkan satupun monster-monster itu melewati benteng pertahanan kita!" seru Lorkan, suaranya memecah kebisuan dan membangkitkan semangat prajurit. Tanpa ragu, ia melompat dari ketinggian tembok kayu, mendarat dengan mantap di atas tanah yang bergetar karena langkah ribuan monster. Dengan keberanian yang membara, Lorkan mengangkat pedangnya tinggi, mengarahkan pasukannya untuk turun dan bergabung dalam medan perang. "Ikuti aku! Ini saatnya kita melindungi tanah air kita!" teriaknya. Para prajurit lainnya bergegas menuruni tembok, langkah-langkah mereka teratur meski dipenuhi kecemasan. Dari atas, para penyihir dan pemanah tetap memberikan perlindungan, mengirimkan sihir dan panah b

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 128- Awal Pertempuran II

    Monster-monster sihir itu terus melangkah maju, langkah-langkah mereka menggetarkan tanah dan udara di sekitarnya. Aura bengis yang menyelimuti tubuh-tubuh undead Drakonik itu membuat semua orang merasa mencekam, seakan-akan akhir dunia semakin dekat. Salah satu undead naga, tubuhnya besar dan menghitam dengan sayap yang terkoyak, membuka mulutnya lebar-lebar. Taring tajam mencuat seperti tombak-tombak baja yang kokoh. Dari mulutnya, sebuah bola energi ungu kehitaman mulai menggumpal, memancarkan kilatan liar sebelum melesat dengan kecepatan luar biasa ke arah benteng. “S-serangan datang!” teriak seorang prajurit di atas benteng. Para penyihir yang berada di atas benteng bereaksi cepat, merapalkan mantra perlindungan. Sebuah kubah energi biru samar muncul, membungkus benteng dalam perlindungan. Namun, begitu bola energi ungu menghantam kubah tersebut, benturan dahsyat mengguncang udara. Suara ledakan menggelegar membuat para prajurit yang berada di dekatnya terpental ke belak

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 127- Awal Pertempuran

    Malam itu, sinar bulan tampak redup, seolah-olah tertutupi awan gelap yang menandakan sebuah bencana besar. Di dalam benteng kamp pengungsian, obor-obor yang menyala tak mampu mengusir rasa takut yang merayap di hati semua orang. Ketegangan menggantung di udara.Seorang prajurit dengan wajah penuh ketakutan tiba-tiba berlari dari arah hutan, napasnya tersengal-sengal. Ia berteriak, memecah keheningan.“G-gawat! Monster-monster itu mulai bergerak! Mereka datang ke arah sini dalam jumlah besar!”Prajurit yang berjaga di pos terdepan langsung bereaksi, memukul gong peringatan. Suara gong yang berdentang menggema ke seluruh penjuru kamp, membangunkan setiap prajurit dan pengungsi.“Cepat laporkan ini pada Duke Davin! Kita harus bersiap!” salah satu penjaga berteriak panik.Tak butuh waktu lama bagi para petinggi di kamp untuk berkumpul di tenda utama Duke Davin Van Bertrand. Di dalamnya, suasana dipenuhi kecemasan dan ketegangan.Duke Davin berdiri tegak di depan meja taktis, di mana pet

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 126- Kelahiran Seekor Naga

    Setelah kontrak jiwa selesai, Balroth masih berlutut, keringat membasahi tubuhnya. Lingkaran sihir keemasan yang terbentuk di bawah pijakannya perlahan memudar, seolah tidak pernah ada. Ia menundukkan kepala, membenturkan dahinya ke tanah, menunjukkan penghormatan penuh kepada Darrel."Vanguard ini memberi hormat pada Yang Mulia," ucapnya dengan suara yang bergetar oleh emosi dan tekad.Darrel, berdiri dengan anggun di depannya, menatap penuh pengamatan. Dia terdiam sejenak, merasakan hubungan antara dirinya dengan Balroth yang kini semakin terikat setelah melalui kontrak jiwa antara majikan dan bawahan. Ada sesuatu yang berbeda dalam pandangannya, sebuah keyakinan baru yang terbentuk."Kau bisa berdiri sekarang," ucap Darrel singkat namun tegas."Terima kasih, Tuanku," jawab Balroth sambil berdiri. Tatapannya penuh hormat, auranya semakin kuat setelah menyelesaikan kontrak jiwa dengan Darrel, sang pewaris kekuatan Drakonis.Darrel mengamati sosok Balroth sejenak sebelum akhirnya mena

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 125- Kemunculan Pelayan Setia? II

    Darrel tidak menjawab, tapi pandangannya sedikit melunak, menunggu kelanjutan kata-kata Balroth.Balroth berdiri dan memandang ke arah cahaya lilin yang berkobar, menatap nyala api itu seolah menemukan pengingat dari masa lalu yang pahit. "Ribuan tahun lalu," ia memulai, suaranya berubah menjadi lebih berat, "Drakonis adalah penguasa yang tak tertandingi. Bukan hanya karena kekuatannya, tapi juga karena kebijaksanaannya yang membuat dunia tunduk pada kehendaknya. Tapi bahkan penguasa sekuat dia memiliki kelemahan..."Balroth menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Drakonis memiliki kepercayaan mutlak pada orang-orang di sekitarnya. Ia menganggap bahwa kesetiaan adalah hal yang tidak perlu diragukan. Namun, kepercayaan itu menjadi kehancurannya. Salah satu pelayannya, seorang Jendral hebat bernama Arkanis, diam-diam mengkhianatinya. Ia bekerja sama dengan musuh tersembunyi Drakonis dan melemahkannya dengan sebuah Artefak yang menyegel sebagian kekuatannya. Pengkhianatan itu men

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 124- Kemunculan Pelayan Setia?

    Beberapa jam perjalanan melelahkan akhirnya membawa rombongan pasukan Duke Van Bertrand ke sebuah kamp perlindungan sementara. Kamp ini berjarak ratusan kilometer dari Greycastle, tersembunyi di balik tebing-tebing tinggi dan dikelilingi hutan lebat. Udara malam dingin menusuk kulit, sementara rembulan bersinar redup di balik awan hitam. Di tengah keheningan malam, Darrel duduk sendirian di dalam sebuah tenda besar yang sederhana. Sebuah meja kayu tua berdiri di hadapannya, dengan benda bulat bersisik emas tergeletak di atasnya—telur naga yang ia temukan beberapa bulan lalu saat kompetisi akademi Ravencroft berlangsung. Darrel memandangi telur itu dengan ekspresi serius. Jari-jarinya menyentuh permukaan sisiknya yang dingin. "Aku baru ingat soal telur ini... setelah semua kekacauan yang terjadi," gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam dalam deru angin malam. Ia menghela napas panjang, matanya menatap telur itu dengan penuh tekad. "Mungkin waktunya sudah tiba. Aku harus menc

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 123- Lorkan Van Bertrand

    Vindel melangkah perlahan, menunduk untuk memungut lentera emas yang tergeletak di atas tanah. Ia pun memandangi lentera emas yang kini berada di tangannya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Permukaannya retak, bercahaya redup seolah kehabisan energi setelah beberapa kali penggunaan dalam pertarungan sebelumnya. Ia memutar lentera itu perlahan, memeriksa setiap detilnya.“Jadi, ini yang disebut Artefak Suci?” tanyanya, suaranya sarat dengan skeptisisme.Darrel membersihkan debu dari bajunya dan tersenyum tipis. “Bukan. Itu hanya replika. Sebuah tiruan dari Luminous of Radiance.”Cilera yang berdiri tak jauh darinya membelalakkan mata. “Replika? Tapi kekuatannya tadi luar biasa! Hampir membuat kita semua tak berdaya!” serunya penuh ketidakpercayaan.Darrel menghela napas panjang, menatap lentera itu sejenak sebelum melanjutkan, “Itu karena lentera itu dibuat oleh Pak Tua Olmund. Ia menggunakan bahan-bahan tertentu dan menambahkan sedikit energiku. Itu cukup untuk meniru sebagian k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status