Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Raja Naga / Bab 107- Pemuda Arogan

Share

Bab 107- Pemuda Arogan

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-01 08:41:27

Perjalanan panjang yang ditempuh Darrel dan rombongannya akhirnya mencapai tujuan.

Kekaisaran Ravencroft menyambut mereka dengan segala kemegahannya. Senja menorehkan garis keemasan di tembok-tembok kokoh kota, menciptakan suasana yang mendebarkan hati.

Istana Kekaisaran menjulang megah di tengah ibu kota, seperti simbol mutlak kekuatan yang tak tergoyahkan.

Gerbang utama yang dihiasi ukiran pedang dan perisai terbuka perlahan, menyambut para tamu penting yang datang dari berbagai penjuru negeri.

Kereta Darrel berhenti di halaman istana. Deretan prajurit kekaisaran berseragam biru gelap berjajar di kedua sisi, menyambut rombongan dengan penghormatan penuh wibawa.

Darrel turun dari kereta dengan langkah tenang, mengenakan pakaian resmi berwarna hitam dengan bordir emas.

Lambang keluarga Van Bertrand, kepala naga dengan pedang melintasi rahangnya, terpampang jelas di dadanya.

“Selamat datang di istana Kekaisaran Ravencroft, Tuan Duke Van Bertrand,” seorang pelayan menyambut dengan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 108- Pangeran Ignor Ravendel

    Saat suasana mulai tegang, Darrel tetap tenang di kursinya. Gelas anggur di tangannya berkilau diterpa cahaya lilin, sementara ia menikmati pemandangan aula tanpa terganggu oleh suara berisik Armand, pemuda yang terus berusaha menarik perhatian dengan cara murahan.Namun, ketenangan itu segera pecah oleh kedatangan seorang gadis berambut hitam panjang yang melangkah anggun menuju tempat mereka.Yurie Lionheart, dengan wajah cantik yang tak tertandingi dan tatapan dingin yang menusuk, menghentikan langkahnya di dekat Darrel. Kehadirannya langsung menarik perhatian seluruh orang, terutama Armand, yang tampak terkejut.“Oh, itu kamu, Nona Yurie. Senang bisa bertemu denganmu lagi!” Clara, yang berdiri di samping Armand, menyapa dengan suara ramah.Namun, sapaan Clara tak cukup mengalihkan perhatian Armand yang kini terpaku pada Yurie. Tatapan matanya berubah menjadi genit, sementara senyum ramah yang dibuat-buat tersungging di bibirnya.Siapa gadis cantik ini? Apa dia punya hubungan deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 109- Perseteruan Pangeran

    Setelah Pangeran Ignor menyelesaikan pidatonya dan mendapat tepuk tangan penuh penghormatan, suasana aula kembali menjadi riuh. Namun, ketegangan merayap saat pintu utama aula terbuka sekali lagi.Seorang pemuda berambut cokelat tua memasuki ruangan, mengenakan jubah sederhana berwarna hitam dengan lambang keluarga kekaisaran Ravendel di dadanya. Langkahnya tegap, namun aura yang ia bawa tampak sunyi.Pangeran Lucas Ravendel, putra pertama Kaisar Ravendel, telah tiba.Namun, berbeda dengan sambutan hangat yang diterima Pangeran Ignor, kehadiran Lucas disambut dengan tatapan dingin, senyuman palsu, dan bisikan sinis.“Beraninya anak haram ini muncul di acara sebesar ini?” bisik seorang bangsawan perempuan sambil menutup mulutnya dengan kipas. “Dia tak tahu malu. Pangeran Ignor jelas lebih pantas menjadi putra mahkota.”“Aku heran mengapa Kaisar masih membiarkan dia memakai lambang Ravendel,” sahut seorang pria tua dengan nada menghina.Namun, Lucas berjalan dengan kepala tegak. Tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 110- Kekacauan

    "Apakah Duke Van Bertrand tak pernah mengajarimu sopan santun, nak?" Sebuah suara lantang penuh arogansi memecah keheningan. Marquis Gareth Bicris, seorang bangsawan paruh baya dengan tubuh tinggi besar dan wajah penuh keangkuhan, melangkah maju. Ia berdiri di sisi Pangeran Ignor, matanya menatap Darrel seolah memandang seorang budak rendah.Darrel tetap tenang, tatapannya tidak bergeming. Namun, di balik ketenangannya, api kecil berkobar dalam dirinya. Ia tahu Marquis Gareth tipe orang yang hanya mengandalkan status dan jabatan untuk menghina orang lain.“Benar!” sahut Armand dengan nada keras, seolah mendapatkan dukungan. Ia melangkah maju, menunjuk Darrel dengan jari gemetar. “Anak muda ini tidak tahu tempatnya. Berlagak sok hebat, tapi hanya memalukan dirinya sendiri!”Beberapa bangsawan tertawa kecil, suara mereka bercampur antara rasa takut dan kepuasan melihat seorang pemuda "rendahan" seperti Darrel dipojokkan.Namun, Darrel hanya tersenyum tipis. Senyumnya bukan karena kesen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 111- Menghentikan Kekacauan

    Aula pesta yang megah kini telah menjadi arena pertarungan penuh darah dan kehancuran. Undead dengan rupa mengerikan terus bermunculan, menyeret tubuh mereka yang busuk dan menyerang tanpa henti.Suara jeritan manusia bersahut-sahutan dengan raungan monster, menciptakan harmoni kegelapan yang menggetarkan.Namun, di tengah badai kekacauan, Darrel berdiri tenang. Pancaran aura keemasan menyelubungi tubuhnya, membuat undead yang mendekat langsung meleleh menjadi debu.Pandangannya menyapu seluruh ruangan, berusaha menemukan sumber energi gelap yang menjadi dalang dari kekacauan ini.Sudut matanya menangkap gerakan mencurigakan di balik salah satu tiang besar. Darrel memperhatikan dengan seksama, memastikan gerak-gerik sosok bertudung hitam yang terlihat menyembunyikan dirinya di sana. Meskipun wajah sosok itu sebagian besar tertutup, senyum dingin yang melengkung di bibirnya menunjukkan kebencian dan niat jahat."Jadi kaukah dalang di balik semua ini," gumam Darrel, suaranya rendah nam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 112- Salah Target

    Lanjutkan cerita di atas dengan alur bab 112 berikut ini, panjang cerita minimal hingga 1100 kata:Pria itu tampak terkejut, namun ia segera menyembunyikannya di balik wajah datarnya yang berpura-pura tampak tegas.Pria yang memimpin para kesatria itu, Smith, tampak terkejut melihat situasi penuh kerusakan di dalam aula istana. Namun, ia segera menyembunyikan keterkejutannya di balik ekspresi wajah datar yang berusaha terlihat tegas.“Tampaknya semua sudah ber—” ucap Smith terputus ketika seorang pemuda melangkah keluar dari aula, melewati para kesatria tanpa sedikit pun rasa gentar.Smith, yang merasa tugasnya dipertanyakan, segera berbalik dan berteriak, “Berhenti di sana, anak muda!”Langkah Darrel terhenti. Ia menoleh perlahan, menatap Smith dengan ekspresi santai namun dingin. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang tampak lebih seperti peringatan. “Ada apa, Tuan Kesatria?” tanyanya dingin, nada suaranya datar namun penuh tekanan.Smith melangkah maju dengan dagu terangkat. “Ti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 113- Bertemu Vindel dan Cilera

    Di kedalaman istana kekaisaran, dalam sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya lilin yang berkedip-kedip, suasana penuh ketegangan terasa menyesakkan. Beberapa sosok berdiri di dalam bayang-bayang, sementara satu sosok berlutut di lantai marmer yang dingin.Smith tampak gemetar. Peluh deras mengalir di pelipisnya, perlahan menetes ke lantai. "B-benar, Tuan Pangeran. Pemuda bernama Darrel Van Bertrand itulah yang menghentikan kekacauan yang diciptakan oleh para undead itu," ucapnya dengan nada penuh ketakutan.Pangeran Kedua Kekaisaran Ravencroft, Ignor Ravendel, memukul meja di depannya dengan kemarahan membara. Suara dentuman kayu memenuhi ruangan, membuat semua orang yang ada di sana tersentak."Sialan! Sudah kuduga bocah itu akan menjadi duri dalam rencanaku! Padahal kekacauan itu seharusnya memastikan kematian si anak haram itu!" seru Ignor penuh amarah. Matanya memancarkan kebencian mendalam, seolah membara seperti api neraka.Sosok berjubah hitam yang berdiri di sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 1-Kisah Masa Lalu Raja Naga

    Dalam kegelapan malam, langit membentang luas di atas pegunungan Tethra, diterangi hanya oleh cahaya bintang-bintang. Di bawah langit yang tenang itu, kerajaan Drakonik berjaga dalam keheningan. Di tengah pusat kerajaan, berdiri sebuah kastil megah yang dipahat dari batu hitam, tempat Raja Naga, Drakonis, memerintah dengan bijaksana. Sebagai penguasa naga terakhir, ia memiliki kekuatan besar yang tak tertandingi di dunia manusia. Drakonis telah menjaga keseimbangan antara manusia dan makhluk magis selama berabad-abad. Namun, di malam itu, ketenangan hanya menjadi ilusi tipis. Sesuatu yang gelap, berbahaya, dan tidak terlihat sedang bersembunyi di balik tembok kastil. Jenderal Arkanis, salah satu panglima perang terpercaya Raja Naga, berjalan cepat melewati koridor batu yang dingin, matanya penuh tekad dan niat busuk. Dalam diam, ia menggenggam erat sebuah permata hitam, artefak kuno yang selama ini tersembunyi dari pandangan Drakonis. Raja Naga duduk di singgasananya, tubuhnya yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 2-Darrel Van Bertrand

    Kerajaan Morph terletak di lembah hijau yang dikelilingi oleh pegunungan megah, tempat angin dingin selalu menyapu desa-desa kecil yang tersebar di sekitarnya. Di atas bukit tertinggi berdiri Kastil Bertrand, rumah bagi salah satu keluarga bangsawan terkuat di seluruh kerajaan. Keluarga Van Bertrand telah memerintah tanah ini selama beberapa generasi dengan kekuasaan dan kehormatan. Duke Davin Van Bertrand, penguasa saat ini, dikenal sebagai seorang pemimpin tegas dan adil, dengan dua putra yang cerdas dan seorang anak ketiga yang berbeda dari mereka semua. Darrel Van Bertrand, putra ketiga Duke, sedang berdiri di tepi balkon kamarnya, menatap ke cakrawala di kejauhan. Usianya baru menginjak lima belas tahun, namun beban kehidupan bangsawan sudah mulai terasa. Angin yang menerpa wajahnya membawa bau pinus dari hutan yang membentang jauh di luar kastil. Matanya yang biru cerah memandangi lembah di bawahnya dengan perasaan campur aduk—di sanalah kebebasan terletak, di balik hutan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 113- Bertemu Vindel dan Cilera

    Di kedalaman istana kekaisaran, dalam sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi oleh cahaya lilin yang berkedip-kedip, suasana penuh ketegangan terasa menyesakkan. Beberapa sosok berdiri di dalam bayang-bayang, sementara satu sosok berlutut di lantai marmer yang dingin.Smith tampak gemetar. Peluh deras mengalir di pelipisnya, perlahan menetes ke lantai. "B-benar, Tuan Pangeran. Pemuda bernama Darrel Van Bertrand itulah yang menghentikan kekacauan yang diciptakan oleh para undead itu," ucapnya dengan nada penuh ketakutan.Pangeran Kedua Kekaisaran Ravencroft, Ignor Ravendel, memukul meja di depannya dengan kemarahan membara. Suara dentuman kayu memenuhi ruangan, membuat semua orang yang ada di sana tersentak."Sialan! Sudah kuduga bocah itu akan menjadi duri dalam rencanaku! Padahal kekacauan itu seharusnya memastikan kematian si anak haram itu!" seru Ignor penuh amarah. Matanya memancarkan kebencian mendalam, seolah membara seperti api neraka.Sosok berjubah hitam yang berdiri di sa

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 112- Salah Target

    Lanjutkan cerita di atas dengan alur bab 112 berikut ini, panjang cerita minimal hingga 1100 kata:Pria itu tampak terkejut, namun ia segera menyembunyikannya di balik wajah datarnya yang berpura-pura tampak tegas.Pria yang memimpin para kesatria itu, Smith, tampak terkejut melihat situasi penuh kerusakan di dalam aula istana. Namun, ia segera menyembunyikan keterkejutannya di balik ekspresi wajah datar yang berusaha terlihat tegas.“Tampaknya semua sudah ber—” ucap Smith terputus ketika seorang pemuda melangkah keluar dari aula, melewati para kesatria tanpa sedikit pun rasa gentar.Smith, yang merasa tugasnya dipertanyakan, segera berbalik dan berteriak, “Berhenti di sana, anak muda!”Langkah Darrel terhenti. Ia menoleh perlahan, menatap Smith dengan ekspresi santai namun dingin. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang tampak lebih seperti peringatan. “Ada apa, Tuan Kesatria?” tanyanya dingin, nada suaranya datar namun penuh tekanan.Smith melangkah maju dengan dagu terangkat. “Ti

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 111- Menghentikan Kekacauan

    Aula pesta yang megah kini telah menjadi arena pertarungan penuh darah dan kehancuran. Undead dengan rupa mengerikan terus bermunculan, menyeret tubuh mereka yang busuk dan menyerang tanpa henti.Suara jeritan manusia bersahut-sahutan dengan raungan monster, menciptakan harmoni kegelapan yang menggetarkan.Namun, di tengah badai kekacauan, Darrel berdiri tenang. Pancaran aura keemasan menyelubungi tubuhnya, membuat undead yang mendekat langsung meleleh menjadi debu.Pandangannya menyapu seluruh ruangan, berusaha menemukan sumber energi gelap yang menjadi dalang dari kekacauan ini.Sudut matanya menangkap gerakan mencurigakan di balik salah satu tiang besar. Darrel memperhatikan dengan seksama, memastikan gerak-gerik sosok bertudung hitam yang terlihat menyembunyikan dirinya di sana. Meskipun wajah sosok itu sebagian besar tertutup, senyum dingin yang melengkung di bibirnya menunjukkan kebencian dan niat jahat."Jadi kaukah dalang di balik semua ini," gumam Darrel, suaranya rendah nam

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 110- Kekacauan

    "Apakah Duke Van Bertrand tak pernah mengajarimu sopan santun, nak?" Sebuah suara lantang penuh arogansi memecah keheningan. Marquis Gareth Bicris, seorang bangsawan paruh baya dengan tubuh tinggi besar dan wajah penuh keangkuhan, melangkah maju. Ia berdiri di sisi Pangeran Ignor, matanya menatap Darrel seolah memandang seorang budak rendah.Darrel tetap tenang, tatapannya tidak bergeming. Namun, di balik ketenangannya, api kecil berkobar dalam dirinya. Ia tahu Marquis Gareth tipe orang yang hanya mengandalkan status dan jabatan untuk menghina orang lain.“Benar!” sahut Armand dengan nada keras, seolah mendapatkan dukungan. Ia melangkah maju, menunjuk Darrel dengan jari gemetar. “Anak muda ini tidak tahu tempatnya. Berlagak sok hebat, tapi hanya memalukan dirinya sendiri!”Beberapa bangsawan tertawa kecil, suara mereka bercampur antara rasa takut dan kepuasan melihat seorang pemuda "rendahan" seperti Darrel dipojokkan.Namun, Darrel hanya tersenyum tipis. Senyumnya bukan karena kesen

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 109- Perseteruan Pangeran

    Setelah Pangeran Ignor menyelesaikan pidatonya dan mendapat tepuk tangan penuh penghormatan, suasana aula kembali menjadi riuh. Namun, ketegangan merayap saat pintu utama aula terbuka sekali lagi.Seorang pemuda berambut cokelat tua memasuki ruangan, mengenakan jubah sederhana berwarna hitam dengan lambang keluarga kekaisaran Ravendel di dadanya. Langkahnya tegap, namun aura yang ia bawa tampak sunyi.Pangeran Lucas Ravendel, putra pertama Kaisar Ravendel, telah tiba.Namun, berbeda dengan sambutan hangat yang diterima Pangeran Ignor, kehadiran Lucas disambut dengan tatapan dingin, senyuman palsu, dan bisikan sinis.“Beraninya anak haram ini muncul di acara sebesar ini?” bisik seorang bangsawan perempuan sambil menutup mulutnya dengan kipas. “Dia tak tahu malu. Pangeran Ignor jelas lebih pantas menjadi putra mahkota.”“Aku heran mengapa Kaisar masih membiarkan dia memakai lambang Ravendel,” sahut seorang pria tua dengan nada menghina.Namun, Lucas berjalan dengan kepala tegak. Tatapan

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 108- Pangeran Ignor Ravendel

    Saat suasana mulai tegang, Darrel tetap tenang di kursinya. Gelas anggur di tangannya berkilau diterpa cahaya lilin, sementara ia menikmati pemandangan aula tanpa terganggu oleh suara berisik Armand, pemuda yang terus berusaha menarik perhatian dengan cara murahan.Namun, ketenangan itu segera pecah oleh kedatangan seorang gadis berambut hitam panjang yang melangkah anggun menuju tempat mereka.Yurie Lionheart, dengan wajah cantik yang tak tertandingi dan tatapan dingin yang menusuk, menghentikan langkahnya di dekat Darrel. Kehadirannya langsung menarik perhatian seluruh orang, terutama Armand, yang tampak terkejut.“Oh, itu kamu, Nona Yurie. Senang bisa bertemu denganmu lagi!” Clara, yang berdiri di samping Armand, menyapa dengan suara ramah.Namun, sapaan Clara tak cukup mengalihkan perhatian Armand yang kini terpaku pada Yurie. Tatapan matanya berubah menjadi genit, sementara senyum ramah yang dibuat-buat tersungging di bibirnya.Siapa gadis cantik ini? Apa dia punya hubungan deng

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 107- Pemuda Arogan

    Perjalanan panjang yang ditempuh Darrel dan rombongannya akhirnya mencapai tujuan. Kekaisaran Ravencroft menyambut mereka dengan segala kemegahannya. Senja menorehkan garis keemasan di tembok-tembok kokoh kota, menciptakan suasana yang mendebarkan hati.Istana Kekaisaran menjulang megah di tengah ibu kota, seperti simbol mutlak kekuatan yang tak tergoyahkan. Gerbang utama yang dihiasi ukiran pedang dan perisai terbuka perlahan, menyambut para tamu penting yang datang dari berbagai penjuru negeri.Kereta Darrel berhenti di halaman istana. Deretan prajurit kekaisaran berseragam biru gelap berjajar di kedua sisi, menyambut rombongan dengan penghormatan penuh wibawa. Darrel turun dari kereta dengan langkah tenang, mengenakan pakaian resmi berwarna hitam dengan bordir emas. Lambang keluarga Van Bertrand, kepala naga dengan pedang melintasi rahangnya, terpampang jelas di dadanya.“Selamat datang di istana Kekaisaran Ravencroft, Tuan Duke Van Bertrand,” seorang pelayan menyambut dengan s

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 106- Keputusan

    Setelah kejadian di tempat latihan sehari yang lalu, kini komdisi di kediaman Duke Van Bertrand kembali seperti semula...Suasana di dalam ruang tamu yang besar itu dipenuhi ketegangan yang tak terlihat. Lampu gantung kristal yang berkilauan memantulkan bayangan samar di dinding, seolah menjadi saksi bisu percakapan penting yang akan memengaruhi masa depan dua keluarga besar.Duke Davin duduk dengan tenang di kursinya, wajahnya menunjukkan ketegasan. Tatapan matanya yang tajam mengarah pada Darrel dan Yurie yang duduk berdampingan di hadapan meja panjang. Suaranya terdengar tegas, penuh wibawa, namun tetap mempertimbangkan kepentingan semua pihak.“Kita seharusnya menyerahkan masalah ini kepada anak-anak kita. Meskipun pertunangan ini telah dijalin sejak mereka kecil, kita harus mendengarkan pendapat mereka terlebih dahulu,” ujar Duke Davin sambil melirik Melwyn, sahabat sekaligus pemimpin keluarga Lionheart.Duke Melwyn, yang duduk di sisi lain meja, menghela napas panjang. Ia menat

  • Kembalinya Sang Raja Naga   Bab 105- Darrel Vs Revil Lionheart

    Kerumunan di sekitar lapangan latihan semakin ramai. Bisik-bisik dan antisipasi memenuhi udara saat dua pemuda bangsawan berdiri saling berhadapan, dikelilingi aura persaingan yang intens. Para pelayan, prajurit, bahkan tamu dari keluarga Lionheart menahan napas, menanti siapa yang akan keluar sebagai pemenang.Duke Melwyn, yang duduk di podium kehormatan bersama Duke Davin, menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. “Haa, anak itu. Dia selalu seperti ini kemanapun dia pergi,” katanya, nada suaranya campur aduk antara lelah dan sedikit malu.Namun, Duke Davin hanya tertawa kecil, menyambut ucapan sahabat lamanya dengan ringan. “Anak muda zaman sekarang memang dipenuhi semangat yang membara, bukankah ini hal yang biasa, Tuan Melwyn?”“Tetap saja, aku khawatir ini akan merepotkan…” Duke Melwyn tampak cemas, meski sedikit lega mendengar tanggapan sahabatnya.Duke Davin menepuk bahu Melwyn dengan lembut. “Tenang saja. Ini hanya urusan kecil antara anak muda. Tidak mungkin hubun

DMCA.com Protection Status