Lei Xiayu membuka mata saat merasakan cahaya matahari sudah membakar kulitnya sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing, kemudian pandangan pemuda itu menelisik ke segala penjuru ruangan tapi tidak menemukan siapapun di sana, padahal Lei Xiayu mengingat terakhir kali dia sedang bersama Xiexie menghabiskan waktu semalaman dengan meminum arak."Apa yang telah gadis itu lakukan padaku?" Lei Xiayu segera memeriksa semua bagian tubuh serta barang-barangnya, namun tak ada satupun yang hilang menandakan kalau Xiexie tak melakukan apapun kepadanya, tapi tetap saja membuat Lei Xiayu curiga karena sampai saat ini dia masih belum mempercayai gadis itu sepenuhnya.Tak ingin tinggal lebih lama di sana, Lei Xiayu memutuskan untuk keluar melewati jendela kamar dan melompat dari satu atap bangunan ke bangunan lainnya. Lei Xiayu tidak sadar kalau setelah kepergiannya ada dua orang yang sedang memperhatikannya tepat dari kamar yang dia tinggalkan sebelumnya."Nona, apakah pemuda itu memang layak me
Kediaman keluarga Xia mulai ramai ketika matahari baru saja menampakkan diri, semua orang sudah mengisi tribun penonton yang telah disiapkan karena hari ini bertepatan dengan turnamen pemilihan pemimpin aliansi akan dilangsungkan. Para ketua klan juga sudah hadir, kecuali Lei Leng yang perannya digantikan oleh Lei Zhihao.Sementara di kursi para peserta juga sudah berkumpul tujuh orang selain Lei Xiayu yang belum juga menunjukkan batang hidungnya membuat semua orang bertanya-tanya alasan pemuda itu belum kunjung datang. Lei Zhihao yang ditanyai hanya menjawab singkat dan memastikan kalau cucunya itu akan segera menyusul.Xia Gengxin tidak bisa lagi menunda turnamen, sehingga meminta Bai Ling sebagai wasit untuk memulai pertandingan duluan, dan lawan yang berhadapan dengan Lei Xiayu akan bertarung di babak keempat. Xia Gengxin mengatur hal tersebut karena memberi muka pada Lei Zhihao atau kalau tidak dia sudah mendiskualifikasi Lei Xiayu karena dianggap tidak mengikuti aturan.Patriark
Benturan energi terjadi di udara, namun karena ranah kekuatan Duan Xuanying lebih tinggi dibandingkan Chu Yan membuat pertahanannya berhasil ditembus. Beruntung dia hanya terkena sedikit efek sampingnya saja sehingga tidak cukup untuk melukainya dengan serius. Tapi, tetap saja membuat Chu Yan memuntahkan darah segar dari mulutnya.Duan Xuanying sendiri tidak ingin melewatkan kesempatan emas ketika melihat lawannya sedang terpojok dia pun mengeluarkan pedangnya sebelum memberikan dua tebasan menyilang yang menciptakan pisau angin mengarah langsung kepada Chu Yan. Tapi, serangan tersebut masih bisa Chu Yan tahan menggunakan teknik 'Tiga Gerbang Kayu' sehingga pisau angin itu hanya mendarat di sembarang arah.Chu Yan merapatkan giginya, tidak ingin terus-menerus berada dalam posisi bertahan, dia segera membentuk mantra tangan yang seketika muncul tangan raksasa terbuat dari pohon menangkap tubuh Duan Xuanying dari bawah tanah tempatnya berdiri. Namun, pemuda itu dengan cekatan memotong ja
Chu Yan baru saja melepaskan puluhan balok kayu yang keluar dari balik jubahnya menyerang Duan Xuanying dan berusaha mengikatnya, namun pemuda itu terus menerus memotong setiap pohon yang datang tidak peduli berapapun jumlahnya. Meskipun berhasil menahan semua serangan, tapi tetap saja membuat napas Duan Xuanying mulai tak beraturan karena sudah menghabiskan qi yang cukup banyak.Duan Xuanying menggigit bibirnya, tidak menyangka praktisi yang ranahnya jauh lebih lemah dibandingkan dirinya seperti Chu Yan ini mampu membuatnya berada dalam posisi bertahan. Hal tersebut sebenarnya cukup beralasan karena walaupun Duan Xuanying memiliki kekuatan yang besar tapi dalam latihannya dia jarang sekali bertarung dengan serius.Selain itu, lawan tanding Duan Xuanying selama ini hanyalah mereka yang berasal dari klan Duan, jadi dia tidak pernah benar-benar mengeluarkan potensi penuh yang dimiliki. Berbeda halnya dengan Chu Yan yang lebih sering berburu hewan gaib di hutan, jadi pengalaman bertarung
Amarah Duan Jie baru meredah saat Chu Di berjanji akan melakukan yang terbaik untuk membantu penyembuhan Duan Xuanying setelah turnamen resmi berakhir. Dia juga mengatakan kalau muridnya, Chu Yan tidak dengan sengaja ingin melukai tuan muda dari klan Duan itu dan kejadian ini murni disebabkan oleh kecelakaan.Dan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan Chu Yan barusan, Chu Di dengan lantang mengumumkan kalau muridnya tersebut resmi mengundurkan diri dari turnamen. Chu Yan tidak berkomentar banyak, dan hanya mengikuti keputusan yang dibuat oleh Chu Di.Mendengar itu, Xia Gengxin dan Lei Zhihao selaku praktisi paling senior di sana juga menengahi keadaan dan berjanji pada Duan Jie bahwa mereka akan membantu permasalahan ini jika nantinya Chu Di melanggar ucapannya atau berniat melarikan diri dari masalah, mereka sendiri yang akan menangkap dan membawanya ke hadapan Dua Jie untuk diadili barulah patriark keluarga Duan ini bisa tenang.Tapi, tetap saja dia menyimpan dendam di dalam hatiny
Hujan api terjadi di atas arena pasca benturan sebelumnya dan Fu Sha sedikit lebih unggul daripada Xia Hongyan terlihat dari pemuda itu menerima luka ringan sementara lawannya harus bertekuk lutut sambil memuntahkan darah yang cukup banyak keluar dari mulutnya."Ap-apa yang sebenarnya terjadi?" Dengan napas terputus-putus Xia Hongyan tidak menyangka kalau Fu Sha bisa membuatnya terluka serius. Apalagi saat benturan sedang berlangsung tadi, Xia Hongyan merasa kalau kekuatan lawannya itu melonjak drastis tidak seperti berada di ranah Penyucian Tubuh tingkat 8.Sementara pada Fu Sha dia juga memuji kemampuan dari Xia Hongyan yang menurutnya sangat mengagumkan karena masih bisa bertahan dari serangan kuatnya padahal Fu Sha sudah mengeluarkan kekuatan seseorang yang berada di ranah Pembentukan Jiwa tanpa disadari oleh semua orang.Dia sengaja meningkatkan ranahnya agar mengakhiri pertarungan ini dengan cepat, namun tak menyangka Xia Hongyan masih bisa menahanny
Xiexie langsung tampil agresif dan menekan saat Bai Ling baru saja mengumumkan pertandingannya melawan Lu Lan dimulai, sehingga gadis itu belum siap menerima serangan mendadak dari Xiexie membuatnya harus dalam posisi bertahan. Sementara gadis bercadar itu tidak mengendurkan serangannya membuat Lu Lan berakhir dengan kondisi terdesak dalam waktu singkat.Tidak ingin menyia-nyiakan keunggulannya, Xiexie melepaskan sebuah pukulan telak yang mengarah pada perut Lu Lan sehingga gadis itu terdorong beberapa meter. Seakan belum puas, Xiexie kembali memberikan tendangan yang mendarat pada pinggang Sang Lawan dan kali ini membuat Lu Lan tersungkur ke lantai arena.Tak mau memberikan kesempatan bagi Lu Lan untuk menyerangnya, Xiexie bergerak dengan sangat cepat saat gadis itu sudah bangkit kembali dan lagi-lagi memberikan pukulan keras secara bertubi-tubi membuat Lu Lan kewalahan menahannya sehingga ada beberapa serangan yang mendarat tepat di wajahnya sehingga meninggalkan bekas luka.Lu Lan
Berbeda pada saat menghadapi Lu Lan yang tampil lebih menekan dan dominan, Xiexie ketika melawan Mu Rongrong lebih cenderung bertahan dengan alasan terlalu lelah untuk tampil menyerang karena qi-nya cukup terkuras banyak saat pertandingan sebelumnya, padahal sebenarnya dia berniat mempermainkan gadis itu saja sebab menganggap kalau Mu Rongrong tidak lebih daripada seorang gadis kecil yang kemampuannya tidak setara dengannya. Jadi, Xiexie menilai kalau gadis itu bukanlah lawan sebanding untuknya, dan di satu sisi dia sedang butuh hiburan serta memiliki rencana tersendiri sehingga memutuskan untuk mengulur waktu selama mungkin.Berbeda halnya dengan Mu Rongrong, dia tidak pernah meremehkan lawan, apalagi tahu kalau Xiexie bukanlah gadis biasa sehingga dia tampil menyerang dengan segenap kemampuannya. Mu Rongrong segera membentuk mantra tangan yang seketika saja muncul ratusan bola air mengelilingi tubuhnya."Gelembung air!"Xiexie tidak menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran saat melihat
Klan Mu sedang bertarung mati-matian untuk mempertahankan kediaman mereka dari ancaman Serikat Iblis, baik anggota klan yang baru menapaki jalan keabadian ataupun para tetua bekerja sama dengan keras saling melindungi satu sama lain, meskipun tidak bisa dipungkiri korban berjatuhan di pihak mereka tidak sedikit, namun semangat juang mereka tak perlu dipertanyakan lagi. Tapi dalam jalan keabadian, terkadang kelebihan jumlah pasukan tidak menjadi penentu kemenangan pertempuran, anggota klan Mu memang lebih banyak dibandingkan pasukan Serikat Iblis yang menyerang, namun dari segi ranah dan pengalaman bertarung jelas klan iblis lebih baik, apalagi klan Mu kebanyakan mereka yang berasal dari generasi muda, membuat mereka dalam situasi yang sulit. Para tetua dan senior klan sebisa mungkin melindungi generasi muda, tapi dengan kemampuan mereka yang terbatas tentunya tidak akan berjalan dengan mudah, apalagi pasukan dari Serikat Iblis ini tidak segan-segan membunuh setiap orang yang ada di
Nie Guanyu, Tao Zexi, dan Bao Jun merupakan tiga nama yang tidak asing lagi di dunia kultivator karena masing-masing dari mereka menduduki posisi Patriark di klan Nie, Tao, dan Bao serta telah mencapai ranah Pencerahan Spiritual membuat kemampuan mereka cukup diperhitungkan.Beberapa hari lalu, kediaman mereka dikunjungi oleh seorang kenalan lama yang cukup ketiganya segani, Lei Zhihao dari kota Zhengzhou. Kebetulan saat itu mereka sedang berkumpul di kediaman klan Nie karena membahas sesuatu sehingga mereka mempersilahkan Lei Zhihao untuk bergabung.Nie Guanyu merupakan seorang pria sepuh, terlihat berusia enam puluh tahunan dengan rambut yang telah memutih sepenuhnya, badan kurus dan pendek namun memancarkan kekuatan yang sangat besar dan lebih kuat dibandingkan lainnya.Tao Zexi seperti berusia empat puluh tahunan, rambut klimis dan memiliki penampilan yang rapi tampak terpelajar dan lebih terlihat seperti seorang sarjana. Pria ini cukup pendiam dan hanya berbicara jika menurutnya
Sepanjang pertempuran tidak ada kondisinya yang lebih buruk daripada Lei Zhihao dan Xia Gengxin, harus menghadapi Mo Yan, jendral iblis terkuat yang memimpin penyerangan itu membuat keduanya mengalami nasib naas. Walaupun sama-sama berada di ranah Pencerahan Spiritual, namun baik Lei Zhihao maupun Xia Gengxin baru mencapainya paling lama sepuluh tahun, sementara Mo Yan sudah berada di tingkat yang sama jauh lebih lama daripada keduanya membuat praktiknya lebih tinggi.Lei Zhihao baru saja kehilangan lengan kirinya setelah berhasil dipotong oleh teknik milik Mo Yan yang menjadikan qi kematiannya menyerupai pedang diselimuti darah, sementara Xia Gengxin kondisinya juga tidak lebih baik mengalami luka dalam yang sangat serius. Berbanding terbalik dengan Mo Yan yang hanya menerima luka kecil menunjukkan perbedaan kekuatan di antara mereka terlihat sangat jelas.“Saudara Xia, kita dalam masalah besar.” Lei Zhihao menggeleng kepala pelan, dia baru saja berhasil menghentikan pendarahan pada
Perbedaan jumlah dan kekuatan benar-benar dapat dirasakan pada pertempuran yang terjadi di kediaman keluarga Duan. Banyak anggota klannya yang sudah tewas terbunuh di tangan pasukan Serikat Iblis, serta beberapa tetua yang juga tidak terlepas menjadi korban keganasan kelompok itu.Tetua tertinggi keluarga Duan juga tidak dapat mempertahankan nyawanya lebih lama, ia harus terbunuh ditangan jenderal iblis yang memimpin penyerangan tersebut dengan cara begitu sadis, tubuhnya hancur berkeping-keping tanpa tersisa. Namun, sebelum terbunuh tetua tertinggi keluarga Duan berhasil mengirimkan pesan kepada Duan Jie menggunakan token khusus, membuatnya setidaknya bisa mati dengan tenang.Melihat tetua tertinggi sekaligus jagoan terkuat yang saat ini berada di klan mereka sudah terbunuh, anggota keluarga Duan tidak melakukan perlawanan lebih jauh. Mereka menyerah dan pasrah karena sadar tak akan bisa selamat dari pertempuran ini.Pada malam ini, salah satu keluarga besar di Kota Zhengzhou resmi d
Lei Qintian mulai membentuk pedang raksasa dengan qi-nya, walau kemungkinannya kecil tapi dia akan berusaha untuk membebaskan para tetua dari cengkeraman tangan Gong Xijian karena jika mereka mati maka akan berimbas pada keseimbangan klan. Lei Qintian yakin akan ada banyak pihak yang mendatangi klan Lei untuk mengambil keuntungan dari mereka, karena itulah keberadaan para tetua ini sangat penting. Seolah langit sedang membantunya, Lei Qintian menyadari tekanan yang dilepaskan roh beladiri Gong Xijian tidak sekuat sebelumnya, sehingga merasa ini adalah kesempatan yang tepat untuk melancarkan aksinya. Dengan cepat Lei Qintian menebaskan pedang raksasa itu untuk memotong aliran energi. Slash! Duar! Ledakan besar terjadi ketika Lei Qintian berhasil memotong energi tersebut, namun membuatnya terlempar ratusan meter karena pembalikan energi, begitu juga dengan para tetua yang mengalami luka parah. Tapi, satu hal yang pasti yaitu Lei Qintian berhasil menyelamatkan para tetua sebelum e
Gong Xijian mengalirkan qi-nya ke kadal raksasa yang seketika membuka mulutnya lebar-lebar sebelum menciptakan bola api raksasa yang menyebarkan momentum begitu panas membuat suhu udara di wilayah sekitar tempat itu naik beberapa kali lipat. Untungnya anggota klan Lei sudah menjaga jarak yang cukup jauh sehingga tidak ada korban dari pihak mereka.Lei Qintian mengeraskan rahangnya, dia sudah membentuk sebuah energi pedang untuk menghalau serangan yang akan datang. Di waktu yang hampir bersamaan, keduanya telah berhasil menyempurnakan teknik mereka masing-masing.“Semburan Api Kematian!”“Pedang Menembus Inti Semesta!”Bola api dan pedang raksasa itu saling bertabrakan menciptakan ledakan yang begitu besar membuat para tetua klan Lei harus membentuk energi pelindung untuk melindungi diri dan anggota klan lainnya agar tidak terkena efek samping dari benturan energi tersebut.Terlihat retakan besar pada energi pelindung itu menandakan jika pertukaran kekuatan di antara keduanya memang sa
Naga petir itu mengikuti setiap langkah yang dilakukan Gong Xijian, tidak membiarkannya melepaskan diri seolah di matanya hanya ada Gong Xijian saja sehingga menciptakan ledakan demi ledakan yang cukup keras setiap kali benturan di antara keduanya terjadi.Walaupun naga itu belum dapat melukai Gong Xijian karena pertahanannya yang sulit ditembus, namun tetap saja membuat gerakan jendral iblis itu menjadi terbatas karena harus diakui naga petir tersebut juga mengeluarkan kekuatan yang cukup besar. Disisi lain, setiap pertahanan yang dibentuk Gong Xijian juga membutuhkan energi yang tidak kalah besarnya sehingga qi-nya dengan cepat banyak terkuras. Gong Xijian merapatkan giginya geram, jika hal tersebut dibiarkan terus berlanjut maka qi-nya lama-kelamaan akan semakin menipis sehingga mau tidak mau Gong Xijian harus memikirkan cara agar bisa keluar dari cengkeraman naga itu.“Kenapa kau terus memaksaku?” Gong Xijian berdecak kesal. “Hancurlah!”Gong Xijian membentuk mantra tangan yang s
Semakin lama pertarungan di antara keduanya, Lei Delan semakin menyadari jika kemampuan bertarung Lei Xiayu memang jauh di atasnya, apalagi pemuda itu memiliki teknik pedang yang sangat beragam dan sulit ditebak sehingga menyulitkan Lei Delan untuk mengimbanginya bahkan dia sampai terkena sabetan pedang berkali-kali di beberapa bagian tubuhnya.Dengan napas memburu Lei Delan berhasil menjaga jaraknya setelah terkena serangan untuk yang kesekian kalinya.“Darimana sebenarnya bocah ini mendapatkan teknik-teknik sekuat ini?” Lei Delan benar-benar harus mengakui keunggulan lawannya itu sehingga muncul rencananya untuk melarikan diri karena jika memaksakan bertarung lebih lama dia khawatir Lei Xiayu akan semakin membuatnya terluka bahkan dapat membunuhnya.Lei Delan yang tadinya selalu bertarung dalam posisi bertahan kini tampil lebih menyerang dan berharap bisa menemukan celah agar bisa melarikan diri. Lei Xiayu tentu saja menyadari niat lawannya itu membuatnya tersenyum penuh arti.“Ingi
Lei Qintian tak menghiraukan tatapan semua orang yang mengarah padanya, ketika Pedang Penakluk Naga sudah berada di dalam genggaman tangannya, pria itu segera memberikan serangan pertamanya, namun Gong Xijian masih bisa menghindarinya dengan tanpa kesulitan.Lei Qintian tetap tenang dengan mengubah arus serangannya yang kali ini menargetkan titik vital lawan, Gong Xijian dengan cepat menutupi bagian lehernya itu sehingga menunjukkan celah pada perutnya, hal tersebutlah yang dimanfaatkan oleh Lei Qintian karena dari awal dia memang mengincar bagian tersebut dan leher hanyalah sebagai pengalihan sehingga sebuah pukulan mendarat tepat di tubuh Gong Xijian.Pukulan itu dipenuhi banyak tenaga membuat Gong Xijian meringis kesakitan walau kulitnya sebenarnya sangat tebal karena efek transformasi Iblis, namun ternyata pukulan Lei Qintian itu tetap dapat membuatnya terpukul hingga puluhan meter sebab Lei Qintian sendiri menggunakan teknik ‘Tinju Petir' untuk menjatuhkan law