Kediaman keluarga Xia mulai ramai ketika matahari baru saja menampakkan diri, semua orang sudah mengisi tribun penonton yang telah disiapkan karena hari ini bertepatan dengan turnamen pemilihan pemimpin aliansi akan dilangsungkan. Para ketua klan juga sudah hadir, kecuali Lei Leng yang perannya digantikan oleh Lei Zhihao.Sementara di kursi para peserta juga sudah berkumpul tujuh orang selain Lei Xiayu yang belum juga menunjukkan batang hidungnya membuat semua orang bertanya-tanya alasan pemuda itu belum kunjung datang. Lei Zhihao yang ditanyai hanya menjawab singkat dan memastikan kalau cucunya itu akan segera menyusul.Xia Gengxin tidak bisa lagi menunda turnamen, sehingga meminta Bai Ling sebagai wasit untuk memulai pertandingan duluan, dan lawan yang berhadapan dengan Lei Xiayu akan bertarung di babak keempat. Xia Gengxin mengatur hal tersebut karena memberi muka pada Lei Zhihao atau kalau tidak dia sudah mendiskualifikasi Lei Xiayu karena dianggap tidak mengikuti aturan.Patriark
Benturan energi terjadi di udara, namun karena ranah kekuatan Duan Xuanying lebih tinggi dibandingkan Chu Yan membuat pertahanannya berhasil ditembus. Beruntung dia hanya terkena sedikit efek sampingnya saja sehingga tidak cukup untuk melukainya dengan serius. Tapi, tetap saja membuat Chu Yan memuntahkan darah segar dari mulutnya.Duan Xuanying sendiri tidak ingin melewatkan kesempatan emas ketika melihat lawannya sedang terpojok dia pun mengeluarkan pedangnya sebelum memberikan dua tebasan menyilang yang menciptakan pisau angin mengarah langsung kepada Chu Yan. Tapi, serangan tersebut masih bisa Chu Yan tahan menggunakan teknik 'Tiga Gerbang Kayu' sehingga pisau angin itu hanya mendarat di sembarang arah.Chu Yan merapatkan giginya, tidak ingin terus-menerus berada dalam posisi bertahan, dia segera membentuk mantra tangan yang seketika muncul tangan raksasa terbuat dari pohon menangkap tubuh Duan Xuanying dari bawah tanah tempatnya berdiri. Namun, pemuda itu dengan cekatan memotong ja
Chu Yan baru saja melepaskan puluhan balok kayu yang keluar dari balik jubahnya menyerang Duan Xuanying dan berusaha mengikatnya, namun pemuda itu terus menerus memotong setiap pohon yang datang tidak peduli berapapun jumlahnya. Meskipun berhasil menahan semua serangan, tapi tetap saja membuat napas Duan Xuanying mulai tak beraturan karena sudah menghabiskan qi yang cukup banyak.Duan Xuanying menggigit bibirnya, tidak menyangka praktisi yang ranahnya jauh lebih lemah dibandingkan dirinya seperti Chu Yan ini mampu membuatnya berada dalam posisi bertahan. Hal tersebut sebenarnya cukup beralasan karena walaupun Duan Xuanying memiliki kekuatan yang besar tapi dalam latihannya dia jarang sekali bertarung dengan serius.Selain itu, lawan tanding Duan Xuanying selama ini hanyalah mereka yang berasal dari klan Duan, jadi dia tidak pernah benar-benar mengeluarkan potensi penuh yang dimiliki. Berbeda halnya dengan Chu Yan yang lebih sering berburu hewan gaib di hutan, jadi pengalaman bertarung
Amarah Duan Jie baru meredah saat Chu Di berjanji akan melakukan yang terbaik untuk membantu penyembuhan Duan Xuanying setelah turnamen resmi berakhir. Dia juga mengatakan kalau muridnya, Chu Yan tidak dengan sengaja ingin melukai tuan muda dari klan Duan itu dan kejadian ini murni disebabkan oleh kecelakaan.Dan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan Chu Yan barusan, Chu Di dengan lantang mengumumkan kalau muridnya tersebut resmi mengundurkan diri dari turnamen. Chu Yan tidak berkomentar banyak, dan hanya mengikuti keputusan yang dibuat oleh Chu Di.Mendengar itu, Xia Gengxin dan Lei Zhihao selaku praktisi paling senior di sana juga menengahi keadaan dan berjanji pada Duan Jie bahwa mereka akan membantu permasalahan ini jika nantinya Chu Di melanggar ucapannya atau berniat melarikan diri dari masalah, mereka sendiri yang akan menangkap dan membawanya ke hadapan Dua Jie untuk diadili barulah patriark keluarga Duan ini bisa tenang.Tapi, tetap saja dia menyimpan dendam di dalam hatiny
Hujan api terjadi di atas arena pasca benturan sebelumnya dan Fu Sha sedikit lebih unggul daripada Xia Hongyan terlihat dari pemuda itu menerima luka ringan sementara lawannya harus bertekuk lutut sambil memuntahkan darah yang cukup banyak keluar dari mulutnya."Ap-apa yang sebenarnya terjadi?" Dengan napas terputus-putus Xia Hongyan tidak menyangka kalau Fu Sha bisa membuatnya terluka serius. Apalagi saat benturan sedang berlangsung tadi, Xia Hongyan merasa kalau kekuatan lawannya itu melonjak drastis tidak seperti berada di ranah Penyucian Tubuh tingkat 8.Sementara pada Fu Sha dia juga memuji kemampuan dari Xia Hongyan yang menurutnya sangat mengagumkan karena masih bisa bertahan dari serangan kuatnya padahal Fu Sha sudah mengeluarkan kekuatan seseorang yang berada di ranah Pembentukan Jiwa tanpa disadari oleh semua orang.Dia sengaja meningkatkan ranahnya agar mengakhiri pertarungan ini dengan cepat, namun tak menyangka Xia Hongyan masih bisa menahanny
Xiexie langsung tampil agresif dan menekan saat Bai Ling baru saja mengumumkan pertandingannya melawan Lu Lan dimulai, sehingga gadis itu belum siap menerima serangan mendadak dari Xiexie membuatnya harus dalam posisi bertahan. Sementara gadis bercadar itu tidak mengendurkan serangannya membuat Lu Lan berakhir dengan kondisi terdesak dalam waktu singkat.Tidak ingin menyia-nyiakan keunggulannya, Xiexie melepaskan sebuah pukulan telak yang mengarah pada perut Lu Lan sehingga gadis itu terdorong beberapa meter. Seakan belum puas, Xiexie kembali memberikan tendangan yang mendarat pada pinggang Sang Lawan dan kali ini membuat Lu Lan tersungkur ke lantai arena.Tak mau memberikan kesempatan bagi Lu Lan untuk menyerangnya, Xiexie bergerak dengan sangat cepat saat gadis itu sudah bangkit kembali dan lagi-lagi memberikan pukulan keras secara bertubi-tubi membuat Lu Lan kewalahan menahannya sehingga ada beberapa serangan yang mendarat tepat di wajahnya sehingga meninggalkan bekas luka.Lu Lan
Berbeda pada saat menghadapi Lu Lan yang tampil lebih menekan dan dominan, Xiexie ketika melawan Mu Rongrong lebih cenderung bertahan dengan alasan terlalu lelah untuk tampil menyerang karena qi-nya cukup terkuras banyak saat pertandingan sebelumnya, padahal sebenarnya dia berniat mempermainkan gadis itu saja sebab menganggap kalau Mu Rongrong tidak lebih daripada seorang gadis kecil yang kemampuannya tidak setara dengannya. Jadi, Xiexie menilai kalau gadis itu bukanlah lawan sebanding untuknya, dan di satu sisi dia sedang butuh hiburan serta memiliki rencana tersendiri sehingga memutuskan untuk mengulur waktu selama mungkin.Berbeda halnya dengan Mu Rongrong, dia tidak pernah meremehkan lawan, apalagi tahu kalau Xiexie bukanlah gadis biasa sehingga dia tampil menyerang dengan segenap kemampuannya. Mu Rongrong segera membentuk mantra tangan yang seketika saja muncul ratusan bola air mengelilingi tubuhnya."Gelembung air!"Xiexie tidak menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran saat melihat
Semua mata penonton tertuju pada Xiexie, penasaran ingin melihat yang akan gadis itu lakukan untuk membebaskan dirinya dari belenggu teknik pembekuan milik Mu Rongrong itu. Sementara Mu Rongrong sendiri sudah hampir menyelesaikan mantra tangannya untuk melepaskan serangan yang lebih kuat lagi sekaligus berniat mengakhiri pertarungannya.Seketika saja bulir-bulir air langsung memenuhi udara sekitar Mu Rongrong sebelum satu persatu berubah menjadi jarum-jarum kecil tajam yang membeku dengan jumlahnya mencapai ribuan."Seribu Jarum Es Abadi!"Jarum-jarum itu melesat ke arah Xiexie yang masih membeku dan seketika terjadi sebuah ledakan besar secara spontan bersamaan pula menghancurkan tubuh Xiexie sampai berkeping-keping membuat mata sebagian penonton membelalak lebar karena tidak menyangka Mu Rongrong dapat mengalahkan gadis itu bahkan membunuhnya.Sementara para jagoan di kursi utama masih bersikap tenang dan terus mengamati situasi di atas arena sebab mereka mengetahui kalau Mu Rongron