Hujan api terjadi di atas arena pasca benturan sebelumnya dan Fu Sha sedikit lebih unggul daripada Xia Hongyan terlihat dari pemuda itu menerima luka ringan sementara lawannya harus bertekuk lutut sambil memuntahkan darah yang cukup banyak keluar dari mulutnya."Ap-apa yang sebenarnya terjadi?" Dengan napas terputus-putus Xia Hongyan tidak menyangka kalau Fu Sha bisa membuatnya terluka serius. Apalagi saat benturan sedang berlangsung tadi, Xia Hongyan merasa kalau kekuatan lawannya itu melonjak drastis tidak seperti berada di ranah Penyucian Tubuh tingkat 8.Sementara pada Fu Sha dia juga memuji kemampuan dari Xia Hongyan yang menurutnya sangat mengagumkan karena masih bisa bertahan dari serangan kuatnya padahal Fu Sha sudah mengeluarkan kekuatan seseorang yang berada di ranah Pembentukan Jiwa tanpa disadari oleh semua orang.Dia sengaja meningkatkan ranahnya agar mengakhiri pertarungan ini dengan cepat, namun tak menyangka Xia Hongyan masih bisa menahanny
Xiexie langsung tampil agresif dan menekan saat Bai Ling baru saja mengumumkan pertandingannya melawan Lu Lan dimulai, sehingga gadis itu belum siap menerima serangan mendadak dari Xiexie membuatnya harus dalam posisi bertahan. Sementara gadis bercadar itu tidak mengendurkan serangannya membuat Lu Lan berakhir dengan kondisi terdesak dalam waktu singkat.Tidak ingin menyia-nyiakan keunggulannya, Xiexie melepaskan sebuah pukulan telak yang mengarah pada perut Lu Lan sehingga gadis itu terdorong beberapa meter. Seakan belum puas, Xiexie kembali memberikan tendangan yang mendarat pada pinggang Sang Lawan dan kali ini membuat Lu Lan tersungkur ke lantai arena.Tak mau memberikan kesempatan bagi Lu Lan untuk menyerangnya, Xiexie bergerak dengan sangat cepat saat gadis itu sudah bangkit kembali dan lagi-lagi memberikan pukulan keras secara bertubi-tubi membuat Lu Lan kewalahan menahannya sehingga ada beberapa serangan yang mendarat tepat di wajahnya sehingga meninggalkan bekas luka.Lu Lan
Berbeda pada saat menghadapi Lu Lan yang tampil lebih menekan dan dominan, Xiexie ketika melawan Mu Rongrong lebih cenderung bertahan dengan alasan terlalu lelah untuk tampil menyerang karena qi-nya cukup terkuras banyak saat pertandingan sebelumnya, padahal sebenarnya dia berniat mempermainkan gadis itu saja sebab menganggap kalau Mu Rongrong tidak lebih daripada seorang gadis kecil yang kemampuannya tidak setara dengannya. Jadi, Xiexie menilai kalau gadis itu bukanlah lawan sebanding untuknya, dan di satu sisi dia sedang butuh hiburan serta memiliki rencana tersendiri sehingga memutuskan untuk mengulur waktu selama mungkin.Berbeda halnya dengan Mu Rongrong, dia tidak pernah meremehkan lawan, apalagi tahu kalau Xiexie bukanlah gadis biasa sehingga dia tampil menyerang dengan segenap kemampuannya. Mu Rongrong segera membentuk mantra tangan yang seketika saja muncul ratusan bola air mengelilingi tubuhnya."Gelembung air!"Xiexie tidak menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran saat melihat
Semua mata penonton tertuju pada Xiexie, penasaran ingin melihat yang akan gadis itu lakukan untuk membebaskan dirinya dari belenggu teknik pembekuan milik Mu Rongrong itu. Sementara Mu Rongrong sendiri sudah hampir menyelesaikan mantra tangannya untuk melepaskan serangan yang lebih kuat lagi sekaligus berniat mengakhiri pertarungannya.Seketika saja bulir-bulir air langsung memenuhi udara sekitar Mu Rongrong sebelum satu persatu berubah menjadi jarum-jarum kecil tajam yang membeku dengan jumlahnya mencapai ribuan."Seribu Jarum Es Abadi!"Jarum-jarum itu melesat ke arah Xiexie yang masih membeku dan seketika terjadi sebuah ledakan besar secara spontan bersamaan pula menghancurkan tubuh Xiexie sampai berkeping-keping membuat mata sebagian penonton membelalak lebar karena tidak menyangka Mu Rongrong dapat mengalahkan gadis itu bahkan membunuhnya.Sementara para jagoan di kursi utama masih bersikap tenang dan terus mengamati situasi di atas arena sebab mereka mengetahui kalau Mu Rongron
Dua hari sebelum jadwal turnamen aliansi akan diadakan, Lei Leng memanggil Lei Qigang dan Lei Zexian untuk menemuinya, dan ketika kedua keponakannya itu datang, Lei Leng langsung memberinya sebuah misi yang berhubungan dengan Serikat Iblis. Mereka diminta untuk melakukan patroli di luar perbatasan Kota Zhengzhou untuk memastikan tidak akan ada ancaman dari Serikat Iblis seperti yang dikhawatirkan oleh Lei Zhihao.Lei Leng juga mengatakan jika mereka berhasil menyelesaikan misi tersebut, maka keduanya akan dibebaskan dari hukuman sebelumnya. Tapi, karena misi ini cukup berbahaya, maka Lei Leng meminta mereka untuk memikirkannya terlebih dahulu, namun baik Lei Qigang ataupun Lei Zexian segera menyetujuinya."Patriark, kami akan melakukannya." ujar Lei Qigang dan Lei Zexian dengan serius."Aku tahu kalian memang bisa diandalkan." Lei Leng menepuk pundak kedua keponakannya itu sambil tersenyum tipis.Maka dari itu, Lei Leng meminta mereka untuk melakukan beberapa persiapan dan berangkat p
Lei Zexian secara diam-diam sudah membentuk mantra tangan karena dia sadar kalau pertarungan tidak bisa dielakkan lagi sebab tentunya pria berjubah hitam itu tidak akan melepaskannya begitu saja jadi dia berpikir untuk menciptakan celah agar bisa melarikan diri, mengingat kemampuan lawannya ini berada jauh di atasnya yang tentu saja Lei Zexian tidak akan sanggup menghadapinya walaupun menggunakan segenap kemampuannya sekalipun."Bola Petir!" Lei Zexian secara mendadak melepaskan bola-bola petir, namun pria berjubah hitam itu mampu menahannya dengan sangat mudah, cukup satu kibasan tangan sudah membuat bola-bola petir tersebut menghilang.Melihat hal tersebut, Lei Zexian mengeluarkan tiga buah benda berwarna hitam seukuran kelereng lalu melemparkannya pada Sang Lawan, dan pria berjubah hitam itu kembali berniat menahannya karena menduga serangan Lei Zexian kali ini akan sama saja dengan yang sebelumnya, namun ketika bola hitam itu berbenturan dengan energi pelindung yang dia ciptakan, s
Lei Zexian ikut menoleh ke arah sumber suara dan menemukan sosok bertopeng yang baru saja muncul di tempat itu, dia tidak mengenalnya tapi melihat pakaian yang pria itu kenakan membuat Lei Zexian yakin kalau dirinya berasal dari Serikat Iblis juga, namun atas dasar apa sosok ini melarang pria berjubah hitam itu untuk membunuhnya.Disaat Lei Zexian sedang memikirkan alasannya, ada sosok lain muncul di tempat itu dan kali ini dia mengenalinya sebagai praktisi yang pernah menyerang Klan Lei beberapa hari lalu, yaitu Deng Jun. Melihat hal tersebut membuatnya berakhir pada satu kesimpulan, sosok bertopeng itu tidak lain adalah Lei Delan. Apalagi dia mengenali suaranya."Lei Delan!" ujar Lei Zexian dengan suara yang hampir tidak bisa didengar karena pria berjubah hitam itu masih mencekiknya dengan keras."Oh, kau masih mengingatku?" Lei Delan cukup kaget, tapi dia tidak mengelak kalau identitasnya memang seperti dugaan Lei Zexian. Melihat itu, keempat rekannya terkejut karena tidak menyangka
Rombongan Duan Ruyang terus bergerak sambil sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan jika anggota Serikat Iblis tidak mengikuti mereka, semua orang berusaha tetap tegar meskipun hatinya sedang sedih karena kematian Mu Shuren cukup membekas dalam ingatan mereka, apalagi kabar mengenai keadaan Lei Zexian dan lainnya juga tidak jelas, tapi melihat keganasan dan kemampuan yang dimiliki oleh anggota Serikat Iblis membuat mereka menarik kesimpulan bahwa tidak ada satupun yang selamat.Rombongan Duan Ruyang tiba di markas utama pada siang harinya setelah melalui perjalanan panjang, dan kedatangan mereka langsung disambut oleh sesama pasukan di sana. Mereka sempat menanyakan Mu Shuren, Lei Zexian dan lainnya karena tidak terlihat kembali bersama mereka, namun Duan Ruyang enggan menjelaskan dan lebih memilih untuk menemui para tetua secara langsung.Kedatangan Duan Ruyang membuat para tetua cukup terkejut, apalagi melihat wajahnya yang buruk, mereka menduga kabar yang akan pemuda itu samp