Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Kaisar Terkuat / Ch. 4 Persiapan dan Peperangan

Share

Ch. 4 Persiapan dan Peperangan

last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-11 22:55:57

"Lapor, Komandan Radin! Semua kapal sudah siap berlayar," lapor seorang prajurit dengan napas terengah-engah.

Wanita gagah dengan armor warna putih yang tak tergoyahkan itu menjawab dengan nada tegas, "Lima kapal, ikuti aku!"

Peperangan antara Kerajaan Chronoaris dan Chronovia tak terelakkan. Laser demi laser, ledakan demi ledakan, hujanilah daratan dan lautan dengan kehancuran. Chronoaris, yang kalah dalam pertempuran di laut, tidak menyerah begitu saja. Mereka menunggu dengan sabar, menjaga kapal-kapal mereka agar tetap berada dalam jangkauan musuh, hingga akhirnya saat yang tepat tiba, mereka muncul dari jalur rahasia yang telah mereka persiapkan.

"Tuan Henrick, posisi kita sedang terisolasi oleh musuh," lapor seorang prajurit dengan ketegangan.

Henrick, pria yang tenang namun penuh karisma, menjawab dengan keyakinan, "Kalian tidak perlu khawatir. Aku punya rencana hebat yang membutuhkan sedikit pengorbanan."

Tanpa membuang waktu, Henrick menyusuri lorong gelap yang mengarah ke jalur rahasia. Dalam sekejap, pandangannya terseruak oleh cahaya ungu yang memancar hingga mencapai langit. "Kita harus segera kembali ke kastil! Cepat!" Perintah Henrick dengan terburu-buru.

Semua prajurit yang mendengarnya segera bergerak dengan gesit, terperanjat oleh urgensi yang terasa di dalam suara komandan mereka. Mereka meluncur melewati lorong gelap dengan hati yang berdebar-debar, siap untuk menghadapi apa pun yang menanti mereka di balik pintu menuju kastil yang tersembunyi.

Dalam gelapnya lorong, mereka berlari menuju keamanan yang dijanjikan, langkah demi langkah, semangat perlawanan mereka semakin berkobar. Tidak ada waktu untuk ragu. Kehidupan mereka dan masa depan kerajaan tergantung pada kesuksesan rencana yang direncanakan oleh Henrick, seorang pemimpin yang penuh strategi dan ketabahan.

Dengan hati yang penuh harapan dan tekad yang tak tergoyahkan, pasukan tersebut berlari menuju masa depan yang tak terduga, menuju pertempuran yang akan menentukan nasib mereka.

"Jadi sinyal sudah diberikan?" tanya Jeremy dengan nada cemas, matanya mencari-cari sosok yang ia nantikan.

"Iya, tuan," jawab Mizuha dengan cepat, memberikan respons terhadap kegelisahan Jeremy.

"Kenapa Xander belum kembali?" tanya Jeremy dengan kebingungan yang terpancar jelas dari wajahnya.

Mizuha hanya menggelengkan kepala dengan perlahan, "Saya tidak tahu, tuan," ujarnya dengan suara pelan yang mengandung kekhawatiran.

Saat mereka tiba di depan Pintu Chronos, Jeremy segera mengumpulkan prajurit-prajurit yang telah menjadi pengikut setia Xander selama dua ratus tahun. Dengan penuh semangat, dia memulai pidatonya, menegaskan posisinya sebagai pemimpin baru.

"Mulai saat ini, kalian akan berada di bawah komandoku, dan Mizuha yang berdiri di sisiku akan menjadi wakil komandan. Aku berharap semangat kalian tetap berkobar!" ujar Jeremy dengan suara lantang, menggugah hati prajurit-prajurit tersebut.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan yang tegang. Jeremy mengangkat pedangnya, menandakan waktu yang tepat untuk memberikan sihir penguatan massal yang hanya dimilikinya.

Dalam sekejap, aura sihir itu menyelimuti seluruh prajurit, membangkitkan keajaiban dalam diri mereka. Sorakan kegembiraan pun terdengar di antara barisan prajurit, mereka berbicara antara satu sama lain tentang kekuatan dan keajaiban sihir penguatan yang telah digunakan oleh Jeremy.

Momentum ini menggairahkan semangat mereka, mengisi ruangan dengan harapan dan keyakinan. Mereka merasa tak terkalahkan, siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin menantang mereka di medan pertempuran. Jeremy, sebagai pemimpin yang baru muncul, telah memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan kepada pasukannya. Semua itu menjadi langkah awal yang tak terlupakan dalam perjalanan mereka, saat mereka bersiap-siap untuk memperjuangkan takdir Kerajaan Chronoaris dan menghadapi musuh yang menanti di kerajaan Chronovia.

Henrick berdiri tegak di hadapan pintu masuk ruang istana, dihadang oleh dua pengawal setia Raja Chronoaris, Abel dan Hebel Kornea. Tatapan tajam mereka menyoroti keberanian Henrick, sementara raja yang terlelap tiba-tiba terbangun dengan sinis yang jelas terpancar dari matanya.

"Ahh... jadi kau sudah mengetahuinya, ya. Kalau begitu, tidak perlu lagi bermain-main," ujar Henrick dengan suara mantap, menghela nafas dalam-dalam, dan meloloskan pedangnya dari sarungnya. Cahaya baja memantul di ruangan yang tenang.

Raja Chronoaris menatap Henrick dengan tatapan sinis, mencoba menguji keberanian dan keteguhan hatinya. "Apa yang Kerajaan Chronovia berikan padamu? Ketenaran? Kekuasaan? Uang?" ujarnya dengan suara menggoda.

Henrick menegakkan dirinya dengan bangga, meyakinkan semua orang di ruangan itu tentang identitas dan tujuan sejatinya. "Aku tidak berpihak kepada kalian, orang-orang bodoh. Namaku yang sebenarnya adalah Henrick Sylverstain, seorang kesatria setia yang telah bersumpah kepada Kerajaan Dragonheart," katanya dengan bangga.

Tawa mencemooh langsung memenuhi ruangan saat Raja Chronoaris menggelengkan kepalanya dengan penuh kemenangan. "HAHAHAHAHAHA! Dragonheart? Sebuah kerajaan yang sudah lama runtuh dan hancur. Kalian tidak akan pernah mampu mengalahkanku," ejeknya dengan nada yang terus-menerus merendahkan.

Henrick, yang tidak banyak bicara, langsung melancarkan serangan kepada Abel dan Hebel dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa. Abel segera mundur, melantunkan mantra sihir "Transform", dan tombak besar di tangannya berubah menjadi senjata railgun yang menggelegar. Serentetan tembakan railgun itu meluncur menuju Henrick, sementara Hebel melompat ke belakang, siap melindungi Abel dari serangan balik.

Ledakan demi ledakan railgun mengguncang istana megah itu, meruntuhkan tembok-tembok dan mengirimkan debu dan puing-puing ke udara. Raja Chronoaris melihat kekacauan itu dan dengan cepat melarikan diri dari takhta singgasananya. Kegaduhan itu memberi kesempatan kepada Henrick untuk bergerak lebih leluasa, menghindari proyektil-proyektil mematikan yang ditembakkan ke arahnya.

Tatapan Henrick terus mencari keberadaan Raja Chronoaris yang sembunyi di balik kegelapan. "Sekarang saatnya kita mengakhiri ini," gumamnya dengan tekad yang bulat.

Namun, Abel dan Hebel tidak gentar. Mereka mengolok Henrick dengan sombong, merasa tak tergoyahkan dalam keunggulan mereka. "Kau bahkan tidak mampu mendekati kami, kaulah yang akhirnya akan kami hancurkan!" ejek Abel dengan nada mengejek, disambut oleh Hebel yang memperkuat ejekan itu dengan suaranya yang merayap di telinga Henrick.

Henrick, tanpa ragu atau keraguan, menghentikan langkahnya dan berjalan dengan langkah perlahan mendekati keduanya. Tatapannya yang tajam dan dingin memancarkan keberanian dan ketegasan. "Raja kalian adalah seorang pengecut," ucapnya dengan suara rendah namun penuh kepercayaan. "Ketika dia merasa berada di atas angin, dia akan tetap berada di sekitar ini. Tetapi ketika seseorang terancam dengan kepastian kematian, dia akan mengorbankan segalanya. Dia hanyalah seorang raja yang bodoh."

Abel dan Hebel semakin marah dan terus menembakkan railgun mereka, yakin bahwa serangan mereka akan menghancurkan Henrick. Namun, tiba-tiba, situasi berubah 180 derajat. Henrick dengan refleks yang luar biasa memantulkan setiap tembakan railgun dengan pedangnya, dalam kecepatan yang begitu tinggi sehingga Abel dan Hebel tidak mampu mengikutinya dengan mata telanjang. Mereka tercengang melihat kepiawaian dan keahlian tempur Henrick yang tak terduga.

Hebel, yang merasakan kehadiran kematian yang menghantui dirinya, segera merasa ketakutan dan mundur dengan cepat. Sementara itu, Abel mengganti senjata railgunnya dengan sebuah tombak, siap menghadapi Henrick secara langsung.

"Kalian masih berada 1000 tahun di belakangku dalam pertarungan ini. Kini, nikmatilah hidup kalian di neraka!" ujar Henrick dengan suara yang penuh kepercayaan. Tanpa memberikan mereka kesempatan untuk bereaksi, Henrick meluncur ke arah Abel dan Hebel dengan kecepatan yang luar biasa. Abel dan Hebel mencoba melawan balik, namun serangan mereka tidak mampu menjangkau Henrick yang begitu gesit.

Dalam sekejap, Abel dan Hebel terpental jauh ke belakang, melewati takhta singgasana yang hancur berantakan. Benturan tubuh mereka dengan tanah menghasilkan dentuman yang memenuhi ruangan istana yang sunyi.

Suara gemuruh kapal perang Chronovia menggema di sekitar istana yang terguncang oleh ledakan dan kekacauan. Raja Chronoaris merasa kepanikan yang membelenggu dirinya semakin menguat saat mendengar deru mesin perang yang semakin mendekat. Dalam keadaan panik, dia berusaha melarikan diri menuju kediamannya, mencoba menyelamatkan diri dari kekacauan yang melanda.

Namun, sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, sosok yang mempesona dan mengeluarkan aura yang menakutkan terhadap Raja Chronoaris. Dengan baju zirah yang berkilau dan pedang yang memancarkan aura kekuatan, berdiri tegak di hadapan Raja Chronoaris.

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 5 Kemenangan

    Dengan tatapan yang penuh keberanian, Radin Christ menjaga keseimbangannya saat Raja Chronoaris mundur perlahan dengan tubuh yang gemetaran. Ksatria wanita tersebut berdiri tegak, tak terpengaruh oleh rasa takut yang merasuki Raja Chronoaris. "Saya adalah Radin Christ," ujar Radin dengan suara yang tenang, tetapi tak sempat melanjutkan perkataannya ketika Raja Chronoaris menyambar dengan amarah. "Saya tidak peduli dengan siapa kau. Tapi anjing Chronovia sepertimu akan mati di tangan pengawalku!" Raja Chronoaris berbicara dengan suara terbata-bata, tampak ketakutan saat ia mundur perlahan. Radin tersenyum sinis, menangkap getaran ketakutan yang meliputi Raja Chronoaris. "Aku melihatmu berlari dari sesuatu. Jadi, sepertinya ada sesuatu yang mengejarmu, bukan, Tuan Chronoaris?" Ksatria wanita itu maju perlahan, berusaha memojokkan Raja Chronoaris yang semakin terpojok dalam keadaan ketakutan. Raja Chronoaris merasakan bagaimana sudut yang sempit dihadapinya semakin sempit. Tatapannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 6 Sang Grand Magus

    "Saya tidak akan bisa menjelaskan apapun sekarang, tuan Reinhard" tegas Xander dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. "Situasi dan kondisi saat ini membutuhkan kita untuk mengambil tindakan yang akan menentukan hasilnya." Reinhard mengerutkan kening, mencoba memahami kata-kata Xander yang misterius. "Membalik keadaan? Apa maksudmu?" Xander menatap Reinhard dengan pandangan yang penuh keyakinan. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, memilih kata-kata dengan hati-hati. "Tuan Reinhard, saat ini ada rencana yang sedang berjalan. Saya menerima kabar dari salah satu anak buah saya bahwa rencana pertama kita telah berhasil. Dan sekarang, saya harus menyusul Jeremy untuk menyelesaikan rencana kedua ini." Reinhard merasa semakin kebingungan dengan setiap kata yang diucapkan Xander. Namun, kepercayaan yang dimiliki Xander membuatnya tetap tenang. Dia mengerti bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 7 Terbukanya Pintu Chronos

    Di tengah reruntuhan dan kehancuran, Xander, Jeremy, dan Henrick merasakan getaran yang kuat dan tak terduga. Mata mereka tertuju pada Pintu Chronos yang mulai terbuka perlahan, mengeluarkan gelombang aura yang memenuhi area sekitarnya. Keajaiban ini membuat hati mereka berdebar-debar, merasa bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. "Dapatkah kalian merasakannya?" tanya Mizuha dengan kekaguman yang terpancar dari matanya. Jeremy mengangguk, matanya terpaku pada Pintu Chronos yang semakin terbuka. "Ini tidak mungkin... Pintu ini selama ini terkunci rapat. Mengapa dia tiba-tiba terbuka?" Xander, yang selama ini menjadi penasihat setia raja, menyibakkan jubahnya yang kusam. "Aku pernah mendengar legenda bahwa Pintu Chronos akan terbuka hanya ketika terjadi perubahan besar dalam aliran waktu. Mungkin kemenangan kita atas Kaisar Rostedich adalah kunci dari peristiwa ini. Dalam keheranan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 8 Teknologi Tiada Tanding

    Matahari terbit dengan gemilang di langit biru saat Xander, Jeremy, dan Mizuha melangkah maju di hadapan jembatan yang menghubungkan daratan dengan pulau besar yang terletak di tengah laut yang luas. Keindahan alam dunia baru ini begitu memukau, tetapi yang membuat mereka terkesima adalah kehadiran kastil megah yang menjulang di kejauhan. Xander melihat sekelilingnya dengan wajah penuh nostalgia. "Sungguh, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku berada di sini. Kastil ini menyimpan banyak kenangan bagi kuasa dan kekuasaan yang pernah ada." Para prajurit dari berbagai dunia yang mengikuti mereka dalam perjalanan ini takjub akan pemandangan yang mempesona. Mereka tidak bisa menahan kagum saat melihat kebesaran kastil megah yang terhampar di depan mereka. "Dunia ini sungguh luar biasa," ujar Mizuha dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kastil ini, sungguh menakjubkan. Tidak ada teknologi yang mampu menandinginya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 9 Pelatihan Yang Menantang

    "Aliran sirkuit itu merupakan salah satu teknologi yang sudah lama hilang sejak bahkan Ribuan tahun yang lalu," Xander menjelaskan dengan penuh pengetahuan.Henrick, seorang murid muda yang penuh rasa ingin tahu, tidak bisa menahan rasa ingin tahu. "Berapa umur tuan sekarang jika saya boleh tahu?" tanya Henrick dengan sopan, menyadari perbedaan usia yang sangat besar di antara mereka.Xander tersenyum, wajahnya tercerahkan oleh ingatan akan masa lalunya yang luar biasa. "Hmmmm... 247 tahun," jawab Xander dengan bangga setelah berpikir sejenak.Henrick terkejut. Xander telah hidup selama berabad-abad, mengalami perubahan zaman dan peristiwa yang tidak dapat dibayangkan olehnya. "Apakah ini adalah salah satu teknologi Dragonian?" tanya Henrick dengan rasa kagum.Xander menggeleng, memperjelas kebingungan Henrick. "Tidak, itu adalah hal yang berbeda. Aku memiliki kekuatan ini berkat kedermawanan Kaisar Rostredich, yang dulunya merupakan pemimpin agung dari Kekaisaran Dragonheart," Xander

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 10 Keajaiban di Kastil Dragonheart

    Di tempat yang jauh dari keramaian, Reinhard terbangun dengan perlahan dari kesadarannya yang terdalam. Matanya perlahan terbuka, menyisir ruangan dengan pandangan samar. Di sisinya, Jeremy duduk dengan penuh kegelisahan, menunggu dengan sabar Reinhard bangun. Ketika Reinhard akhirnya sadar sepenuhnya, Jeremy merasa lega. "Akhirnya, kau bangun. Aku sangat khawatir tentangmu," ucap Jeremy dengan suara lega. Reinhard mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih kabur. "Apa yang terjadi padaku? Dan di mana kita berada?" tanya Reinhard dengan rasa penasaran. Jeremy mengambil napas dalam-dalam, tahu bahwa dia harus menjelaskan situasi yang rumit ini dengan hati-hati. "Jiwa Kaisar Rostredich, leluhurmu, telah mengambil alih tubuhmu. Itulah sebabnya kau kehilangan kesadaran. Saat itu, tubuhmu tidak lagi dikuasai olehmu sendiri," jelas Jeremy dengan jujur. Reinhard terkejut mendengar penjelasan itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya masih kabur.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 11 Kedatangan Kerajaan Aragorn

    Mizuha merasa lelah setelah berhari-hari menghadapi tantangan dan bahaya di Kastil Dragonheart. Dalam keheningan kamar mandi yang tenang, ia membiarkan dirinya melepaskan semua pakaiannya dan melihat cermin di depannya. Tubuhnya yang elegan tercermin di kaca, namun bekas luka di kulitnya juga terlihat jelas. Setiap luka itu adalah sebuah kenangan yang tak bisa ia lupakan. Saat air hangat mengalir di bak mandi, Mizuha merenung tentang masa lalu yang membawa luka-luka itu. Ia teringat akan momen saat ia berjuang melawan kekuatan jahat, saat kemenangan dan kekalahan saling berhadapan. Bekas luka di tubuhnya adalah saksi bisu dari perjuangan yang ia lalui, namun juga menjadi pengingat akan ketabahan dan tekadnya. Mizuha menghela nafas dalam-dalam, berusaha meredakan pikiran yang terus memenuhi kepalanya. Ia memilih untuk memusatkan perhatiannya pada saat ini dan menikmati momen kedamaian dalam bak mandi yang hangat. Namun, tiba-tiba, suara sirine menghentikan ketenangan tersebut. Suara

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 12 Pertempuran di Luar Angkasa

    Peperangan antara pasukan kapal luar angkasa Dragonheart dan Aragorn mencapai puncaknya. Aragorn menderita kerugian besar dengan kehilangan seluruh pasukan induk mereka, sebanyak 10.381 kapal. Di sisi lain, Dragonheart tidak kehilangan kapal induk, hanya beberapa pesawat personel luar angkasa yang hilang. "Pastikan seluruh awak kapal diamankan tanpa terkecuali, dan bawa komandan mereka ke hadapanku," perintah Robot Nomor 7 tegas. "Diperintahkan dan dikonfirmasi," suara robot komandan di setiap kapal induk Dragonheart merespons. Di medan perang invasi planet Chronus, banyak pasukan Aragorn yang tewas, sementara yang masih hidup dikurung dalam penjara kekaisaran Dragonheart. Di tengah situasi tersebut, Robot Nomor 7 memimpin Von Jay dan sisa pasukan Aragorn menuju ibukota Dragonheart melalui pintu Chronus, sebuah gerbang yang menghubungkan ibukota Grand Archadia dengan planet Chronus. Dengan pesawat transportasi luar angkasa, Robot Nomor 7 membawa Von Jay dan pasukan Aragorn lainnya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 14 Sebelum Pertemuan

    Sementara Reinhard berada di dalam kamar mandi, Xander mendengar suara cipratan air dan aliran air yang mengalir. Dia memerintahkan dua robot penjaganya untuk tetap berjaga di tempat dan memberi jalan kepadanya. Saat Xander mengamati sekeliling ruangan, dia merasakan kehadiran energi leluhur Dragonheart di sekitarnya, sesuai dengan nalurinya sebagai Grand Magus. "Hawa ini... tidak ada keraguan lagi," ujar Xander dengan wajah penuh kenangan. Xander kemudian menggerakkan tangannya secara perlahan dalam gerakan melingkar dari kanan ke kiri. Kilauan energi berwarna ungu mulai muncul, dan titik-titik berwarna ungu itu membentuk sinar ungu yang indah di sekelilingnya. Di dalam kamar mandi, Reinhard merasakan energi yang membuat kepalanya seolah-olah dipaksa untuk mengingat sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Gambar-gambar mulai muncul di benak Reinhard, sementara tangannya yang memegang kepalanya terasa pusing. Jeremy merasa bosan di dalam ruangannya dan memutuskan untuk kel

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 13 Mimpi Yang Nyata

    "Diamlah, bocah, dan kuyakinkanlah tidurmu. Engkau akan kutuangkan sebuah khayalan," ucap Rovendum dengan lembut. Reinhard, semula merebahkan diri di atas kasurnya, menghadap langit-langit ruangannya. Di situ, tergantung sebuah cermin yang memantulkan gemerlapnya langit dan kerlipan bintang di alam semesta. Hembusan angin sejuk menerobos masuk, melintasi ruangan Reinhard, dan berhembus lembut di kulitnya. Perlahan, matanya terpejam. "Bagiku, ini adalah pertama kalinya tidur tanpa kegelisahan dan dengan damai sejak saat-saat ketika aku dan pak tua pergi berpetualang..." Saat matanya terpejam, dunia peperangan yang megah tergambar dengan jelas di hadapannya. Begitu banyak pesawat luar angkasa yang berputar mengelilingi sebuah planet yang memancarkan cahaya ungu dari kejauhan. Di antara pesawat-pesawat itu, bendera-bendera berkelebat tanpa henti, masing-masing memiliki lambang yang berbeda. Reinhard merasa seolah-olah dirinya terbang di alam semesta, melihat pesawat-pesawat yang berla

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 12 Pertempuran di Luar Angkasa

    Peperangan antara pasukan kapal luar angkasa Dragonheart dan Aragorn mencapai puncaknya. Aragorn menderita kerugian besar dengan kehilangan seluruh pasukan induk mereka, sebanyak 10.381 kapal. Di sisi lain, Dragonheart tidak kehilangan kapal induk, hanya beberapa pesawat personel luar angkasa yang hilang. "Pastikan seluruh awak kapal diamankan tanpa terkecuali, dan bawa komandan mereka ke hadapanku," perintah Robot Nomor 7 tegas. "Diperintahkan dan dikonfirmasi," suara robot komandan di setiap kapal induk Dragonheart merespons. Di medan perang invasi planet Chronus, banyak pasukan Aragorn yang tewas, sementara yang masih hidup dikurung dalam penjara kekaisaran Dragonheart. Di tengah situasi tersebut, Robot Nomor 7 memimpin Von Jay dan sisa pasukan Aragorn menuju ibukota Dragonheart melalui pintu Chronus, sebuah gerbang yang menghubungkan ibukota Grand Archadia dengan planet Chronus. Dengan pesawat transportasi luar angkasa, Robot Nomor 7 membawa Von Jay dan pasukan Aragorn lainnya

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 11 Kedatangan Kerajaan Aragorn

    Mizuha merasa lelah setelah berhari-hari menghadapi tantangan dan bahaya di Kastil Dragonheart. Dalam keheningan kamar mandi yang tenang, ia membiarkan dirinya melepaskan semua pakaiannya dan melihat cermin di depannya. Tubuhnya yang elegan tercermin di kaca, namun bekas luka di kulitnya juga terlihat jelas. Setiap luka itu adalah sebuah kenangan yang tak bisa ia lupakan. Saat air hangat mengalir di bak mandi, Mizuha merenung tentang masa lalu yang membawa luka-luka itu. Ia teringat akan momen saat ia berjuang melawan kekuatan jahat, saat kemenangan dan kekalahan saling berhadapan. Bekas luka di tubuhnya adalah saksi bisu dari perjuangan yang ia lalui, namun juga menjadi pengingat akan ketabahan dan tekadnya. Mizuha menghela nafas dalam-dalam, berusaha meredakan pikiran yang terus memenuhi kepalanya. Ia memilih untuk memusatkan perhatiannya pada saat ini dan menikmati momen kedamaian dalam bak mandi yang hangat. Namun, tiba-tiba, suara sirine menghentikan ketenangan tersebut. Suara

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 10 Keajaiban di Kastil Dragonheart

    Di tempat yang jauh dari keramaian, Reinhard terbangun dengan perlahan dari kesadarannya yang terdalam. Matanya perlahan terbuka, menyisir ruangan dengan pandangan samar. Di sisinya, Jeremy duduk dengan penuh kegelisahan, menunggu dengan sabar Reinhard bangun. Ketika Reinhard akhirnya sadar sepenuhnya, Jeremy merasa lega. "Akhirnya, kau bangun. Aku sangat khawatir tentangmu," ucap Jeremy dengan suara lega. Reinhard mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih kabur. "Apa yang terjadi padaku? Dan di mana kita berada?" tanya Reinhard dengan rasa penasaran. Jeremy mengambil napas dalam-dalam, tahu bahwa dia harus menjelaskan situasi yang rumit ini dengan hati-hati. "Jiwa Kaisar Rostredich, leluhurmu, telah mengambil alih tubuhmu. Itulah sebabnya kau kehilangan kesadaran. Saat itu, tubuhmu tidak lagi dikuasai olehmu sendiri," jelas Jeremy dengan jujur. Reinhard terkejut mendengar penjelasan itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya masih kabur.

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 9 Pelatihan Yang Menantang

    "Aliran sirkuit itu merupakan salah satu teknologi yang sudah lama hilang sejak bahkan Ribuan tahun yang lalu," Xander menjelaskan dengan penuh pengetahuan.Henrick, seorang murid muda yang penuh rasa ingin tahu, tidak bisa menahan rasa ingin tahu. "Berapa umur tuan sekarang jika saya boleh tahu?" tanya Henrick dengan sopan, menyadari perbedaan usia yang sangat besar di antara mereka.Xander tersenyum, wajahnya tercerahkan oleh ingatan akan masa lalunya yang luar biasa. "Hmmmm... 247 tahun," jawab Xander dengan bangga setelah berpikir sejenak.Henrick terkejut. Xander telah hidup selama berabad-abad, mengalami perubahan zaman dan peristiwa yang tidak dapat dibayangkan olehnya. "Apakah ini adalah salah satu teknologi Dragonian?" tanya Henrick dengan rasa kagum.Xander menggeleng, memperjelas kebingungan Henrick. "Tidak, itu adalah hal yang berbeda. Aku memiliki kekuatan ini berkat kedermawanan Kaisar Rostredich, yang dulunya merupakan pemimpin agung dari Kekaisaran Dragonheart," Xander

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 8 Teknologi Tiada Tanding

    Matahari terbit dengan gemilang di langit biru saat Xander, Jeremy, dan Mizuha melangkah maju di hadapan jembatan yang menghubungkan daratan dengan pulau besar yang terletak di tengah laut yang luas. Keindahan alam dunia baru ini begitu memukau, tetapi yang membuat mereka terkesima adalah kehadiran kastil megah yang menjulang di kejauhan. Xander melihat sekelilingnya dengan wajah penuh nostalgia. "Sungguh, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku berada di sini. Kastil ini menyimpan banyak kenangan bagi kuasa dan kekuasaan yang pernah ada." Para prajurit dari berbagai dunia yang mengikuti mereka dalam perjalanan ini takjub akan pemandangan yang mempesona. Mereka tidak bisa menahan kagum saat melihat kebesaran kastil megah yang terhampar di depan mereka. "Dunia ini sungguh luar biasa," ujar Mizuha dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kastil ini, sungguh menakjubkan. Tidak ada teknologi yang mampu menandinginya

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 7 Terbukanya Pintu Chronos

    Di tengah reruntuhan dan kehancuran, Xander, Jeremy, dan Henrick merasakan getaran yang kuat dan tak terduga. Mata mereka tertuju pada Pintu Chronos yang mulai terbuka perlahan, mengeluarkan gelombang aura yang memenuhi area sekitarnya. Keajaiban ini membuat hati mereka berdebar-debar, merasa bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. "Dapatkah kalian merasakannya?" tanya Mizuha dengan kekaguman yang terpancar dari matanya. Jeremy mengangguk, matanya terpaku pada Pintu Chronos yang semakin terbuka. "Ini tidak mungkin... Pintu ini selama ini terkunci rapat. Mengapa dia tiba-tiba terbuka?" Xander, yang selama ini menjadi penasihat setia raja, menyibakkan jubahnya yang kusam. "Aku pernah mendengar legenda bahwa Pintu Chronos akan terbuka hanya ketika terjadi perubahan besar dalam aliran waktu. Mungkin kemenangan kita atas Kaisar Rostedich adalah kunci dari peristiwa ini. Dalam keheranan d

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 6 Sang Grand Magus

    "Saya tidak akan bisa menjelaskan apapun sekarang, tuan Reinhard" tegas Xander dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. "Situasi dan kondisi saat ini membutuhkan kita untuk mengambil tindakan yang akan menentukan hasilnya." Reinhard mengerutkan kening, mencoba memahami kata-kata Xander yang misterius. "Membalik keadaan? Apa maksudmu?" Xander menatap Reinhard dengan pandangan yang penuh keyakinan. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, memilih kata-kata dengan hati-hati. "Tuan Reinhard, saat ini ada rencana yang sedang berjalan. Saya menerima kabar dari salah satu anak buah saya bahwa rencana pertama kita telah berhasil. Dan sekarang, saya harus menyusul Jeremy untuk menyelesaikan rencana kedua ini." Reinhard merasa semakin kebingungan dengan setiap kata yang diucapkan Xander. Namun, kepercayaan yang dimiliki Xander membuatnya tetap tenang. Dia mengerti bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang

DMCA.com Protection Status