Share

Ch. 5 Kemenangan

last update Last Updated: 2023-05-12 22:41:43

Dengan tatapan yang penuh keberanian, Radin Christ menjaga keseimbangannya saat Raja Chronoaris mundur perlahan dengan tubuh yang gemetaran. Ksatria wanita tersebut berdiri tegak, tak terpengaruh oleh rasa takut yang merasuki Raja Chronoaris.

"Saya adalah Radin Christ," ujar Radin dengan suara yang tenang, tetapi tak sempat melanjutkan perkataannya ketika Raja Chronoaris menyambar dengan amarah. "Saya tidak peduli dengan siapa kau. Tapi anjing Chronovia sepertimu akan mati di tangan pengawalku!" Raja Chronoaris berbicara dengan suara terbata-bata, tampak ketakutan saat ia mundur perlahan.

Radin tersenyum sinis, menangkap getaran ketakutan yang meliputi Raja Chronoaris. "Aku melihatmu berlari dari sesuatu. Jadi, sepertinya ada sesuatu yang mengejarmu, bukan, Tuan Chronoaris?" Ksatria wanita itu maju perlahan, berusaha memojokkan Raja Chronoaris yang semakin terpojok dalam keadaan ketakutan.

Raja Chronoaris merasakan bagaimana sudut yang sempit dihadapinya semakin sempit. Tatapannya yang penuh ketakutan berusaha mencari jalan keluar, tetapi tak ada keberanian yang tersisa dalam dirinya untuk melawannya. Dia merasa seolah dunianya runtuh di hadapan ksatria yang tak hanya memiliki kekuatan fisik, tetapi juga keberanian dan kecerdasan yang luar biasa.

"Sialan!" teriak Raja Chronoaris, suaranya terputus-putus oleh kepanikan yang melandanya. "Di manakah pengawalku saat aku berlari ketakutan seperti ini?" Dia mencoba mengejek Radin dalam upaya terakhirnya untuk mempertahankan sedikit martabat yang tersisa.

Tak lama setelah suara hentakan kaki Henrick terdengar di belakang Raja Chronoaris, suasana pertarungan semakin memanas. Terik matahari yang memancar di langit sore mulai menyimbulkan aura yang sangat menakutkan saat Henrick mendekati mereka dengan langkah yang tenang. Sambil mengayunkan pedangnya yang berlumuran darah, ia dengan nada pantun mengumumkan kehadirannya.

"2 burung berkicau tak karuan, dan ini adalah akhir dari kalian," ucapnya dengan nada yang menggambarkan kepastian kemenangan. Gerakan tubuhnya yang santai menyiratkan keberanian yang tak tergoyahkan.

Tiba-tiba, sebuah aura yang begitu kuat dan menyeramkan melesat dari belakang Raja Chronoaris, menyambar keduanya. Tanpa ragu dan tanpa pikir panjang, Radin merapalkan mantra sambil menutup helm ksatrianya, memasuki mode menyerang yang kuat.

"Light: Heaven's Sword!" seru Radin sambil mengarahkan pedangnya ke atas. Cahaya putih mulai menyelimuti bilah pedangnya, memancarkan aura yang menyilaukan.

Tidak berhenti di situ, Radin melanjutkan rapalannya dengan penuh keberanian. "Light: Heaven Armor!" seru Radin sekali lagi. Kali ini, cahaya putih menerangi seluruh armor yang menutupi tubuhnya, menciptakan perisai melindungi dirinya dari serangan musuh.

Dalam balutan cahaya suci, Radin berdiri dengan sikap yang tegap, siap untuk melawan Henrick. Cahaya pedang dan armor yang memancar dari tubuhnya menunjukkan keberanian dan kekuatan yang tak tergoyahkan.

Henrick tersenyum sinis, melihat perlengkapan ksatria wanita itu. "Ah, sebuah pertunjukan cahaya yang indah," katanya dengan menggoda. "Namun, apakah itu cukup untuk melawanku?"

Radin menjaga ketenangannya, tidak terpengaruh oleh ucapan Henrick. "Ketahuilah, ini adalah pertunjukan terakhir yang akan kau lihat karena kau akan menemui akhirmu!"

Dengan ketegangan yang melingkupi mereka, pertempuran antara Radin dan Henrick siap untuk dimulai.

Raja Chronoaris, yang berada di antara Radin dan Henrick, tiba-tiba jatuh pingsan di depan Radin. Meskipun terkejut, Radin mengabaikan keadaan raja dan fokus pada Henrick yang mengeluarkan aura menakutkan. Dengan cepat, Radin melesat ke arahnya, mempertajam konsentrasinya dan menyiapkan serangan berikutnya.

Sesaat kemudian, Radin sudah mendekati Henrick, pedangnya diayunkan dengan kedua tangan mengarah ke arah kanan. Namun, dengan gerakan yang lincah dan terampil, Henrick melangkah maju dan memutar tubuhnya 90 derajat ke belakang menggunakan kaki kirinya, dengan mudah menghindari serangan maut dari Radin. Seperti seekor kucing yang gesit, Henrick melanjutkan serangannya dengan pedangnya yang meluncur dari arah bawah dan mementalkan pedangan kearah atas

Tidak puas hanya dengan itu, Henrick melancarkan serangan tambahan. Dengan kaki yang terangkat, ia memutarnya dari arah bawah ke arah perut Radin dan menghantamnya dengan tendangan yang kuat. Gerakan itu membuat radin terpental jauh membentuk lengkungan parabola ke arah belakang.

Setelah terhempas jauh membentuk lengkungan parabola ke arah belakang, Radin akhirnya tergeletak di tanah dengan tubuh yang terasa remuk. Meski luka-luka yang dialaminya semakin parah, semangatnya untuk melawan tidak pernah padam.

"Sialan! Siapa kau sebenarnya?!" seru Radin dengan suara yang terengah-engah, sambil berusaha bangkit kembali.

Henrick, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, meluncur dengan kecepatan yang mengagumkan. Ia mengarahkan tendangannya dengan tepat, menghantam tubuh Radin yang rapuh. Terdengar suara gemuruh saat tubuh Radin terbentur beberapa pilar, menyebabkannya hancur berkeping-keping. Radin akhirnya terhenti tertahan pada pilar yang ke-11, seolah-olah menjadi lambang kemenangan bagi Henrick.

Armor yang dulu gagah kini hancur berantakan, terlihat retak-retak dan tercabik-cabik. Helm Radin juga mengalami nasib serupa, dengan sebelahnya yang hancur dan mengungkapkan wajah yang terluka dan penuh ketegaran.

Henrick mendekati Radin yang terkapar di antara puing-puing. Tatapan sinis dan kepuasan menghiasi wajahnya. "Berhentilah melawan"

Di suatu tengah kekacauan pertempuran, Jeremy, dengan keberanian dan keterampilan bertarungnya, berhasil memporak-porandakan pasukan Chronoaris di depannya. Serangan-serangan yang lincah dan mematikan dari Jeremy membuat pasukan lawan terkejut dan kehilangan semangat bertarung. Mereka tercecer, teracak-acak, dan terpaksa berhadapan dengan kekuatan yang tak terduga.

Sementara itu, di Ruangan Meeting yang terletak di balik medan pertempuran, Mizuha memandang pemandangan itu dengan mata terbelalak dan takjub. Ia tidak menyangka bahwa Jeremy memiliki kekuatan yang luar biasa, hampir setara dengan Xander.

"Dia benar-benar luar biasa," gumam Mizuha dengan suara tercekat.

Suara sorakan riuh dari pasukan Jeremy yang menyaksikan keberhasilan rekan mereka terdengar di kejauhan. "Wooooooooooo!" seru mereka dengan semangat yang membara. Energi positif dan keyakinan mereka memancar, menguatkan semangat pertempuran yang membara hati para prajurit.

Di dalam ruangan yang dibanjiri suara sorakan yang kencang, Reinhard mulai membuka matanya. Dia merasakan kelelahan yang melanda setiap serat tubuhnya. Lingkungan sekitarnya masih terasa samar, dan dia berusaha mengumpulkan kembali kesadarannya.

Suara sorakan semakin keras dan menggema di ruangan itu, mencerminkan euforia dan kegembiraan yang mewabah.

Sementara Reinhard meraih kesadarannya yang perlahan, ia melihat dirinya terbaring di kasurnya dengan tubuh yang terasa kaku dan lemah. Ia memutar-mutar kepala dan mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Kilatan gambar-gambar berkelebat di benaknya, mengingatkannya pada kejadian saat Jeremy bertarung dengan Xander.

Dengan perlahan, Reinhard menggerakkan tubuhnya dan berusaha untuk duduk. Sensasi kelemahan masih menghantuinya, tetapi ia tak ingin membiarkan dirinya terpuruk dalam keadaan itu. Dalam usaha untuk berdiri, ia merasa lututnya gemetar dan keseimbangannya goyah.

"Tuan!! Kau sudah bangun!!" suara keras seorang penjaga memecah keheningan di ruangan itu. Dalam kilatan sinar matahari yang masuk melalui jendela, Reinhard melihat seorang pria berdiri di dekat tempat tidurnya dengan wajah yang penuh perhatian.

Reinhard menatap penjaga itu dengan pandangan heran. Selama ini, dia tidak pernah merasa bahwa pangkat atau gelarnya layak dipanggil dengan "tuan". Dia hanya tumbuh dan berinteraksi dengan Jeremy dan jauh dari kehidupan statu oleh keluarga-keluarga bangsawan. Namun, kini dia mendapati dirinya dipanggil dengan sebutan tuan, dan perasaan kebingungan melintas dalam pikirannya.

"Maaf, apakah Anda berbicara kepada saya?" tanyanya dengan wajah penuh kebingungan.

Terlihat pintu ruangan Reinhard terbuka, Xander terkejut dan segera berjalan cepat memasuki ruangan dan terkejut melihat Reinhard yang baru saja bangun dari tidurnya.

Teriakan Xander menggema di seluruh ruangan

Reinhard menatap Xander dengan ekspresi campuran kebingungan dan keheranan yang terpancar dari matanya. Ada begitu banyak pertanyaan yang memenuhi pikirannya, dan dia merasa semakin terjebak dalam kebingungannya.

"Siapa kau?" desak Reinhard dengan suara yang kebingungan, mencoba mencari jawaban

"Reinhard, aku adalah Xander. Bisa kau bilang saya adalah penasihat" kata Xander dengan suara lembut.

"Dan kenapa kau memanggilku Kaisar?" tanya Reinhard dengan suara yang penuh keheranan. "Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi di sini."

Xander menarik nafas dalam-dalam, mencoba menjelaskan “Dimulai dari mana ya...” ujar Xander sambil berpikir.

Related chapters

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 6 Sang Grand Magus

    "Saya tidak akan bisa menjelaskan apapun sekarang, tuan Reinhard" tegas Xander dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. "Situasi dan kondisi saat ini membutuhkan kita untuk mengambil tindakan yang akan menentukan hasilnya." Reinhard mengerutkan kening, mencoba memahami kata-kata Xander yang misterius. "Membalik keadaan? Apa maksudmu?" Xander menatap Reinhard dengan pandangan yang penuh keyakinan. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, memilih kata-kata dengan hati-hati. "Tuan Reinhard, saat ini ada rencana yang sedang berjalan. Saya menerima kabar dari salah satu anak buah saya bahwa rencana pertama kita telah berhasil. Dan sekarang, saya harus menyusul Jeremy untuk menyelesaikan rencana kedua ini." Reinhard merasa semakin kebingungan dengan setiap kata yang diucapkan Xander. Namun, kepercayaan yang dimiliki Xander membuatnya tetap tenang. Dia mengerti bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang

    Last Updated : 2023-05-13
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 7 Terbukanya Pintu Chronos

    Di tengah reruntuhan dan kehancuran, Xander, Jeremy, dan Henrick merasakan getaran yang kuat dan tak terduga. Mata mereka tertuju pada Pintu Chronos yang mulai terbuka perlahan, mengeluarkan gelombang aura yang memenuhi area sekitarnya. Keajaiban ini membuat hati mereka berdebar-debar, merasa bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. "Dapatkah kalian merasakannya?" tanya Mizuha dengan kekaguman yang terpancar dari matanya. Jeremy mengangguk, matanya terpaku pada Pintu Chronos yang semakin terbuka. "Ini tidak mungkin... Pintu ini selama ini terkunci rapat. Mengapa dia tiba-tiba terbuka?" Xander, yang selama ini menjadi penasihat setia raja, menyibakkan jubahnya yang kusam. "Aku pernah mendengar legenda bahwa Pintu Chronos akan terbuka hanya ketika terjadi perubahan besar dalam aliran waktu. Mungkin kemenangan kita atas Kaisar Rostedich adalah kunci dari peristiwa ini. Dalam keheranan d

    Last Updated : 2023-05-15
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 8 Teknologi Tiada Tanding

    Matahari terbit dengan gemilang di langit biru saat Xander, Jeremy, dan Mizuha melangkah maju di hadapan jembatan yang menghubungkan daratan dengan pulau besar yang terletak di tengah laut yang luas. Keindahan alam dunia baru ini begitu memukau, tetapi yang membuat mereka terkesima adalah kehadiran kastil megah yang menjulang di kejauhan. Xander melihat sekelilingnya dengan wajah penuh nostalgia. "Sungguh, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku berada di sini. Kastil ini menyimpan banyak kenangan bagi kuasa dan kekuasaan yang pernah ada." Para prajurit dari berbagai dunia yang mengikuti mereka dalam perjalanan ini takjub akan pemandangan yang mempesona. Mereka tidak bisa menahan kagum saat melihat kebesaran kastil megah yang terhampar di depan mereka. "Dunia ini sungguh luar biasa," ujar Mizuha dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kastil ini, sungguh menakjubkan. Tidak ada teknologi yang mampu menandinginya

    Last Updated : 2023-05-16
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 9 Pelatihan Yang Menantang

    "Aliran sirkuit itu merupakan salah satu teknologi yang sudah lama hilang sejak bahkan Ribuan tahun yang lalu," Xander menjelaskan dengan penuh pengetahuan.Henrick, seorang murid muda yang penuh rasa ingin tahu, tidak bisa menahan rasa ingin tahu. "Berapa umur tuan sekarang jika saya boleh tahu?" tanya Henrick dengan sopan, menyadari perbedaan usia yang sangat besar di antara mereka.Xander tersenyum, wajahnya tercerahkan oleh ingatan akan masa lalunya yang luar biasa. "Hmmmm... 247 tahun," jawab Xander dengan bangga setelah berpikir sejenak.Henrick terkejut. Xander telah hidup selama berabad-abad, mengalami perubahan zaman dan peristiwa yang tidak dapat dibayangkan olehnya. "Apakah ini adalah salah satu teknologi Dragonian?" tanya Henrick dengan rasa kagum.Xander menggeleng, memperjelas kebingungan Henrick. "Tidak, itu adalah hal yang berbeda. Aku memiliki kekuatan ini berkat kedermawanan Kaisar Rostredich, yang dulunya merupakan pemimpin agung dari Kekaisaran Dragonheart," Xander

    Last Updated : 2023-05-19
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 10 Keajaiban di Kastil Dragonheart

    Di tempat yang jauh dari keramaian, Reinhard terbangun dengan perlahan dari kesadarannya yang terdalam. Matanya perlahan terbuka, menyisir ruangan dengan pandangan samar. Di sisinya, Jeremy duduk dengan penuh kegelisahan, menunggu dengan sabar Reinhard bangun. Ketika Reinhard akhirnya sadar sepenuhnya, Jeremy merasa lega. "Akhirnya, kau bangun. Aku sangat khawatir tentangmu," ucap Jeremy dengan suara lega. Reinhard mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih kabur. "Apa yang terjadi padaku? Dan di mana kita berada?" tanya Reinhard dengan rasa penasaran. Jeremy mengambil napas dalam-dalam, tahu bahwa dia harus menjelaskan situasi yang rumit ini dengan hati-hati. "Jiwa Kaisar Rostredich, leluhurmu, telah mengambil alih tubuhmu. Itulah sebabnya kau kehilangan kesadaran. Saat itu, tubuhmu tidak lagi dikuasai olehmu sendiri," jelas Jeremy dengan jujur. Reinhard terkejut mendengar penjelasan itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya masih kabur.

    Last Updated : 2023-05-19
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 11 Kedatangan Kerajaan Aragorn

    Mizuha merasa lelah setelah berhari-hari menghadapi tantangan dan bahaya di Kastil Dragonheart. Dalam keheningan kamar mandi yang tenang, ia membiarkan dirinya melepaskan semua pakaiannya dan melihat cermin di depannya. Tubuhnya yang elegan tercermin di kaca, namun bekas luka di kulitnya juga terlihat jelas. Setiap luka itu adalah sebuah kenangan yang tak bisa ia lupakan. Saat air hangat mengalir di bak mandi, Mizuha merenung tentang masa lalu yang membawa luka-luka itu. Ia teringat akan momen saat ia berjuang melawan kekuatan jahat, saat kemenangan dan kekalahan saling berhadapan. Bekas luka di tubuhnya adalah saksi bisu dari perjuangan yang ia lalui, namun juga menjadi pengingat akan ketabahan dan tekadnya. Mizuha menghela nafas dalam-dalam, berusaha meredakan pikiran yang terus memenuhi kepalanya. Ia memilih untuk memusatkan perhatiannya pada saat ini dan menikmati momen kedamaian dalam bak mandi yang hangat. Namun, tiba-tiba, suara sirine menghentikan ketenangan tersebut. Suara

    Last Updated : 2023-05-20
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 12 Pertempuran di Luar Angkasa

    Peperangan antara pasukan kapal luar angkasa Dragonheart dan Aragorn mencapai puncaknya. Aragorn menderita kerugian besar dengan kehilangan seluruh pasukan induk mereka, sebanyak 10.381 kapal. Di sisi lain, Dragonheart tidak kehilangan kapal induk, hanya beberapa pesawat personel luar angkasa yang hilang. "Pastikan seluruh awak kapal diamankan tanpa terkecuali, dan bawa komandan mereka ke hadapanku," perintah Robot Nomor 7 tegas. "Diperintahkan dan dikonfirmasi," suara robot komandan di setiap kapal induk Dragonheart merespons. Di medan perang invasi planet Chronus, banyak pasukan Aragorn yang tewas, sementara yang masih hidup dikurung dalam penjara kekaisaran Dragonheart. Di tengah situasi tersebut, Robot Nomor 7 memimpin Von Jay dan sisa pasukan Aragorn menuju ibukota Dragonheart melalui pintu Chronus, sebuah gerbang yang menghubungkan ibukota Grand Archadia dengan planet Chronus. Dengan pesawat transportasi luar angkasa, Robot Nomor 7 membawa Von Jay dan pasukan Aragorn lainnya

    Last Updated : 2023-05-21
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 13 Mimpi Yang Nyata

    "Diamlah, bocah, dan kuyakinkanlah tidurmu. Engkau akan kutuangkan sebuah khayalan," ucap Rovendum dengan lembut. Reinhard, semula merebahkan diri di atas kasurnya, menghadap langit-langit ruangannya. Di situ, tergantung sebuah cermin yang memantulkan gemerlapnya langit dan kerlipan bintang di alam semesta. Hembusan angin sejuk menerobos masuk, melintasi ruangan Reinhard, dan berhembus lembut di kulitnya. Perlahan, matanya terpejam. "Bagiku, ini adalah pertama kalinya tidur tanpa kegelisahan dan dengan damai sejak saat-saat ketika aku dan pak tua pergi berpetualang..." Saat matanya terpejam, dunia peperangan yang megah tergambar dengan jelas di hadapannya. Begitu banyak pesawat luar angkasa yang berputar mengelilingi sebuah planet yang memancarkan cahaya ungu dari kejauhan. Di antara pesawat-pesawat itu, bendera-bendera berkelebat tanpa henti, masing-masing memiliki lambang yang berbeda. Reinhard merasa seolah-olah dirinya terbang di alam semesta, melihat pesawat-pesawat yang berla

    Last Updated : 2023-05-29

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 14 Sebelum Pertemuan

    Sementara Reinhard berada di dalam kamar mandi, Xander mendengar suara cipratan air dan aliran air yang mengalir. Dia memerintahkan dua robot penjaganya untuk tetap berjaga di tempat dan memberi jalan kepadanya. Saat Xander mengamati sekeliling ruangan, dia merasakan kehadiran energi leluhur Dragonheart di sekitarnya, sesuai dengan nalurinya sebagai Grand Magus. "Hawa ini... tidak ada keraguan lagi," ujar Xander dengan wajah penuh kenangan. Xander kemudian menggerakkan tangannya secara perlahan dalam gerakan melingkar dari kanan ke kiri. Kilauan energi berwarna ungu mulai muncul, dan titik-titik berwarna ungu itu membentuk sinar ungu yang indah di sekelilingnya. Di dalam kamar mandi, Reinhard merasakan energi yang membuat kepalanya seolah-olah dipaksa untuk mengingat sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Gambar-gambar mulai muncul di benak Reinhard, sementara tangannya yang memegang kepalanya terasa pusing. Jeremy merasa bosan di dalam ruangannya dan memutuskan untuk kel

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 13 Mimpi Yang Nyata

    "Diamlah, bocah, dan kuyakinkanlah tidurmu. Engkau akan kutuangkan sebuah khayalan," ucap Rovendum dengan lembut. Reinhard, semula merebahkan diri di atas kasurnya, menghadap langit-langit ruangannya. Di situ, tergantung sebuah cermin yang memantulkan gemerlapnya langit dan kerlipan bintang di alam semesta. Hembusan angin sejuk menerobos masuk, melintasi ruangan Reinhard, dan berhembus lembut di kulitnya. Perlahan, matanya terpejam. "Bagiku, ini adalah pertama kalinya tidur tanpa kegelisahan dan dengan damai sejak saat-saat ketika aku dan pak tua pergi berpetualang..." Saat matanya terpejam, dunia peperangan yang megah tergambar dengan jelas di hadapannya. Begitu banyak pesawat luar angkasa yang berputar mengelilingi sebuah planet yang memancarkan cahaya ungu dari kejauhan. Di antara pesawat-pesawat itu, bendera-bendera berkelebat tanpa henti, masing-masing memiliki lambang yang berbeda. Reinhard merasa seolah-olah dirinya terbang di alam semesta, melihat pesawat-pesawat yang berla

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 12 Pertempuran di Luar Angkasa

    Peperangan antara pasukan kapal luar angkasa Dragonheart dan Aragorn mencapai puncaknya. Aragorn menderita kerugian besar dengan kehilangan seluruh pasukan induk mereka, sebanyak 10.381 kapal. Di sisi lain, Dragonheart tidak kehilangan kapal induk, hanya beberapa pesawat personel luar angkasa yang hilang. "Pastikan seluruh awak kapal diamankan tanpa terkecuali, dan bawa komandan mereka ke hadapanku," perintah Robot Nomor 7 tegas. "Diperintahkan dan dikonfirmasi," suara robot komandan di setiap kapal induk Dragonheart merespons. Di medan perang invasi planet Chronus, banyak pasukan Aragorn yang tewas, sementara yang masih hidup dikurung dalam penjara kekaisaran Dragonheart. Di tengah situasi tersebut, Robot Nomor 7 memimpin Von Jay dan sisa pasukan Aragorn menuju ibukota Dragonheart melalui pintu Chronus, sebuah gerbang yang menghubungkan ibukota Grand Archadia dengan planet Chronus. Dengan pesawat transportasi luar angkasa, Robot Nomor 7 membawa Von Jay dan pasukan Aragorn lainnya

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 11 Kedatangan Kerajaan Aragorn

    Mizuha merasa lelah setelah berhari-hari menghadapi tantangan dan bahaya di Kastil Dragonheart. Dalam keheningan kamar mandi yang tenang, ia membiarkan dirinya melepaskan semua pakaiannya dan melihat cermin di depannya. Tubuhnya yang elegan tercermin di kaca, namun bekas luka di kulitnya juga terlihat jelas. Setiap luka itu adalah sebuah kenangan yang tak bisa ia lupakan. Saat air hangat mengalir di bak mandi, Mizuha merenung tentang masa lalu yang membawa luka-luka itu. Ia teringat akan momen saat ia berjuang melawan kekuatan jahat, saat kemenangan dan kekalahan saling berhadapan. Bekas luka di tubuhnya adalah saksi bisu dari perjuangan yang ia lalui, namun juga menjadi pengingat akan ketabahan dan tekadnya. Mizuha menghela nafas dalam-dalam, berusaha meredakan pikiran yang terus memenuhi kepalanya. Ia memilih untuk memusatkan perhatiannya pada saat ini dan menikmati momen kedamaian dalam bak mandi yang hangat. Namun, tiba-tiba, suara sirine menghentikan ketenangan tersebut. Suara

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 10 Keajaiban di Kastil Dragonheart

    Di tempat yang jauh dari keramaian, Reinhard terbangun dengan perlahan dari kesadarannya yang terdalam. Matanya perlahan terbuka, menyisir ruangan dengan pandangan samar. Di sisinya, Jeremy duduk dengan penuh kegelisahan, menunggu dengan sabar Reinhard bangun. Ketika Reinhard akhirnya sadar sepenuhnya, Jeremy merasa lega. "Akhirnya, kau bangun. Aku sangat khawatir tentangmu," ucap Jeremy dengan suara lega. Reinhard mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih kabur. "Apa yang terjadi padaku? Dan di mana kita berada?" tanya Reinhard dengan rasa penasaran. Jeremy mengambil napas dalam-dalam, tahu bahwa dia harus menjelaskan situasi yang rumit ini dengan hati-hati. "Jiwa Kaisar Rostredich, leluhurmu, telah mengambil alih tubuhmu. Itulah sebabnya kau kehilangan kesadaran. Saat itu, tubuhmu tidak lagi dikuasai olehmu sendiri," jelas Jeremy dengan jujur. Reinhard terkejut mendengar penjelasan itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya masih kabur.

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 9 Pelatihan Yang Menantang

    "Aliran sirkuit itu merupakan salah satu teknologi yang sudah lama hilang sejak bahkan Ribuan tahun yang lalu," Xander menjelaskan dengan penuh pengetahuan.Henrick, seorang murid muda yang penuh rasa ingin tahu, tidak bisa menahan rasa ingin tahu. "Berapa umur tuan sekarang jika saya boleh tahu?" tanya Henrick dengan sopan, menyadari perbedaan usia yang sangat besar di antara mereka.Xander tersenyum, wajahnya tercerahkan oleh ingatan akan masa lalunya yang luar biasa. "Hmmmm... 247 tahun," jawab Xander dengan bangga setelah berpikir sejenak.Henrick terkejut. Xander telah hidup selama berabad-abad, mengalami perubahan zaman dan peristiwa yang tidak dapat dibayangkan olehnya. "Apakah ini adalah salah satu teknologi Dragonian?" tanya Henrick dengan rasa kagum.Xander menggeleng, memperjelas kebingungan Henrick. "Tidak, itu adalah hal yang berbeda. Aku memiliki kekuatan ini berkat kedermawanan Kaisar Rostredich, yang dulunya merupakan pemimpin agung dari Kekaisaran Dragonheart," Xander

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 8 Teknologi Tiada Tanding

    Matahari terbit dengan gemilang di langit biru saat Xander, Jeremy, dan Mizuha melangkah maju di hadapan jembatan yang menghubungkan daratan dengan pulau besar yang terletak di tengah laut yang luas. Keindahan alam dunia baru ini begitu memukau, tetapi yang membuat mereka terkesima adalah kehadiran kastil megah yang menjulang di kejauhan. Xander melihat sekelilingnya dengan wajah penuh nostalgia. "Sungguh, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku berada di sini. Kastil ini menyimpan banyak kenangan bagi kuasa dan kekuasaan yang pernah ada." Para prajurit dari berbagai dunia yang mengikuti mereka dalam perjalanan ini takjub akan pemandangan yang mempesona. Mereka tidak bisa menahan kagum saat melihat kebesaran kastil megah yang terhampar di depan mereka. "Dunia ini sungguh luar biasa," ujar Mizuha dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kastil ini, sungguh menakjubkan. Tidak ada teknologi yang mampu menandinginya

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 7 Terbukanya Pintu Chronos

    Di tengah reruntuhan dan kehancuran, Xander, Jeremy, dan Henrick merasakan getaran yang kuat dan tak terduga. Mata mereka tertuju pada Pintu Chronos yang mulai terbuka perlahan, mengeluarkan gelombang aura yang memenuhi area sekitarnya. Keajaiban ini membuat hati mereka berdebar-debar, merasa bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. "Dapatkah kalian merasakannya?" tanya Mizuha dengan kekaguman yang terpancar dari matanya. Jeremy mengangguk, matanya terpaku pada Pintu Chronos yang semakin terbuka. "Ini tidak mungkin... Pintu ini selama ini terkunci rapat. Mengapa dia tiba-tiba terbuka?" Xander, yang selama ini menjadi penasihat setia raja, menyibakkan jubahnya yang kusam. "Aku pernah mendengar legenda bahwa Pintu Chronos akan terbuka hanya ketika terjadi perubahan besar dalam aliran waktu. Mungkin kemenangan kita atas Kaisar Rostedich adalah kunci dari peristiwa ini. Dalam keheranan d

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 6 Sang Grand Magus

    "Saya tidak akan bisa menjelaskan apapun sekarang, tuan Reinhard" tegas Xander dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. "Situasi dan kondisi saat ini membutuhkan kita untuk mengambil tindakan yang akan menentukan hasilnya." Reinhard mengerutkan kening, mencoba memahami kata-kata Xander yang misterius. "Membalik keadaan? Apa maksudmu?" Xander menatap Reinhard dengan pandangan yang penuh keyakinan. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, memilih kata-kata dengan hati-hati. "Tuan Reinhard, saat ini ada rencana yang sedang berjalan. Saya menerima kabar dari salah satu anak buah saya bahwa rencana pertama kita telah berhasil. Dan sekarang, saya harus menyusul Jeremy untuk menyelesaikan rencana kedua ini." Reinhard merasa semakin kebingungan dengan setiap kata yang diucapkan Xander. Namun, kepercayaan yang dimiliki Xander membuatnya tetap tenang. Dia mengerti bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang

DMCA.com Protection Status