Di tengah reruntuhan dan kehancuran, Xander, Jeremy, dan Henrick merasakan getaran yang kuat dan tak terduga. Mata mereka tertuju pada Pintu Chronos yang mulai terbuka perlahan, mengeluarkan gelombang aura yang memenuhi area sekitarnya. Keajaiban ini membuat hati mereka berdebar-debar, merasa bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi.
"Dapatkah kalian merasakannya?" tanya Mizuha dengan kekaguman yang terpancar dari matanya.
Jeremy mengangguk, matanya terpaku pada Pintu Chronos yang semakin terbuka. "Ini tidak mungkin... Pintu ini selama ini terkunci rapat. Mengapa dia tiba-tiba terbuka?"
Xander, yang selama ini menjadi penasihat setia raja, menyibakkan jubahnya yang kusam. "Aku pernah mendengar legenda bahwa Pintu Chronos akan terbuka hanya ketika terjadi perubahan besar dalam aliran waktu. Mungkin kemenangan kita atas Kaisar Rostedich adalah kunci dari peristiwa ini.
Dalam keheranan dan keingintahuan kecuali Xander, mereka memasuki area Pintu Chronos yang semakin terbuka. Aura yang menerangi langit sore membuat mereka merasa dihadapkan pada kekuatan yang jauh melampaui imajinasi mereka.
Saat mereka mendekati Pintu Chronos yang terbuka sepenuhnya, sebuah cahaya menyilaukan memenuhi mata mereka. Tanpa ragu, mereka melangkah maju, melintasi ambang pintu yang memisahkan dunia yang mereka kenal dengan dunia yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.
Seketika, mereka terpindah dari Planet Chronus yang hancur ke dalam suasana yang sama sekali berbeda. Mereka menemukan diri mereka berada di suatu tempat yang memancarkan keajaiban dan keindahan yang tak terbayangkan. Langit dipenuhi dengan warna-warni yang mencolok, pemandangan alam yang menakjubkan melintasi cakrawala, dan energi magis yang memenuhi udara.
Mizuha melihat sekeliling dengan keheranan yang tak terkira. "Aku tidak pernah membayangkan bahwa kita akan menemukan tempat seperti ini. Seperti dunia yang terjebak di antara dimensi-dimensi."
Xander tersenyum, hatinya dipenuhi dengan perasaan takjub. "Ini adalah dunia yang jauh melampaui segala yang pernah kita bayangkan. Dunia yang dianggap hanya mitos dan legenda oleh orang luar, ini adalah kekaisaran Dragonheart dulu yang sebelumnya runtuh tapi Kaisar Rostredich berhasil membuat sihi Dimensi dengan skala yang sangat besar dan mereiplakan objek fisik ke dimensi kosong ini"
Jeremy menatap kejauhan, merenung. "Dunia ini memiliki potensi yang tak terbatas. Jika dimanfaatkan dengan baik, kita dapat menciptakan harmoni dan kemajuan yang luar biasa. Tapi jika jatuh ke tangan yang salah, bisa menjadi bencana yang mengerikan."
Mereka melanjutkan penjelajahan mereka di dunia yang baru ini, menjelajahi setiap sudut yang penuh dengan keajaiban dan misteri. Mereka berjumpa dengan makhluk-makhluk ajaib yang hidup di sana, beberapa bersahabat, sementara yang lainnya menantang.
Pemandangan indah dan lanskap yang menakjubkan mempesona mata mereka. Pegunungan menjulang tinggi dengan air terjun yang mengalir deras, hutan-hutan yang rimbun dengan flora dan fauna yang langka, dan sungai-sungai yang membelah dataran yang luas. Setiap langkah mereka mengungkapkan keajaiban baru dan memperdalam kekaguman mereka pada kekuatan yang menciptakan dunia ini.
Dalam perjalanan mereka, Xander, Jeremy, dan Mizuha mempelajari lebih dalam tentang asal-usul dunia ini. Mereka menemukan bahwa kekaisaran Dragonheart yang runtuh dahulu kala adalah saksi dari perjuangan dan kehancuran yang terjadi dalam perburuan kekuatan magis. Kaisar Rostredich menggunakan keahliannya untuk menciptakan dimensi baru, memisahkan dunia ini dari yang lainnya, sebagai tempat berlindung bagi kekuatan magis yang tersimpan di dalamnya.
Xander yang seorang Grand Magus dan dikenali oleh para molekul energi sihir di dimensi itu, mulai berkilauan dan dikelilingi oleh aura berwarna ungu dan kuning secara bersamaan. Tiba tiba Reinhard muncul dari belakang dan Reinhard yang seorang keturunan dari Kaisar Rostredich secara tidak sadar merasakan Deja Vu terhadap area yang dilihatnya.
Disusul dengan Henrick yang tiba tiba muncul dibelakang Xander dan berkata "Tuan Xander, bisakah aku mengeksplor dimensi ini?"
Xander berbalik dan menatap Henrick dengan serius. "Henrick, dunia ini mungkin penuh dengan bahaya yang belum aku ketahui. Namun, jika engkau yakin dan bersedia menghadapinya, maka aku memberimu izin untuk menjelajahi dimensi ini."
Henrick mengangguk, penuh semangat. "Terima kasih, Tuan Xander. Aku siap menghadapi apa pun yang ada di depan sana demi leluhurku"
Sementara itu, Jeremy yang selama ini terdiam mendengarkan percakapan mereka dengan kebingungan, "Xander, siapa pria ini?"“Perkenalkan dia adalah dari keturunan Sylverstain, Henrick. Dan Henrick, dia adalah dari keturunan Silverblade, Jeremy. Aku harap kalian bisa akur, karena sejak dulu leluhur kalian selalu tidak akur” jawab Xander“Tenang tuan Xander, aku akan tetap menjaga sikap dinginku ini” jawab Henrick“Henrick!! Jadi kau selama ini dingin adalah pilihanmu untuk memilih menjadi dingin???!!!” Mizuha dengan nada tinggi
Henrick mengabaikan Mizuha langsung menghilang dari hadapan semua orang disekitarnya. Richard yang berada di belakang mengejutkan Xander, Jeremy dan Mizuha yang di depannya. Dengan reflek Xander dan Mizuha langsung tunduk di hadapan Reinhard."Kaisar, kami menghadapmu!" ujar Xander di depan Mizuha
Jeremy masih bingung dengan siapa sebenarnya Reinhard ini. Reinhard yang dihadapan Jeremy saat ini adalah Kaisar Rostredich yang memasuki tubuh Reinhard.
"Silverblade muda, kau jangan bingung. Reinhard adalah keturunanku dan leluhurmu bersumpah setia kepadaku" ujar Kaisar Rostredich dalam tubuh Reinhard
"Lalu apa maksud buku yang secara turun temurun diwariskan kepadaku itu?" ujar Jeremy kebingungan
Kaisar Rostredich dalam tubuh Reinhard tersenyum, mengungkapkan kebijaksanaan yang terpancar dari matanya. "Buku itu adalah kunci untuk memahami warisan keluarga kita. Di dalamnya terdapat pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan magis yang ada di dunia ini. Itu adalah warisan Silverblade yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan bijaksana."
Jeremy merasa kebingungannya sedikit teratasi. "Tapi, mengapa kau memilih untuk memasuki tubuh Reinhard?"
Kaisar Rostredich menjelaskan dengan penuh kesabaran, "Reinhard adalah keturunan terakhir dari keluarga Dragonheart, keluarga yang pernah memimpin kekaisaran ini. Namun, kekuatan magis yang dia miliki tidak terbentuk sepenuhnya. Dengan memasuki tubuhnya, aku berharap dapat membantu mengaktifkan potensi sejati yang terkandung dalam darahnya. Reinhard adalah pemegang kunci untuk masa depan kekaisaran ini."
Mendengar penjelasan itu, Mizuha terkesiap. "Maaf mencela yang mulia. Jadi, kita sebenarnya berada dalam kekaisaran Dragonheart yang sudah hancur? Dan tujuanmu, Kaisar, adalah untuk mengembalikan kejayaan kekaisaran ini?"
Kaisar Rostredich mengangguk, "Betul anak muda. Kekaisaran Dragonheart adalah kekaisaranku yang berharga. Aku percaya bahwa dengan memanfaatkan kekuatan magis yang ada di dimensi ini, kita dapat membangun kembali kekaisaran yang kokoh dan membawa kembali kejayaan kekaisaran Dragonheart."
Xander, yang selama ini diam mendengarkan, akhirnya berbicara dengan suara penuh keyakinan, "Kaisar, aku berjanji untuk mendukungmu dalam usahamu ini. Sebagai seorang Grand Magus sekaligus penasihatmu terdahulu, Saya Xander Longblade akan menggunakan kekuatanku untuk membangun kembali kejayaan Kekaisaran Dragonheart."
Jeremy mengangguk setuju, "Aku mengerti sekarang. Aku sendiri sudah lelah dengan kejaran kejarang dari orang yang tidak aku ketahui hingga aku sampai ke planet ini sesuai dengan arahan buku tersebut."
Setelah itu Jeremy secara panjang lebar menceritakan bagaimana perjalannnya yang telah melalui banyak perjalanan antar planet bahkan galaksi dengan Reinhard selama 10 tahun.
"Sekarang adalah waktunya aku akan membalaskan dendamku terhadap semua kerajaan dan kekaisaran yang telah menghancurkan kekaisaranku" ujar Kaisar Rostredich
Diam-diam, suasana menjadi tegang saat Kaisar Rostredich mengucapkan kata-kata tersebut. Xander, Mizuha, dan Jeremy tercengang mendengarnya. Setelah hening akibat ucapan kaisar Rostredich, aura besar mulai terpancar di dalam diri Reinhard. dengan suara dilangit mulai bergemuruh dan Pintu Chronos mulai mengeluarkan angin yang kencang. Di depannya yang awalnya terisi dengan llingkungan yang hijau dan nan idah, sekarang bertambah bangunan bsar yang terlihat dari jauh adalah sebuah kastil yang sangat besar dengan mesin mesin yang maju.
Ketika angin yang kencang berhembus dan suara gemuruh semakin menggema di langit, Xander, Mizuha, dan Jeremy memandang pemandangan yang luar biasa di depan mereka. Kastil yang menjulang tinggi dengan mesin-mesin yang maju dan canggih terlihat begitu mengagumkan.
Xander menatap dengan penuh nostalkia. "Ini adalah hasil dari kekuatan Kaisar Rostredich yang telah menciptakan dimensi ini. Kastil yang megah ini menjadi lambang kekuasaan dan perubahan awal mula kekaisaran kita."
Mizuha mengamati dengan seksama setiap detail dari kastil tersebut. "Sungguh luar biasa. Kaisar Rostredich telah menciptakan sebuah dunia baru yang mampu mereplikasi kehidupan dan teknologi yang ada di dimensi asli kita. Ini adalah sebuah kekuatan diluar nalar..."
Matahari terbit dengan gemilang di langit biru saat Xander, Jeremy, dan Mizuha melangkah maju di hadapan jembatan yang menghubungkan daratan dengan pulau besar yang terletak di tengah laut yang luas. Keindahan alam dunia baru ini begitu memukau, tetapi yang membuat mereka terkesima adalah kehadiran kastil megah yang menjulang di kejauhan. Xander melihat sekelilingnya dengan wajah penuh nostalgia. "Sungguh, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku berada di sini. Kastil ini menyimpan banyak kenangan bagi kuasa dan kekuasaan yang pernah ada." Para prajurit dari berbagai dunia yang mengikuti mereka dalam perjalanan ini takjub akan pemandangan yang mempesona. Mereka tidak bisa menahan kagum saat melihat kebesaran kastil megah yang terhampar di depan mereka. "Dunia ini sungguh luar biasa," ujar Mizuha dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kastil ini, sungguh menakjubkan. Tidak ada teknologi yang mampu menandinginya
"Aliran sirkuit itu merupakan salah satu teknologi yang sudah lama hilang sejak bahkan Ribuan tahun yang lalu," Xander menjelaskan dengan penuh pengetahuan.Henrick, seorang murid muda yang penuh rasa ingin tahu, tidak bisa menahan rasa ingin tahu. "Berapa umur tuan sekarang jika saya boleh tahu?" tanya Henrick dengan sopan, menyadari perbedaan usia yang sangat besar di antara mereka.Xander tersenyum, wajahnya tercerahkan oleh ingatan akan masa lalunya yang luar biasa. "Hmmmm... 247 tahun," jawab Xander dengan bangga setelah berpikir sejenak.Henrick terkejut. Xander telah hidup selama berabad-abad, mengalami perubahan zaman dan peristiwa yang tidak dapat dibayangkan olehnya. "Apakah ini adalah salah satu teknologi Dragonian?" tanya Henrick dengan rasa kagum.Xander menggeleng, memperjelas kebingungan Henrick. "Tidak, itu adalah hal yang berbeda. Aku memiliki kekuatan ini berkat kedermawanan Kaisar Rostredich, yang dulunya merupakan pemimpin agung dari Kekaisaran Dragonheart," Xander
Di tempat yang jauh dari keramaian, Reinhard terbangun dengan perlahan dari kesadarannya yang terdalam. Matanya perlahan terbuka, menyisir ruangan dengan pandangan samar. Di sisinya, Jeremy duduk dengan penuh kegelisahan, menunggu dengan sabar Reinhard bangun. Ketika Reinhard akhirnya sadar sepenuhnya, Jeremy merasa lega. "Akhirnya, kau bangun. Aku sangat khawatir tentangmu," ucap Jeremy dengan suara lega. Reinhard mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih kabur. "Apa yang terjadi padaku? Dan di mana kita berada?" tanya Reinhard dengan rasa penasaran. Jeremy mengambil napas dalam-dalam, tahu bahwa dia harus menjelaskan situasi yang rumit ini dengan hati-hati. "Jiwa Kaisar Rostredich, leluhurmu, telah mengambil alih tubuhmu. Itulah sebabnya kau kehilangan kesadaran. Saat itu, tubuhmu tidak lagi dikuasai olehmu sendiri," jelas Jeremy dengan jujur. Reinhard terkejut mendengar penjelasan itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya masih kabur.
Mizuha merasa lelah setelah berhari-hari menghadapi tantangan dan bahaya di Kastil Dragonheart. Dalam keheningan kamar mandi yang tenang, ia membiarkan dirinya melepaskan semua pakaiannya dan melihat cermin di depannya. Tubuhnya yang elegan tercermin di kaca, namun bekas luka di kulitnya juga terlihat jelas. Setiap luka itu adalah sebuah kenangan yang tak bisa ia lupakan. Saat air hangat mengalir di bak mandi, Mizuha merenung tentang masa lalu yang membawa luka-luka itu. Ia teringat akan momen saat ia berjuang melawan kekuatan jahat, saat kemenangan dan kekalahan saling berhadapan. Bekas luka di tubuhnya adalah saksi bisu dari perjuangan yang ia lalui, namun juga menjadi pengingat akan ketabahan dan tekadnya. Mizuha menghela nafas dalam-dalam, berusaha meredakan pikiran yang terus memenuhi kepalanya. Ia memilih untuk memusatkan perhatiannya pada saat ini dan menikmati momen kedamaian dalam bak mandi yang hangat. Namun, tiba-tiba, suara sirine menghentikan ketenangan tersebut. Suara
Peperangan antara pasukan kapal luar angkasa Dragonheart dan Aragorn mencapai puncaknya. Aragorn menderita kerugian besar dengan kehilangan seluruh pasukan induk mereka, sebanyak 10.381 kapal. Di sisi lain, Dragonheart tidak kehilangan kapal induk, hanya beberapa pesawat personel luar angkasa yang hilang. "Pastikan seluruh awak kapal diamankan tanpa terkecuali, dan bawa komandan mereka ke hadapanku," perintah Robot Nomor 7 tegas. "Diperintahkan dan dikonfirmasi," suara robot komandan di setiap kapal induk Dragonheart merespons. Di medan perang invasi planet Chronus, banyak pasukan Aragorn yang tewas, sementara yang masih hidup dikurung dalam penjara kekaisaran Dragonheart. Di tengah situasi tersebut, Robot Nomor 7 memimpin Von Jay dan sisa pasukan Aragorn menuju ibukota Dragonheart melalui pintu Chronus, sebuah gerbang yang menghubungkan ibukota Grand Archadia dengan planet Chronus. Dengan pesawat transportasi luar angkasa, Robot Nomor 7 membawa Von Jay dan pasukan Aragorn lainnya
"Diamlah, bocah, dan kuyakinkanlah tidurmu. Engkau akan kutuangkan sebuah khayalan," ucap Rovendum dengan lembut. Reinhard, semula merebahkan diri di atas kasurnya, menghadap langit-langit ruangannya. Di situ, tergantung sebuah cermin yang memantulkan gemerlapnya langit dan kerlipan bintang di alam semesta. Hembusan angin sejuk menerobos masuk, melintasi ruangan Reinhard, dan berhembus lembut di kulitnya. Perlahan, matanya terpejam. "Bagiku, ini adalah pertama kalinya tidur tanpa kegelisahan dan dengan damai sejak saat-saat ketika aku dan pak tua pergi berpetualang..." Saat matanya terpejam, dunia peperangan yang megah tergambar dengan jelas di hadapannya. Begitu banyak pesawat luar angkasa yang berputar mengelilingi sebuah planet yang memancarkan cahaya ungu dari kejauhan. Di antara pesawat-pesawat itu, bendera-bendera berkelebat tanpa henti, masing-masing memiliki lambang yang berbeda. Reinhard merasa seolah-olah dirinya terbang di alam semesta, melihat pesawat-pesawat yang berla
Sementara Reinhard berada di dalam kamar mandi, Xander mendengar suara cipratan air dan aliran air yang mengalir. Dia memerintahkan dua robot penjaganya untuk tetap berjaga di tempat dan memberi jalan kepadanya. Saat Xander mengamati sekeliling ruangan, dia merasakan kehadiran energi leluhur Dragonheart di sekitarnya, sesuai dengan nalurinya sebagai Grand Magus. "Hawa ini... tidak ada keraguan lagi," ujar Xander dengan wajah penuh kenangan. Xander kemudian menggerakkan tangannya secara perlahan dalam gerakan melingkar dari kanan ke kiri. Kilauan energi berwarna ungu mulai muncul, dan titik-titik berwarna ungu itu membentuk sinar ungu yang indah di sekelilingnya. Di dalam kamar mandi, Reinhard merasakan energi yang membuat kepalanya seolah-olah dipaksa untuk mengingat sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Gambar-gambar mulai muncul di benak Reinhard, sementara tangannya yang memegang kepalanya terasa pusing. Jeremy merasa bosan di dalam ruangannya dan memutuskan untuk kel
Di langit yang indah, ada seorang pemuda berambut ungu yang terbaring dan menatap bintang-bintang. Ia bertanya pada seorang pria yang berambut perak yang bersinar, "Pak Tua, mengapa langit terlihat begitu indah ketika kita melihat banyak bintang berkilau di atas sana?". "Pertanyaan yang bagus, Reinhard. Di antara bintang-bintang itu, ada makhluk hidup seperti kita yang juga memandanginya," jawab sang pria. Reinhard merasa terkesima, "Indah sekali... apakah mereka juga melihat keindahan ini, Pak Tua?" "Sangat mungkin, siapa yang tahu?" balas sang pria dengan misterius. Reinhard bertanya lagi, "Apa maksudmu?" Namun, tanpa menjawab, sang pria langsung berdiri dan masuk ke dalam rumah kayu kecil, meninggalkan Reinhard sendirian dengan pikirannya yang kian penasaran. Beberapa saat kemudian, gemuruh badai semakin keras dan air mulai turun deras dari langit. Reinhard cepat-cepat masuk ke dalam sebuah rumah kayu di belakangnya. Meskipun rumah itu kecil, hanya cukup untuk menampung dua o
Sementara Reinhard berada di dalam kamar mandi, Xander mendengar suara cipratan air dan aliran air yang mengalir. Dia memerintahkan dua robot penjaganya untuk tetap berjaga di tempat dan memberi jalan kepadanya. Saat Xander mengamati sekeliling ruangan, dia merasakan kehadiran energi leluhur Dragonheart di sekitarnya, sesuai dengan nalurinya sebagai Grand Magus. "Hawa ini... tidak ada keraguan lagi," ujar Xander dengan wajah penuh kenangan. Xander kemudian menggerakkan tangannya secara perlahan dalam gerakan melingkar dari kanan ke kiri. Kilauan energi berwarna ungu mulai muncul, dan titik-titik berwarna ungu itu membentuk sinar ungu yang indah di sekelilingnya. Di dalam kamar mandi, Reinhard merasakan energi yang membuat kepalanya seolah-olah dipaksa untuk mengingat sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Gambar-gambar mulai muncul di benak Reinhard, sementara tangannya yang memegang kepalanya terasa pusing. Jeremy merasa bosan di dalam ruangannya dan memutuskan untuk kel
"Diamlah, bocah, dan kuyakinkanlah tidurmu. Engkau akan kutuangkan sebuah khayalan," ucap Rovendum dengan lembut. Reinhard, semula merebahkan diri di atas kasurnya, menghadap langit-langit ruangannya. Di situ, tergantung sebuah cermin yang memantulkan gemerlapnya langit dan kerlipan bintang di alam semesta. Hembusan angin sejuk menerobos masuk, melintasi ruangan Reinhard, dan berhembus lembut di kulitnya. Perlahan, matanya terpejam. "Bagiku, ini adalah pertama kalinya tidur tanpa kegelisahan dan dengan damai sejak saat-saat ketika aku dan pak tua pergi berpetualang..." Saat matanya terpejam, dunia peperangan yang megah tergambar dengan jelas di hadapannya. Begitu banyak pesawat luar angkasa yang berputar mengelilingi sebuah planet yang memancarkan cahaya ungu dari kejauhan. Di antara pesawat-pesawat itu, bendera-bendera berkelebat tanpa henti, masing-masing memiliki lambang yang berbeda. Reinhard merasa seolah-olah dirinya terbang di alam semesta, melihat pesawat-pesawat yang berla
Peperangan antara pasukan kapal luar angkasa Dragonheart dan Aragorn mencapai puncaknya. Aragorn menderita kerugian besar dengan kehilangan seluruh pasukan induk mereka, sebanyak 10.381 kapal. Di sisi lain, Dragonheart tidak kehilangan kapal induk, hanya beberapa pesawat personel luar angkasa yang hilang. "Pastikan seluruh awak kapal diamankan tanpa terkecuali, dan bawa komandan mereka ke hadapanku," perintah Robot Nomor 7 tegas. "Diperintahkan dan dikonfirmasi," suara robot komandan di setiap kapal induk Dragonheart merespons. Di medan perang invasi planet Chronus, banyak pasukan Aragorn yang tewas, sementara yang masih hidup dikurung dalam penjara kekaisaran Dragonheart. Di tengah situasi tersebut, Robot Nomor 7 memimpin Von Jay dan sisa pasukan Aragorn menuju ibukota Dragonheart melalui pintu Chronus, sebuah gerbang yang menghubungkan ibukota Grand Archadia dengan planet Chronus. Dengan pesawat transportasi luar angkasa, Robot Nomor 7 membawa Von Jay dan pasukan Aragorn lainnya
Mizuha merasa lelah setelah berhari-hari menghadapi tantangan dan bahaya di Kastil Dragonheart. Dalam keheningan kamar mandi yang tenang, ia membiarkan dirinya melepaskan semua pakaiannya dan melihat cermin di depannya. Tubuhnya yang elegan tercermin di kaca, namun bekas luka di kulitnya juga terlihat jelas. Setiap luka itu adalah sebuah kenangan yang tak bisa ia lupakan. Saat air hangat mengalir di bak mandi, Mizuha merenung tentang masa lalu yang membawa luka-luka itu. Ia teringat akan momen saat ia berjuang melawan kekuatan jahat, saat kemenangan dan kekalahan saling berhadapan. Bekas luka di tubuhnya adalah saksi bisu dari perjuangan yang ia lalui, namun juga menjadi pengingat akan ketabahan dan tekadnya. Mizuha menghela nafas dalam-dalam, berusaha meredakan pikiran yang terus memenuhi kepalanya. Ia memilih untuk memusatkan perhatiannya pada saat ini dan menikmati momen kedamaian dalam bak mandi yang hangat. Namun, tiba-tiba, suara sirine menghentikan ketenangan tersebut. Suara
Di tempat yang jauh dari keramaian, Reinhard terbangun dengan perlahan dari kesadarannya yang terdalam. Matanya perlahan terbuka, menyisir ruangan dengan pandangan samar. Di sisinya, Jeremy duduk dengan penuh kegelisahan, menunggu dengan sabar Reinhard bangun. Ketika Reinhard akhirnya sadar sepenuhnya, Jeremy merasa lega. "Akhirnya, kau bangun. Aku sangat khawatir tentangmu," ucap Jeremy dengan suara lega. Reinhard mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih kabur. "Apa yang terjadi padaku? Dan di mana kita berada?" tanya Reinhard dengan rasa penasaran. Jeremy mengambil napas dalam-dalam, tahu bahwa dia harus menjelaskan situasi yang rumit ini dengan hati-hati. "Jiwa Kaisar Rostredich, leluhurmu, telah mengambil alih tubuhmu. Itulah sebabnya kau kehilangan kesadaran. Saat itu, tubuhmu tidak lagi dikuasai olehmu sendiri," jelas Jeremy dengan jujur. Reinhard terkejut mendengar penjelasan itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya masih kabur.
"Aliran sirkuit itu merupakan salah satu teknologi yang sudah lama hilang sejak bahkan Ribuan tahun yang lalu," Xander menjelaskan dengan penuh pengetahuan.Henrick, seorang murid muda yang penuh rasa ingin tahu, tidak bisa menahan rasa ingin tahu. "Berapa umur tuan sekarang jika saya boleh tahu?" tanya Henrick dengan sopan, menyadari perbedaan usia yang sangat besar di antara mereka.Xander tersenyum, wajahnya tercerahkan oleh ingatan akan masa lalunya yang luar biasa. "Hmmmm... 247 tahun," jawab Xander dengan bangga setelah berpikir sejenak.Henrick terkejut. Xander telah hidup selama berabad-abad, mengalami perubahan zaman dan peristiwa yang tidak dapat dibayangkan olehnya. "Apakah ini adalah salah satu teknologi Dragonian?" tanya Henrick dengan rasa kagum.Xander menggeleng, memperjelas kebingungan Henrick. "Tidak, itu adalah hal yang berbeda. Aku memiliki kekuatan ini berkat kedermawanan Kaisar Rostredich, yang dulunya merupakan pemimpin agung dari Kekaisaran Dragonheart," Xander
Matahari terbit dengan gemilang di langit biru saat Xander, Jeremy, dan Mizuha melangkah maju di hadapan jembatan yang menghubungkan daratan dengan pulau besar yang terletak di tengah laut yang luas. Keindahan alam dunia baru ini begitu memukau, tetapi yang membuat mereka terkesima adalah kehadiran kastil megah yang menjulang di kejauhan. Xander melihat sekelilingnya dengan wajah penuh nostalgia. "Sungguh, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku berada di sini. Kastil ini menyimpan banyak kenangan bagi kuasa dan kekuasaan yang pernah ada." Para prajurit dari berbagai dunia yang mengikuti mereka dalam perjalanan ini takjub akan pemandangan yang mempesona. Mereka tidak bisa menahan kagum saat melihat kebesaran kastil megah yang terhampar di depan mereka. "Dunia ini sungguh luar biasa," ujar Mizuha dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kastil ini, sungguh menakjubkan. Tidak ada teknologi yang mampu menandinginya
Di tengah reruntuhan dan kehancuran, Xander, Jeremy, dan Henrick merasakan getaran yang kuat dan tak terduga. Mata mereka tertuju pada Pintu Chronos yang mulai terbuka perlahan, mengeluarkan gelombang aura yang memenuhi area sekitarnya. Keajaiban ini membuat hati mereka berdebar-debar, merasa bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. "Dapatkah kalian merasakannya?" tanya Mizuha dengan kekaguman yang terpancar dari matanya. Jeremy mengangguk, matanya terpaku pada Pintu Chronos yang semakin terbuka. "Ini tidak mungkin... Pintu ini selama ini terkunci rapat. Mengapa dia tiba-tiba terbuka?" Xander, yang selama ini menjadi penasihat setia raja, menyibakkan jubahnya yang kusam. "Aku pernah mendengar legenda bahwa Pintu Chronos akan terbuka hanya ketika terjadi perubahan besar dalam aliran waktu. Mungkin kemenangan kita atas Kaisar Rostedich adalah kunci dari peristiwa ini. Dalam keheranan d
"Saya tidak akan bisa menjelaskan apapun sekarang, tuan Reinhard" tegas Xander dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. "Situasi dan kondisi saat ini membutuhkan kita untuk mengambil tindakan yang akan menentukan hasilnya." Reinhard mengerutkan kening, mencoba memahami kata-kata Xander yang misterius. "Membalik keadaan? Apa maksudmu?" Xander menatap Reinhard dengan pandangan yang penuh keyakinan. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, memilih kata-kata dengan hati-hati. "Tuan Reinhard, saat ini ada rencana yang sedang berjalan. Saya menerima kabar dari salah satu anak buah saya bahwa rencana pertama kita telah berhasil. Dan sekarang, saya harus menyusul Jeremy untuk menyelesaikan rencana kedua ini." Reinhard merasa semakin kebingungan dengan setiap kata yang diucapkan Xander. Namun, kepercayaan yang dimiliki Xander membuatnya tetap tenang. Dia mengerti bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang