Beranda / Fantasi / Kembalinya Sang Kaisar Terkuat / Ch. 3 Strategi dan Siasat

Share

Ch. 3 Strategi dan Siasat

last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-11 04:23:52

Di ruangan yang sangat luas, dinding-dindingnya dipenuhi oleh lampu biru yang memancarkan cahaya misterius. Xander bersandar di dekat pintu, mencermati situasi dengan serius, sementara Reinhard beristirahat di ruangan sebelah, dan Jeremy duduk di bangku di sampingnya.

"Sebelumnya, aku ingin meminta maaf karena menghina keluargamu. Aku tidak pernah membayangkan bahwa kau adalah seorang Silverblade," ujar Xander sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Dan lagi, tubuh ini penuh dengan energi, seperti masa muda yang kembali hadir," tambah Xander sambil memperhatikan pantulan wajahnya di lengan tangannya. Ia terlihat gembira dengan apa yang dilihatnya. "Woah!!! Aku sungguh tampan!"

"Berisiklah kamu. Ini situasi yang sangat membingungkan... Tampaknya aku juga kembali ke masa muda," ujar Jeremy, merasa heran dengan keanehan yang terjadi.

"Yah, jika aku mempersingkat cerita, ini adalah awal dari kebangkitan Kekaisaran Dragonheart..." ujar Xander sambil meninggalkan Jeremy dengan perasaan penasaran.

"Bukankah Kekaisaran Dragonheart telah lama punah?" tanya Jeremy, bingung dengan apa yang baru saja didengarnya.

Xander melihatnya dengan ekspresi mengejek, lalu pergi begitu saja. "Cih, dia sudah tua tapi kelakuannya masih seperti anak-anak. Tak ada bijaknya sedikit pun," gumam Jeremy dengan wajah kesal.

Jeremy mulai merenung dan mencoba memahami semua yang telah terjadi. "Ini semua dimulai dari buku aneh itu, yang mengatakan bahwa di reruntuhan ini aku akan mendapat perlindungan. Tapi sekarang semakin banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiranku... Dan mengapa ayahku meminta aku menjaga Reinhard? Mungkin itulah tujuannya... Dan Xander mengatakan bahwa ini sesuai dengan ramalan yang ada di buku... Apakah dia juga memiliki buku yang serupa dengan milikku? Di bukuku, ada ramalan bahwa tempat ini akan menjadi tempat perlindungan jika aku masih memiliki kalung Chronos ini," ujar Jeremy sambil bergumam sendiri, lalu menatap kalung Chronos-nya dan menundukkan kepala, mencermati kebingungannya yang semakin memuncak.

Setelah Jeremy bergumam sendiri, tiba-tiba seorang penjaga muncul tanpa disadarinya.

"Tuan, izinkan saya mengantarkan Anda ke ruangan Anda. Tuan Xander mengatakan bahwa dia akan mengurus Tuan Muda Reinhard dengan baik," ujar penjaga itu.

Jeremy meminta tolong kepada penjaga tersebut, "Bisakah Anda menaruh sebuah bantal dan selimut di sini?"

"Jelas, Tuan!" jawab sang penjaga dengan sopan.

Kerajaan Chronoaris sibuk melakukan persiapan untuk melancarkan serangan rahasia terhadap kerajaan Chronovia.

"Tuan Raja, semua persiapan sudah siap untuk dieksekusi. Kami akan menunggu perintah Anda," ujar seorang pria yang tenang dan penuh wibawa.

"Tunggu sampai semua kapal perang mereka bergerak," perintah Raja Chronoaris.

"Pertimbangkan, Tuan, saya merasa musuh tidak akan begitu bodoh untuk mengungkapkan seluruh senjatanya," balas pria tersebut dengan tenang.

"Sudah cukup berdebat. Ikuti saja instruksi saya," perintah sang raja Chronoaris dengan tegas.

"Baik, Tuan," jawab pria itu sambil menyerah, membusungkan dadanya, dan meletakkan tangan kanannya di dadanya.

Sementara itu, di dekat reruntuhan Pintu Chronos, Xander terlihat sedang mengoordinasi para pejuangnya untuk mempersiapkan senjata dan makanan demi kepentingan perang.

Jeremy mendekati Xander dengan kebingungan yang jelas terlihat di wajahnya. "Apakah kita sedang berperang melawan salah satu kerajaan?" tanyanya heran.

"Dua kerajaan," jawab Xander singkat.

"Apa maksudnya kita harus berperang melawan dua kerajaan?!" tanya Jeremy dengan keheranan.

"Kamu tenanglah, kamu bahkan tidak tahu rencana yang sudah aku susun selama 200 tahun ini," ujar Xander dengan nada mengejek.

"Rencana apa yang kamu maksud?!" tanya Jeremy dengan sedikit kesal.

"Kamu sudah merasakan sendiri kekuatan Kaisar Rostredich. Leluhurmu adalah salah satu penjaga yang setia kepada sang kaisar. Jadi, kamu harus mengikutinya," jelas Xander.

"Mengikutimu? Apa maksudmu?" tanya Jeremy dengan nada skeptis.

"Jika kamu khawatir, percayalah bahwa kita mampu mengalahkan kedua kerajaan tersebut," ujar Xander penuh optimisme.

"Bodoh sekali optimis-mu," cela Jeremy.

"Aku hanya melihat bahwa pasukan mereka hanya mencakup kurang dari 1% dari pasukan kerajaan Chronoaris. Bagaimana aku bisa tidak khawatir?!" Jeremy melihat sekitar, menghitung jumlah prajurit dengan cepat dalam pikirannya.

"Kamu tidak tahu bahwa aku telah menyusupkan prajuritku ke dalam kedua kerajaan tersebut dengan jumlah yang sangat besar," kata Xander dengan nada sedikit sombong.

Tak lama kemudian, seorang prajurit tiba dengan laporan penting untuk Xander.

"Lapor, te... Tuan! Kami menemukan sebuah ruangan yang gelap, sisa-sisa reruntuhan batu besar di lorong," ucap prajurit Xander, agak kikuk karena tidak terbiasa memanggilnya 'Tuan' dan lebih akrab dengan sebutan 'Tetua'.

"Baiklah, segera bentuk tim eksplorasi dan beri tahu mereka bahwa aku akan memimpin. Jangan lupa kenakan perlindunganmu juga. Sudah 220 tahun sejak terakhir kali aku berada di sini, dan aku merasa telah melupakan semuanya. Hahahaha," kata Xander sambil memberikan perintah, tertawa dengan nuansa nostalgia.

Setelah tim explorasi terbentuk, Xander bergegas untuk memimpin prajuritnya menuju lorong yang baru ditemukan.

"Silverblade..." ucap Xander, hendak menyampaikan sesuatu.

"Jeremy," potong Jeremy dengan nada mencemooh.

"Jeremy, aku telah menunjuk salah satu pemimpin pasukan untuk menjadi bawahanmu selama aku pergi. Tolong pergi ke ruang rapat yang terletak di sebelah kanan Pintu Chronus. Kamu akan melihat tanda 'Ruangan Rapat' di sana. Diskusikan situasi dan kondisinya dengan cepat. Aku mempercayakan padamu tugas untuk merancang strategi dan taktik serangan terhadap Kerajaan Chronoaris, sementara aku sendiri akan menggulingkan Raja Chronovia. Saya juga telah memberikan garis besar strategi kepada Mizuha, salah satu komandan pasukan yang telah saya sebutkan tadi," jelas Xander, panjang lebar, meninggalkan Jeremy dalam kebingungan.

"Tampaknya dia mungkin kembali muda, tetapi pola pikirnya masih sama. Dia pikir aku bisa mencerna semua ini dengan mudah... bisa-bisa aku menjadi tua lagi hanya dengan satu perintahnya," gumam Jeremy dengan rasa kesal yang mendalam.

Ketika Jeremy tiba di ruangan rapat, dia melihat seorang wanita cantik dengan rambut hitam panjang dan mengenakan baju besi putih berkilau yang dipadukan dengan kain ungu. Wanita itu sedang memeriksa miniatur denah pertempuran dan menyapanya dengan senyum. "Hey, namamu Mizuha, kan?" sapa Jeremy dengan ramah. "Maaf, saya tidak menyadari kehadiranmu! Senang bertemu denganmu, Tuan," kata Mizuha.

"Perkenalkan, nama saya Jeremy," ujar Jeremy sambil berjabat tangan dengan Mizuha. "Xander sudah memberikan garis besar strategi kepada saya, tetapi saya tidak yakin dengan apa yang dia katakan," lanjut Jeremy.

"Jangan khawatir, Tuan. Strategi kita dalam melawan Kerajaan Chronoaris sangat sederhana. Kami hanya perlu memberikan sinyal kepada pasukan yang membaur di kerajaan Chronoaris, dan kemudian kami akan membantu pasukan penyergap untuk melawan pasukan elit Raja mereka," jelas Mizuha secara rinci.

Mizuha menunjuk salah satu titik pada denah medan pertempuran hologram. "Di titik ini, kami akan memberikan sinyal bahwa kita siap untuk serangan," tambahnya. "Kemudian pasukan kita yang telah berada di Kerajaan Chronoaris akan memberontak dan membunuh raja mereka." Mizuha mengakhiri penjelasannya.

Jeremy masih memegang dagunya, berusaha mencerna semua informasi itu, dan menghela napas panjang. "Jadi, saya hanya perlu menunggu dan menghadapi musuh ketika saatnya tiba," jawab Jeremy.

"Tepat sekali, Tuan," jawab Mizuha.

Sementara itu, tim penjelajah yang dipimpin oleh Xander terus menyusuri lorong yang tak diketahui. Namun, tiba-tiba Xander mulai mengingat sesuatu tentang lorong ini. Ada sesuatu yang terasa akrab.

"Hentikan di sini, Gerrard. Kamu dan pasukanmu berjaga di depan pintu ini. Jika kalian menghadapi situasi yang tidak bisa dihadapi, tahan dan segera hubungi aku di dalam ruangan ini," perintah Xander dengan tegas.

"Baik, Tuan Xander!" jawab Gerrard dengan sigap.

Xander dengan hati-hati membuka pintu perlahan. Tangan kanannya memutar gagang pintu, sementara tangan kirinya tetap memegang erat senjatanya. Ketika pintu terbuka, Xander terkejut melihat apa yang ada di dalam ruangan itu...

Bab terkait

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 4 Persiapan dan Peperangan

    "Lapor, Komandan Radin! Semua kapal sudah siap berlayar," lapor seorang prajurit dengan napas terengah-engah.Wanita gagah dengan armor warna putih yang tak tergoyahkan itu menjawab dengan nada tegas, "Lima kapal, ikuti aku!"Peperangan antara Kerajaan Chronoaris dan Chronovia tak terelakkan. Laser demi laser, ledakan demi ledakan, hujanilah daratan dan lautan dengan kehancuran. Chronoaris, yang kalah dalam pertempuran di laut, tidak menyerah begitu saja. Mereka menunggu dengan sabar, menjaga kapal-kapal mereka agar tetap berada dalam jangkauan musuh, hingga akhirnya saat yang tepat tiba, mereka muncul dari jalur rahasia yang telah mereka persiapkan."Tuan Henrick, posisi kita sedang terisolasi oleh musuh," lapor seorang prajurit dengan ketegangan.Henrick, pria yang tenang namun penuh karisma, menjawab dengan keyakinan, "Kalian tidak perlu khawatir. Aku punya rencana hebat yang membutuhkan sedikit pengorbanan."Tanpa membuang waktu, Henrick menyusuri lorong gelap yang mengarah ke jal

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 5 Kemenangan

    Dengan tatapan yang penuh keberanian, Radin Christ menjaga keseimbangannya saat Raja Chronoaris mundur perlahan dengan tubuh yang gemetaran. Ksatria wanita tersebut berdiri tegak, tak terpengaruh oleh rasa takut yang merasuki Raja Chronoaris. "Saya adalah Radin Christ," ujar Radin dengan suara yang tenang, tetapi tak sempat melanjutkan perkataannya ketika Raja Chronoaris menyambar dengan amarah. "Saya tidak peduli dengan siapa kau. Tapi anjing Chronovia sepertimu akan mati di tangan pengawalku!" Raja Chronoaris berbicara dengan suara terbata-bata, tampak ketakutan saat ia mundur perlahan. Radin tersenyum sinis, menangkap getaran ketakutan yang meliputi Raja Chronoaris. "Aku melihatmu berlari dari sesuatu. Jadi, sepertinya ada sesuatu yang mengejarmu, bukan, Tuan Chronoaris?" Ksatria wanita itu maju perlahan, berusaha memojokkan Raja Chronoaris yang semakin terpojok dalam keadaan ketakutan. Raja Chronoaris merasakan bagaimana sudut yang sempit dihadapinya semakin sempit. Tatapannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-12
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 6 Sang Grand Magus

    "Saya tidak akan bisa menjelaskan apapun sekarang, tuan Reinhard" tegas Xander dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. "Situasi dan kondisi saat ini membutuhkan kita untuk mengambil tindakan yang akan menentukan hasilnya." Reinhard mengerutkan kening, mencoba memahami kata-kata Xander yang misterius. "Membalik keadaan? Apa maksudmu?" Xander menatap Reinhard dengan pandangan yang penuh keyakinan. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, memilih kata-kata dengan hati-hati. "Tuan Reinhard, saat ini ada rencana yang sedang berjalan. Saya menerima kabar dari salah satu anak buah saya bahwa rencana pertama kita telah berhasil. Dan sekarang, saya harus menyusul Jeremy untuk menyelesaikan rencana kedua ini." Reinhard merasa semakin kebingungan dengan setiap kata yang diucapkan Xander. Namun, kepercayaan yang dimiliki Xander membuatnya tetap tenang. Dia mengerti bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 7 Terbukanya Pintu Chronos

    Di tengah reruntuhan dan kehancuran, Xander, Jeremy, dan Henrick merasakan getaran yang kuat dan tak terduga. Mata mereka tertuju pada Pintu Chronos yang mulai terbuka perlahan, mengeluarkan gelombang aura yang memenuhi area sekitarnya. Keajaiban ini membuat hati mereka berdebar-debar, merasa bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. "Dapatkah kalian merasakannya?" tanya Mizuha dengan kekaguman yang terpancar dari matanya. Jeremy mengangguk, matanya terpaku pada Pintu Chronos yang semakin terbuka. "Ini tidak mungkin... Pintu ini selama ini terkunci rapat. Mengapa dia tiba-tiba terbuka?" Xander, yang selama ini menjadi penasihat setia raja, menyibakkan jubahnya yang kusam. "Aku pernah mendengar legenda bahwa Pintu Chronos akan terbuka hanya ketika terjadi perubahan besar dalam aliran waktu. Mungkin kemenangan kita atas Kaisar Rostedich adalah kunci dari peristiwa ini. Dalam keheranan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 8 Teknologi Tiada Tanding

    Matahari terbit dengan gemilang di langit biru saat Xander, Jeremy, dan Mizuha melangkah maju di hadapan jembatan yang menghubungkan daratan dengan pulau besar yang terletak di tengah laut yang luas. Keindahan alam dunia baru ini begitu memukau, tetapi yang membuat mereka terkesima adalah kehadiran kastil megah yang menjulang di kejauhan. Xander melihat sekelilingnya dengan wajah penuh nostalgia. "Sungguh, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku berada di sini. Kastil ini menyimpan banyak kenangan bagi kuasa dan kekuasaan yang pernah ada." Para prajurit dari berbagai dunia yang mengikuti mereka dalam perjalanan ini takjub akan pemandangan yang mempesona. Mereka tidak bisa menahan kagum saat melihat kebesaran kastil megah yang terhampar di depan mereka. "Dunia ini sungguh luar biasa," ujar Mizuha dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kastil ini, sungguh menakjubkan. Tidak ada teknologi yang mampu menandinginya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 9 Pelatihan Yang Menantang

    "Aliran sirkuit itu merupakan salah satu teknologi yang sudah lama hilang sejak bahkan Ribuan tahun yang lalu," Xander menjelaskan dengan penuh pengetahuan.Henrick, seorang murid muda yang penuh rasa ingin tahu, tidak bisa menahan rasa ingin tahu. "Berapa umur tuan sekarang jika saya boleh tahu?" tanya Henrick dengan sopan, menyadari perbedaan usia yang sangat besar di antara mereka.Xander tersenyum, wajahnya tercerahkan oleh ingatan akan masa lalunya yang luar biasa. "Hmmmm... 247 tahun," jawab Xander dengan bangga setelah berpikir sejenak.Henrick terkejut. Xander telah hidup selama berabad-abad, mengalami perubahan zaman dan peristiwa yang tidak dapat dibayangkan olehnya. "Apakah ini adalah salah satu teknologi Dragonian?" tanya Henrick dengan rasa kagum.Xander menggeleng, memperjelas kebingungan Henrick. "Tidak, itu adalah hal yang berbeda. Aku memiliki kekuatan ini berkat kedermawanan Kaisar Rostredich, yang dulunya merupakan pemimpin agung dari Kekaisaran Dragonheart," Xander

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 10 Keajaiban di Kastil Dragonheart

    Di tempat yang jauh dari keramaian, Reinhard terbangun dengan perlahan dari kesadarannya yang terdalam. Matanya perlahan terbuka, menyisir ruangan dengan pandangan samar. Di sisinya, Jeremy duduk dengan penuh kegelisahan, menunggu dengan sabar Reinhard bangun. Ketika Reinhard akhirnya sadar sepenuhnya, Jeremy merasa lega. "Akhirnya, kau bangun. Aku sangat khawatir tentangmu," ucap Jeremy dengan suara lega. Reinhard mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih kabur. "Apa yang terjadi padaku? Dan di mana kita berada?" tanya Reinhard dengan rasa penasaran. Jeremy mengambil napas dalam-dalam, tahu bahwa dia harus menjelaskan situasi yang rumit ini dengan hati-hati. "Jiwa Kaisar Rostredich, leluhurmu, telah mengambil alih tubuhmu. Itulah sebabnya kau kehilangan kesadaran. Saat itu, tubuhmu tidak lagi dikuasai olehmu sendiri," jelas Jeremy dengan jujur. Reinhard terkejut mendengar penjelasan itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya masih kabur.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 11 Kedatangan Kerajaan Aragorn

    Mizuha merasa lelah setelah berhari-hari menghadapi tantangan dan bahaya di Kastil Dragonheart. Dalam keheningan kamar mandi yang tenang, ia membiarkan dirinya melepaskan semua pakaiannya dan melihat cermin di depannya. Tubuhnya yang elegan tercermin di kaca, namun bekas luka di kulitnya juga terlihat jelas. Setiap luka itu adalah sebuah kenangan yang tak bisa ia lupakan. Saat air hangat mengalir di bak mandi, Mizuha merenung tentang masa lalu yang membawa luka-luka itu. Ia teringat akan momen saat ia berjuang melawan kekuatan jahat, saat kemenangan dan kekalahan saling berhadapan. Bekas luka di tubuhnya adalah saksi bisu dari perjuangan yang ia lalui, namun juga menjadi pengingat akan ketabahan dan tekadnya. Mizuha menghela nafas dalam-dalam, berusaha meredakan pikiran yang terus memenuhi kepalanya. Ia memilih untuk memusatkan perhatiannya pada saat ini dan menikmati momen kedamaian dalam bak mandi yang hangat. Namun, tiba-tiba, suara sirine menghentikan ketenangan tersebut. Suara

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 14 Sebelum Pertemuan

    Sementara Reinhard berada di dalam kamar mandi, Xander mendengar suara cipratan air dan aliran air yang mengalir. Dia memerintahkan dua robot penjaganya untuk tetap berjaga di tempat dan memberi jalan kepadanya. Saat Xander mengamati sekeliling ruangan, dia merasakan kehadiran energi leluhur Dragonheart di sekitarnya, sesuai dengan nalurinya sebagai Grand Magus. "Hawa ini... tidak ada keraguan lagi," ujar Xander dengan wajah penuh kenangan. Xander kemudian menggerakkan tangannya secara perlahan dalam gerakan melingkar dari kanan ke kiri. Kilauan energi berwarna ungu mulai muncul, dan titik-titik berwarna ungu itu membentuk sinar ungu yang indah di sekelilingnya. Di dalam kamar mandi, Reinhard merasakan energi yang membuat kepalanya seolah-olah dipaksa untuk mengingat sesuatu yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Gambar-gambar mulai muncul di benak Reinhard, sementara tangannya yang memegang kepalanya terasa pusing. Jeremy merasa bosan di dalam ruangannya dan memutuskan untuk kel

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 13 Mimpi Yang Nyata

    "Diamlah, bocah, dan kuyakinkanlah tidurmu. Engkau akan kutuangkan sebuah khayalan," ucap Rovendum dengan lembut. Reinhard, semula merebahkan diri di atas kasurnya, menghadap langit-langit ruangannya. Di situ, tergantung sebuah cermin yang memantulkan gemerlapnya langit dan kerlipan bintang di alam semesta. Hembusan angin sejuk menerobos masuk, melintasi ruangan Reinhard, dan berhembus lembut di kulitnya. Perlahan, matanya terpejam. "Bagiku, ini adalah pertama kalinya tidur tanpa kegelisahan dan dengan damai sejak saat-saat ketika aku dan pak tua pergi berpetualang..." Saat matanya terpejam, dunia peperangan yang megah tergambar dengan jelas di hadapannya. Begitu banyak pesawat luar angkasa yang berputar mengelilingi sebuah planet yang memancarkan cahaya ungu dari kejauhan. Di antara pesawat-pesawat itu, bendera-bendera berkelebat tanpa henti, masing-masing memiliki lambang yang berbeda. Reinhard merasa seolah-olah dirinya terbang di alam semesta, melihat pesawat-pesawat yang berla

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 12 Pertempuran di Luar Angkasa

    Peperangan antara pasukan kapal luar angkasa Dragonheart dan Aragorn mencapai puncaknya. Aragorn menderita kerugian besar dengan kehilangan seluruh pasukan induk mereka, sebanyak 10.381 kapal. Di sisi lain, Dragonheart tidak kehilangan kapal induk, hanya beberapa pesawat personel luar angkasa yang hilang. "Pastikan seluruh awak kapal diamankan tanpa terkecuali, dan bawa komandan mereka ke hadapanku," perintah Robot Nomor 7 tegas. "Diperintahkan dan dikonfirmasi," suara robot komandan di setiap kapal induk Dragonheart merespons. Di medan perang invasi planet Chronus, banyak pasukan Aragorn yang tewas, sementara yang masih hidup dikurung dalam penjara kekaisaran Dragonheart. Di tengah situasi tersebut, Robot Nomor 7 memimpin Von Jay dan sisa pasukan Aragorn menuju ibukota Dragonheart melalui pintu Chronus, sebuah gerbang yang menghubungkan ibukota Grand Archadia dengan planet Chronus. Dengan pesawat transportasi luar angkasa, Robot Nomor 7 membawa Von Jay dan pasukan Aragorn lainnya

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 11 Kedatangan Kerajaan Aragorn

    Mizuha merasa lelah setelah berhari-hari menghadapi tantangan dan bahaya di Kastil Dragonheart. Dalam keheningan kamar mandi yang tenang, ia membiarkan dirinya melepaskan semua pakaiannya dan melihat cermin di depannya. Tubuhnya yang elegan tercermin di kaca, namun bekas luka di kulitnya juga terlihat jelas. Setiap luka itu adalah sebuah kenangan yang tak bisa ia lupakan. Saat air hangat mengalir di bak mandi, Mizuha merenung tentang masa lalu yang membawa luka-luka itu. Ia teringat akan momen saat ia berjuang melawan kekuatan jahat, saat kemenangan dan kekalahan saling berhadapan. Bekas luka di tubuhnya adalah saksi bisu dari perjuangan yang ia lalui, namun juga menjadi pengingat akan ketabahan dan tekadnya. Mizuha menghela nafas dalam-dalam, berusaha meredakan pikiran yang terus memenuhi kepalanya. Ia memilih untuk memusatkan perhatiannya pada saat ini dan menikmati momen kedamaian dalam bak mandi yang hangat. Namun, tiba-tiba, suara sirine menghentikan ketenangan tersebut. Suara

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 10 Keajaiban di Kastil Dragonheart

    Di tempat yang jauh dari keramaian, Reinhard terbangun dengan perlahan dari kesadarannya yang terdalam. Matanya perlahan terbuka, menyisir ruangan dengan pandangan samar. Di sisinya, Jeremy duduk dengan penuh kegelisahan, menunggu dengan sabar Reinhard bangun. Ketika Reinhard akhirnya sadar sepenuhnya, Jeremy merasa lega. "Akhirnya, kau bangun. Aku sangat khawatir tentangmu," ucap Jeremy dengan suara lega. Reinhard mencoba mengumpulkan pikirannya yang masih kabur. "Apa yang terjadi padaku? Dan di mana kita berada?" tanya Reinhard dengan rasa penasaran. Jeremy mengambil napas dalam-dalam, tahu bahwa dia harus menjelaskan situasi yang rumit ini dengan hati-hati. "Jiwa Kaisar Rostredich, leluhurmu, telah mengambil alih tubuhmu. Itulah sebabnya kau kehilangan kesadaran. Saat itu, tubuhmu tidak lagi dikuasai olehmu sendiri," jelas Jeremy dengan jujur. Reinhard terkejut mendengar penjelasan itu. Ia mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sebelumnya, tetapi ingatannya masih kabur.

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 9 Pelatihan Yang Menantang

    "Aliran sirkuit itu merupakan salah satu teknologi yang sudah lama hilang sejak bahkan Ribuan tahun yang lalu," Xander menjelaskan dengan penuh pengetahuan.Henrick, seorang murid muda yang penuh rasa ingin tahu, tidak bisa menahan rasa ingin tahu. "Berapa umur tuan sekarang jika saya boleh tahu?" tanya Henrick dengan sopan, menyadari perbedaan usia yang sangat besar di antara mereka.Xander tersenyum, wajahnya tercerahkan oleh ingatan akan masa lalunya yang luar biasa. "Hmmmm... 247 tahun," jawab Xander dengan bangga setelah berpikir sejenak.Henrick terkejut. Xander telah hidup selama berabad-abad, mengalami perubahan zaman dan peristiwa yang tidak dapat dibayangkan olehnya. "Apakah ini adalah salah satu teknologi Dragonian?" tanya Henrick dengan rasa kagum.Xander menggeleng, memperjelas kebingungan Henrick. "Tidak, itu adalah hal yang berbeda. Aku memiliki kekuatan ini berkat kedermawanan Kaisar Rostredich, yang dulunya merupakan pemimpin agung dari Kekaisaran Dragonheart," Xander

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 8 Teknologi Tiada Tanding

    Matahari terbit dengan gemilang di langit biru saat Xander, Jeremy, dan Mizuha melangkah maju di hadapan jembatan yang menghubungkan daratan dengan pulau besar yang terletak di tengah laut yang luas. Keindahan alam dunia baru ini begitu memukau, tetapi yang membuat mereka terkesima adalah kehadiran kastil megah yang menjulang di kejauhan. Xander melihat sekelilingnya dengan wajah penuh nostalgia. "Sungguh, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku berada di sini. Kastil ini menyimpan banyak kenangan bagi kuasa dan kekuasaan yang pernah ada." Para prajurit dari berbagai dunia yang mengikuti mereka dalam perjalanan ini takjub akan pemandangan yang mempesona. Mereka tidak bisa menahan kagum saat melihat kebesaran kastil megah yang terhampar di depan mereka. "Dunia ini sungguh luar biasa," ujar Mizuha dengan suara yang hampir tak terdengar. "Kastil ini, sungguh menakjubkan. Tidak ada teknologi yang mampu menandinginya

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 7 Terbukanya Pintu Chronos

    Di tengah reruntuhan dan kehancuran, Xander, Jeremy, dan Henrick merasakan getaran yang kuat dan tak terduga. Mata mereka tertuju pada Pintu Chronos yang mulai terbuka perlahan, mengeluarkan gelombang aura yang memenuhi area sekitarnya. Keajaiban ini membuat hati mereka berdebar-debar, merasa bahwa ada sesuatu yang luar biasa sedang terjadi. "Dapatkah kalian merasakannya?" tanya Mizuha dengan kekaguman yang terpancar dari matanya. Jeremy mengangguk, matanya terpaku pada Pintu Chronos yang semakin terbuka. "Ini tidak mungkin... Pintu ini selama ini terkunci rapat. Mengapa dia tiba-tiba terbuka?" Xander, yang selama ini menjadi penasihat setia raja, menyibakkan jubahnya yang kusam. "Aku pernah mendengar legenda bahwa Pintu Chronos akan terbuka hanya ketika terjadi perubahan besar dalam aliran waktu. Mungkin kemenangan kita atas Kaisar Rostedich adalah kunci dari peristiwa ini. Dalam keheranan d

  • Kembalinya Sang Kaisar Terkuat   Ch. 6 Sang Grand Magus

    "Saya tidak akan bisa menjelaskan apapun sekarang, tuan Reinhard" tegas Xander dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. "Situasi dan kondisi saat ini membutuhkan kita untuk mengambil tindakan yang akan menentukan hasilnya." Reinhard mengerutkan kening, mencoba memahami kata-kata Xander yang misterius. "Membalik keadaan? Apa maksudmu?" Xander menatap Reinhard dengan pandangan yang penuh keyakinan. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, memilih kata-kata dengan hati-hati. "Tuan Reinhard, saat ini ada rencana yang sedang berjalan. Saya menerima kabar dari salah satu anak buah saya bahwa rencana pertama kita telah berhasil. Dan sekarang, saya harus menyusul Jeremy untuk menyelesaikan rencana kedua ini." Reinhard merasa semakin kebingungan dengan setiap kata yang diucapkan Xander. Namun, kepercayaan yang dimiliki Xander membuatnya tetap tenang. Dia mengerti bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang

DMCA.com Protection Status