Home / Romansa / Kembalinya Sang Istri Sah / 2. Kembali Tertangkap

Share

2. Kembali Tertangkap

last update Last Updated: 2024-10-12 07:47:57

Part 2 Kembali Tertangkap

Tubuh Cara menggigil dan wajahnya sudah sepucat mayat, tetapi hal itu tak menghentikan kedua pemuda yang mengarahkan selang air ke tubuhnya. Seluruh tubuhnya basah kuyup, sementara kedua pemuda itu tertawa nyaring. 

Tangan Ethan terangkat dan kedua kaki tangannya langsung mematikan aliran air. Ethan beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Cara yang berdiri di tengah halaman. “Jadi, kau sudah berubah pikiran?”

Cara menatap wajah bengis Ethan. Bibirnya bergetar hebat tetapi kepalanya masih sanggup untuk memberikan satu gelengan.

Seringai Ethan membeku. Tak habis pikir dengan kekeras kepalaan yang mengerak di kepala gadis polos itu. Pandangannya bergerak turun, seragam berwarna putih yang basah tersebut membuat pakaian dalam Cara terjiplak dengan jelas. Pandangannya berhenti lebih lama di dada gadis itu.

Cara yang menyadari arah pandangan Ethan seketika menghalangi tatapan lancang pria itu dengan kedua tangan. Menyilang di depan dada.

Lidah Ethan berdecak tak suka dengan halangan tersebut. “Apa kau masih berharap pahlawanmu itu akan datang untuk menyelamatkanmu?”

Cara tak berhenti berharap Zevan akan datang untuk menyelamatkannya. Meski ia merasa sungkan untuk setiap bantuan yang dilakukan Zevan ketika Ethan dan kaki tangan pemuda itu merundungnya, tetap saja ia tak berhenti mengharapkan Zevan akan selalu datang untuk menyelamatkannya.

Ethan tertawa keras. Lalu menangkap rahang Cara dan mendorong tubuh mungil gadis itu ke kolam renang yang ada di samping mereka. Seringai kejamnya bergerak lebih tinggi ketika melihat Cara yang menggerakkan kedua tangan berusaha naik ke permukaan dengan kewalahan.

Mata Cara terbuka ketika ingatan itu kembali berputar di kepalanya. Tersentak keras dan bangun terduduk, dengan napas terengah. Napasnya baru saja kembali normal dan kembali tertahan ketika melihat tas dan ponselnya yang tergeletak di meja kaca di hadapannya. Ia menggali ingatan terakhirnya dan menyadari pakaiannya yang berantakan.

Kancing kemejanya nyaris hilang semua dan branya terasa longgar karena pengaitnya yang sudah dilepaskan. 

“Kau sudah bangun?”

Kepala Cara berputar ke samping dan melihat Ethan yang berjalan keluar dari kamar mandi. Mengenakan kemeja yang dikeluarkan dari celana dan tidak dikancingkan. Mengekspos perut berpetak pria itu ketika berjalan mendekat.

Cara gegas beranjak dari duduknya sekaligus menyambar ponsel dan tasnya. Berjalan mundur untuk mempertahankan jarak jauh di antara mereka. “Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan, Ethan. Aku ingin pergi,” lirihnya mengabaikan getaran dalam suaranya.

Ethan tersenyum, menggusur rambut basahnya ke belakang dan menatap penampilan Cara yang berantakan. “Kau ingin meninggalkan tempat ini dengan penampilan seperti itu?”

Cara menelan ludahnya. Menyadari rok pencilnya yang tersingkap dan sedikit robek di belahan belakangnya. “Aku tak peduli.”

Ethan mengambil kemeja bersihnya di punggung soda dan melemparnya ke arah Cara, tetapi wanita itu tak menangkapnya “Aku peduli.” Ada penekanan yang kuat dalam suaranya. “Dan kau bisa mulai bekerja besok.”

Cara membungkuk dan menyambar kemeja tersebut kemudian lari ke arah pintu. Yang kali ini sudah tidak dikunci.

*** 

Cara menetap kedua matanya yang bengkak di depan cermin. Berapa banyak pun air mata yang mengalir deras dari sana, semua itu tak menghentikan kekejaman yang sudah dan akan dilakukan Ethan padanya. Pria itu telah kembali. Ah, tidak. Ialah yang kembali ke hidup pria itu, seolah belum cukup semua ketololan yang telah dilakukannya.

Cara meraih tasnya dan berjalan keluar dari toilet dengan langkah terburu. ‘Dan kau bisa mulai bekerja besok,’ Kalimat Ethan sebelum ia keluar dari ruangan itu kembali berputar di benaknya.

Tidak.

Sekarang ia tak akan mengulangi ketololannya. Ia tak seputus asa itu hingga harus bekerja pada pria itu.

“Cara?” Suara Zevan yang dipenuhi kelegaan menjawab panggilannya di deringan pertama. “Dari mana saja kau? Aku berkali-kali menghubungimu.”

“Di mana kau sekarang? Apa kau di kantor?” Cara menuruni undakan di lobi gedung dan setengah berlari menuju jalan raya.

“Ya. Aku baru saja hendak memberitahumu, siapa pemilik Eth Enterpries.”

“Ethan.”

Suara Zevan tercekat. “Kalian bertemu.”

“Lebih buruk.” Cara membuka pintu taksi yang berhenti tepat di hadapannya. Masuk ke dalam dan berkata, “Bisakah kau membantuku? Aku harus meninggalkan kota ini. Malam ini juga.”

“Ya,” jawab Zevan dengan penuh kemantapan. “Aku sudah mengurus semuanya. Kita bertemu di bandara. Dalam dua jam. Aku sudah memesan penerbangan begitu mengetahui siapa pemiliknya.”

Cara mengangguk dengan penuh kelegaan. “Ya. Terima kasih, Zevan.”

*** 

Cara menurunkan kaca mata hitamnya begitu taksi berhenti di gate yang diinginkan. Mengambil tas di samping dan turun dari mobil. Ia sampai tepat pada waktunya. Penerbangannya satu jam lagi tapi ia tak bisa berhenti merasa cemas sampai pesawat membawa dirinya keluar dari negara ini.

“Di mana kau?” tanyanya begitu panggilan tersambung. Berjalan masuk ke tengah kepadatan penumpang yang lain.

“Aku akan segera tiba. Sedikit terkena macet. Kau sudah mendapatkan tiketmu?”

“Ya.”

“Masuklah lebih dulu. Jika sesuatu terjadi, kau yang harus pergi lebih dulu.”

“T-tapi …” Langkah Cara terhenti. Pegangan pada ponselnya semakin menguat. 

“Itu sudah kesepakatan kita, Cara.”

Cara menjilat bibirnya yang kering. “Seharusnya aku tidak kembali ke sini.”

“Jangan mengungkit hal yang sudah terjadi. Kita akan menyelesaikannya seperti yang biasa kita lakukan.”

Cara menghela napas pendek dan mengangguk. “Ya.”

Panggilan berakhir dan Cara kembali melanjutkan jalannya. Menunjukkan tiket perjalanannya dan langsung diarahkan menuju gate 2 yang ada di lantai dua. Berkali-kali ia melirik jam tangan sembari mengedarkan pandangan ke sekitarnya. Dengan kecemasan yang tak berhenti memenuhi dadanya. 

Dan kecemasan itu rupanya memiliki alasan yang kuat. Gate 2 berada di ruangan paling ujung bangunan. Menjauh dari keramaian. Keraguan sempat menghentikan niatnya sebelum melewati penjagaan. Ketika ia memasuki ruang tunggu yang luas diselimuti kesunyian, dan satu-satunya orang yang duduk di tengah jajaran kursi tunggu tersebut adalah seorang pria yang mengenakan kaos polos putih dan celana pendek berwarna khaki. Dengan kaca mata hitam yang bertengger di kepala dan kedua tangan serta kaki yang disilangkan, lengkap dengan keangkuhan yang tertampil di wajah kejam pria itu.

“Et-than?” Suara cara tercekat dengan keras. Tubuh bergetar hebat dan ketika tubuhnya berbalik, wajahnya menabrak dada bidang yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

“Cara?” Pria yang juga berpakaian santai tersebut tersenyum semringah dengan kepucatan Cara. “Kenapa kau terburu-buru? Ethan bahkan belum memulai pestanya.”

Cara terhuyung ke belakang. Mengenali pria itu adalah kaki tangan Ethan. Sekaligus sepupu Ethan, Zaheer Anthony.

“Ini pertama kalinya Ethan mengadakan pesta di bandara,”timpal pria lainnya yang berdiri di samping Zaheer, Mano Anthony, sepupu yang lain. “Rupanya pikiranmu sudah kembali jernih, ya.”

“P-pesta?” Bibir Cara bergetar hebat

Mano mengangguk dengan senyum jahilnya. “Untuk merayakan kedatanganmu.”

“Apa Ethan mengundang Zevan?”

Mano mengedikkan bahunya. “Mungkin. Kau tahu Cara dan Zevan paket lengkap yang tak bisa dipisahkan, kan?”

“Apa?” Mata Cara membeliak menyadari arti percakapan tersebut. kecemasan seketika menyergap dadanya dengan keras. “Di mana Zevan? Apa yang kalian lakukan padanya?”

Related chapters

  • Kembalinya Sang Istri Sah   3. Kembali Bermain-Main

    Tubuh Cara ditarik keluar dari dalam kolam. Duduk bersimpuh ditepi kolam sambil terbatuk-batuk. Matanya terasa perih dan tenggorokannya serasa seperti diiris. Ia minum air kolam terlalu banyak.‘Jadi, kau mau menjadi kekasihku sekarang?’Tatapan Cara kembali menunjukkan penolakan ketika menjawab tidak dengan jelas.Seringai kepuasan Ethan kembali membeku. ‘Well, aku sudah mencoba membersihkan pikiran dan tubuhmu tetapi kau masih dibutakan oleh kekeras kepalaanmu, ya?’Cara menyentakkan tangan Ethan di wajahnya. Yang membuat pria semakin berang bukan main. Menyambar pergelangan tangan Cara, menyeret gadis tak berdaya itu ke dalam rumah setelah menyuruh Zaheer dan Mano untuk pulang.Begitu keduanya sampai di dalam, Ethan membanting tubuh basah Cara ke sofa panjang.‘Kau tak memberiku pilihan, manis.’ Ethan menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Cara sebelum gadis itu sempat menyadari apa yang akan dilakukannya. Menangkap kedua tangan Cara dan memakunya di atas.‘A-apa yang akan kau lakukan

    Last Updated : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Istri Sah   4. Kembali Menjadi Tahanan

    ‘Kau hamil, kan?’ Ethan melempar testpack di tangannya ke wajah Cara.Cara menunduk, menatap stik kecil yang mendarat di samping sepatunya. Dengan dua garis sebagai hasilnya.‘Apakah itu mlilikku?’ dengus Ethan.Cara menelan ludahnya. Kata-kata Ethan memang menyakitkan, tetapi ada fakta yang lebih buruk daripada keraguan pria itu sendiri. Ia tak sudi mengandung anak pria berengsek itu. ‘Kau menemukannya?’Ethan menggeram dengan dagu Cara yang sedikit terangkat ke arahnya. Sengaja menantangnya dan amarahnya memang semudah itu tersulut oleh Cara. Tangannya menangkap pundak gadis itu dan mendorongnya ke dinding. Menghimpit tubuh mungil tersebut dengan tubuh besarnya hingga Cara kesulitan bernapas.‘Apakah itu milik Zevan?’Cara membalas tatapan Ethan dengan keberanian yang hanya seujung kuku. Amarah Ethan memang semengerikan itu. ‘Ya. milik Zevan.’-Masa sekarang-Kegelapan menyemburat di seluruh permukaan wajah Ethan hanya dalam hitungan sepersekian detik. Sementara wajah Mano dan Zahee

    Last Updated : 2024-10-12
  • Kembalinya Sang Istri Sah   5. Kembali Terulang

    ‘Minum.’ Ethan mengulurkan dua butir obat berwarna putih yang ada di telapak tangannya.Cara melirik tak tertarik pil tersebut. Ia tak cukup tolol untuk tidak bisa menebak benda apa itu. Begitu ia mengakui bahwa anak dalam kandungannya adalah anak Zevan, tentu saja Ethan terbutakan oleh kecemburuan pria itu dan tak menunggu lama bagi pria itu untuk melenyapkan anak dalam kandungannya. Kebenciannya yang begitu mendalam pada pria itu, membuatnya semakin besar kepala untuk mempermainkan perasaan Ethan.‘Kau tahu apa yang kuinginkan.’‘Benarkah?’‘Bukankah bulan depan umurmu 17. Kau ingin menjadi orang tua di usiamu sekarang?’Cara mendengus tipis. Menampar tangan Ethan hingga dua pil tersebut jatuh ke lantai. ‘Bukan karena anak ini anak Zevan?’Wajah Ethan membeku. Bibirnya menipis keras ketika lagi-lagi nama Zevan di sebut. Ethan mengambil dua pil itu, lalu menangkap rahang Cara dan memaksa kedua pil tersebut masuk ke dalam mulut gadis itu.Cara tak memberontak, selain karena kekuatan E

    Last Updated : 2024-10-14
  • Kembalinya Sang Istri Sah   6. Kembali Terancam

    Sejak Ethan membawanya ke tempat ini dua jam yang lalu, Cara masih belum menemukan cara untuk keluar dari tempat ini. Setelah pulang dari rumah sakit, Ethan membawanya ke penthouse pria itu –dilihat dari koleksi pakaian, tas, sepatu, jam tangan, dan dasi yang ada di ruang penyimpanan, tentu saja Ethan tinggal di tempat ini-. Salah satu bangunan yang berada di bawah naungan Anthony Group. Yang pasti dengan pengamanan tingkat tinggi.Satu-satunya jalan keluar hanya bisa menggunakan kartu akses yang dipegang oleh Ethan. Pun begitu, ada orang-orang yang bekerja di sini yang bisa keluar masuk tempat ini. Hanya saja, semuanya terlalu setia sehingga tak ada satu pun yang percaya dengan omong kosong tentang sakit perut atau kepalanya yang pusing dan ia sangat membutuhkan bantuan dokter karena luka di kakinya terasa nyeri dan tak tertahankan. Semua sandiwaranya hanya dijawab dengan jawaban yang sama. ‘Tuan Ethan melarang Anda keluar. Meskipun –maaf- Anda sekarat.’Cara benar-benar putus asa. S

    Last Updated : 2024-10-14
  • Kembalinya Sang Istri Sah   7. Kembali Mengingat Masa Lalu

    ‘Rh-null?’ Kedua alis Ethan berkerut dengan laporan medis yang dibawa oleh Zaheer. Ia tak sungguh menyuruh sepupunya itu membawa berkas tersebut, hanya untuk memastikan tak ada yang serius sehingga tak perlu menjadi baku hantam mereka sebuah masalah di depannya. Namun, ketidak sengajaan yang ia temukan dalam berkas tersebut berhasil menarik perhatiannya. ‘Kenapa golongan darahnya Rh-null? Bukankah dia AB-?’ Zaheer menjulurkan kepala, membaca laporan tersebut. ‘Dia memang Rh-null, Ethan. Kenapa kau terkejut?’ Wajah Ethan terangkat, menatap Zaheer dengan pikirannya yang melayang ke masa lalu. Saat Cara mengalami pendarahan, sudah terlambat baginya untuk membawa gadis itu ke rumah sakit besar yang berada di bawah naungan Anthony Group. Keduanya bertemu Zevan yang baru saja turun dari mobil, dan permusuhan di antara mereka membuat Ethan tak memiliki pilihan selain menumpang di mobil pria itu. Membawa Cara ke klinik terdekat. Saat itu kecemasan yang begitu besar dan tak pernah ia

    Last Updated : 2024-10-17
  • Kembalinya Sang Istri Sah   8. Kembali Terjerat

    Cara menjilat bibirnya yang mendadak kering mendengar percakapan Ethan dengan entah siapa yang ada di seberang. Tetapi ketika obat penggugur kandungan diungkit, ia tahu apa yang tengah coba pria itu gali. Cara kembali merapatkan pintu kamar mandi. Bersandar di pintu dan membiatkan ingatan masa lalu itu membawanya. Ketika pertama kalinya ia mengetahui tentang kehamilan itu. Siang itu, ia sedang makan siang dengan Zevan di gudang penyimpanan barang-barang. Tempat keduanya sering menyendiri dan bersembunyi dari kaki tangan Ethan. Setelah menghabiskan makannya, tiba-tiba ia muntah dan kepalanya pusing. Lalu jatuh pingsan dan Zevan membawanya ke klinik terdekat. Zevan pikir Zaheer atau Mano yang menaburi bekal makan siang Cara dengan sesuatu. Tetapi rupanya dokter mengatakan tentang gejala kehamilan dan meminta Cara melakukan beberapa tes lanjutan. Zevan bahkan tak terkejut dengan kehamilan tersebut, meski tak menyangka Ethan akan kehilangan kendali hingga membuat masalah besar semacam

    Last Updated : 2024-10-18
  • Kembalinya Sang Istri Sah   9. Kembali Menjadi Istri Simpanan

    Kepala Cara terdongak. Rasa sakit di kepalanya masih bisa ia tahan, tetapi ketika matanya melirik ke depan dan melihat Emma yang menertawakannya, tangannya bergerak melempar makanan yang ada di piring ke arah wanita itu. Emma menjerit, matanya melotot sempurna dan tangannya sudah memegang gelas susunya ketika Ethan memberikan isyarat tangan untuk meninggalkan ruang makan. “T-tapi …” “Keluar!” geram pria itu tanpa melepaskan tatapan tajamnya pada Cara. Emma terpaksa beranjak, berjalan dengan kedua langkah di hentak-hentakkan di lantai. Sementara tangannya menyingkirkan nasi dan lauk pauknya yang menempel di rambut dan mengotori pakaiannya. Gerutuan tentang rambutnya yang baru keluar dari salon bergema di seluruh ruangan. Cara harus membayar semua itu dengan mahal. “Apakah aku salah?” desis Cara kemudian. Mengabaikan rasa sakit di kepalanya. “Aku memang simpananmu. Dan aku tak berminat untuk kau akui. Kau memberiku pilihan dan aku memutuskan pilihan. Kenapa kau tersinggung dengan p

    Last Updated : 2024-10-18
  • Kembalinya Sang Istri Sah   10. Permainan Lama

    “Apa yang kau lakukan, Ethan. Dia harus …” “Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak ikut campur urusanku, Emma. Jangan melewati batasanmu.” Desisan Ethan penuh peringatan yang keras. menyentakkan lengan wanita itu begitu keduanya keluar dari ruang tidur. “Kaulah yang lebih dulu melewati batasanmu, Ethan. Apa yang kau lakukan dengannya, hah? Kalian bahkan sudah menikah tanpa sepengetahuanku. Sepuluh tahun yang lalu? Aku tahu dulu kau begitu menggilainya. Tapi menikahi gadis murahan yang tak jelas asal-usulnya adalah kegilaan di level yang berbeda.” “Kau mulai menceramahiku?” Bibir Ethan menipis keras. “Kau hanya bermain-main dengannya, kan? Kenapa kau membiarkan dirimu dibutakan olehnya?” Tangan Ethan menangkap rahang Emma, menghentikan wanita itu melanjutkan kelancangannya. “Aku tak ingat meminta pendapatmu tentang wanita-wanitaku, Emma.” “Tapi aku tunanganmu.” Suara lift berdenting dari sisi lain ruangan. “Ya, jika kau masih ingin menjadi tunanganku. Sebaiknya tutup

    Last Updated : 2024-10-18

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Istri Sah   Extra Part 3

    My Lovely Wife“Jadi apa yang kau katakan?”Ethan menggeleng. “Ponselku berdering. Theo sudah di bawah.”Zaheer hanya manggut-manggut. “Tapi menurutmu sampai kapan dia akan berpikir dirinya masih hamil?”“Kapan pun itu, tak akan lama. Ck, aku tak tahu kehamilan. Menurutmu berapa minggu perut harus terlihat besar?”“3-4 bulan biasanya sudah mulai terlihat perkembangannya. Seperti Yang dikatakan Cara. Apalagi ini kehamilan keduanya.”Napas Ethan tertahan sejenak. “Aku tak tahu bagaimana cara memberitahunya.”“Kau akan menemukannya.” Zaheer mengedikkan bahu. “Seperti biasanya.”Ethan tak membalas.“Setelah keguguran itu, rahimnya juga sudah kembali normal.”Tambahan penjelasan Zaheer yang sudah diketahuinya itu membuat Ethan semakin dilanda dilema. Tak ada cara selain menghadapinya. Cara memang perlu tahu.Pada akhirnya, setelah empat hari masih dalam pengawasan intens dokter Faryal

  • Kembalinya Sang Istri Sah   Extra Part 2

    Jangan Meninggalkan Kami“E-ethan?” lirihnya dengan suara yang lemah. Tenggelam di antara isakan Ethan yang mulai membasahi punggung tangannya, yang menempel di wajah pria itu. Cara mulai menepikan rasa pusing yang menggelitik kepalanya. Entah bagaimana ia berada di tempat ini, terbangun dan menemukan Ethan yang terisak di sampingnya.‘Kami benar-benar membutuhkanmu, sayang.’ Bisikan yang diucapkan dengan penuh permohonan tersebut adalah kalimat pertama yang menyambutnya begitu kesadaran perlahan mulai muncul dan menguasainya. Istriku. Itu adalah panggilan terindah yang pernah diucapkan oleh Ethan. Dengan penuh ketulusan yang menghangatkan dadanya. Akan tetapi, kenapa suara Ethan terdengar begitu sedih? Kenapa pria itu bahkan … menangis? Tangannya mulai bergerak pelan. Menatap kepala Ethan yang masih tertunduk dengan menggenggam tangannya. Genggamannya semakin kuat, tetapi setidaknya tangannya masih bisa digerakkan, untuk mendapatkan perhatian Ethan

  • Kembalinya Sang Istri Sah   Extra Part 1

    Kembalilah, Kami Membutuhkanmu“Mama masih tidur?” gumam Cheryl, menjatuhkan kepalanya di pundak sang papa. Sementara Darrel yang berdiri di samping Ethan hanya menatap lurus pada ranjang pasien. Tempat sang mama berbaring dengan mata terpejam. Dengan dua mesin di samping kanan dan kiri ranjang yang mengeluarkan bunyi konstan, terhubung dengan tubuh rapuh Cara sebagai penunjang hidup. Sementara ketiganya berdiri di balik dinding kaca. Sejak tiga puluh menit yang lalu. Ethan merasakan genggaman tangan Darrel yang menguat. Pertanyaan Cheryl juga pertanyaan yang tak diucapkan sang putra. Sekaligus pertanyaan yang belum ia temukan jawabannya. Mereka masih menunggu. Berharap di tengah keputus asaan yang seolah tak ada ujungnya.“Sudah lima menit.” Ethan lebih memilih mengalihkan pembicaraan.  Ini sudah kedua kali Cheryl meminta tambahan lima menit setelah tiga puluh menit rutinitas yang wajib mereka lakukan setiap hari ini.Cheryl tak menjawab, t

  • Kembalinya Sang Istri Sah   75. Berakhir (End)

    “Tuan?” Suara benda jatuh dari seberang mengaktifkan sikap siaga Theo. Tubuh pria itu menegang. Menyusul erangan sang tuan yang seolah mengumpat dan suara lain yang terdengar.‘Kau bersama Cara?’Ujung mata Theo melirik ke samping. Menyadari sang nyonya yang tiba-tiba peka dengan keterkejutannya. Tatapan keras wanita itu melirik ponsel yang masih menempel di telinga.“Aku ingin bicara dengan Ethan. Berikan padaku.” Tangan Cara terulur, tetapi reaksi Theo tentu saja bergerak menjauh. Untuk selanjutnya ia membeku dengan suara Zevan dari seberang.‘Well, turuti kemauannya atau kepala bosmulah yang kulubangi selanjutnya.’‘Sialan kau, Zevan!’ umpat sang tuan yang tertahan.‘Kenapa kau begitu percaya diri kalau dia akan menyelamatkanmu, Ethan? Meski Cara bisa, dia tak akan melakukannya.’Mata Theo terpejam dengan percakapan yang terdengar. Sembari kepalanya berpikir keras mencari cara menyelamatkan sang tuan. Kepala pengawal

  • Kembalinya Sang Istri Sah   74. Patah Hati

    Suara dering ponsel yang terdengar dari balik pintu mengalihkan perhatian Ethan dan Mano. Ethan beranjak dan gegas mendekati pintu ruangannya yang didorong terbuka oleh Cara sebelum ia sempat menyentuh gagang pintu.“Ponselmu sejak tadi berbunyi. Sepertinya ada urusan yang penting.” Cara mengulurkan benda pipih tersebut. Memuji dirinya sendiri akan suaranya yang keluar setenang air danau meski hatinya terasa remuk redam.Ethan menunduk, menatap nama Bianca. Tak biasanya wanita itu menghubunginya malam-malam begini. Dan melihat riwayat panggilan yang menunjukkan belasan panggilan tak terjawab, sepertinya ada sesuatu yang serius. Tanpa berpikir dua kali, ia menjawab panggilan tersebut.“Ada apa?”Ethan mengerjap terkejut, kepalanya berputar dan langsung bertatapan dengan Mano. Keseriusan merebak di seluruh permukaan wajahnya, mengirim pesan pada Mano yang langsung menangkap sinyal tersebut dan menghampirinya.“Kita harus ke rumah sakit,” uc

  • Kembalinya Sang Istri Sah   73. Pernikahan Bisnis

    “Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” Suara Zevan memecah ketegangan yang membentuk di sekitar keempat orang tersebut.Cara mundur satu langkah. Zevan yang berdiri di hadapannya bukan lagi Zevan yang ia kenal. Ah, ia tak pernah benar-benar tahu siapa Zevan yang berdiri di depannya saat ini juga sebelum-sebelumnya.Pandangan Zevan melirik kedua anak buah Ethan yang ada di samping kanan dan kiri Cara. Tak perlu bertanya apa yang ada di balik jas kedua pria besar dan tinggi tersebut. Akan tetapi … pandangannya beralih pada Cara. Satu-satunya yang paling lemah dan kesempatan yang dimilikinya untuk menghancurkan Ethan.Ia menekuk lututnya, memastikan raut penyesalan dan menyedihkan yang sempurna sebelum berbicara dengan penuh permohonan. Zevan melepaskan jaket hitamnya dan mengangkat kedua tangan pada dua pria tersebut, menunjukkan tak ada ancaman apa pun yang akan dilakukannya pada Cara.“Hanya lima menit,” ucapnya menatap lurus kedua mata Cara. “Mer

  • Kembalinya Sang Istri Sah   72. Tak Ada Alasan

    ‘Kau membunuhnya. Dia melakukan apa pun untuk mempertahankanmu.’  Jeda yang cukup lama, menciptakan keheningan di antara keduanya. ‘Hingga detik ini, kakek masih merasa apa yang dikatakannnya memang benar.’Mata Zevan terpejam mengingat kalimat terakhir Arman sebelum ia keluar dari ruangan tersebut. ‘Seharusnya dia tak melakukan itu. Itu adalah kesalahan terbesar di hidupnya yang menyedihkan. Kalian yang terlalu lemah.’Tak ada penyesalan apa pun telah mengucapkan kata yang berasal dari hatinya yang terdalam. Ia adalah kesalahan. Wanita itu melakukan kesalahan. Semua hidupnya yang menyedihkan menurun dari wanita itu. Ia hanya sedikit berbaik hati untuk mengakhiri nasib menyedihkan itu. Sebagai anak yang berbakti. Ujung bibirnya tertarik ke atas. Membentuk seringai tipis.*** “Apa maksudmu kakek tak sadarkan diri?” Kepala Ethan terangkat dari ponsel di tangannya pada Zaheer yang duduk di ujung sofa. Kecemasan menyelimuti wajah sang sepupu. “Hasil

  • Kembalinya Sang Istri Sah   71. Pengkhianatan Sang Cucu Kesayangan

    “Sepertinya ada banyak hal yang mengganggumu?” gumam Ethan saat keduanya berbaring dan sudah mendapatkan posisi nyaman di atas tempat tidur. Akan tetapi wanita itu tak juga tertidur setelah setengaha jam lebih.Cara menoleh ke belakang. “Kau belum tidur?”Ethan memutar tubuh Cara menghadapnya. “Apa yang sedang kau pikirkan?”“Hmm, bukan hal yang penting,” senyum Cara.“Tetapi mengganggumu.”Cara menghela napas rendah. Masih dengan senyum yang tersungging lebar, telapak tangannya menyentuh wajah Ethan. Mengusapkan jemarinya di rahang Ethan dengan lembut. “Seberapa pun kerasnya aku berusaha tak memikirkan semuanya, semua itu hanya semakin menggangguku, Ethan. Apa yang sebenarnya terjadi?”“Aku tak mungkin di sini jika rencana Zevan memang berhasil, Cara.”“Kenapa dia melakukan semua ini padamu? Pada Cheryl? Juga padaku dan anak …” Kalimat Cara seketika terhenti.Mata Ethan memicing tajam. Ekspresi wajah pria itu seketika berubah tegang. “Apa yang dilakukannya padamu?”Cara mengerjap. C

  • Kembalinya Sang Istri Sah   70. Tidak Ada

    Arman Anthony menunggu di balik pintu kaca gelap yang ada di sampingnya, ketika pintu itu bergeser membuka, sang cucu melangkah keluar dari ruang interogasi bersama seorang pria berjaket hitam dengan tubuh besar yang menampilkan sikap dan ekspresi datar sebelum berjalan meninggalkan cucu dan kakek tersebut.“Kenapa aku tak terkejut?” Ethan bergumam rendah. Kedua pengacaranya memberikan satu anggukan hormat pada Arman Anthony, kemudian berpamit pergi bersama dua pengacara kiriman sang kakek yang berhasil membawanya keluar dari ruangan tersebut. “Aku bisa melakukannya sendiri. Apakah Mano yang membuat masalah? Atau Zaheer? Ck, mereka begitu tak sabaran.”“Kenapa kakek pun tak terkejut kau tak mengucapkan terima kasih, Ethan.”Ethan mendesah pelan. Ada kejengahan yang tersirat di kedua mata abu gelapnya. “Karena aku tahu bukan itu yang kakek inginkan dariku.”Arman tersenyum tipis. “Sepertinya mereka tidak memberimu makanan yang layak. Kakek akan mak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status