Rumah beroda Ren Hui berjalan pelan-pelan. Karena Junjie sedang sakit, kali Song Mingyu mengusiri kereta sendirian. Dia bersiul-siul riang sembari menikmati pemandangan yang sangat indah di sepanjang perjalanan menuju kota Chunyu. Menurut Ren Hui hanya tinggal melewati desa Yuhua saja, maka mereka akan tiba di tujuan.
"Musim gugur kali ini benar-benar sangat indah," gumamnya pelan. Angin bertiup semilir membawa terbang dedaunan kering yang memerah. Sepanjang mata memandang semburat kemerahan hingga coklat menjadi warna yang mendominasi pemandangan di sekitarnya.Bunga-bunga Krisan liar bermekaran. Mengundang kupu-kupu dan kumbang. Dan memberi rona warna yang kontras di antara semburat kemerahan dan suasana yang terasa lebih muram."Sebentar lagi kita di desa Yuhua. Kita berhenti di tepi sungai pinggiran desa saja." Ren Hui melongokkan kepalanya dari pintu teras yang setengah terbuka.Song Mingyu menganggukkan kepalanya mengerti. Setelah cukup lamaRen Hui tersenyum, menatap Junjie yang menyesap teh dengan gaya elegannya. Di mata Ren Hui, Pangeran Yongle sudah jauh berubah. Tidak seperti saat pertama kali bertemu dengannya.Pangeran Yongle dahulu dikenal sebagai pangeran yang tidak banyak berbicara, elegan, cerdas dan menjunjung keadilan. Selain itu dia juga penyendiri dan jarang memiliki teman. Bahkan hingga bertemu dirinya, pangeran itu tidak memiliki seorang selir pun di wangfu-nya.Namun, sekarang, yang duduk di hadapannya adalah Junjie. Meski masih sering menunjukkan keeleganan ala kaum bangsawan, tetapi jika mengingat bagaimana dia berdebat atau saat berebut makanan dengan bocah seusia Song Mingyu, Ren Hui menyadari Pangeran Yongle telah banyak berubah. Dia bukan lagi Pangeran Yongle yang kesepian.Meski Ren Hui sendiri pun telah mengalami banyak perubahan dalam hidup, tetapi sulit baginya untuk mempercayai begitu saja jika seseorang bisa berubah begitu banyak. Baik dirinya maupun Junjie kini m
Song Mingyu membawa rumah beroda memasuki pelataran bangunan yang berada di ujung jalan, berhadapan dengan jalan utama yang menuju Kota Chunyu. Seorang pelayan pria berlarian dengan membawa payung menyambut mereka. "Tuan silakan!" Dia dengan cekatan membantu Song Mingyu menepikan rumah beroda dan menambatkan kuda-kuda. Ren Hui turun bersama Junjie dari rumah beroda dengan berpayungkan payung bi'an Hua. Dia bertanya pada pelayan itu dengan sopan, "Paman! Apakah ada kamar yang kosong?" "Tentu saja ada Tuan! Tetapi, saat ini hanya ada satu kamar tersisa. Yang lainnya sudah dipesan oleh orang-orang dari biro pengawalan dari Kota Tianxia." Pelayan itu menjelaskan dengan hati-hati dan sangat ramah. "Ah, begitu rupanya." Ren Hui tersenyum dan mengangguk mengerti. Letak desa Yuhua yang berada di antara Kota Yueliang dan Chunyu memang cocok untuk singgah sebentar untuk beristirahat, terutama bagi biro pengawalan dan pengelana. "Baiklah! Tidak apa-apa Paman. Tolong siapkan kamar dan maka
Ren Hui menutup pintu kamar dan dengan berpayungan dia melintasi taman penginapan menuju ke salah satu bangunan yang ada di sudut lain penginapan. Hujan masih turun meski sudah tidak deras lagi. Udara sangat dingin membuat siapapun enggan berkeliaran di luar."Sepi," gumam Ren Hui saat melewati aula. Para tamu sepertinya sudah kembali ke kamar masing-masing. Hanya ada beberapa pelayan yang sibuk merapikan aula dan satu dua tamu yang duduk memandangi hujan dan menikmati arak.Dia terus berjalan hingga tiba di depan bangunan yang tidak terlalu besar. Bangunan di sudut itu juga sepi. Hanya ada seorang pelayan wanita yang berlari menyambutnya."Tuan, silakan!" Dengan riang dan ramah gadis pelayan itu mempersilakannya untuk masuk.Meski hanya beberapa kali singgah di penginapan ini, tetapi para pelayan cukup mengenalinya. Dia mereka kenali sebagai pedagang arak yang pernah menyelamatkan sang Nyonya dari penyakit yang dideritanya."Nyonya, Tuan
Nyonya Gao berdiri di teras mengantarkan kepergian Ren Hui. Dia masih menatap pria itu, hingga punggungnya menghilang di kegelapan malam. "Liuxing, muridmu itu sepertinya mulai menikmati kehidupan yang sesungguhnya," gumamnya seraya tersenyum kecil. Saat hendak berbalik kembali ke kamarnya, seorang pelayan pria berlarian di bawah rintik hujan menghampirinya. "Nyonya! Biro pengawal Kupu-kupu Emas dari Kota Tianxia baru saja tiba!" Dia melapor seraya menunjuk serombongan pria yang berkerumun di aula utama penginapan. "Layani mereka dengan baik!" Nyonya Gao berpesan kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya. Hujan masih turun rintik-rintik. Malam pun semakin larut. Namun, suasana di Pondok Bambu Hijau nampak sibuk dengan kedatangan tamu yang memang sudah memesan tempat beberapa hari sebelumnya. Biro pengawal Kupu-kupu Emas merupakan sebuah perusahaan ekspedisi yang terkenal di Kota Tianxia. Mereka
Ren Hui tersenyum mendengar pertanyaan Junjie. Menatap pria di hadapannya dan tercenung sejenak. Selama beberapa waktu ini mereka jarang bisa bercakap-cakap berdua saja.Song Mingyu dan Yue Yingying menjadi salah satu alasannya. Mereka tidak ingin kedua orang itu mencurigai hubungan dan identitas mereka. Bagi Song Mingyu, mereka hanyalah pengelana yang tidak sengaja bertemu dan sepakat untuk melanjutkan perjalanan bersama.Sedangkan bagi Yue Yingying semua itu tidak penting baginya. Namun, Ren Hui mengkhawatirkan Junjie jika wanita cantik itu mengetahui indentitas sebenarnya pria tampan yang kini tengah berada dalam kondisi yang tidak baik."Seperti yang kau lihat, aku menjalani hidupku dengan bahagia. Berkelana dari satu kota ke kota lainnya. Menyuling arak kemudian menjualnya atau kunikmati sendiri. Menanam sayuran dan bunga, memasak serta menemani Baihua bermain. Bukankah itu hidup yang bahagia?" Ren Hui tersenyum dan menuangkan arak ke dalam cangkirnya
Hujan berhenti di pagi harinya. Suasana menjadi cerah meski hujan semalam menyisakan hawa dingin yang menggigit. Namun, semakin siang suasana semakin cerah. Langit biru terbentang dan matahari bersinar terang. Cuaca pun sedikit menghangat.Ren Hui mengajak Junjie untuk berjemur di halaman. Sementara Song Mingyu memilih berjalan-jalan di sekitar penginapan itu bersama Baihua. Ren Hui meminta pemuda itu untuk memetik bunga Yuhua. Dia berencana untuk membuat arak istimewa dari bunga langka itu."Ren Jie, kenapa kita tidak melanjutkan perjalanan saja? Bukankah cuaca cukup bagus hari ini?" Junjie bertanya seraya menunjuk matahari yang bersinar cerah."Cuaca seperti ini hanya sebentar saja. Nanti hujan turun lagi." Ren Hui menjelaskan. "Ayo kesana! Temani aku memetik bunga Yuhua. Dan kau bisa berjemur di sana." Ren Hui menunjuk jalur yang menuju hutan bambu yang mengelilingi penginapan.Dengan telaten dibantunya Junjie melepaskan mantelnya. Hawa dingin
Gui Mu duduk berhadapan dengan Nyonya Gao. Seorang pelayan menuangkannya teh untuk mereka. Setelah itu berpamitan dalam diam, mengundurkan diri."Nyonya Gao, jika kau tidak keberatan, aku ingin menggunakan satu kamar lagi untuk menyimpan barang di dalam kereta." Tuan Gui Mu membuka percakapan begitu pelayan meninggalkan mereka berdua."Tentu saja. Tetapi, masalahnya hanya ada satu kamar tersisa." Nyonya Gao menyahut dengan santai. Baginya selama ada uang dan tidak membuat penginapan maupun desa mengalami masalah maka semua bisa diatur."Tidak mengapa, Nyonya. Itu sudah cukup. Karena kali ini kami membawa sesuatu yang mungkin menarik perhatian banyak pihak." Tuan Gui Mu menghela napas pelan."Tuan Gui, kapan biromu membawa barang yang biasa-biasa saja? Bukankah ini sudah sering terjadi? Mengapa kau begitu cemas?" Nyonya Gao tersenyum menggodanya.Biro Kupu-kupu Emas memang kerap membawa sesuatu yang kadang menarik perhatian, terutama para
Ren Hui berdiri terpaku di depan pintu kamar yang setengah terbuka. Begitu juga Junjie dan Song Mingyu. Belum lepas dari keterkejutan karena suara barang terjatuh, tiba-tiba saja hujan turun. Bak tak diundang, air seperti ditumpahkan ke permukaan bumi dengan derasnya."Ayo cepat! Masukkan barangnya ke dalam kamar!" Salah seorang pria, sepertinya pemimpin biro itu, berteriak memerintahkan para anak buahnya untuk bergerak cepat.Namun, mereka cukup kesulitan karena benda itu terlihat sangat berat. Mereka telah berusaha sekuat tenaga, tetapi benda itu hanya bergerak sedikit saja.Ren Hui pun bergegas membantu mereka. Begitu juga Song Mingyu dan Junjie. Song Mingyu sengaja menggunakan tenaga dalamnya meski tanpa kentara. Akhirnya, benda itu pun bergegas dan dapat dipindahkan ke dalam kamar."Tuan, terima kasih atas bantuannya." Pemimpin biro mendekati mereka dan mengucapkan terima kasih kepada mereka bertiga."Ti