"Kondisi tubuhmu begitu aneh? Sebenarnya apa yang terjadi?" raut wajahnya berubah seratus delapan puluh derajat.Bahkan semangat bertarung di kedua sorot matanya perlahan memudar. Apa yang dia harapkan telah sirna, melihat bocah didepannya ini memang tidak bisa bertarung adil dengannya."Senior sudah bisa melihatnya sendiri, akan tetapi..."Swuuuuuush! Swuuuuush! Dua pria paruh baya muncul dibalik awan, mereka berdua mengenakan jubah khusus tetua sekte. Akan tetapi, wajah Tian Shi sedikit bergetar melihat kemunculan mereka. "Pembimbing Hao bersaudara... A-aku tidak melanggar aturan, kenapa kamu kemari?" ucap Tian Shi sedikit ketakutan. Kedua pria itu menaikan salah satu alisnya, namun pandangannya tertuju pada Luo Xiang, dan berkata, "kamu pergi, biarkan kami menginterogasi bocah baru ini..."Deeeeeg! Tian Shi mengangguk, namun dia memberikan pesan melalui telepati, 'kamu berhati hati dengan mereka, saat ini mereka jarang sekali menampakan diri. Sekali keduanya menunjukan diri, pa
"Jangan jangan apa? Aku belum menyatakan rencanaku, tapi pikiranmu bahkan lebih jauh dari keinginanku..." ucap santai Luo Xiang membuat Tian Shi terdiam seribu kata. "Lalu?""Bisakah kamu mengantarku ke tempat pembentukan Kesadaran Jiwa Dewa. Tian Shi menyipitkan matanya, karena tempat ini jarang sekali di gunakan oleh murid sekte. Bahkan menurut mereka tempat ini hanya sekedar bangunan kosong yang tidak diminati oleh siapapun. " Apa kamu yakin?""Kamu sudah melihat aku tidak bisa membentuk Kesadaran Jiwa Dewa. Lalu apa kamu ingin membuat pertarungan kita lebih membosankan dari yang kamu bayangkan?"Dia termenung, saat ini pikirannya tengah menebak bahwa Luo Xiang ini seperti ingin menyembuhkan sedikit lukanya. Akan karena itu, dia dengan cepat membawa Luo Xiang ketempat tersebut. Terbang beberapa menit kemudian, akhirnya mereka tiba di bangunan tua, dijaga oleh dua murid elite yang sedikit merasa terancam dengan keberadaan Tian Shi. "Senior Tian Shi, kenapa kamu kemari?" tanya s
*Melihat Tian Shi melakukan penyerapan Kesadaran Jiwa Dewa dengan baik, saat ini Luo Xiang duduk bersila dan melakukan hal yang sama dilakukan oleh Tian Shi. Luo Xiang tahu banyak pasang mata tengah memperhatikannya, namun dia tidak perduli akan hal itu. Saat ini, dia berusaha untuk mengembalikan semua Kesadaran Jiwa Dewa miliknya dengan cara menyerap sinar emas, yang keluar dari kolam kecil didepannya. *Diatas langit, kakek tua yang terus memperhatikan aksi Luo Xiang kembali dibuat penasaran dengan identitas pemuda bertopeng itu. Mata tuanya kini harus kembali terkejut, setelah Kesadaran Jiwa Dewanya mulai terancam. Akibat dia mencoba menyelidiki identitas Luo Xiang. "Si-sialan dia siapa? Bahkan Kesadaran Jiwa Dewaku seperti merasakan kekosongan yang tiada ujungnya!" tercengang dengan kenyataan saat ini. Dia akhirnya memutuskan untuk mengawasi situasi, namun kerutan wajah yang begitu misterius muncul. Setelah Liong Hua bersama beberapa rekannya tiba ditempat itu. "Liong Hua, ap
"Ka-kamu..." Lao Ya mengeratkan kedua giginya. Meski benar apa ungkapan pemuda bertopeng itu, akan tetapi ini adalah wilayah miliknya. Mendengarnya diancam seenaknya, tentu Lao Ya sedikit berubah menjadi muram. "Lalu apa kemauanmu?""Jika kamu menolak keinginanku tadi, maka kamu harus memastikan keamanan kami berdua... Bagaimana?"Lao Ya terdiam, tapi dia mengetahui maksud ungkapan ini. Hingga Lao Ya segera membentuk segel tangan, lalu muncul kubah biru pekat menutupi tubuh Tian Shi dan Luo Xiang sejauh dua puluh meter. Sesaat setelah itu, Lao Ya menatap seluruh pemuda yang ada di tempat itu dengan tatapan tajam, terutama Liong Hua. "Siapapun yang menganggu mereka, aku tidak akan segan untuk bertindak kejam..., Ingat ancaman ku kali ini..." suara Lao Ya berubah menjadi dingin, lalu setelah itu dia menghilang dari pandangan membuat wajah Liong Hua dan dua rekannya menjadi muram. Saat ini, jika mereka bertindak berlebihan. Bisa bisa Lao Ya memberikan hukuman kuat. "Kak Liong, bagaim
"Aku tidak mencurinya kok, yakan Tian Shi?" tanya Luo Xiang sembari menatap Tian Shi tanpa keraguan. Alis Tian Shi berkedut, dia tahu Luo Xiang ini ingin mengajaknya bekerja sama. 'Sialan apa dia ingin menjebakku?' berkata dalam hati, tiba tiba Luo Xiang memberikannya telepati. 'Ikuti saja caraku bermain. Setelah ini, akan ada hal tak terduga yang akan kamu terima!'Tian Shi menggelengkan kepalanya, "yaa bukan kami pelakunya!"Melototkan matanya, Lao Ya memaki keduanya dengan nada suara tinggi. "Sudah jelas kalian yang mencurinya! Dan tujuh orang tadi, bukankah mereka juga orang kalian?!""Aiiish orang kami? Lalu kami menyembunyikan mereka dimana? Dan lihatlah ini..." Luo Xiang melemparkan cincin ruangnya. Mereka yang kalut akan emosi melihat cincin ruang yang hanya berisi gunungan koin emas. Dan juga beberapa sumber daya tingkat tinggi hingga Dewa. "Hahahaha, dasar bodoh..." sembari tertawa Luo Xiang hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Apa maksud mu tertawa?" salah satu jendr
Seketika mata Tian Shi terbelalak, karena jubah miliknya itu hancur hanya dalam beberapa saat. "I-ini..." dia tidak bisa berkata apapun, namun Luo Xiang meraih jubah Raga Langit yang asli, dan memberikannya pada Tian Shi. "Gunakan dengan baik... Tunggu aku disini, dan untuk Qin Yan jaga pintu penjara ini dengan baik..."Qin Yan pun pergi, dan mengikuti perintah Luo Xiang. Setelah itu, Luo Xiang berjalan beberapa langkah. Hingga satu pintu, memiliki ukiran kuno terlihat didepan matanya. "Sudah saatnya..."Swuuuuuuuuush! Hawa dingin, dibarengi dengan aura Iblis menyebar kuat disaat pintu telah terbuka. Sesaat setelah itu, pandangan mata Luo Xiang tertuju pada potongan tubuh, tepatnya batang badan yang mengeluarkan aura Iblis begitu kental. "Jianer, kamu juga telah bangkit di kehidupan kedua... Batang tubuh ini, biarkan aku yang menyerapnya..."Saat mulai mendekatkan diri, tiba tiba asap hitam membentuk sebuah kesadaran Jiwa muncul di hadapan Luo Xiang. "Dewa pedang... Apa yang kam
"Ba-bagaimana kamu tahu identitasku?! A-apa kamu teman dari ayahku?" sedikit mengambil sikap waspada. "Hahahaha, buang raut wajah kekhawatiranmu itu... Lebih baik kita segera kembali ke sekte. Setelah kekacauan yang kita buat, akan ada pertunjukan yang bagus..."Qin Yan tersenyum kecut mendengar ucapan ini. Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, hingga setelah dua jam perjalanan terbang, mereka akhirnya tiba di kota Po. Tidak ingin membuang waktu, Luo Xiang segera menuju kearah altar teleportasi jauh yang di miliki oleh setiap kota. Setelah tiba. "Kemana tujuan tuan tuan ini?" salah satu pria tua bertanya dengan sopan. "Danau Taiyi..."Kedua mata pria tua menyipit memperhatikan dari atas kebawah rombongan itu. Hingga dia menganggukan kepala, lalu mengulurkan tangannya. "Biaya ke danau Taiyi sebesar sepuluh juta koin emas untuk satu orang..."Mengerti akan biaya yang mahal, apalagi mengingat lokasi danau Taiyi begitu jauh. Kini Luo Xiang memberikan tiga puluh juta koin emas
Terdiam sejenak, tiba tiba Dewa Racun kembali berkata. "Atau kamu ragu bahwa aku tidak bisa melindungi muridku sendiri? Mengingat bahwa aku terkena racun?"Luo Xiang menganggukan kepalanya, "itu benar... Jadi, apa kamu bisa melindungiku?""Hahahahahaha!" Dewa Racun tertawa menggema, bahkan hanya dengan suaranya telah mampu mengguncang dunia kecil itu. "Kau kira aku selemah yang kamu bayangkan?" tatapannya berubah menjadi tajam. 'Akhirnya dia terpancing...' ucap dalam hati kemudian berkata, "Baik aku akan mengikuti semua perintah guru!""Baguss nak, dan mereka sudah datang... Sudah saatnya, aku menunjukan ketulusanku kepada murid baru...," ucapnya dingin, lalu menghilang membawa Luo Xiang kearah pinggiran danau Taiyi. *Di sisi lain, beberapa menit setelah Luo Xiang dan Tian Shan memasuki halaman dalam. Ribuan pasukan, yang dipimpin oleh Hakim Langit kota Dan Zhou muncul mengepung pinggiran danau Taiyi. Dari sorot mata Hakim Langit, jelas dia terlihat sangat arogan. Bahkan setelah