Dia adalah Li Jie, wanita racun yang tadi sempat di katakan oleh Shao Yue. Bahwa sosok ini yang akan menemuinya. Namun sesaat menyadari aura racun ini lebih ganas dari miliknya. Tentu dia yang baru tiba terkejut, bahkan harus menampakan tubuhnya sendiri. "Senior ternyata sudah tiba?" Lie Jie mengangguk, namun pandangan matanya tertuju pada Luo Xiang. Dan bertanya, "dia siapa? Apa pemuda bertopeng ini rekan mu Yuer?""Iya senior, dan dia tadi sempat bertanya apa sekte milik Senior masih mau menampung murid baru?"Jawaban ini membuat wajah Li Jie berbinar. Karena dia menemukan seorang pemilik aura racun ganas, yang mungkin berasal dari tubuh racun langka di seluruh alam. "Kenapa tidak ngomong sejak awal? Benarkah nak?"Luo Xiang mengangguk, dan kemudian memasukan tungku pill kedalam cincin ruangnya. Melihat hal ini, dia tidak mencurigai, namun dia merasa lebih senang dari sebelumnya. "Dan apa kamu juga seorang alkemist?"Kembali mengangguk agar tidak dicurigai, tiba tiba Li Jie ber
"Guru a-aku hanya berusaha membantumu..." dibalik topengnya, kerutan wajah terlihat kecewa. Seolah olah apa yang dia lakukan malah membuatnya terkena masalah besar. "Bukan akan hal ini, melainkan bagaimana caranya kamu bisa menyatukan dua elemen yang bertentangan? Dan lagi, kenapa aku merasa ketakutan saat energi dari teratai itu terbentuk...," Li Jie masih menahan pedang miliknya. Saat ini dia berpikir mana pantas sosok yang dapat membunuh seorang Kultivator setingkat dengannya malah akan dia jadikan muridnya sendiri. Bukankah hal ini membuat semua orang mencelanya, karena jelas Luo Xiang ini sudah tidak bisa dianggap sebagai murid lagi. "Sebenarnya aku menguasai jurus ini setelah menemukan sebuah kitab kuno Dewa Baimo..." Luo Xiang berpikir sejenak. Dialam Dewa posisi tertinggi sendiri dimiliki oleh Kaisar Dewa, dan dengan identitas ini sang penguasa memiliki hak mutlak untuk memerintah, memberi hukuman, bahkan seluruh alam semesta harus tunduk kepadanya. Dan di bawah posisi itu
"Menangkap kami? Hahahaha! Bocah, kau kira kami takut padamu hah?!""Hahahaha! Saudara kamu jangan termakan omongan khayalan bocah ini..." dia berkata lagi yang membuat rekannya menganggukan kepala. Tidak terpancing emosi apalagi menyerang lebih dahulu. Apalagi mengingat tempat ini adalah hutan Yaoyan, kini secara diam diam, Kesadaran Jiwa Dewanya menyebar, lalu beberapa saat kedua pria itu telah bergerak. Hingga pedang emas yang sangat elegan muncul menghalau serangan energi lesatan itu. Booooooom! "Pe-pedang itu... Aku seperti pernah melihatnya!" Keduanya menghentikan langkah, saat ini mereka mencoba mengingat ingat dimana mereka pernah melihat pedang yang memiliki aura begitu kental. "Kalian ingin bertarung atau ingin mati?" Luo Xiang bertanya, namun sosoknya telah berpindah tempat dibelakang punggung keduanya. "Sa-sangat cepat!" Mereka tersadar, dan segera mengeluarkan pedang lalu menangkis pedang emas itu menggunakan pedang ditangan mereka. Booooooooom! Dua pedang bertemu
Kedua pria itu hanya bisa menyatukan kedua gigi mereka kembali. Beberapa saat mereka telah dibawa kedalam penjara, dengan lembut karena perjalanan untuk tiba di sekte Dewa Racun memakan cukup waktu. Luo Xiang menggunakan jiwa rohnya bersama Wen Shi memasuki istana utama dunia jiwa. Beberapa saat kemudian, Zhao Yun, dan tujuh tetua pedang emas memasuki istana karena mendapatkan panggilan. Setelah semuanya berkumpul, kini Luo Xiang mulai menceritakan perubahan besar terkait alam Dewa. Semua cerita ini, membuat Zhao Yun kesal. Karena rencana Dewa Api sudah terbaca olehnya. "Sialan bisa bisanya para Dewa menjadi bodoh! Apa mereka tidak sadar, bahwa mereka hanya di jadikan sebuah bidak catur!""Tuan muda lalu apa tujuanmu saat ini?" Qin Yan menimpal. Menganggukan kepala, dia kemudian berkata, "aku hanya akan menambahkan bahan bakarnya saja!"Dewa Naga tercengang! Karena dia sebelumnya tidak tahu tujuan kenapa Luo Xiang bangkit. "A-apa kamu akan membunuh mereka?!" Sedikit tidak terima.
"Ka-kamu..." Luo Xiang tersadar bahwa didepannya adalah wanita kecil yang dulunya sering bersamanya. Bahkan wanita ini, adalah salah satu orang yang begitu dekat dengannya. Wanita itu berdiri, lalu membungkukan tubuh sebagai permintaan maaf. Namun sebelum dia pergi, Luo Xiang menghentikan langkahnya, ketika tangannya seakan tertekan. "Tu-tuan dan nyonya! Aku tahu adik ku salah, tapi tolong lepaskan kami..." dia membalikan tubuhnya, akan tetapi topeng di wajah Luo Xiang terlepas. Dan hal ini membuat matanya tercengang, disaat dia melihat sosok yang paling ia rindukan ada didepan matanya. "Sa-saudara Xiang... Tidak tidak! Saudaraku telah mati, di depanku saat ini, dia mungkin hanya orang yang mirip!" dia berkata, namun tidak dapat menyembunyikan raut wajah keterkejutannya. Luo Xiang tersenyum lalu berlutut dan berkata, "apa dia adikmu? Dan dimana bibi Luo Hua?""Ka-kamu..." mendengar pemuda itu mengenal nama ibunya, Luo Jia hampir jatuh menangis, tubuhnya bergetar hebat seakan dia t
Booooooom! Setelah perkataan pemuda itu selesai, suara ledakan yang mampu mengguncang lembah terjadi. Dan setelah itu formasi diatas langit lenyap, lalu dibarengi dengan munculnya tujuh pria tua, dan satu pemuda yang merupakan pimpinan kelompok Perampok Desa Mati. Dilihat dari raut wajahnya, pemuda itu terlihat seperti telah menikmati sesuatu."Menganggu kesenanganku, kau ini cari mati ya!" Yan Rou memaki, dan menunjuk kearah Luo Xiang. Di sisi lain, Qin Yan masih belum bergerak, saat ini dia dan ke-enam saudaranya menunggu perintah penyerangan. "Lakukan apapun yang kalian inginkan, dan ingat jangan sisakan satupun orang yang hidup... Lalu biarkan pemuda brengsek itu menghadapi ku!""Baik tuan muda!"Di sisi lain, tepat tujuh tetua dibelakang Yan Rou saling pandang. Saat ini mereka tidak mengenal wajah pemuda itu beserta rombongannya. "Kalian siapa? Berani sekali menyerang markas cabang Perampok Desa Mati?!" suara Yan Rou meninggi, saat ini dia merasa terhina atas serangan tiba t
"Tidak juga, hanya saja kenyataannya memang seperti itu!"Grooooooarh! "Diam jangan berdebat dengannya, dia memang gila!" ucap kesal Yun Rou kemudian membuat segel tangan yang begitu rumit. "Medan Es, Es pembeku jiwa!" Yun Rou kembali berkata setelah segel tangan berhasil dibentuk. Swuuuuuuung! Swuuuuuuuush! Seketika muncul hujan es, yang membentuk sebuah medan es berukuran satu kilometer mengurung tempat pertempuran mereka. Merasakan energi Es ini begitu dingin, hingga sedikit membekukan darah didalam daging. Kini Luo Xiang mulai memejamkan matanya, dan dia berkata, "kau bodoh sekali, apa kamu lupa aku memiliki ini?"Swooooooosh! Api hitam keemasan yang sangat panas berkobar membakar seluruh tubuh Luo Xiang. Hingga serpihan es, dan tembok es dibelakang tubuhnya harus mencaair menjadi air hangat! "Benaran api surgawi! Dan Co, tunggu apa lagi serang dia!""Baik!"Swuuuuuush! Kera itu melesat, diikuti oleh Yun Rou menyerang bersama kearah Luo Xiang. Melihat mereka bergerak, Luo
Darah menyebar kemana mana, tujuh tetua pedang emas yang melihat kemarahan mengerikan ini teringat akan pembantaian di masalalu. Swuuuuuush! Slaaaaaash! Slaaaaaash! Slaaaaaash! Namun Luo Xiang kembali bergerak, satu persatu para pelindung itu akhirnya tewas dengan tubuh yang terpotong menjadi dua bagian. Tidak ada kilatan keraguan, sesaat menyebarkan kesadaran Jiwa Dewanya, Luo Xiang sedikit tercengang, dari arah berbeda. Ribuan Kultivator yang dipimpin oleh kakek tua tiba tiba muncul. "Ka-kamu yang membunuh tuan muda?!" kakek tua yang baru tiba itu terkejut, sekaligus tidak dapat mempercayai apa yang ia lihat. Luo Xiang tidak menjawab, akan tetapi sorot mata keinginan membunuhnya kembali bergejolak, mengingat didepannya adalah ribuan pasukan perampok Desa Mati yang telah kembali setelah menyelesaikan misi. Swuuuuuush! "Tuan muda, apa kami harus membunuh kakek tua itu?" tanya Qin Yan terbang mendekatkan diri ke arah Luo Xiang. Menggelengkan kepalanya, dia kemudian meminta Wen