“Tuan Sean.”Alvin dan Noah sangat tegang ketika mendengar suara James. Sean nyatanya memang menghubungi ayah mereka. Sean menerangkan, “Alvin dan Noah menyetujui persyaratan dariku. Aku akan mencabut hukuman keluarga Julian berdasarkan kinerja Alvin dan Noah. Jika mereka bekerja dengan sangat baik selama dua bulan, aku akan mencabut hukuman memasuki Emerald Place. Jika mereka bekerja lebih giat dan lebih baik di bulan-bulan berikutnya, aku akan mencabut hukuman keluarga Julian sepenuhnya.”“Terima kasih, Tuan Sean. Aku sangat menghargai kebaikan Anda. Aku memastikan Alvin dan Noah akan melakukan tugas mereka dengan sangat baik,” ujar James di seberang telepon. Ia dan keluarga Julian merasa sangat lega.Sean menutup telepon. “Ayah dan keluarga kalian sangat berharap pada kalian. Kinerja kalian akan menentukan masa depan kalian dan keluarga kalian. Kalian harus memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik mungkin.”Alvin dan Noah membungkuk, menatap kosong. Mereka melihat kegelapan untuk
Althon kembali ke rumah setelah Arnold pergi. Ia merasa sangat jengkel meski hanya mendengar dan melihat pamannya itu dari jauh. “Kakek, kau baik-baik saja?” tanya Althon seraya mendekat, duduk di samping Anthony.Anthony mengembus napas panjang. “Aku baik-baik saja, Althon. Arnold tampaknya sengaja berkunjung tanpa memberitahuku lebih dahulu. Kita sebaiknya lebih berhati-hati.”“Aku mengerti, Kakek.” Althon tiba-tiba termenung. Ia merasakan dadanya sesak ketika mengingat cerita kedua orang tuanya dari Anthony. “Aku pasti akan membalas semua kejahatan kalian. Aku tidak akan memaafkan kalian.”“Arnold memintaku untuk berkunjung ke rumahnya dan putra-putraku yang lain. Selain itu, dia memintaku untuk memajukan waktu pertemuan keluarga lebih cepat. Dia ingin pertemuan keluarga diselenggarakan dua bulan lagi.”“Kenapa dia melakukannya, Kakek?”“Arnold ingin agar aku segera menyerahkan status pewaris keluarga Leander padanya. Dia adalah orang yang sangat berambisi untuk menjadi pewaris ke
Arnold, Aaron, dan Andy sering kali menemui Anthony tanpa pemberitahuan. Althon sangat jengkel karena ia tidak bisa melakukan apa pun selain bersembunyi di tempat aman. Setelah kunjungan ketiga pamannya, kondisi Anthony akan memburuk. Althon menyalurkan amarahnya dengan belajar dan berlatih sangat keras. Ia nyaris tidak pernah mengambil libur.Althon tengah berlatih bela diri di halaman luas bersama beberapa pengawal. Ia nyaris frustrasi karena tidak pernah bisa mengalahkan mereka. Pertarungan tiba-tiba berhenti ketika Alan memasuki arena. “Tuan Muda, Tuan Aaron berkunjung bersama Tuan Andrew dan Tuan Aldhen siang ini. Mereka masih dalam perjalanan sekarang. Master Anthony memintaku untuk membawa Anda ke tempat yang aman.” Althon mendengkus kesal. “Mereka membuatku sangat jengkel.”Althon bergegas bersembunyi di dalam hutan, meneruskan latihan di arena. Sepuluh menit kemudian, sebuah rombongan menepi di depan teras. Aaron, Andrew, dan Aldhen keluar dari mobil, memeluk Anthony berg
Althon dan Anthony makan malam dalam keheningan. Hujan mengguyur sangat deras. Petir beberapa kali menggelegar, dan angin berembus dengan sangat kencang. Althon merasa sangat marah dengan keadaannya saat ini. Ia merasa menjadi sosok yang tidak berguna di saat Anthony tertekan dengan kedatangan putra dan cucunya. “Althon, aku memiliki informasi penting untukmu,” ujar Anthony setelah meneguk minuman. “Kau harus mendengarnya baik-baik.”Althon meletakkan alat makan. “Tentu, Kakek.”“Aku tahu kau tertekan dengan keadaanmu saat ini. Akan tetapi, kau harus ingat jika semua hal di dunia ini memiliki waktunya. Jangan berpikir jika usahamu dalam berlatih dan belajar tidaklah berguna. Kau menunjukkan perubahan yang sangat besar dibandingkan saat kau pertama kali datang ke mansion ini.”Althon menyimak saksama. “Althon, aku sudah mendapatkan laporan mengenai pelatihan dan pembelajaranmu. Kau menunjukkan hasil yang sangat luar biasa. Aku sejujurnya tidak menduga jika kau mampu berubah sejauh i
Althon memeluk Anthony sebelum berangkat menuju lokasi tugasnya. Ia sangat mengkahawatirkan kakeknya, tetapi ia tahu keadaan Anthony akan semakin buruk ketika ia terus berada di rumah. “Kakek, aku akan sangat merindukanmu. Kita akan bertemu setelah aku berhasil menyelesaikan tugas,” ujar Althon. “Aku yakin kau bisa melakukannya, Althon.” Anthony menoleh pada Alan sejenak. “Alan akan bersamaku selama kau menjalankan tugas. Seseorang akan menggantikan tugasnya selama dia berada di rumah. ”Seorang pria tiba-tiba mendekat dan membungkuk pada Althon. “Aku adalah Ali, asisten kepercayaan baru Anda, Tuan Muda. Aku akan menggantikan tugas Alan sebaik mungkin.”“Ali adalah sepupu Alan. Dia merupakan putra salah satu kepercayaan ayahmu, Althon. Alan menunjuk langsung Ali untuk menggantikan tugasnya. Dia bekerja di luar negeri selama ini. Dia bergegas pulang setelah aku memintanya untuk menjagamu. Apa kau keberatan?”“Tentu saja tidak, Kakek. Kau dan Alan mempercayai Ali, dan aku tidak memili
Para berandal datang berbondong-bondong dari ujung jalan. Mereka mengikuti pemimpin mereka yang berjalan paling depan. Para pejalan kaki seketika menjauh dari lokasi. “Dasar brengsek! Jangan sampai kalian membunuh seseorang! Aku tidak ingin kerepotan!” teriak seorang polisi di pos yang dekat dengan lokasi pertarungan. Ia memasuki pos, menonton televisi bersama teman-temannya. “Para berandal itu berjumlah enam puluh orang.” Althon mengamati layar hologram, menoleh pada Ali. “Ali tampak sangat tenang.”“Dasar brengsek! Aku mendengar kau sudah menghajar anak buahku hingga tidak sadarkan diri.” Pria berambut botak meludah, menatap tajam Ali. Para berandal mencibir Ali di belakang pemimpin mereka. “Aku adalah penguasa jalanan Lovatown. Aku tidak akan memaafkan seseorang yang sudah membuat kekacauan di tempatku.” Pria botak itu kembali meludah, mengeluarkan pisau dari saku celana, tersenyum bengis. “Meski begitu aku bukanlah orang yang jahat. Aku akan membiarkanmu pergi setelah kau mem
Althon sudah tiba di kantor setengah jam sebelum waktu kerja dimulai. Akan tetapi, ia tidak melihat satu pun karyawan hingga satu jam kemudian. Para karyawan mulai muncul satu jam setelah waktu kerja. “Jadi, kau adalah petugas kebersihan yang baru?” ujar seorang pria kisaran tiga puluh tahunan, mengamati Althon dari ujung kepala hingga kaki. “Kau terbilang tampan dan gagah untuk seorang petugas kebersihan. Kau mungkin bisa bekerja sebagai model atau pria penghibur. Wajah tampan tidak berguna jika kau tidak memiliki uang dan kedudukan.”“Kau benar, Tuan.” Althon memang sependapat dengan ucapan pria itu karena ia mengalaminya selama bertahun-tahun.Pria bernama Jay itu tertawa. “Ikuti aku. Aku akan memperkenalkanmu pada pegawai yang lain. Aku harap kau bekerja dengan baik.”“Baik, Tuan.” Althon berjalan di koridor, mengamati para pegawai yang tampak santai di setiap ruangan. “Mereka mengobrol bahkan menonton film di jam kerja.”Jay menoleh sesaat, tertawa. “Aku memberitahumu suatu hal.
Seminggu berlalu dengan sangat lambat dan membosankan bagi Althon. Ia semakin kesal dengan sikap para pekerja di perusahaan ini dari hari ke hari. Mereka mengabai peraturan dan melakukan pekerjaan sesuai keinginan mereka. Akan tetapi, ketika lembaga pemerintah berkunjung, mereka berubah drastis menjadi pegawai teladan. Althon memeriksa kantor dan setiap ruangan setiap malam untuk mencari petunjuk dan bukti kejahatan para pegawai. Ia melakukan tugasnya tanpa bantuan Ali dan para pengawal. Mereka hanya memantaunya dari jarak jauh dan mendekat ketika ia membutuhkan bantuan dan berada dalam bahaya. Althon berusaha membina hubungan baik dengan Jay dan beberapa pegawai. Akan tetapi, mereka tampak menjaga jarak dengannya meski beberapa pegawai wanita terus menggodanya. Di saat yang sama, beberapa petugas kebersihan semakin tidak menyukainya dan mulai terang-terangan mengerjainya dengan mengotori hasil pekerjaannya, memfitnahnya hingga mengurungnya di toilet dan ruangan kantor. Althon mem
Para pendukung Brody seketika bersorak di saat Ray meringis kesakitan, sedangkan para pendukung Ray memaki sangat kencang, tidak menerima hasil pertandingan. “Sial!” Ray memegang tangannya. “Sampah itu mematahkan tanganku. Aku nyaris tidak bisa menggerakkan tangan kananku sekarang.”Kedua pendukung mulai berkelahi hingga beberapa barang terlempar. Gon memukul beberapa penonton yang menghalangi jalannya. Ia pergi menuju pintu keluar, mengamati Brody. “Aku akan kembali untuk merekrutmu, Brody.”Althon mengamati kepergian Gon, menoleh pada Brody. “Kau melakukan tugasmu dengan sangat baik. Aku ingin bertarung denganmu suatu saat nanti.”“Tutup mulutmu, brengsek!” Brody bernapas terengah-engah. “Kau membuatku kesulitan! Kau harus memberikan uang hadiah itu padaku!”“Beristirahatlah sekarang, Brody. Kau harus bersiap untuk berbincang dengan Ali dan yang lain,” ujar Althon seraya memberi tanda pada Ali.“Ah, jadi pemimpin para pengawas itu bernama Ali.” Brody tersenyum, terdiam saat Ali m
Ronny bergegas mengumpulkan seluruh anggota di gedung. “Ayahku baru saja mengirimkan pesan padaku. Dia sedang dalam perjalanan menuju Paulcity sekarang. Dia kemungkinan tiba sore nanti. Kita harus mempersiapkan keamanannya.”Para anggota Red Sting mengangguk, menyebar ke sekeliling. Mereka segera menghubungi anggota lain.Ronny menghubungi Gon, menendang kursi hingga terlempar dan hancur di lantai. “Dasar bajingan! Gon masih belum mengangkat panggilanku dan membalas pesanku! Apa yang sebenarnya sedang dia lakukan sekarang?”Ronny duduk di sofa, menenangkan diri. “Ayah pasti memiliki kabar penting sekarang. Aku senang dia datang, tetapi di saat yang sama, aku takut keadaan berubah menjadi kacau. Aku baru saja mendengar jika seseorang menyerang ayah setelah kepergianku dan yang lain dari Snowacity tempo hari.”Sementara itu, pertandingan antara Brody melawan Ray masih berlangsung. Para penonton semakin bersorak, tidak sabar menunggu pemenang pertandingan. Brody dan Ray sama-sama tidak i
Randy, Ronald, dan Max saling bertatapan. “Kami sejujurnya datang untuk mengunjungi mereka. Kami akan bertemu dengan mereka secepatnya,” jawab Randy. Linda menoleh ke samping. “Apa kau juga ingin bertemu dengan Alvin, Alicia?”Alicia sontak terkejut, mengepalkan tangan erat-erat. Ia mengingat bagaimana menyebalkan Linda saat di Pulau Mande. “Dasar wanita sialan! Aku pasti akan menamparnya jika dia bukan mantan guru sekolahku,” gumamnya geram. Randy, Ronald, dan Max sontak terperangah, mengamati seorang wanita bertopi bundar yang duduk di samping mereka. Alicia membuka topi, tersenyum. “Nona Linda, kau menggagalkan kejutanku. Aku ingin mengejutkan Randy, Ronald, dan Max.”“Astaga, aku benar-benar menyesal.” Linda tertawa. “Aku mengira jika Randy, Ronald, dan Max sudah tahu keberadaanmu, Alicia.”“Lupakan masalah itu, Nona Linda. Aku hanya bergurau.” Alicia terkekeh pelan, mengutuk Linda dalam hati. Linda mendapatkan sebuah panggilan, berdiri dari kursi. “Aku harus pergi sekarang.
“Alvin!” Kevin terus berteriak seraya melambaikan tangan. “Dia memang Alvin. Dugaanku selama ini ternyata tidak salah. Aku senang bisa bertemu dengannya.”“Tunggu!” Kevin mendekati sisi rooftop, mengamati sosok pria berseragam petugas kebersihan di rooftop samping lekat-lekat. “Alvin bekerja sebagai petugas kebersihan di gedung. Dia … tampaknya mengalami nasib yang sama denganku. Aku harus segera bertemu dan berbincang padanya.”“Kau tidak bisa melakukannya, Kevin,” ucap seorang pria di belakang Kevin, “masa hukumanmu akan bertambah jika kau melanggar peraturan.”Kevin sontak berbalik. “Aku mohon beri aku waktu untuk berbicara dengan temanku. Aku tidak akan melarikan diri. Aku hanya membutuhkan sedikit waktu. Aku mohon.”“Tidak.” Pengawal itu menolak. “Lakukan tugasmu dengan baik agar masa hukumanmu segera berakhir. Kau akan mendapatkan potongan masa hukuman jika kau bekerja dan berperilaku dengan baik.”Kevin mengepalkan tangan erat-erat, memejamkan mata. Ia nyaris gila bekerja sebag
Suasana restoran semakin ramai dari waktu ke waktu. Mobil-mobil terparkir di sisi jalan. Orang-orang terus berdatangan ke restoran, memadati halaman depan. Beberapa pejalan kaki berhenti untuk mengecek keadaan. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran mengawasi dari seberang jalan. Mereka tampak semakin kesal melihat keramaian restoran. Sepanjang mereka membuka restoran dan toko roti, mereka belum pernah mendapatkan pelanggan sebanyak itu. “Sial! Berandal itu mendapatkan banyak keuntungan hari ini! Orang-orang terus berdatangan ke restoran itu! Aku bahkan mendengar jika beberapa orang sengaja datang dari luar kota untuk melihat pertandingan.”Res mengentak trotoar, mendengkus kesal. “Sial! Ini membuatku sangat muak!”“Tenanglah, Res! Kita akan melihat kehancuran mereka sebentar lagi!” ujar seorang pemilik restoran meski ia tidak yakin dengan ucapannya sendiri. “Para berandal itu berhasil lolos dari rencana kita karena kita tidak melibatkan para pelanggan! Saat gas itu
“Ray berhasil memenangkan ronde kedua! Dia berhasil menyeimbangkan kedudukan!” teriak Althon seraya maju beberapa langkah. Ia melihat para penonton bersorak dan saling mencibir. “Brody dan Ray memiliki satu peluang lagi untuk menjadi pemenang!”Althon melirik Brody singkat. “Apakah Brody akan tetap menjadi si raja tanpa terkalahkan atau gelar itu akan lenyap saat Ray memenangkan pertandingan?”Ray tersenyum lebar, tertawa. “Aku tahu cara ini berhasil. Dia kehilangan fokus dan ketenangan setelah aku menceritakan sebuah cerita palsu! Aku tidak menyesal membayar beberapa orang untuk mencari informasi mengenai Brody.”Brody menunduk, mengamati kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya berkaca-kaca saat terbayang kenangan buruk mengenai ayahnya dan masa lalunya. “Aku sudah membunuh ayah? Aku sungguh menyesal!”Para pendukung Brody tampak kecewa hingga mencibir dan meneriakinya. Para pendukung Ray terlihat tertawa terbahak-bahak saat Brody hanya diam. “Lihatlah siapa pecundang di depank
“Ini adalah pertarungan adu panco, bukan pertarungan bebas! Tidak ada perkelahian saat pertandingan adu panco! Siapa yang memukul akan langsung didiskualifikasi!” teriak Althon. Brody dan Ray seketika berhenti, mundur selangkah, saling menatap tajam. Ray tersenyum bengis, “Aku berhasil memancing emosi sampah itu! Aku tahu cara ini akan berhasil. Akulah yang akan memenangkan pertandingan dan mendapatkan uang itu,” gumamnya penuh keyakinan.“Sial!” Brody menggigit bibir untuk menenangkan diri. “Si brengsek itu tahu kelemahanku. Aku tidak akan membiarkan seseorang menghina mendiang ayahku.” Para penonton tampak kecewa karena perkelahian batal. Mereka mencibir Althon dan seketika terdiam saat Ali dan para pengawal dalam baju petugas keamanan mendekati mereka.Althon mengamati Brody sesaat. “Baiklah, kita akan masuk ke babak kedua! Siapakah yang akan memenangkan pertandingan ini?”Brody dan Ray duduk di kursi masing-masing, saling menatap tajam. Mereka bersiap-siap untuk pertandingan ke
“Baiklah, aku akan menjelaskan peraturan pertandingan kali ini. Pertarungan akan berlangsung selama tiga babak. Peserta yang berhasil memenangkan dua pertandingan dari tiga pertandingan dinyatakan sebagai pemenang,” jelas Althon di atas panggung. Althon menoleh pada Brody dan si penantang. “Setiap peserta tidak boleh melakukan kecurangan. Peserta akan langsung didiskualifikasi jika terbukti curang.”“Apa kalian siap untuk melihat pertandingan adu panco? Apakah Brody berhasil mempertahankan gelarnya sebagai si raja tidak terkalahkan? Apakah si penantang yang akan menjadi pemenang dan menyabet gelar tersebut?”Para penonton bersorak heboh. Mereka meneriakkan nama Brody dan si penantang. Para pelayan tampak sangat sibuk melayani pembeli. Rudy dan Tessa semakin kesal karena mereka mendapatkan amukan dari beberapa pembeli. Di saat yang sama, Ton, Res, dan para pemilik restoran menjauh dari restoran, berkumpul di sebuah ruangan untuk membahas rencana.Brody dan si penantang sudah bersiap-
“Kau ... Brody?”Semua orang sontak terkejut, terutama Rudy, Tessa, dan para suruhan Ton dan para pemilik restoran. Brody mendadak muncul di tengah kerumunan penonton di saat semua orang menunggu kehadirannya dan menuduhnya melarikan diri.Althon tersenyum saat suasana menjadi sangat hening. Ia melihat keterkejutan di wajah semua orang. “Aku akan memberikan waktu bagi mereka untuk menyelesaikan keterkejutan mereka,” gumamnya.Brody tersenyum, menghadap semua pelanggan. “Siapa yang kalian panggil pengecut, brengsek? Siapa yang melarikan diri dari pertandingan?”Brody berdecak kesal, menatap tajam si penantang. “Dasar brengsek! Telingaku sangat panas setiap kali mendengar ocehan dan hinaan kalian padaku! Aku berusaha mati-matian agar penyamaranku tidak terbongkar.” Brody merenggangkan badan, melompat-lompat kecil. “Aku sudah siap untuk bertarung dan mempertahankan gelarku.”Para penonton tiba-tiba bersorak sangat heboh sembari bertepuk tangan. Rudy dan Tessa nyaris tidak berkedip saat